BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Perubahan fisik yang terjadi begitu cepat dengan pola kehidupan kota besar
memberikan pengaruh dalam perkembangan perkotaan Tangerang Selatan
secara keseluruhan yang meliputi pembangunan sarana dan prasarana fisik
seperti jalan, sekolah, perkantoran dan perdagangan mulai dari skala kecil,
sedang dan besar. Semakin maraknya fasilitas diatas dan fasilitas umum
lainnya, dibeberapa ruas jalan terjadinya kemacetan dan kepadatan
didaerah permukiman
Survey Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) merupakan perhitungan jumlah
arus lalu lintas yang melewati suatu ruas jalan untuk mengetahui volume
lalu lintas dan fluktuasinya yaitu jumlah arus lalu lintas (demand) jam
puncak (peak Hours) dan demand di luar jam puncak (Off Peak Hours)
pada suatu ruas jalan, selain itu dengan survey Lalu Lintas Harian Rata-
Rata (LHR) dapat melihat karakteristik lalu lintas dan mengukur tingkat
pelayanan suatu ruas jalan (Level Of Service). Oleh karena itu, diperlukan
Studi Penyusunan Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR), sehingga dalam
merencanakan, mendesain dan pengoptimalan ruas jalan dapat dilakukan
dengan baik.
MAKSUD DAN TUJUAN
Dalam pengumpulan data dari 34 (tiga puluh empat ruas) dilakukan pendekatan
dan metodologi antara lain:
1. Pengumpulan Data Sekunder/informasi yang ada dari instansi terkait berupa
peta jaringan jalan, inventarisasi jalan dan fungsi serta kewenangan jalan
serta data-data dukung lainnya.
2. Pengumpulan Data Primer berupa survey pendahuluan/inventarisasi ruas
jalan, survey volume lalu lintas terklasifikasi dan survey kecepatan
kendaraan.
3. Pengambilan data survey perhitungan lalu lintas pada masing-masing ruas
jalan mewakili karakteristik lalu lintas pada saat hari kerja dan hari libur
(sabtu/minggu).
4. Melakukan input data, rekapitulasi dan tabulasi hasil survey serta melakukan
pengolahan dan analisis data hasil survey baik data sekunder maupun data
primer. Penyajian data-data hasil survey dapat dilakukan dengan
menggunakan grafik/diagram dan kinerja ruas jalan diplot dalam satu peta
jaringan jalan.
5. Melakukan analisis kinerja lalu lintas atau tingkat pelayanan jalan
(Level Of Service atau LOS) berupan penentuan V/C ratio dan
kecepatan kendaraan.
BAGAN TAHAPAN METODOLOGI
Melakukan
Pengumpulan Pelaksanaan Melakukan
Persiapan
Pengumpulan input data,
Data perhitungan Analisis
Data Primer rekapitulasi
Sekunder lalu lintas kinerja lalu
dan tabulasi
lintas/LOS
LAPORAN AKHIR
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
TEORI MANAJEMEN LALU LINTAS
KLASIFIKASI JALAN
Sebagai pengukur dari jumlah arus lalu lintas yang digunakan adalah “volume”. Volume
lalu lintas menunjukan jumlah kendaraan yang melintas satu titik pengamatan dalam
satu satuan waktu (hari, jam, menit). Sedangkan satuan volume lalu lintas yang
umumnya dipergunakan sehubungan dengan penentuan jumlah dan lebar lajur adalah
Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR). Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) adalah volume
lalu lintas rata-rata dalam satuan hari.
Dalam perhitungan Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR), semua nilai arus lalu lintas (per
arah dan total) dikonversikan menjadi satuan mobil penumpang (smp) dengan
menggunakan ekivalensi mobil penumpang (emp) yang diturunkan secara empiris untuk
tiap tipe kendaraan
Ekivalensi mobil penumpang (emp) adalah faktor konversi berbagai jenis kendaraan
dibandingkan dengan mobil penumpang atau kendaraan ringan lainnya sehubungan
dengan dampaknya pada perilaku lalu lintas (untuk mobil penumpang dan kendaraan
ringan lainnya, emp = 1,0). Sedangkan satuan mobil penumpang (smp) adalah satuan
arus lalu lintas dimana arus dari berbagai tipe kendaraan telah diubah menjadi
kendaraan ringan dengan menggunakan emp.
TEORI MANAJEMEN LALU LINTAS
ARUS LALU LINTAS THD FLUKTUASI
LALU LINTAS
Bis Besar / Light Bus LB Bis dengan dua atau tiga gandar dengan jarak as 5,0-6,0 m.
Sepeda Motor / MC Sepeda motor dengan dua atau tiga roda (meliputi sepeda motor
Motorcycle dan kendaraan roda tiga sesuai sistem klasifikasi Bina Marga).
Kendaraan Tak Bermotor /Un Motorized UM Kendaraan bertenaga manusia atau hewan diatas roda (meliputi
sepeda, becak, kereta kuda dan kereta dorong sesuai sistem
klasifikasi Bina Marga). Catatan: Dalam manual ini kendaraan tak
bermotor tidak dianggap sebagai unsur lalu lintas tetapi sebagai
unsur hambatan samping.
TEORI MANAJEMEN LALU LINTAS
ARUS LALU LINTAS THD KAPASITAS JALAN
dimana :
C = kapasitas (smp/jam)
Co = kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas
FCsp = faktor penyesuaian pemisah arah
FCsf = faktor penyesuaian hambatan samping
FCcs = faktor penyesuaian ukuran kota
TEORI MANAJEMEN LALU LINTAS
ARUS LALU LINTAS THD DERAJAT KEJENUHAN
Dimana : DS = Q/C
DS = Derajat Kejenuhan (Degree of Saturation)
Q = Volume lalu lintas yang melewati suatu segmen jalan
per satuan waktu (smp/jam)
C = Kapasitas jalan (smp/jam)
TEORI MANAJEMEN LALU LINTAS
ARUS LALU LINTAS THD DERAJAT KEJENUHAN
BAB 4
GAMBARAN UMUM LOKASI
PETA ADMINISTRASI
KOTA TANGERANG SELATAN
KONDISI WILAYAH
Kondisi Wilayah
Luas : 147,19 Km2 (UU 51 Th. 2008)
7 Kecamatan : Serpong, Serpong Utara, Pondok Aren, Ciputat, Ciputat
Timur, Pamulang dan Setu
54 Kelurahan : 49 Kelurahan + 5 Desa
Ekosistem Wilayah
Bagian Utara : Perumahan, Pemukiman, Perdagangan & Industri
Bagian Barat : Industri, Pusat Pengembangan Teknologi & Pertanian
Bagian Tengah : Pusat Pemerintahan, Perdagangan dan Jasa
Bagian Timur : Pusat Pendidikan, Pemukiman dan Jasa
Bagian Selatan : Pusat Pendidikan, Perdagangan & Jasa
Wilayah Kota Tangerang Selatan yang merupakan wilayah penyangga
ibukota negara memiliki 3 pintu masuk utama yaitu jalan Tol BSD – Pondok
Indah, Tol JORR II Cinere - Kunciran dan Kereta Rel Listrik. Secara
keseluruhan, regionalisasi transportasi antara DKI Jakarta, Kota Tangerang,
Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, serta daerah lain di
sebelah Barat Kota Tangerang Selatan (Kota Depok dan Kabupaten Bogor)
dicirikan oleh arus lalu lintas yang sangat padat.
LOKASI SURVEY LHR
BAB 5
HASIL SURVEY
DATA GEOMETRIK JALAN
DATA GEOMETRIK JALAN
DATA VOLUME LALU LINTAS
DATA VOLUME LALU LINTAS
DATA ARUS LALU LINTAS TERHADAP
FLUKTUASI LALU LINTAS
DATA ARUS LALU LINTAS TERHADAP
FLUKTUASI LALU LINTAS
DATA ARUS LALU LINTAS TERHADAP
KOMPOSISI KENDARAAN
DATA ARUS LALU LINTAS TERHADAP
KOMPOSISI KENDARAAN
LAPORAN AKHIR
BAB 6
ANALISA & PEMBAHASAN
Hasil Perhitungan Arus Lalu Lintas
Terhadap LHR
Hasil Perhitungan Arus Lalu Lintas
Terhadap LHR
TEORI MANAJEMEN LALU LINTAS
ARUS LALU LINTAS THD FLUKTUASI
LALU LINTAS
dimana :
C = kapasitas (smp/jam)
Co = kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas
FCsp = faktor penyesuaian pemisah arah
FCsf = faktor penyesuaian hambatan samping
FCcs = faktor penyesuaian ukuran kota
ANALISA TERHADAP KAPASITAS JALAN
ANALISA TERHADAP KAPASITAS JALAN
TEORI MANAJEMEN LALU LINTAS
ARUS LALU LINTAS THD DERAJAT KEJENUHAN
Dimana : DS = Q/C
DS = Derajat Kejenuhan (Degree of Saturation)
Q = Volume lalu lintas yang melewati suatu segmen jalan
per satuan waktu (smp/jam)
C = Kapasitas jalan (smp/jam)
ANALISA TERHADAP DERAJAT KEJENUHAN
ANALISA TERHADAP DERAJAT KEJENUHAN
HASIL ANALISA TERHADAP
DERAJAT KEJENUHAN
Dari hasil perhitungan bisa dilihat bahwa pada saat ini
angka Derajat Kejenuhan pada ruas-ruas jalan di
Tangerang Selatan masih memenuhi standar yang
diisyaratkan, yaitu ± 0,75, dalam kategori kondisi lalu
lintas adalah “lancar” dan “kurang lancar”. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kapasitas jalan pada ruas-ruas jalan di
Tangerang Selatan, sudah memenuhi syarat untuk
melayani arus lalu lintas yang lewat. Tetapi ada beberapa
ruas jalan perlu mendapat perhatian khusus yaitu :
HASIL ANALISA TERHADAP
DERAJAT KEJENUHAN
Ruas-ruas jalan tersebut dalam kategori kondisi lalu lintas “macet” dengan
harga Tingkat Pelayanan F (11,8 %) . Dimana kondisi tingkat pelayanan F
adalah : arus lalu lintas tertahan pada kecepatan rendah, sering terjadi
kemacetan, sehingga terjadi antrian kendaraan yang panjang. Dalam hal ini
ruas jalan tersebut sudah tidak memenuhi syarat untuk melayani arus lalu
lintas yang lewat, sehingga perlu direncanakan alternatif pemecahan, salah
satunya yaitu dengan pelebaran jalan guna meningkatkan kapasitas jalan,
atau pengurangan hambatan samping seperti pembatasan parkir dan berhenti
sepanjang sisi jalan atau dengan melakukan pelebaran jalur dan bahu.
LAPORAN AKHIR
BAB 7
PENUTUP
KESIMPULAN
4. Dari hasil perhitungan bisa dilihat bahwa pada saat ini angka Derajat
Kejenuhan pada ruas-ruas jalan di Tangerang Selatan masih memenuhi
standar yang diisyaratkan, yaitu ± 0,75, dalam kategori kondisi lalu lintas
adalah “lancar” dan “kurang lancar”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kapasitas jalan pada ruas-ruas jalan di Tangerang Selatan, sudah
memenuhi syarat untuk melayani arus lalu lintas yang lewat. Tetapi ada
beberapa ruas jalan perlu mendapat perhatian khusus karena mempunyai
Nilai DS di atas angka 0,75 bahkan melebihi angka 1, yaitu : Jl. Raya
Serpong (Sinar Mas/Cilenggang – Simpang Empat Muncul), Jl. Jelupang,
Jl. Tegal Rotan, Jl. Cenderawasih, Jl. Cirendeu Raya, Jl. H. Taif. Dalam hal
ini ruas jalan tersebut sudah tidak memenuhi syarat untuk melayani arus
lalu lintas yang lewat, sehingga perlu direncanakan alternatif pemecahan,
salah satunya yaitu dengan pelebaran jalan guna meningkatkan kapasitas
jalan, atau pengurangan hambatan samping seperti pembatasan parkir dan
berhenti sepanjang sisi jalan atau dengan melakukan pelebaran jalur dan
bahu
REKOMENDASI