Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah Negara hukum. Sebagai negara hukum, tentunya penegakan hukum
yang tidak memihak telah diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
dimana semua orang diperlakukan sama di depan hukum. Untuk menerapkan Negara hukum,
Indonesia dituntut untuk dapat menerapkan prinsip-prinsip yang dijalankan oleh negara hukum.
Setiap manusia berhak memperoleh keadilan, baik itu dari masyarakat maupun dari negara.
Seperti yang tercantum dalam pancasila, sila ke-5 yang berbunyi : “keadlian bagi seluruh rakyat
Indonesia”. Hal ini sangat jelas bahwa seluruh rakyat indonesia berhak mendapat keadilan tanpa
terkecuali.

Dengan adanya aksi para mafia hukum yang tidak terlihat disambut banyak protes dan
kritik oleh masyarakat Indonesia.Maka dari itu, makalah ini dibuat untuk membahas
ketidakadilan diIndonesia yang tertuju pada keputusan hukum yang tidak setara dengan keadilan
sosial yang adil dan beradab. Yang menjadi permasalahan disini hukuman yang tidak setimpal
dengan kesalahan yang dilakukan dan tidak adanya rasa sosial yang tinggi terhadap sesama
warga Indonesia. Dan adanya perbedaan hukuman antara orang yang memiliki kedudukan
tinggi,pejabat dengan orang yang melakukan kesalahan dari kalangan bawah.Negara Indonesia
mempunyai pancasila yang harus di junjung tinggi agar keadilan hukum di Indonesia segera
terwujud tanpa memandang dari kalangan apapun karena setiap warga negara berhak
memperoleh perlakuan Hukum yang sama,yang harus diusahakan setiap saat oleh pemerintah
agar seluruh warga negara Indonesia mendapatkan kenyamanan hukum di Indonesia.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah arti Keadilan Hukum?

2. Contok kasus Ketidakadilan Hukum di Indonesia?

3. Bagaimana solusi mengatasi Ketidakadilan Hukum di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa pengertian hukum.

2. Untuk mengetahui contoh kasus ketidakadilan hukum di Indonesia.

3. Untuk mengetahui solusi mengatasi ketidakadilan hukum di Indonesia.

BAB II

2
ISI

2.1 Pengertian Hukum

Hukum adalah peraturan, ketentuan dan ketetapan yang telah disepakati oleh masyarakat
dan para penegak hukum, yang harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Hukum mengandung sanksi
tertentu untuk diterapkan pada para pelanggar hukum.Hukum juga merupakan sistem yang
terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan. dari bentuk
penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara
dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap
kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut
pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum,
perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan mereka
yang akan dipilih. Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari
pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam
kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan militer. filsuf Aristotle
menyatakan bahwa "Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik daripada dibandingkan
dengan peraturan tirani yang merajalela. Hukum menurut para ahli yaitu:

 Menurut R. Soeroso, Pengertian Hukum adalah himpunan peraturan yang dibuat oleh
yang berwenang yang berguna untuk mengatur tata kehidupan bermasyarakat yang
mempunyai ciri memerintah, melarang dan memaksa dengan menjatuhkan sanksi
hukuman bagi yang melanggarnya.

 Pengertian Hukum menurut Abdulkadir Muhammad adalah segala peraturan tertulis dan
tidak tertulis yang mempunyai sanksi yang tegas terhadap pelanggarnya.

 Wasis Sp mengatakan bahwa Hukum adalah seperangkat peraturan tertulis atau tidak
tertulis, dibuat oleh penguasa yang berwenang, mempunyai sifat memaksa, mengatur dan
mengandung sanksi bagi pelanggarnya, ditujukan pada tingkah laku manusia agar
kehidupan individu dan masyarakat terjamin keamanan dan ketertibannya.

3
Dari pengertian hukum yang diungkapkan para ahli hukum di atas, dapat kita tarik
kesimpulan bahwa Hukum adalah peraturan, ketentuan dan ketetapan yang telah disepakati oleh
masyarakat dan para penegak hukum, yang harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Hukum
mengandung sanksi tertentu untuk diterapkan pada para pelanggar hukum.

2.2 Contok kasus Ketidakadilan Hukum di Indonesia

Ada beberapa contoh kasus ketidakadilan yang terjadi di Indonesia, antara lain:

1) Kasus Nenek Minah

Pada 19 November 2009, nenek Minah (55) dihukum oleh PN Purwokerto selama 1
bulan 15 hari penjara dengan masa percobaan 3 bulan. Dia dinyatakan bersalah karena memetik
3 buah kakao di perkebunan milik PT Rumpun Sari Antan (RSA), Ajibarang, Banyumas. Selama
persidangan dengan agenda putusan berlangsung penuh keharuan. Bahkan ketua majelis hakim,
Muslih Bambang Luqmono SH, terlihat menangis saat membacakan vonis.

2) Kasus Susu Formula Berbakteri

Kasus bermula pada 15 Februari 2008 IPB memuat di website mereka tentang adanya
susu yang tercemar bakteri itu Enterobacter Sakazakii. Namun, pemerintah tidak membuka
nama-nama merek susu tersebut.

Lantas, salah seorang masyarakat, David Tobing, menggugat pemerintah atas sikap diam
tersebut. Pada 26 April 2010, Mahkamah Agung (MA) memerintahkan Menkes cs
mengumumkan ke publik nama-nama merek susu formula berbakteri tersebut. Bukannya
mematuhi perintah MA, Menkes cs selalu berkelit. Meski kasus ini juga telah masuk ke
parleman, hingga saat ini Menkes cs tetap bungkam.

3) Kasus Mantri Desa Misran


4
Mentri desa, Misran, dipidana penjara 3 bulan oleh PN Tenggarong tahun 2009. Dia
dihukum karena menolong orang tetapi dianggap salah karena bukan dokter. Putusan ini lalu
dikuatkan oleh PT Samarinda, beberapa waktu setelah itu. Akibat putusan pengadilan ini, 8
mantri memohon keadilan ke MK karena merasa dikriminalisasikan oleh UU Kesehatan. Lantas,
MK mengabulkan permohonan Misran pada 27 Juni 2011. Akibat dikabulkannya permohonan
ini, maka mentri desa di seluruh Indonesia boleh melayani masyarakat layaknya dokter atau
apoteker dalam kondisi darurat.

MK menilai pasal 108 ayat (1) UU No 36\/2009 bertentamgan dengan UUD 1945. Pasal
yang tidak mempunyai kekuatan hukum yaitu sepanjang frase ” … harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai peraturan perundangan,”.

4) Kasus Kriminalisasi Pemulung

PN Jakpus pada 3 Mei 2010 memvonis bebas Chairul Saleh seorang pemulung yang
dituduh memiliki ganja seberat 1,6 gram. Pria 38 tahun ini dipaksa mengakui memiliki ganja
oleh sejumlah oknum polisi ini. Orang nomor 1 di tubuh Polri waktu itu, Jenderal Polisi
Bambang Hendarso Danuri pun turun tangan untuk menindaklanjuti kasus dugaan rekayasa ini.
Dia langsung menelpon Kapolda Metro Jaya Irjen Wahyono untuk meminta kepastian adanya
rekayasa tersebut.

Dalam sidang disiplin Propam Polres Jakpus menjatuhkan hukuman kepada 4 polisi yang
terlibat dalam rekayasa kasus kepemilikan ganja terhadap pemulung Chairul Saleh ini. Kanit
Narkoba Polsek Kemayoran Aiptu Suyanto didemosi sedangkan penyidik Brigadir Rusli ditunda
kenaikan pangkatnya selama 1 tahun. Kemudian Aiptu Ahmad Riyanto ditunda kenaikan pangkat
selama satu tahun, serta dimutasi secara demosi. Dan untuk Brigadir Dicky ditempatkan ke
tempat khusus selama 7 hari.

5) Kasus Penjual Cobek

5
Penjual cobek miskin Tajudin harus meringkuk di penjara selama 9 bulan. Polsek
Tangerang Selatan menjebloskan Tajudin dengan tuduhan mengeksploitasi anak dengan cara
mempekerjakan mereka berjualan cobek, pada April 2016. Padahal, Tajudin hanyalah penjual
cobek miskin dari Bandung Selatan. Yang membantu menjual cobek adalah keponakan yang
putus sekolah. Mereka membantu untuk menyambung hidup.

Tudingan jaksa itu akhirnya terbantahkan dan Tajudin divonis bebas oleh PN Tangerang
pada Kamis (12/1). Tapi senyatanya, Tajudin baru menghirup udara bebas pada Sabtu (14/1)
siang setelah bisa keluar dari penjara, dikarenakan menunggu petikan putusan yang dibuat
hakim. Jaksa tidak terima dengan putusan itu dan mengajukan kasasi. Hingga hari ini, MA belum
memutuskan kasus itu.

6) Kasus Laundry Kiloan

Rose Lenny menyerahkan cucian kepada Rosmalinda pada Januari 2012. Tapi Rose tidak
kunjung mengambil baju itu lebih dari setahun. Biaya cucian Rp 78 ribu dengan ketentuan Rp
3.000 per kg. Pada awal 2013, Rose tiba-tiba menagih cuciannya dan Linda mengambil baju itu
sudah dalam keadaan rusak dan kotor karena setahun tak kunjung diambil.

Anehnya, Rose memperkarakan Linda hingga ke meja hijau. Linda awalnya tidak ditahan
polisi. Hingga akhirnya jaksa menjebloskan Linda ke penjara hingga 3 bulan lamanya. Tak
tanggung-tanggung, jaksa menuntut Linda selama 1 tahun penjara. Belakangan, Linda
dibebaskan PN Jaktim pada Oktober 2013 dan dikuatkan Mahkamah Agung pada November
2016.

Analisis Contoh Kasus:

Kalau melihat kasus Minah, dapat disimpulkan bahwa aparat penegak hukum
mengutamakan kepastian hukum dalam penegakan hukumnya tanpa memperhatikan rasa
keadilan. Penegakan hukum yang diartikan oleh para aparat penegak hukum yang menangani
6
kasus Minah adalah Penegakan hukum secara tekstual yaitu mengartikan perbuatan Minah
sebagai pencurian. Padahal kalau mau dihitung, harga buah kakao tersebut lebih murah
dibandingkan biaya perkara yang harus dikeluarkan untuk menangani kasus tersebut. Selain itu,
motif Minah adalah potret dari kemiskinan. Kalau ada yang mau dihukum, seharusnya Negara
karena tidak dapat menjalankan fungsinya yaitu mensejahterakan rakyat.

Minah divonis hukuman percobaan penjara 1 bulan 15 hari. Hakim sebagai pemutus
perkara mencoba menegakan hukum secara tekstual dimana ketika seseorang melanggar hukum
maka dia harus mendapatkan hukuman tanpa memperhatikan apa yang menjadi dasar si
pelanggar hukum. Menurut van Apeldoorn, hakim harus menyesuaikan (waarderen) undang-
undang dengan hal-hal yang konkrit yang terjadi di masyarakat dan hakim dapat menambah
(aanvullen) undang-undang apabila perlu. Hakim harus menyesuaikan undang-undang dengan
hal yang konkrit, karena undang-undang tidak meliputi segala kejadian yang timbul dalam
masyarakat. Untuk itu, diperlukan hakim yang progresif dalam memutus suatu perkara yaitu
dengan memperhatikan keberlakuan yuridis, sosiologis dan filosofis.

Berdasarkan pendapat Radbruch, dapat dikatakan bahwa seorang hakim dapat


mengabaikan hukum tertulis (statutarylaw/ state law) apabila hukum tertulis tersebut ternyata
dalam praktiknya tidak memenuhi rasa keadilan sebagaimana diharapkan oleh masyarakat
pencari keadilan. Namun, wajah peradilan Indonesia berangkat dari kasus Minah hanya
menitikberatkan pada aspek dogmatika atau statutory law bahkan seringkali hakim hanya
bertugas untuk menjadi corong undang-undang (la bouche de la loi) yang berakibat pada
penciptaan keadilan formal belaka bahkan seringkali menemui kebuntuan legalitas formal.

Penegakan hukum yang berkeadilan seharusnya sarat dengan etis dan moral. Penegakan
hukum seharusnya dapat memberi manfaat atau berdaya guna (utility) bagi masyarakat. Namun
disamping itu, masyarakat juga mengharapkan adanya penegakan hukum untuk mencapai
keadilan. Kendatipun demikian, terkadang apa yang dianggap berguna belum tentu adil, begitu
juga sebaliknya, apa yang dirasakan asil, belum tentu berguna bagi masyarakat. Namun perlu
diperhatikan bahwa di dalam menegakan hukum akan lebih baik diutamakan nilai keadilan. Hal
ini sesuai dengan penegakan hukum progresif menurut Satjipto Rahardjo.

7
Menurut Satjipto Rahardjo, pemikiran hukum perlu kembali pada filosofi dasarnya yaitu
hukum untuk manusia. Dengan filosofi tersebut, maka manusia menjadi penentu dan titik
orientasi hukum. Hukum bertugas melayani manusia, bukan sebaliknya. Oleh karena itu, hukum
itu bukan merupakan institusi yang lepas dari kepentingan manusia.

Seperti halnya kasus Minah tersebut, untuk mewujudkan keadilan bagi korban dan
pelaku, adalah baik ketika para penegak hukum berpikir dan bertindak secara progresif yaitu
tidak menerapkan peraturan secara tekstual tetapi perlu menerobos aturan (rule breaking) karena
pada akhirnya hukum itu bukan teks demi tercapainya keadilan yang diidamkan oleh masyarakat.

2.3 Solusi mengatasi Ketidakadilan Hukum di Indonesia

 Perlu adanya reformasi hukum yang dilakukan secara komprehensif mulai dari tingkat
pusat sampai pada tingkat pemerintahan paling bawah dengan melakukan pembaruan
dalam sikap, cara berpikir, dan berbagai aspek perilaku masyarakat hukum kita ke arah
kondisi yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tidak melupakan aspek
kemanusiaan.

 Sebaiknya penegakkan hukum menegakkan hukum dengan tegas sesuai dengan


kesalahan yang dilakukan tampa membedakan pihak satu dengan lainnya karena
kedudukan kita dihadapan hukum sama

 Kedua belah pihak harus menaati hukum sebagaimana mestinya dan ini tidak hanya bagi
penegak hukum saja tetapi seluruh warga negara indonesia.

BAB III

PENUTUP

8
3.1 Kesimpulan

Indonesia adalah negara hukum yang sudah disahkan dalam UUD Negara RI 1945 dan
semua warga negaranya sama di mata hukum. Tetapi pada kenyataannya hukum di Indonesia
belum sepenuhnya adil dan untuk mencari keadilan di Indonesia itu tidak mudah. Hal tersebut
terjadi karena terdapat beberapa aparat hukum yang seharusnya patuh dan menegakan hukum,
tetapi justru aparat hukum itu melanggar hukum.

Dari beberapa kasus yang terjadi di Indonesia dapat disimpulkan bahwa di Indonesia terjadi
ketidakadilan hukum antara pihak yang lemah dengan pihak yang kuat. Hal ini terjadi karena
kurang tegasnya penegak hukum dalam menjalankan tugasnya, sehingga menyebabkan semakin
lama kejahatan semakin meningkat dan pihak yang lemah selalu di rugikan. Ketidakadilan
hukum Indonesia niscaya telah memperburuk citra diri bangsa yang memang sudah rusak,
sekaligus menjajah bangsa sendiri. Jika ini terus berlanjut, tidak mengherankan bila dalam
beberapa tahun ke depan Indonesia akan semakin terpuruk.

3.2 Saran

Seluruh warga negara Indonesia harus menjunjung tinggi prinsip-prinsip hukum terutama
berpegang teguh pada pancasila yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
meningkatkan lagi kesadaran terhadap hukum dan patuh terhadap hukum agar tercipta keadilan,
kedamaian, dan kemakmuran tanpa merugikan satu pihak pun dalam pelaksanaannya. Keadilan
dalam hal apapun, akan membuahkan kedamaian dan kesejahteraan. Inilah inti kemaslahatan
bagi masyarakat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

9
https://www.google.com/search?
q=makalah+keadilan+hukum+yang+arti+ketidakadilan+hukumelum+merata&ie=utf-8&oe=utf-8

http://kumpulanmakalah94.blogspot.co.id/2015/11/keadilan-hukum-yang-belum-merata-di.html

http://anbfisipunpad13.blogspot.co.id/2014/11/faktor-dan-solusi-penegakan-hukum-di.html

10

Anda mungkin juga menyukai