Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 3

Pengantar Ilmu Hukum

Disusun Oleh:
Muhammad Iqbal
050230111

Program Studi Ilmu Hukum


Fakultas Hukum
Universitas Terbuka
2023
1. Telaah oleh saudara berdasarkan kasus di atas, Bagaimana agar sistem

hukum di Indonesia dapat bekerja dengan baik dalam penegakan HAM

Selengkap dan sebaik apapun peraturan perundang-undangan yang mengatur Hak

Asasi Manusia hanya akan bernilai bila dipraktekkan dalam kehidupan sehari-

hari. Adanya peraturan perundang- undangan sudah seharusnya dan sewajarnya

untuk dilaksanakan dan ditegakkan. Sistem peradilan yang tidak memihak dan

menjatuhkan hukuman kepada yang bersalah berdasarkan atas hukum yang benar

dan dijalankan sesuai dengan prosedur hukum yang benar. Hak asasi manusia

akan bisa berjalan dengan baik kalau setiap warga negara atau setiap manusia

menjalankan haknya dengan mengingat kewajiban-kewajibannya. Hak asasi

manusia akan berjalan dengan baik apabila setiap manusia menyadari bahwa ada

orang lain yang mempunyai hak yang sama dengan dirinya dengan kata lain

bahwa hak asasi manusia akan berjalan dengan baik apabila hak asasinya itu

dibatasi oleh hak asasi orang lain. Peraturan perundang-undangan adalah sebagai

tools of law enforcement bagi penegakkan Hak Asasi Manusia di Indonesia. Hak

asasi manusia akan lebih berjalan atau bisa dijalankan dengan lebih baik dalam

suasana perikehidupan bangsa yang demokratis, karena negara yang demokratis

senantiasa mendasarkan hukum dalam praktek kenegaraannya, senantiasa

menghormati hak-hak warga negaranya dan adanya partisipasi warga negara

dalam hal pengambilan kebijakan-kebijakan public. Kenyataan yang terjadi adalah

banyak terjadi diskriminasi dalam penerapan prinsip-prinsip Negara hukum yang

dilakukan oleh para aparat penegakkan hukum, hal ini menimbulkan

ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja aparat penegak hukum, dan dari


tumpukan kekecewaan tersebut, memunculkan sikap main hakim sendiri di dalam

masyarakat dalam mewujudkan rasa keadilan masyarakat. Hal ini menunjukan

bahwa aparat penegak hukum memegang peranan yang penting dalam

menumbuhkan kesadaran berhukum dalam masyarakat sekaligus menegakkan

prinsip-prinsip Negara hukum. Untuk itu, salah satu factor yang perlu mendapat

perhatian serius dalam mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap hukum

melalui kinerja aparat penegak hukum adalah, perlu adanya pembaharuan

perilaku dan moral para petugas penegak hukum dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya dalam menegakkan hukum tanpa adanya diskriminasi, selain

itu, peningkatan kesadaran hukum masyarakat juga perlu ditingkatkan.

2. Bagaimana jaminan Hak Asasi Manusia ditinjau dari sudut pandang

Hukum Tata Negara?

Hak asasi manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada setiap manusia sejak

lahir tanpa membedakan suku, agama, ras, jenis kelamin, atau status sosial. HAM

bersifat universal, tidak dapat dicabut, dan harus dihormati, dijunjung tinggi, dan

dilindungi oleh negara. Negara memiliki kewajiban untuk menjamin pemenuhan

HAM bagi seluruh warga negaranya melalui peraturan perundang-undangan dan

kebijakan publik yang sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi dan supremasi

hukum. Ditinjau dari sudut pandang hukum tata negara, jaminan HAM dapat

dilihat dari beberapa aspek seperti Jaminan HAM dalam UUD 1945 terutama pada

pasal 27 ayat (1), Pasal 28A-28J. Kemudian Jaminan HAM juga diatur dalam

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Undang-

undang ini mengatur tentang prinsip-prinsip, norma-norma, dan mekanisme


perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia, Undang-Undang Nomor 26

Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia, Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, ndang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan. Undang-undang ini mengatur tentang hak-hak

pekerja/buruh yang harus dihormati dan dilindungi oleh pemberi kerja, serikat

pekerja/buruh, dan pemerintah. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Undang-undang ini mengatur

tentang pencegahan, penindakan, dan perlindungan korban tindak pidana

perdagangan orang yang melanggar hak asasi manusia dan martabat kemanusiaan,

ndang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant

on Civil and Political Rights (Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan

Politik). Undang-undang ini mengatur tentang pengesahan perjanjian internasional

yang mengikat Indonesia untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-

hak sipil dan politik warga negara dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005

tentang Pengesahan International Covenant on Economic, Social and Cultural

Rights (Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya).

elain diatur dalam peraturan perundang-undangan, jaminan HAM juga harus

diwujudkan dalam praktik oleh semua pihak yang terkait, yaitu negara,

pemerintah, masyarakat, dan individu. Misal, melalui Peningkatan Kesadaran

Hukum, Mendorong partisipasi aktif dan konstruktif warga negara dalam

menuntut dan memperjuangkan hak-haknya, Membangun sistem hukum yang

adil, transparan, akuntabel, dan independent serta membentuk Lembaga negara

terkait yang berwenang dalam melindungi HAM


3. Analisis oleh saudara terkait konflik agraria yang terjadi di Indonesia

yang beririsan dengan HAM. Serta bagaimana upaya yang perlu

dilakukan dalam menyelesaikan konflik tersebut.

Konflik agraria dianggap terkait erat dengan hak asasi manusia lainnya, salah

satunya hak atas pangan. Keberadaan dan kepemilikan lahan menjadi salah satu

elemen penting dalam pemenuhan hak asasi manusia di Indonesia. Namun, dalam

pemenuhan hak tersebut muncul permasalahan di masyarakat terkait kepemilikan,

pengelolaan dan permasalahan lainnya. Konflik agraria bukanlah suatu yang baru

dan sudah terjadi sejak zaman kolonial, penyebab dari keberlanjutan konflik

agraria yang ditemukan oleh Komnas HAM adalah banyaknya mafia tanah yang

tidak tersentuh hukum. Dalam praktiknya, hal tersebut tidaklah terlepas dari

campur tangan oknum-oknum kepolisian. Yang di mana, konflik agraria menjadi

salah satu penyebab dari menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pihak

kepolisian, mayoritas masyarakat melaporkan pihak kepolisian dengan aduan

pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Di mana, oknum aparat kepolisian inilah

yang akan menjadi aktor utama dalam judul ini, oknum aparat kepolisian banyak

dijumpai dalam berbagai konflik agraria yang terjadi dari tahun ke tahun.

Tentunya hal ini menjadi pembahasan yang menarik untuk terus dipertanyakan,

mengapa, bagaimana dan tujuan apa yang membuat hal tersebut dapat menjadi

krusial di dalam sistem keamanan masyarakat. Konflik sengketa pertanahan di

Indonesia tidak hanya sekedar permasalahan agraria saja, karena sudah banyak

kepentingan lain yang menyebabkan konflik ini tumbuh subur dan menjadi hal

yang sangat kronis. Mafia tanah yang merupakan kejahatan pertanahan yang
melibatkan sekelompok orang untuk menguasai tanah milik orang lain secara

tidak sah atau melanggar hukum yang menimbulkan keresahan di dalam

masyarakat. Dalam situasi ini, upaya pencegahan, penanganan, dan penyelesaian

konflik harus benar-benar memperhitungkan berbagai aspek hukum untuk

menjamin kepastian hukum bagi seluruh warga negara. Namun pada faktanya,

kembali lagi pada praktik penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh oknum-

oknum penegak hukum untuk melindungi mafia tanah dalam konflik agraria.

Solusi Penyelesaian yang dapat dilakukan Hal ini dapat dilakukan dengan

penataan hak milik dan penataan akses serta memberikan kepastian hukum

terhadap kepemilikan tanah, namun nampaknya berbagai program yang

direncanakan hanyalah sebatas program yang masih belum menemukan titik temu

yang jelas. Menyelesaikan konflik pertanian merupakan salah satu tujuan

reformasi pertanian yang selalu didambakan oleh masyarakat. Melihat

sinkronisasi dan koherensi berbagai peraturan perundang-undangan pertanahan

dalam hubungannya dengan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yang mengatur tentang

sumber daya alam khususnya di bidang pertanahan, tanpa disingkap hubungannya

dengan Undang-undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960, adalah batas atas

hukum. Dari semua aturan hukum agraria, pembentukan Tim Percepatan

Penyelesaian Konflik Agraria (TPPKA) yang bertugas menerima pengaduan

kasus, menganalisis kasus, meninjau lapangan, mengadakan rapat koordinasi dan

membuat rekomendasi solusi, menunjukkan keseriusan pemerintah dalam

menangani konflik ini. poin terpenting yang harus digarisbawahi adalah

bagaimana peran pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat


sebagai pembela HAM dalam berbagai konflik agraria yang melibatkan

masyarakat secara langsung. Karena masyarakat di sini, khususnya masyarakat

adat selain memperjuangkan hak mereka sendiri tentunya mereka juga

memperjuangkan wilayah dan kawasan hutan yang sangat penting untuk

menyelamatkan lingkungan serta kehidupan makhluk hidup.

Menurut Undang-undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa kekuasaan

yudikatif di Indonesia dijalankan oleh lembaga Mahkamah Agung dan badan

peradilan yang berada dibawahnya serta Mahkamah Konstitusi, yang artinya

bahwa Kepolisan Republik Indonesia masuk dalam ranah lembaga yudikatif

dalam menegakkan hukum serta menjamin keamanaan dan rasa aman masyarakat

seperti yang tertuang dalam Undang-undang No. 39 Tahun 1999 Pasal 30 tentang

Hak Asasi Manusia (HAM) dan Undang-undang No. 26 Tahun 2000 tentang

Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM).

Sumber :
Ria Casmi Arrsa, Indikasi Kriminalisasi Pembela Ham Dalam Sengketa Agraria

File:///C:/Users/User/Downloads/Admin,+4-Ria.Pdf

Bagaimana Jaminan Hak Asasi Manusia Ditinjau Dari Sudut Pandang Hukum

Tata Negara Https://Www.Masa.Biz.Id/Bagaimana-Jaminan-Hak-Asasi-Manusia-

Ditinjau-Dari-Sudut-Pandang-Hukum-Tata-Negara/

Campur Tangan Aparat Kepolisian Dalam Konflik Agraria, Ririn

Oktavianahttps://Law.Uad.Ac.Id/Campur-Tangan-Aparat-Kepolisian-Dalam-

Konflik-Agraria/

Anda mungkin juga menyukai