Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KASUS PELANGGARAN HAM DI INDONESIA

“Kasus Kematian Marsinah”

Tugas Makalah
Diajukan ke Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Prima Nusantara
Sebagai pemenuhan penugasan kelompok mata kuliah “Etika dan Hukum Kesehatan”

Dosen Pengampu :
Bpk. Yogi Fernanda, SKM, M.Kes

Oleh :

Anda Warisya
(171012113201002)

PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Analisis Kasus
Pelanggaran HAM di-Indonesia" ini tepat pada waktunya. Dan disini saya mengambil salah
satu kasus pelanggaran HAM di Indonesia yaitu “Kasus Kematian Marsinah”.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak
dosen pengampu pada mata kuliah Etika dan Hukum Kesehatan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang salah satu penyelenggaraan atau cangkupan dari
mata kuliah Etika dan Hukum Kesehatan ini yaitu salah satunya, mengenai kasus
pelanggaran HAM dan penanganan seperti apa saja yang sudah terjadi di Indonesia bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Bukittinggi, 07 September 2020

Anda Warisya

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i

KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii

DAFTAR ISI .............................................................................................iii

BAB I : Pendahuluan

A. Latar Belakang ..............................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..............................................................................................1
C. Tujuan ..............................................................................................1

BAB II : Pembahasan

A. Kronologi ..............................................................................................2
B. Analisis ‘Kasus Marsinah’ ..............................................................................................3

BAB III : Penutup

A. Kesimpulan ..............................................................................................6
B. Saran ..............................................................................................6

REFERENSI ..............................................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara tentang Hak Asasi Manusia adalah membicarakan tentang hal penting yang
menjadi hak mutlak seseorang atau hak pribadi diri kita sendiri. HAM atau hak asasi manusia
ini sendiri merupakan kebebasan persamaan dalam kehidupan sebagai hak normatif yang
terdapat dalam individu diri masing-masing sebagai makhluk hidup.

Hak asasi manusia juga berarti hak-hak yang didasarkan atas kemanusiaan dalam setiap
individu. Untuk penerapannya ham sering kali dilanggar dan tidak begitu menjadi suatu
pertimbangan penting dalam bertindak dan bersikap. Padahal banyak hal kecil yang yang
tidak pernah terpikirkan namun menjadi bagian hak asasi manusia lain selain kita yang wajib
di perhatikan. Misalnya memaksakan orang lain agar setuju dengan pilihan dan pendapat kita.
Permasalahan ham sesungguhnya sangatlah luas oleh sebab itu perlu ada nya batasan masalah
sehingga makalah ini tidak meluas pembahasannya.

Salah satu kasus pelanggaran HAM yang menjadi sejarah yang terjadi di Indonesia
adalah, Kasus pembunuhan seorang Buruh wanita bernama Marsinah, yang bekerja di PT
Catur Putra Surya, yang dipimpin oleh Yudi Susanto.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari permasalahan ini adalah : “Bagaimana contoh kasus


pelanggaran HAM di Indonesia, serta penanganan yang telah dilakukan terhadap kasus
ini ?” Untuk makalah ini saya mengambil salah satu kasus pelanggaran HAM yang terjadi
di Indonesia, yaitu Kasus Kematian Marsinah.

C. Tujuan

Untuk mengetahui dan mempelajari mengenai pelanggaran HAM yang terjadi di


Indonesia, serta seberapa efektif-kah penegakan HAM diterapkan di Indonesia dilihat dari
penanganan dari contoh kasus yang pernah terjadi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

“Kasus Marsinah”

A. Kronologi

Marsinah adalah seorang buruh pabrik yang tinggal di Jawa Timur. Beliau juga
merupakan seorang aktivis yang cukup terkenal pada zaman Orde Baru. Pada tahun 1993,
Gubernur Jawa Timur mengeluarkan surat edaran yang berisi agar perusahaan di Jawa
Timur menaikkan upah buruh sebesar 20% dari gaji pokok. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidup para buruh dan mengurangi angka kemiskinan. Akan tetapi PT
tempat Marsinah bekerja, PT Catur Putra Surya, tidak terlalu setuju dengan himbauan ini.
Mereka menolak himbauan ini karena akan meningkatkan beban operasional pabrik dan
mengurangi margin keuntungan.

Akibatnya, Marsinah dan kawan-kawannya mogok kerja dan melakukan demonstrasi


pada tanggal 3 dan 4 Mei 1993. Selain berunjuk rasa, Marsinah beserta 13 perwakilan
buruh juga melakukan diskusi diplomatis dengan pihak pabrik. Mereka berharap bahwa
pihak perusahaan akan mampu untuk melihat manfaat dari menaikkan upah buruh.
Sayangnya, diskusi berjalan alot dan tidak mampu membuahkan hasil. Pada tanggal 5 Mei,
siang harinya, 13 teman Marsinah ditangkap Kodim Sidoarjo karena tuduhan menghasut
para buruh agar tidak masuk kerja dan mengadakan rapat gelap.

Mereka dipaksa untuk mengundurkan diri dan berhenti melakukan aksi-aksi melawan
perusahaan. Marsinah kemudian datang ke Kodim untuk menanyakan kondisi rekan-
rekannya. Malamnya, Marsinah menghilang tanpa kabar, teman-temannya bahkan tidak ada
yang tahu keberadaannya. Berdasarkan hasil penyelidikan perjuangan Marsinah mengalami
puncaknya pada tanggal 5 Mei 1993, yaitu ketika suatu malam dia diculik dan disiksa oleh
5 orang "algojo" PT CPS. Selama tiga hari tiga malam, teman-teman Marsinah
mencarinya, namun tidak berhasil ditemukan.

Marsinah baru ditemukan pada 9 Mei mayatnya ditemukan secara mengenaskan di


sebuah gubuk didaerah Nganjuk, sekitar 200 km dari tempatnya bekerja. Berdasarkan hasil

2
otopsi, Marsinah mengalami penyiksaan yang berat sebelum menghela nafas terakhirnya.
Hingga kini, kasus pembunuhan terhadap Marsinah belum juga dapat terbongkar.
Aparat membentuk tim terpadu dan mencokok 8 orang petinggi PT CPS.

Penangkapan ini dinilai menyalahi proses hukum lantaran dilakukan tanpa surat
penangkapan. Mereka disiksa untuk mengakui telah melakukan skenario
pembunuhan terhadap Marsinah. Pemilik PT CPS Yudi Susanto ikut dibekuk.
Setelah 18 hari berlalu, petinggi PT CPS baru diketahui sudah mendekam di Polda
Jatim.

Yudi Susanto divonis 17 tahun penjara sementara staf lainnya mendapatkan


vonis beragam mulai dari 4 hingga 12 tahun. Saat proses naik banding di Pengadilan
Tinggi Yudi dinyatakan bebas. Di tingkat kasasi, Mahkamah Agung membebaskan
para terdakwa dari segala dakwaan atau bebas murni. Banyak pihak yang
menyayangkan hal tersebut dan menduga adanyaa rekayasa penyelidikan.

B. Analisis

1. Penyebab

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, serta dikutip dari berbagai sumber/referensi.
Kasus kematian dari Marsinah ini terjadi akibat adanya tindakan demonstrasi serta mogok
kerja yang dilakukan oleh Marsinah dan kawan-kawan, yang merupakan buruh dari PT.
Catur Putra Surya. Dan disini Marsinah merupakan orang yang menjadi pemimpin dari
tindak demonstrasi ini.

Alasan dari demonstrasi yang Marsinah dkk lakukan yaitu bermula dari adanya surat
edaran Nomor 50 Tahun 1992 sesuai dengan instruksi Gubernur KDH TK I yang
berisi agar perusahaan di Jawa Timur menaikan upah buruh sebesar 20% dari gaji pokok,
dengan tujuan meningkatkan taraf hidup buruh. Pada aksi demostrasi tanggal 4 Mei 1993
tersebut Marsinah dkk menuntut kenaikan upah dari Rp 1.700 menjadi Rp 2.250. Dan hal
ini mendapatkan penolakan dari pihak perusahaan.

3
2. Penanggulangan

Dari referensi yang saya temukan dismpulkan bahwa, Selama tiga hari Marsinah
menghilang, rekan-rekan buruh berusaha mencari keberadaan Marsinah. Pada 8 Mei
1993 pagi, mereka dikejutkan dengan kabar Marsinah ditemukan tewas dengan
kondisi penuh luka di hutan kawasan Nganjuk. Jasad Marsinah dibawa ke RUmah
Sakit Umum Daerah Nganjuk untuk dilakukan autopsi. Dari hasil visum et repertum
yang dilakukan, ada luka robek teratur sebanjang 3 sentimeter di tubuh Marsinah.
Luka tersebut ditemui mulai dari dinding kiri lubang kemaluan hingga ke rongga
perut.

Jadi penanggulangan yang dilakukan yaitu adanya penyelidikan yang dilakukan


terhadap kasus ini, sehingga ditemukan nya jasad Marsinah setelah dinyatakan 2 hari
menghilang. Serta dilakukan nya autopsi pada jasad Marsinah yang menghasilkan fakta
bahwa Marsinah meninggal dunia karena dibunuh. Dan adanya penyidikan yang dilakukan
terhadap 8 orang petinggi PT CPS.

3. Intervensi

Intervensi atau tindakan yang dilakukan pada kasus Marsinah ini adalah :

a. Tindakan Pencarian Marsinah setelah dilaporkan menghilang.


b. Dilakukannya Otopsi setelah Marsinah ditemukan dalam keaadaan sudah
meninggal dunia.
c. Dilakukan Penyelidikan. Aparat membentuk tim terpadu dan mencokok 8
orang petinggi PT CPS. Penangkapan ini dinilai menyalahi proses hukum
lantaran dilakukan tanpa surat penangkapan.

4. Aspek Hukum

Didalam kasus ini mmerupakan HAM berat karena terpadat unsur yang
memunculkan pelanggaran HAM berat yakni pasal 9 UU No 26 Tahun 2000 “Unsur
Kejahatan Manusia” dan juga mengandung unsur pelanggaran hak asasi manusia. Dasar
hukum yang dilanggar pada sila ke-2 yaitu “kemanusiaan yang adil dan beradab”.

4
Didalamnya terdapat tindak kejahatan seperti pembunuhan, pemusnahan,
perbudakan, penyiksaan. Dan penganiayaan terhadap seseorang atau kelompok yang
didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin
yang telah diakui universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional

Dan juga dalam proses Penangkapan ini dinilai menyalahi proses hukum
lantaran dilakukan tanpa surat penangkapan. Mereka disiksa untuk mengakui telah
melakukan skenario pembunuhan terhadap Marsinah.

5. Pihak yang Terkait dalam “Kasus Marsinah”

Adapun pihak-pihak yang terkait dalam “Kasus Marsinah” berdasarkan berbagai


macam referensi yang saya temukan, yaitu :

a. 150 orang buruh yang ikut melakukan demonstrasi, dan 15 orang diantaranya yang
dipanggil untuk diberikan sanksi.
b. Perwira Kodim
c. 5 orang "algojo" PT CPS yang ditugas kan untuk menculik, menyiksa, hingga
membunuh Marsinah.
d. 8 Orang Petinggi PT CPS, dan diantarnya yaitu pemilik PT CPS Yudi Susanto
yang menjadi terdakwa dalam kasus ini.
e. Polda Jawa Timur dan Makamah Agung, dalam proses penyelidikan.
f. Dua orang yang terlibat dalam otopsi pertama dan kedua jenazah Marsinah,
Haryono (pegawai kamar jenazah RSUD Nganjuk) dan Prof. Dr. Haroen
Atmodirono (Kepala Bagian Forensik RSUD Dr. Soetomo Surabaya).

6. Keterkaitan Kasus Marsinah dengan Etika dan Hukum Kesehatan

Seperti yang telah dijabarkan diatas, berdasarkan sumber-sumber yang ada kita
dapat melihat banyak terjadi rekayasa dan ketidakadilaan dalam penanganan dan
penyidikan dari kasus kematian Marsinah itu sendiri, baik dari pihak aparat penyidik
dan lain-lain. Dan disini yang pihak yang benar-benar menyuguhkan fakta adalah pihak
rumah sakit atau Dokter yang melakukan outopsi terhadap jasad Marsinah. Dengan

5
tindakan dokter yang tidak merekayasa hasil outopsi maka disana kita dapat melihat
penerapan yang sesungguhnya dari etika profesi dibidang Kesehatan.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pembahasan dari makalah mengenai Pelanggaran HAM di Indonesia


ini adalah :

 Hak asasi manusia adalah hak dasar setiap manusia atau warga negara Indonesia
yang wajib di hormati dan tidak diperkenan untuk ditindas. Begitu juga sebaliknya
setiap warga negara memiliki tanggung jawab untuk menghormati dan menjunjung
kebebasan dan hak asasi orang lain.
 Hak asasi manusia adalah hak wajib yang diatur dan dilindungi, ditegakkan bahkan
diawasi oleh pemerintah dalam semua bidang dan ruang lingkup kehidupan
masyarakat atau setiap warganegara di Negara Indonesia.
 Segala bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh oknum, individu, maupun partai
apapun adalah merupakan tindakan yang melanggar hukum oleh sebab itu wajib di
berikan sangsi atas pelanggaran yang telah dilakukan tersebut.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat disimpulkan dan diberikan kepada pembaca sebagai
bentuk kontribusi terhadap materi atau pembahasan yang ada dimakalah adalah :

 Hendaknya setiap warga mampu mempertahankan dan menjaga hak asasi manusia
dirinya sendiri. Serta turut mendukung dan mensukseskan akan tegaknya hak asasi
manusia di dalam masyarakat tersebut.
 Menjaga hak asasi diri sendiri sama pentingnya dengan menjaga dan menghormati
hak asasi orang lain pula. Oleh sebab itu perlunya sosialisasi da upaya pemerintah
dan lembaga praktisi keilmuan tertentu yang peduli dan berupaya memberikan
pengetahuan tentang ham.
 Pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia
saat ini harus ditindaklanjuti da diberikan sangsi yang sesuai sebagai dasar
peneggakkan sumber hukum di Indonesia.

7
Referensi :

https://tirto.id/pembunuhan-buruh-marsinah-dan-riwayat-kekejian-aparat-orde-baru-cJSB

https://id.wikipedia.org/wiki/Marsinah

https://kumparan.com/m-misbah-q/kasus-marsinah-dalam-pelanggaran-ham

https://wartakota.tribunnews.com/2020/05/01/kisah-marsnah-yang-melegendadibunuh-dan-
disiksa-lima-orang-algojo-karena-kritis-membela-nasib-buruh

https://www.suara.com/news/2019/05/08/162721/26-tahun-berlalu-jejak-pembunuhan-
marsinah-pahlawan-buruh-masih-misteri?page=all

Anda mungkin juga menyukai