Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ISU DAN KASUS PELANGGARAN HAM

Guru mata pelajaran : Pa Ricky


Mata pelajaran : PKN

Disusun oleh:
MUHAMMAD ALFAHREZA
XII BDP

YAYASAN BANI ABDILLAH


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) AL BANA
KABUPATEN BOGOR
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas
karunia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa
menyelesaikan makalah bertema ISU DAN KASUS PELANGGARAN HAM. Tidak
lupa shalawat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang
syafaatnya akan kita nantikan kelak.
Adapun penulisan makalah bertema Isu dan Kasus Pelanggaran HAM ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Penulis
tidak hanya membahas konteks dari isu dan kasus Pelanggaran HAM tetapi juga
pengembangan teori-teori terkait.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta
membantu penyelesaian makalah. Harapannya, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca sekaligus menumbuhkan rasa cinta tanah air.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian
kalimat dan kesalahan. Meskipun demikian, penulis terbuka pada kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan makalah.

Bogor, 1 Oktober 2023

penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar
Belakang…………………………………………………………………
………. 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………. 1
1.3 Tujuan penelitian……………………………………………….. 1
1.4 Manfaat penelitian……………………………………………… 1
BAB II ISU DAN KASUS PELANGGARAN HAM................................ 3
2.1 Pengertian HAM………………………………………………... 3
2.2 Faktor isu pelanggaran HAM…………………………………... 3
2.3 Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia…………………………. 4
2.4 Faktor penyebab terjadinya kasus pelanggaran HAM………….. 5
BAB III PENUTUP....................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan dan
Saran……………………………………………………………... 7
A. Kesimpulan……………………………………………………………
………….. 7
B. Saran…………………………………………………………………
………………. 7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Isu pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Papua memiliki ukuran
ketegangan politik sangat tinggi. Hak asasi manusia secara jelas dapat dimaknai
sebagai hak-hak yang dimiliki seseorang karena keberadaannya sebagai manusia.
Hak-hak ini bersumber dari pemikiran moral manusia, diperlukan untuk menjaga
harkat dan martabat suatu individu sebagai seorang manusia. Dengan kata lain,
hak asasi manusia secara umum dapat diartikan sebagai hak-hak yang melekat
pada diri segenap manusia sehingga mereka diakui keberadaan tanpa membedakan
jenis kelamin, ras, warna kulit, bahasa, agama, politik kewarganegaraan, kekayaan
dan kelahiran.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengajukan pertanyaan penelitian:
1. Apa itu yang dimaksud dengan HAM ?
2. Apa saja faktor isu pelanggaran HAM di Indonesia?
3. Apa saja kasus pelanggaran HAM di Indonesia?
4. Apa saja faktor penyebab terjadinya kasus pelanggaran HAM di Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu HAM
2. Untuk mengetahui dan menganalisa faktor isu pelanggaran HAM di Indonesia
3. Untuk mengetahui dan menggali kasus pelanggaran HAM di Indonesia
4. Untuk menganalisa faktor penyebab terjadinya kasus pelanggaran HAM di
Indonesia
1.4 Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini memiliki manfaat antara lain:
1. Memberikan sumbangan bagi pengembangan studi Ilmu Hubungan
Internasional di masa mendatang
2. Memberikan informasi dan menjadi bahan kajian para peneliti Ilmu Hubungan
Internasional, serta pemerhati masalah-masalah Hak Asasi Manusia
antarnegara

iv
3. Memberikan informasi kepada akademisi dan praktisi yang mengambil
kebijakan dalam hubungan antarnegara dalam hal mengatasi konflik di suatu
daerah

v
BAB II
ISU DAN KASUS PELANGGARAN HAM

2.1 Pengertian HAM


Hak Asasi Manusia) adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia
sejak lahir. Dalam HAM tidak mengenal batasan umur, jenis kelamin, negara, ras,
agama maupun budaya. Keberadaan HAM tidak dapat diganggu gugat dan tidak
bisa dicabut karena merupakan anugrah yang dimiliki setiap manusia dari Tuhan
Yang Maha Esa.Setiap manusia pasti mempunyai hak asasi, akan tetapi hak asasi
yang dimiliki oleh manusia dibatasi oleh hak asasi manusia lainnya. Dengan
demikian tidak ada seorang pun yang diperbolehkan untuk melanggar hak asasi
orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, kamu tentu sering mendengar dan
melihat peristiwa-peristiwa seperti pembunuhan, pemerkosan, perampokan yang
disertai pembunuhan, penyiksaan, dan sebagainya. Semua peristiwa itu merupakan
peristiwa pelanggaran HAM.
2.2 Faktor isu pelanggaran HAM
Munculnya sebuah isu pelanggaran HAM dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu adanya ketidakpuasan sekelompok masyarakat, terjadinya peristiwa
dramatis, terjadinya perubahan sosial, dan kurang optimalnya kekuatan pemimpin.
Munculnya sebuah isu juga dikarenakan adanya kelompok pencipta isu. Isu-isu
HAM penting antara lain:
a. Aksi pembunuhan yang ilegal dan semena-mena; penahanan atau
pemenjaraan yang semena-mena
b. Tawanan politik
c. Pembatasan terhadap kebebasan berekspresi, pers, dan internet, termasuk
penyensoran dan pemberlakuan UU Hukum Pindana terkait fitnah
d. Gangguan terhadap kebebasan berkumpul secara damai; upaya korupsi yang
berat
e. Kurangnya investigasi dan akuntabilitas atas kekerasan terhadap perempuan
f. Kejahatan yang melibatkan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap kaum
lesbian, gay, biseksual, transgender, dan interseks
g. Serta pemberlakuan hukum yang mengkriminalisasi perbuatan seks sesama
jenis konsensual antara dua orang dewasa.
vi
2.3 Kasus pelanggaran HAM di Indonesia
Melihat catatan sejarah, banyak kasus pelanggaran HAM telah terjadi di
Indonesia. Berikut beberapa kasusnya, di antaranya:
a. Pemberantasan PKI (1965-1966)
Satu di antara peristiwa yang pernah terjadi ialah pemberantasan PKI pada
tahun 1965-1966, tepatnya tanggal 30 september 1965 yang dikenal sebagai
G30S/PKI. Peristiwa G30S/PKI terjadi karena terbunuhnya 30 jendral dan
Orde Baru menduga PKI ialah dalang dari semuanya.
b. Terbunuhnya Marsinah
Kasus pelanggaran hak asasi manusia yang pernah terjadi ialah peristiwa
terbunuhnya marsinah, seorang buruh pabrik. Peristiwa ini terjadi karena pada
3-4 Mei 1988, Marsinah bersama rekannya melakukan demonstrasi akibat
upah tidak dinaikan sesuai aturan gubernur Jawa Timur.
c. Tragedi Trisakti (1998)
Tragedi Trisakti merupakan peristiwa penembakan yang menewaskan
mahasiswa Trisakti pada saat demonstrasi menurunkan pemerintahan orde
baru. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 12 Mei 1998, ada empat
mahasiswa tewas yaitu Hendriawan Sie, Hery Hartanto, Hafidhin Royan, dan
Elang Mulia Lesmana.
d. Penculikan Aktivis 1997-1998
Kasus pelanggaran HAM yang tidak luput dari sejarah ialah penculikan
aktivis 1997-1998. Peristiwa ini dikenal sebagai penghilangan orang aktivis
pro demokrasi secara paksa di mana menewaskan satu orang, 23 hilang, 11
orang mendapat siksaan berat, dan 19 orang kehilangan kemerdekaan fisik.
e. Pembunuhan Munir
Pembunuhan Munir merupakan satu di antara peristiwa yang hinga kini
kasusnya belum terselesaikan. Munir merupakan satu di antara aktivis HAM
yang membela hak korban penculikan aktivis 1997-1998. Namun, pada 2004,
beliau tewas dalam pesawat tujuan Amsterdam akibat diracun.
f. Kasus Terbunuhnya Wartawan Udin dari Harian Umum Bernas (1996)
Wartawan Udin (Fuad Muhammad Syafruddin) adalah seorang wartawan dari
Harian Bernas yang diduga diculik, dianiaya oleh orang tak dikenal dan
akhirnya ditemukan sudah tewas.
vii
g. Peristiwa Aceh (1990)
Peristiwa yang terjadi di Aceh sejak 1990 telah banyak memakan korban, baik
dari pihak aparat maupun penduduk sipil yang tidak berdosa. Peristiwa Aceh
diduga dipicu oleh unsur politik di mana terdapat pihak-pihak tertentu yang
menginginkan Aceh merdeka.

2.4 Faktor penyebab terjadinya kasus pelanggaran HAM


Kasus pelanggaran HAM dapat terjadi karena beragam faktor pemicu, baik
internal maupun eksternal. Beragam penyebabnya ialah kondisi perilaku
seseorang, situasi negara hingga situasi lingkungan secara umum. Berikut beragam
faktor penyebabnya, di antaranya:
a. Tingkat Kesadaran Rendah
Satu di antara faktor penyebab internal kasus pelanggaran hak asasi manusia
ialah rendahnya kesadaran akan pentingnya HAM. Banyak orang tidak
memperhatikan perlindungan HAM karena merasa kepentingannya telah
terpenuhi.
b. Sikap EgoiS
Masih dari faktor internal, egois merupakan satu di antara penyebab paling
umum hilangnya hak seseorang. Sikap egois membuat pelaku merasa
kepentingan dirinya ialah yang utama sehingga kurang membuka diri terhadap
hak asasi orang lain.
c. Penyalahgunaan Kekuasaan
Penyebab pelanggaran HAM adalah penyalahgunaan kekuasaan yang kerap
dilakukan oleh elite politik demi melindungi kepentingannya, seperti
melenyapkan lawan politik. Adapun contohnya ialah korupsi dan genosida.
d. Sistem Hukum Tidak Berjalan
Faktor penyebab pelanggaran HAM selanjutnya ialah sistem hukum tidak
berjalan, seperti tidak tegasnya aparat penegak hukum dalam menindak pelaku
mengakibatkan kasus makin banyak terjadi.
e. Tingginya Perilaku Intoleransi
Kasus pelanggaran hak asasi manusia dapat dipicu karena tingginya intoleransi
di Indonesia sehingga mengancam stabilitas nasional. Sikap intoleransi meliputi
viii
membedakan ras, suku dan agama tertentu sehingga mengakibatkan
diskriminasi terhadap kelompok minoritas.

ix
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Setelah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan
bahwa Peradilan internasional baru akan digunakan jika penyelesaian melalui
peradilan nasional tidak berjalan dengan baik, sehingga pelaku dapat lolos dari
tuntutan. Jadi peradilan internasional diselenggarakan untuk mencegah pelaku
pelanggar Hak Asasi Manusia (HAM) lolos dari hukuman, karena tidak
efektifnya peradilan nasional. Pada prinsipnya peradilan internasional
merupakan pelengkap (complementary) dan hanya dibentuk jika mekanisme
penegakan melalui hukum nasional tidak dapat berjalan secara efektif. Untuk
kasus kejahatan terhadap kemanusiaan yang telah terjadi di Timor-Timur
seperti pembunuhan, penyiksaan, intimidasi, perkosaan, penculikan, deportasi
paksa, dan perbuatan-perbuatan lainnya di masa sekitar referendum 19999,
tidak menutup kemungkinan bagi mahkamah pidana internasional untuk
melaksanakan kompetensi dan yurisdiksinya tersebut kasus ini, karena
faktanya telah terpenuhi persyaratan materiil yang ditetapkan oleh statute
Roma.
B. Saran
Pada saat ini setiap Negara dituntut untuk dapat menyelenggarakan
peradilan HAM secara efektif. Demikian pula pembentukan pengadilan HAM
di Indonesia diharapkan dapat efektif dalam penyelesaian kasus-kasus
pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. Dengan demikian penyelesaian
kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia, khususnya kasus pelanggaran
HAM yang terjadi di Timor-Timur yang pelakunya adalah warga Negara
Indonesia cukup diselesaikan melalui peradilan nasional Indonesia. Mengingat
peradilan internasional PBB dibentuk melalui resolusiresolusi Dewan
Keamanan PBB, maka hubungan timbale balik dengan Negara-negara anggota
tetap Dewan Keamanan PBB juga akan mempengaruhi perlu tidaknya
dibentuk peradilan internasional bagi pelanggaran HAM di Timor-Timur. Oleh
karena itu Indonesia perlu meningkatkan hubungan baik dengan anggota-
anggota .
x
DAFTAR PUSTAKA

Atmasasmita, Romli, Pengantar Hukum Pidana Internasional, Bandung, Refika


Aditama, 2000.
Bassiouni, M. Cherif, Crimes Against Humanity in Internasional Criminal Law,
Hague, Kluwer Law Internasional, 1999.
Kelsen, Hans, Principles of International Law, 1952.
Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM), Dimensi-dimensi HAM pada
Administrasi Keadilan, Jakarta, 2000.
---------------------, Mengenal, Mahkamah Pidana Internasional dalam Tanya
Jawab, 2000.
Robertson Qc., Geaffrey, Kejahatan Terhadap Kemanusiaan, Perjuangan untuk
Mewujudkan Keadilan Global, terjemahan, Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia, Jakarta, 2000.
Haus Timor-Timur dan akibatnya,” Aktivis HAM dan Pemerintah beda
pendapat Soal Komisi Ahli”.
Perjanjian-Perjanjian Internasional
Convention Against Torture and Other Cruel, In Human and Degrading
Treatment or Punishment, 10 Desember 1984.
Genocide Convention
Internasional Criminal Tribunal for Rwanda (ICTR) Statute
Internaional Criminal Tribunal for The Former Yugoslavia (ICTY)
Internasional Covenant on Civil and Political Rights, 1966
Internasional Covenant on Economic Social, and Kultural Rights, 1966
Rome Statue of the Internasional Kriminal Court, UN DOC o. A/CON.183/9 (July
17,1998), 37 IL. M.1999.
Statute of the International Criminal for the Prosecution of Person Responsible for
Genocide and Other Serious Violations of International Humanitarian Law
Genocide and Other Suci Violations Commitedd in Territory of
Neighbouring States.
Universal Declaration of Human Rights, 1948.

xi

Anda mungkin juga menyukai