Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Kasus Pelanggaran HAM “Haringga Sirla”


Korban Rantai Kebencian oleh Fanatisme Suporter Bola

Dosen Pengampu :

WAHYUNI,SH, M.Hum

Disusun oleh :

 Dandy Rizky Nurtanto (18.05.52.0128)


 Dimas Aland Pradana (18.05.52.0098)
 Rafikul Izza Febrian (18.05.52.0087)

UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT hingga saat ini masih memberikan nafas
kehidupan dan anugerah akal, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini
dengan judul “Haringga Sirila, Si Korban Rantai Kebencian Fanatisme Suporter Bola” tepat
pada waktunya. Terimakasih pula kepada semua pihak yang telah ikut membantu hingga dapat
disusunnya makalah ini.

Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Pancasila. Dalam makalah ini membahas tentang Hubungan antara HAM dan Pancasila, Alasan
tewasnya korban pengeroyokan Suporter Persib, memahami Sanksi bagi pelanggar HAM dan
Implementasi HAM bagi kehidupan sesuai norma Pancasila. Akhirnya saya sampaikan terima
kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi diri saya sendiri dan khususnya pembaca pada umumnya.

Akhirnya, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan dari para
pembaca guna peningkatan kualitas makalah ini dan makalah-makalah lainnya pada waktu
mendatang.

Semarang, 1 Oktober 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………… i
.......

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………... 1


B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………….. 1
C. Tujuan Penulisan ………………………………………............................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Hubungan HAM dan Pancasila …………………………………………………….. 4


B. Penyebab Pelanggaran HAM ………………………………………………………. 6
C. Kronologi dibalik Peristiwa Haringga Sirila………………………………………… 10
D. Jenis & Sanksi bagi Pelanggar HAM……….………………………………………. 12
E. Implementasi HAM sesuai Pancasila……………………………………………….. 15

BAB III PENUTUP

A. Simpulan …………………………………………………………………………… 17
B. Saran ……………………………………………………………………………….. 17

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………… 18


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada zaman Globalisasi saat ini banyak pengaruh dari luar ke dalam yang baik maupun
yang buruk. Sebagai bukti masyarakat sudah terpengaruh dengan kebiasaan yang seharusnya
tidak patut dilakukan oleh bangsa kita. Sudah banyak masyarakat yang lupa akan landasan
negara kita sebagai ideologi dasar bagi negara Indonesia yaitu Pancasila. Sebagai rakyat
Indonesia, Pancasila merupakan pedoman hidup kita. Pada kenyataannya, saat ini masyarakat
Indonesia sudah lupa akan pelaksanaan ideologi dasar negara kita. Dari pejabat-pejabat hingga
rakyat kalangan menengah kebawah sudah banyak yang tidak peduli lagi akan ideologi dasar
negara ini.Maka dari itu Pancasila sebagai ideology dasar bagi negara Indonesia harus diketahui
dan diterapkan oleh seluruh warga negara Indonesia.
Dengan demikian warga negara Indonesia mengerti dan meyakini Pancasila sebagai pedoman
hidup bangsa dan mengamalkan Pancasila tersebut dalam setiap langkah mereka.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Hubungan antara HAM dan Pancasila?
2. Mengapa terjadi Pelanggaran HAM?
3. Bagaimana kronologi kasus Tewasnya Haringga Sirila?
4. Apa saja Jenis & Sanksi bagi pelanggar HAM?
5. Bagaimana Implemantasi HAM bagi kehidupan bermasyarakat sesuai dengan Pancasila?

C. TUJUAN
Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Hubungan antara HAM dan Pancasila
2. Untuk menjelaskan mengapa terjadi pelanggaran HAM
3. Untuk memahami Kronologi peristiwa tewasnya Haringga Sirila
4. Untuk menyebutkan Jenis & Sanksi bagi pelanggar HAM
5. Untuk menjelaskan Implemantasi HAM bagi kehidupan sesuai Pancasila
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hubungan antara HAM dan Pancasila

Pancasila secara umum dipahami mengandung arti lima dasar. Kelima dasar ini adalah
jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta
membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur. Pengakuan atas eksistensi Pancasila ini bersifat imperatif atau
memaksa. Artinya, siapa saja yang berada di wilayah NKRI, harus menghormati Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan
masyarakat dan negara Republik Indonesia.

Di sisi lain ada HAM, yaitu hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal
dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Menurut
Oemar Seno Aji (1966), HAM adalah hak yang melekat pada diri manusia sebagai insan ciptaan
Allah SWT, sepeti hak hidup, keselamatan, kebebasan dan kesamaaan sifatnya tidak boleh
dilangar oleh siapapun dan seolah-olah merupakan holy area. Sementara itu, menurut Kuncoro
(1976), HAM adalah hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya dan tidak dapat dipisahkan
dari hakikatnya. G.J.Wollhof menambahkan, “HAM adalah sejumlah hak yang berakat pada
tabi’at setiap pribadi manusia, dan tidak dapat dicabut oleh siapapun.”

HAM dalam Pancasila sesunguhnya telah dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945
yang kemudian diperinci di dalam batang tubuhnya yang merupakan hukum dasar, hukum yang
konstitusional dan fundamental bagi negara Republik Indonesia. Perumusan alinea pertama
Pembukaan UUD membuktikan adanya pengakuan HAM ini secara universal. Ditegaskan di
awal Pembukaan UUD itu tentang hak kemerdekaan yang dimiliki oleh segala bangsa di dunia.
Oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.
Hubungan antara Pancasila dan HAM di Indonesia dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Sila Ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama ,
melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan agama. Sila tersebut
mengamanatkan bahwa setiap warga negara bebas untuk memeluk agama dan
kepercayaannya masing-masing. Hal ini selaras dengan Deklarasi Universal tentang
HAM (Pasal 2) yang mencantumkan perlindungan terhadap HAM

2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga negara pada
kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama
untuk mendapat jaminan dan perlindungan undang-undang. Sila Kedua,
mengamanatkan adanya persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban
antara sesama manusia sebagaimana tercantum dalam Pasal 7 Deklarasi HAM PBB
yang melarang adanya diskriminasi.

3. Sila Persatuan Indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara warga


Negara dengan semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan
Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan, hal ini sesuai dengan prinsip HAM
Pasal 1 bahwa Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak
yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama
lain dalam persaudaraan.

4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /


perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat
yang demokratis. Menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat
yang dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, ataupun intervensi yang membelenggu
hak-hak partisipasi masyarakat. Inti dari sila ini adalah musyawarah dan mufakat dalam
setiap penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan sehingga setiap orang tidak
dibenarkan untuk mengambil tindakan sendiri, atas inisiatif sendiri yang dapat
mengganggu kebebasan orang lain. Hal ini sesuai pula dengan Deklarasi HAM.

5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengakui hak milik perorangan dan
dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya
pada masyarakat. Asas keadilan dalam HAM tercermin dalam sila ini, dimana keadilan
disini ditujukan bagi kepentingan umum tidak ada pembedaan atau diskriminasi antar
individu.
B. Penyebab Pelanggaran HAM

 Faktor Internal Penyebab Pelanggaran HAM

Faktor internal penyebab terjadinya pelanggaran HAM diartikan sebagai sesuatu yang ada dalam
diri seseorang yang menjadi pemicu bagi dirinya untuk melakukan tindakan pelanggaran HAM
terhadap orang lain. Faktor internal tersebut terdiri dari 10 item, yaitu:

 Sifat Egois : Faktor internal yang pertama adalah timbulnya sifat egois dalam diri
seseorang. Sifat ini akan membuat seseorang hanya memikirkan perasaannya sendiri
dan mengabaikan perasaan orang lain. Akibatnya adalah orang tersebut sangat
berpotensi melakukan tindakan pelanggaran HAM.

 Sifat Individualis : Hampir sama dengan sifat yang pertama di atas, faktor internal
yang kedua adalah adanya sifat individualis. Orang-orang yang memiliki sifat ini
sebagian besar tidak senang melakukan sosialisasi, mereka cenderung penyendiri.
Sehingga, tidak timbul pikiran untuk mengutamakan kepentingan umum. Sifat ini
selanjutnya memunculkan perasaan bebas untuk melakukan apapun tanpa
memperdulikan orang lain, salah satunya adalah melakukan perbuatan yang
melanggar hak asasi manusia.

 Kondisi Psikologis Pelaku : Kondisi psikologis dari pelaku ikut menjadi faktor
pendorong terjadinya pelanggaran HAM. Hal-hal yang termasuk dalam faktor ini
seperti, pelaku dalam keadaan gila atau kurang waras sehingga ia tidak sadar dengan
apa yang dilakukannya. Atau bisa juga pelaku dalam keadaan tertekan karena
masalah tertentu.

 Intoleransi : Pada umumnya, pelaku pelanggaran HAM menunjukkan ciri-ciri


intoleransi atau sifat yang tidak memiliki toleransi terhadap orang lain. Sifat ini
cenderung akan mendorong seseorang untuk bertindak berlebihan. Apalagi, jika
menghadapi suatu masalah, meski itu hanya masalah kecil yang mungkin dilakukan
oleh orang lain.

 Pendendam : Seseorang bisa saja terdorong untuk melakukan perbuatan pelanggaran


HAM karena adanya dendam masa lalu terhadap orang yang menjadi korban
pelanggaran tersebut.

 Tidak ada Empati : Tidak adanya rasa empati membuat pelaku tidak merasa
bersalah untuk melakukan pelanggaran HAM. Sedikitpun tidak ada rasa kepedulian
terhadap orang lain sehingga nilai-nilai kemanusiaan menjadi tidak berarti.
 Tidak ada Kesadaran tentang HAM : Kesadaran yang dimaksud disini adalah
kesadaran tentang pentingnya menghormati hak asasi manusia. Bahkan, ada juga
pelaku yang tidak tahu sama sekali apa itu HAM dan pelanggaran terhadap akan
diganjar hukuman.

 Pandangan HAM yang Keliru : Berbeda dengan yang di atas tadi, pelaku yang ini
tahu tentang adanya HAM, hanya saja memiliki pandangan HAM yang keliru.
Bahkan, HAM tersebut diartikan dengan semau gue atau menurut pandangannya
sendiri yang berbeda dengan pemahaman yang berlaku umum.

 Tidak Menghormati Harkat dan Martabat Manusia : Akibat dari tidak adanya
rasa penghormatan kepada harkat dan martabat manusia, membuat pelaku dapat
dengan mudah melakukan perbuatan pelanggaran HAM. Pelaku tidak pernah
memikirkan pentingnya menjunjung tinggi kemanusiaan, sehingga seenaknya saja
melakukan pelanggaran terhadapnya.

 Diskriminasi : Biasanya, seseorang berubah menjadi pelaku pelanggar HAM karena


adanya tindakan diskriminasi yang pernah diterimanya dari orang-orang disekitar,
seperti teman, saudara, atau orang tua.

 Faktor Eksternal Penyebab Pelanggaran HAM

Selain faktor internal di atas, ada juga faktor eksternal yang menjadi penyebab terjadinya
tindakan pelanggaran HAM. Sekurang-kurangnya, faktor ini terdiri atas 5 item, yaitu:

 Ketidaktegasan Hukum dan Aparatnya : Hukum yang telah dibuat sejatinya harus
ditegakkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun, pada kenyataannya hukum
tersebut tidak dijalankan. Para aparat hukum, seperti polisi, jaksa, dan hakim yang
seharusnya bertugas untuk mengawal dan melakukan penegakan hukum tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Akibatnya, tidak ada tindakan tegas terhadap segala
bentuk pelanggaran HAM. Hal ini akan membuat pelaku pelanggaran HAM tidak
takut sehingga dapat dengan mudah melakukan perbuatan tersebut.

 Struktur Politik & Sosial Membuat Terjadinya Pelanggaran HAM : Terjadinya


kesenjangan politik dan sosial yang terjadi pada suatu negara dapat memicu
terjadinya pelanggaran HAM. Kondisi ini dapat berbentuk tata kelola pemerintahan
yang salah dan terkesan abai dengan segala hal yang terjadi di masyarakat.

 Kesenjangan Ekonomi : Terdapat jarak yang begitu lebar antara si kaya dan si
miskin, dimana si kaya memperlihatkan gaya hidup mewah dan menghamburkan
uang, sedangkan si miskin yang berada disekitarnya menderita kelaparan. Hal ini
rawan menimbulkan tindakan kejahatan yang berujung pada perbuatan pelanggaran
HAM.
 Kurangnya Sosialisasi tentang HAM : Poin ini merupakan benang merah dari
faktor internal di atas, dimana pelaku pelanggaran HAM tidak tahu atau tidak
mengerti tentang HAM karena minimnya sosialisasi tentang HAM yang seharusnya
dilakukan oleh pihak-pihak berwenang.

 Penyalahgunaan Teknologi : Teknologi pada kenyataannya tidak hanya


memberikan dampak positif saja, tetapi akan menimbulkan hal-hal negatif jika
digunakan tidak sesuai dengan peruntukannya. Integrasi besar-besaran menggunakan
komputerisasi sekarang melahirkan munculnya jenis kejahatan baru, yakni tindakan
pembobolan elektronik dan sabotase. Selain itu, kemajuan industri yang kurang
memperhatikan lingkungan juga menjadi faktor penyumbang rusaknya lingkungan.
Akibatnya, akan mengancam kesehatan banyak manusia. Tindakan ini juga termasuk
ke dalam bentuk pelanggaran HAM.

C. Kronologi Dibalik Tewasnya Haringga


Jakarta, IDN Times - Lagi-lagi olah raga sepak bola menelan korban jiwa. Kembali
peristiwa itu berulang saat digelar pertandingan Persib Bandung kontra Persija Jakarta. Korban
bernama Haringga Sirila, warga Cengkareng, Jakarta Barat, yang merupakan suporter Persija
atau The Jakmania.

Kepada sang ibu, Haringga mengaku pamit untuk menemui temannya di Bandung. Sang ibu,
Mira, tidak menyangka putranya akan menonton pertandingan Persija kontra Persib, lantaran
tidak mengenakan atribut Persija.

Menurut Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Yoris Maulana, pengeroyokan terjadi di


Gerbang Biru area parkir bagian utara stadion sekitar pukul 13.00 WIB. Artinya, laga Persib
Bandung VS Persija Jakarta belum juga dimulai.

Namun, oknum Bobotoh melihat identitas Haringga yang berasal dari Jakarta. Alhasil, ia
menjadi target pengeroyokan.

"Identitas korban inisial namanya S, asalnya dari Jakarta. Pada saat itu korban akan memasuki
lapangan (stadion) ternyata diketahui oleh beberapa Bobotoh, bahwa yang bersangkutan berasal
dari Jakarta. Sehingga terhadap korban dilakukan penganiayaan yang mengakibatkan luka dan
sudah meninggal dunia," ujar Yoris kepada media pada Minggu malam (23/9).

Lalu, apa motif para pelaku tega mengeroyok Haringga hingga tewas? :

 Haringga tewas akibat mengalami luka di bagian kepala

Yoris mengatakan, berdasarkan kamera pengawas, Haringga tewas akibat mengalami


luka di bagian kepala.

"Kalau kami lihat di CCTV, ada yang menggunakan sajam (senjata tajam), benda
tumpul, kayu, dan sebagainya. Ini sudah kami lakukan penyitaan," ujar dia.

Yoris mengaku belum mengetahui motif para pelaku menyerang Haringga. Jenazah
korban sudah diambil manajemen suporter Persija sekitar pukul 04.00 WIB.
Sebelumnya, jenazah disemayamkan di RS Sartika Asih.

 Haringga sempat meminta pertolongan pada pedagang bakso di lokasi kejadian


Dari video yang viral di media sosial mengenai peristiwa pengeroyokan, terlihat
Haringga sempat meminta pertolongan kepada pedagang bakso yang berjualan di
dekat Stadion GBLA Bandung. Namun, ia tetap diseret oknum Bobotoh hingga
menjadi bulan-bulanan.

 Polisi sudah menangkap 10 oknum Bobotoh terduga pelaku pengeroyokan


Haringga

Yoris mengatakan terduga pelaku ditangkap tak lama usai pengeroyokan terjadi.
Sejauh ini, sudah ada 10 orang yang dimintai keterangan, sebanyak lima orang di
antaranya sudah mengakui perbuatannya. Polisi juga sudah memeriksa delapan saksi.

"Sekarang, sedang dilakukan pemeriksaan secara intensif dan masih diperiksa. Kami
akan menyimpulkan usai pemeriksaan 1X24 jam," kata dia.

Kepolisian, menurut Yoris, juga akan memeriksa rekaman kamera pengawas di area
stadion, untuk mengumpulkan informasi tambahan.

"Kami juga akan mempelajari CCTV untuk melakukan penangkapan dan


mengidentifikasi para pelaku yang lain," Yoris menambahkan.

Kenapa olah raga yang harusnya mengajarkan nilai-nilai sportifitas justru melahirkan
kebrutalan? Ada apa ya guys?

D. Jenis & Sanksi Pelanggaran HAM Berat


 Jenis Pelanggaran HAM Berat :

 Genosida
Menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok
bangsa,ras,atau kelompok agama dengan cara:

a) membunuh anggota kelompok


b) pederitaan fisik, mental yang berat
c) menciptakan kondisi yang bisa menghabiskan kelompok tertentu
d) memaksakan tindakan mencegah kelahiran
e) memindahkan anak–anak dari satu kelompok kekelompok lain secara
paksa.

 Sistematik
Kejahatan kemanusiaan ( orang sipil ) secara sistimatis seperti:

a) pembunuhan
a) perbudakan
b) pemusnahan
c) pengusiran secara paksa
d) perampasan kemerdekaan
e) penyiksaan
f) perbudakan seksual
g) pelacuran secara paksa
h) perkosaan
i) pemaksaan kehamilan
j) pemaksaan pemandulan
k) penganiyayaan terhadap SARA
l) penghilangan orang secara paksa
m) kejahatan apartheid
 Sanksi Bagi Pelanggaran HAM Berat

Kejahatan – pelaku – percobaan – mufakat jahat – membantu melakukan


pelanggaran HAM berat, maka hukumanya sama karena, semua itu dikelompokan
sebagai kenjahatan. ( kalau KUHP penjatuhan berbeda ) :

 Hukuman mati atau penjara seumur hidup, atau penjara maka 25 tahun
minimal 10 tahun terhadap kejahatan :
a) membunuh anggota kelompok
b) penderita pisik,mental yang berat
c) menciptakan kondisi yang berakibat musnahnya kelompok
d) tindakan pemaksaan pencegahan lahiran dalam kelompok
e) memindahkan anak – anak kekelompok lain secara paksa
f) pembunuhan berencana
g) pemusnahan
h) pengusiran secara paksa
i) kejahatan apartheid

 Hukuman penjara maks.15 tahun minimal 5 tahun terhadap kejahatan:


a) Penyiksaan terhadap tawanan
b) Perbudakan wanita atau anak – anaktermasuk perdagangan

 Hukum penjara maks.20 tahun,minimal 10 tahun terhadap kejahatan:


a) Perkosaan, perbudakan seksual pelacuran secara paksa
b) Pemaksaan kehamilan
c) Pemaksaan kemandulan
d) Penganiayaan etnis atau kelompok
e) Penghilangan orang secara paksa

Bandingkanlah jenis hukum terhadap pelanggaran HAM berat dengan KUHP sbb:
Pasal 10 KUHP tentang sanksi pidana :

1. Pidana pokok:
a) Pidana mati atau
b) Pindana penjara atau
c) Seumur hidup, atau
d) Penjara maks. 20 tahun minimal 1 hari atau
e) Pidana kurungan maks. 1 tahun 4 bulan, minimal 1 hari
f) Pidana denda
2. Pidana tambahan:
a) Pencabutan hak tertentu
b) Penyitaan barang – barang tertentu
c) Pengumuman putusan hakim

Catatan :
Kejahatan yang dilakukan oleh anak buah, sementara komandonya tidak berbuat
padahal ia tahu kejahatan tersebut, maka komando harus bertanggung jawab secara
pidana. Tugas penyelidikan adanya indikasi pelanggaran HAM berat dilakukan oleh
Komnas HAM,

Dalam waktu 7 hari hasil penyelidikan KOMNAS HAM tersebut harus di sampaikan
kepada jaksa agung selaku penyidik untuk diperoses lebih lanjut Jadi dalam
pelanggaran HAM berat yang melakukan penyelidikan adalah KOMNAS HAM dan
bukan POLRI.

E. Implementasi HAM bagi kehidupan sesuai nilai Pancasila


Implementasi HAM dalam Pancasila - HAM merupakan salah satu contoh dari penerapan
Pancasila sila kedua. Maksudnya disini adalah bagaimana HAM benar-benar dilaksanakan dan
dijunjung tinggi dengan tetap berpegang teguh pada pernyataan Pancasila yang berbunyi
"Kemanusian yang adil dan beradab".

Di dalam kehidupan bangsa, manusia mempunyai kedudukan sebagai warga masyarakat dan
warga negara. Oleh karena itu, mereka berhak untuk memiliki suatu kedudukan (harkat,
martabat, dan drajat) yang sama. Sila kedua Pancasila mengandung nilai-nilai kemanusiaan yang
mengakui adanya harkat dan martabat manusia, mengakui bahwa semua manusia adalah
bersaudara, mengakui bahwa setiap manusia berhak diperlakukan secara adil, dan pengakuan
bahwa setiap manusia wajib mengembangkan kehidupan bersama yang semakin berbudaya
(beradab).

Atas dasar tersebut, sila kemanusiaan tidak akan membedakan manusia dalam memperlakukan
dan mengakui harkat dan martabatnya baik karena perbedaan kulit, suku, jenis kelamin, agama,
dan lain-lain. Setiap warga negara diberi kebebasan yang sama, tidak ada perbedaan apapun
misalnya kebebasan memeluk agama. Dalam melaksanakan perintah agama, diwajibkan saling
menghormati. Kita tidak boleh melecehkan agama dan keyakinan orang lain.

Peraturan pelaksanaan hak asasi manusia terbentuk peraturan perundang-undangan yang


bersumber pada Pancasila. Dalam pelaksanaannya hak asasi perlu dilindungi dengan pelaksanaan
kewajibannya. Setiap orang mempunyai hak asasi. Sesuai dengan ajaran hal asasi dalam berbagai
peraturan yang berlaku. Hak asasi manusia tidak dapat dilaksanakan secara mutlak sebab kalau
dilaksanakan secara mutlak maka akan melanggar hak asasi orang lain. Jadi, batas pelaksanakan
hak asasi adalah hak milik orang lain.

Berikut ini merupakan contoh sikap penerapan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam nilai-nilai
dalam sila-sila Pancasila.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


a) Hormat-menghormati dan bekerja sama antarumat beragama sehingga
terbina kerukunan hidup
b) Saling menghormati kebebasan beribadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya
c) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


a) Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban antara sesama manusia
b) Saling mencintai sesama manusia
c) Tenggang rasa kepada orang lain
d) Tidak semena-mena kepada orang lain
e) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian
f) Berani membela kebenaran dan keadilan
g) Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain

3. Persatuan Indonesia
a) Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan
b) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
c) Cinta tanah air dan bangsa
d) Bangga sebagai bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia
e) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang
berBhinneka Tunggal Ika
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan
a) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
b) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
c) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama
d) Menerima dan melaksanakan setiap keputusan musyawarah
e) Mempertanggungjawabkan setiap keputusan musyawarah secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia


a) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
b) Menghormati hak-hak orang lain
c) Suka memberi pertolongan kepada orang lain
d) Menjauhi sikap pemerasan kepada orang lain
e) Menjauhi sifat boros dan gaya hidup mewah
f) Rela bekerja keras
g) Menghargai hasil karya orang lain
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Banyak hambatan dan tantangan dalam penegakkan hak asasi manusia di Indonesia.
Sejarah Indonesia hingga kini mencatat berbagai penderitaan, kesengsaraan, dan
kesenjangan sosial. Hal tersebut disebabkan oleh perilaku tidak adil dan diskriminatif atas
dasar etnik, ras, warna kulit, budaya, bahasa, agama, golongan, jenis kelamin, dan status
sosial lainnya. Kenyataan memang menunjukkan bahwa pelaksanaan penghormatan,
perlindungan, atau pengakuan hak asasi manusia masih jauh dari memuaskan.

Mertoprawiro menyatakan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia dalam Pancasila


harus selalu ada keserasian atau keseimbangan antara hak dan kewajiban itu sesuai
dengan hakikat kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan dengan
masyarakatnya. Kedua saling membutuhkan dan memengaruhi. Keseimbangan
tersebut harus dicapai sehingga dapat memberikan ketenangan dan keberhasilan
setiap manusia.

Oleh karena itu, upaya pemajuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia di
Indonesia dilakukan berdasarkan prinsip keseimbangan. Prinsip keseimbangan
mengandung pengertian bahwa di antara hak-hak asasi manusia perorangan
terhadap masyarakat memerlukan keseimbangan dan keselarasan. Keseimbangan
dan keselarasan antara kebebasan dan tanggung jawab merupakan faktor penting
dalam pemajuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia.

B. Saran

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Menyadari bahwa penulis
masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details
dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih
banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.

Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati
dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Mas Poer. Freedomsiana. 2017. Pelaksanaan atau Implementasi HAM Dalam


Pancasila. [Internet]. Link:
http://www.freedomsiana.com/2017/12/pelaksanaan-atau-implementasi-ham-
dalam.html

2. Admin. Pengertian Umum. 2017. Contoh Penerapan HAM dalam Sila


Pancasila. [Internet]. Link: https://pengertian-secara-
umum.blogspot.com/2017/09/contoh-penerapan-ham-dalam-pancasila.html

3. Admin. Pintar Studi. 2016. Jenis-Jenis Pelanggaran HAM Berat dan Sanksi
Hukumannya. [Internet]. Link: https://pintarstudi.blogspot.com/2016/01/jenis-
jenis-pelanggaran-ham-berat-dan-sanksi-hukumannya.html

4. Santi Dewi. Idntimes. 2018. Begini kronologi pengeroyokan suporter the


jakmania hingga tewas. [Internet]. Link:
https://www.idntimes.com/sport/arena/santi-dewi/begini-kronologi-
pengeroyokan-suporter-the-jakmania-hingga-tewas

5. Udy Tyas. Sharingkali. 2018. Cara Membuat Makalah. [Internet]. Link:


https://sharingkali.com/cara-membuat-makalah-dan-contoh-makalah/

6. Chibenk. Kumpulanteks. 2016. Contoh Penutup Makalah Yang Baik Dan


Benar. [Internet]. Link: https://www.kumpulanteks.com/3-contoh-penutup-
makalah-yang-baik-dan-benar/

7. Shafira Nurlita. Thegorbalsla. 2018. Contoh Daftar Pustaka Makalah. [Internet].


Link: https://thegorbalsla.com/contoh-daftar-pustaka/

8. Dandy Rizky N. Phoenix. 2012. [Internet]. https://Dandy-ORG.Blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai