Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MAKALAH PKN

PELANGGARAN HAM DALAM


PERSPEKTIF PANCASILA

DISUSUN OLEH :
1. Fatakhul Iksan Al-Faqih (15)
2. Rosi Dian Utami (29)
3. Alif Kurniawan (02)
4. Ardi Kurniawan Julianto (07)
5. Hanifan Nahwi Ibrahim (18)
6. Kurniawati (23)
7. Tegar Sholihan (33)

KELAS XI/TKJ 1
Kata Pengantar

Puji sukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan


taufik dan hidayahnya serta memberi kenikmatan yang tiada henti,
baik nikmat jasmani dan nikmat rohani, sehingga kami dapat
menyusun makalah ini yang insyaalah sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam penulisan makalah ini, kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu, guru-guru dan
teman-teman yang sudah memberi dukungan dan motivasi kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan.Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi perbaikan penulisan makalah yang
selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfa’at bagi pembaca, terutama
bagi kami, Amin.

Sukoharjo, 5 Oktober 2018

Penulis
Daftar isi
Kata Pengantar..............................................................................
Daftar Isi.......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................
C. Pembatasan Masalah.............................................................
D. Tujuan Penulisan Makalah....................................................
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hakekat HAM di Indonesia..................................................
B. Hakekat Pancasila.................................................................
BAB III PEMBAHASAN
A. Kasus Pelanggaran HAM Dalam Perspektif Pancasila.........
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia sejak
manusia masih dalam kandungan sampai akhir kematiannya. Di di dalamnya tidak
jarang menimbulkan gesekan-gesekan antar individu dalam upaya pemenuhan
HAM pada dirinya sendiri. Hal inilah yang kemudian bisa memunculkan
pelanggaran HAM seorang individu terhadap individu lain,kelompok terhadap
individu, ataupun sebaliknya.
Setelah reformasi tahun 1998, Indonesia mengalami kemajuan dalam bidang
penegakan HAM bagi seluruh warganya. Instrumen-instrumen HAM pun
didirikan sebagai upaya menunjang komitmen penegakan HAM yang lebih
optimal. Namun seiring dengan kemajuan ini, pelanggaran HAM kemudian juga
sering terjadi di sekitar kita. Untuk itulah kami menyusun makalah yang berjudul
“Pelanggaran Hak Asasi Manusia Di Indonesia”,untuk memberikan informasi
tentang apa itu pelanggaran HAM.

B. Rumusan Masalah
1. Apa hakekat HAM?
2. Apa hakekat Pancasila ?
3. Apa saja pelanggaran HAM dalam perspektif Pancasila ?
C. Pembatasan Masalah
1. Hakekat HAM.
2. Hakekat Pancasila.
3. Kasus pelanggaran HAM di Indonesia.
D. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian HAM di Indonesia.
2. Untuk mengetahui apa itu hakekat Pancasila di Indonesia.
3. Untuk mengetahui kasus pelanggaran HAM di Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian HAM
Hak Asasi Manusia adalah prinsip-prinsip moral atau norma-norma, yang
menggambarkan standar tertentu dari perilaku manusia, dan dilindungi secara
teratur sebagai hak-hak hukum dalam hukum kota dan internasional. Mereka
umumnya dipahami sebagai hal yang mutlak sebagai hak-hak dasar “yang
seseorang secara inheren berhak karena dia adalah manusia, dan yang melekat
pada semua manusia “terlepas dari bangsa, lokasi, bahasa, agama, asal-usul etnis
atau status lainnya. Ini berlaku di mana-mana dan pada setiap kali dalam arti yang
universal, dan ini egaliter dalam arti yang sama bagi setiap orang. HAM
membutuhkan empati dan aturan hukum dan memaksakan kewajiban pada orang
untuk menghormati hak asasi manusia dari orang lain. Mereka tidak harus diambil
kecuali sebagai hasil dari proses hukum berdasarkan keadaan tertentu; misalnya,
hak asasi manusia mungkin termasuk kebebasan dari penjara melanggar hukum ,
penyiksaan, dan eksekusi. 
Doktrin dari hak asasi manusia telah sangat berpengaruh dalam hukum
internasional, lembaga-lembaga global dan regional.] Tindakan oleh negara-
negara dan organisasi-organisasi non-pemerintah membentuk dasar dari kebijakan
publik di seluruh dunia. Ide HAM menunjukkan bahwa “jika wacana publik dari
masyarakat global mengenai perdamaian dapat dikatakan memiliki bahasa moral
yang umum, itu merujuk ke hak asasi manusia.” Klaim yang kuat yang dibuat
oleh doktrin hak asasi manusia terus memprovokasi skeptisisme yang cukup besar
dan perdebatan tentang isi, sifat dan pembenaran hak asasi manusia sampai hari
ini. Arti yang tepat dari hak asasi memicu kontroversial dan merupakan subyek
perdebatan filosofis yang berkelanjutan; sementara ada konsensus bahwa hak
asasi manusia meliputi berbagai hak seperti hak untuk mendapatkan pengadilan
yang adil, perlindungan terhadap perbudakan, larangan genosida, kebebasan
berbicara, atau hak atas pendidikan, ada ketidaksetujuan tentang mana yang hak
tertentu harus dimasukkan dalam kerangka umum hak asasi manusia; beberapa
pemikir menunjukkan bahwa hak asasi manusia harus menjadi persyaratan
minimum untuk menghindari pelanggaran terburuk, sementara yang lain
melihatnya sebagai standar yang lebih tinggi. 
Banyak ide-ide dasar yang menggambarkan gerakan hak asasi manusia yang
dikembangkan pada masa setelah Perang Dunia Kedua dan kekejaman
dari Holocaust, berpuncak pada adopsi dari Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia di Parisoleh Majelis Umum PBB pada tahun 1948. Masyarakat kuno
tidak memiliki konsepsi modern yang sama dari hak asasi manusia universal.
Pelopor sebenarnya dari wacana hak asasi manusia adalah konsep hak alami yang
muncul sebagai bagian dari tradisi hukum alam abad pertengahan yang menjadi
menonjol selama Abad Pencerahan dengan filsuf sepertiJohn Locke, Francis
Hutcheson, dan Jean-Jacques Burlamaqui, dan yang menonjol dalam wacana
politik Revolusi Amerikadan Revolusi Perancis. Dari dasar ini, argumen hak asasi
manusia modern muncul selama paruh kedua abad kedua puluh, mungkin sebagai
reaksi terhadap perbudakan, penyiksaan, genosida, dan kejahatan perang, sebagai
realisasi kerentanan manusia yang melekat dan sebagai prasyarat untuk
kemungkinan menciptakan masyarakat yang adil.
Sedangkan pengakuan atas martabat yang melekat dan hak-hak yang sama dan
tidak dapat dicabut dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar dari
kebebasan, keadilan dan perdamaian di dunia …
—Kalimat 1 dari Pembukaan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
Semua manusia dilahirkan bebas dan sama dalam martabat dan hak-hak.
—Pasal 1 dari Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB (DUHAM)
Bentuk Pelanggaran HAM:
1. Pelanggaran HAM menurut sifatnya terbagi dua :
Pelanggaran HAM ringan yaitu pelanggaran HAM yang tidak menancam
jiwa manusia.
Pelanggaran HAM berat yaitu pelanggaran HAM yang mengancam nyawa
manusia.
2. Pelanggaran yang marak dijumpai di masyarakat antara lain :
Penyiksaan adalah perbuatan yang menimbulkan rasa sakit atau
penderitaan baik jasmani maupun rohani.
Deskriminasi adalah pembatasan, pelecehan, dan pengucilan yang
dilakukan langsung atau tidak lengsung yang didasarkan perbedaan
manusia atas Suku, ras, etnis, dan Agama.

B. Hakekat Pancasila

Bicara tentang hakikat berarti membicarakan tentang hal-hal yang hakiki atau
mendasar. Demikian juga halnya dengan upaya memehami hakikat pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Karena pancasila memiliki keluasan arti filosofis, maka dari dua pengertian pokok
tersebut  dapat di beri arti yang bermacam-macam, antara lain sebagai berikut;

1. Pancasila sebagai dasar Negara

Pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkanproses


panjang yang di dasari oleh sejarah perjuangan bangsa Indonesia serta malihat
pengalaman bangsa-bangsa lain, kedudukan pancasila sebagai dasar Negara,
sebagai mana yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945, merupakan sumber
tertib hokum tertinggi yang mengatur kehidupan Negara dan masyarakat.

2. Pancasila sebagai pandangan hidup

Fungsi pokok pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia adalah


sebagai pegangan hidup, pedoman hidup, dan petunjuk arah bagi semua kegiatan
hidup dan penghidupan bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan
masyarakat dan bangsa Indonesia.
3. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia

Kepribadian, artinya gambaran  tentang sikap dan prilaku, atau amal


perbuatan manusia, yang khas yang membedakan dengan bangsa-bangsa lain.
Ciri-ciri khas kepribadian bangsa Indonesia tercermin dalam sila-sila pancasila,
yaitu bahwa bangsa Indonesia bangsa yang:

a. Berketuhanan yang maha esa


b. Berkemanusiaan yang adil dan beradab
c. Berjiwa persatuan dan kesatuan bangsa
d. Berjiwa musyawarah mufakat untuk mencapai hikmat kebilaksanaan,
dan
e. Bercita-cita mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia

4. Pancasila sebagai pejanjian luhur bangsa Indonesia

Istilah ‘’ pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa indonesia’’ ini muncul


dalam pidato kenegaraan presiden soekarno di depan siding dewan perwakilan
rakyat gotong royong(DPR-GR)

Pada tanggal 16 agustus 1967. Pancasila dinyatakan sebagai perjanjian luhur


seluruh rakyat Indonesia.

5. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia

Untuk lebih jelasnya, ganbaran pancasila sebagai citi-cita dan tujuan bangsa
Indonesia akan tampak pada rincian dan tujuan bangsa dan Negara Indonesia
dalam alenia keempat pembukaan UUD 1945, yaitu;

a. Melindungi segenap bangsa Indonesia da seluruh tumpah darah


Indonesia
b. Mumajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan social.
6. Makna Sila Pancasila
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa.
Ketuhanan berasal dari kata Tuhan, ialah AllAh, pencipta segala yang
ada dan semua makhluk. Atas keyakinan yang demikianlah, maka
Negara Indonesia memberikan jaminan kebebasan kepada setiap
penduduk untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Dengan kata lain di dalam Negara Indonesia tidak ada dan tidak boleh
ada paham yang meniadakan Tuhan Yang Maha Esa (atheisme).
Sebagai sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi
sumber pokok nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia, menjiwai dan
mendasari serta membimbing perwujudan kemanusiaan yang adil dan
beradab.
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu makhluk berbudi yang
memiliki potensi pikir, rasa, karya dan cipta. Kemanusiaan terutama
bersifat manusia yang merupakan esensi dan identitas manusia karena
martabat kemanusiaannya. Adil terutama mengandung arti, bahwa suatu
keputusan dan tindakan didasarkan atas norma-norma yang objektif,
jadi tidak subjektif apalagi sewenang-wenang. Beradab berasal dari kata
adab, yang berarti budaya, jadi beradab arti kebudayaan.
Jadi kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran sikap dan
perbuatan manusia didasarkan kepada potensi budi nurani manusia
dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya, baik
terhadap diri pribadi, sesama manusia maupun terhadap alam dan
hewan.
Pada prinsipnya kemanusiaan yang adil dan baradab adalah sikap dan
perbuatan manusia yang sesuai dengan kodrat dan hakikat manusia
yang berbudi, sadar nilai, dan berbudaya.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
Persatuan berasal dari kata satu, yang berarti utuh tidak terpecah belah.
Persatuan mengandung pengertian bersatunya bermacam corak yang
beraneka ragam menjadi satu kesatuan
Pertama : makna geografis, yang berarti sebagian bumi yang
membentang dari 950–1410 Bujur Timur dan dari 60 Lintang Utara
sampai 110 Lintang Selatan.
Kedua : makna bangsa dalam arti politis, yaitu bangsa yang hidup  di
dalam wilayah tersebut. Indonesia dalam sila III ini ialah Indonesia
dalam pengertian bangsa.
Jadi Persatuan Indonesia ialah persatuan bangsa yang mendiami
wilayah Indonesia. Bangsa yang mendiami wilayah Indonesia ini
bersatu karena didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang
bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.
d. Sila Keempat : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
Kerakyatan berasal dari kata Rakyat, yang berarti sekelompok manusia
yang berdiam di suatu wilayah tertentu.
Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran atau rasio yang sehat
dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia
untuk merumuskan dan atau memutuskan suatu hal yang berdasarkan
kehendak rakyat, hingga tercapai keputusan yang berdasarkan kebulatan
pendapat atau mufakat.
Perwakilan adalah suatu sistem dalam arti tata cara (prosedur)
mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam
kehidupan bernegara. Antara lain dilakukan dengan melalui badan-
badan perwakilan.
Jadi : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan berarti, bahwa rakyat dalam menjalankan
kekuasaannya melalui sistem perwakilan dan keputusan-keputusannya
diambil dengan jalan musyawarah yang dipimpin oleh pikiran yang
sehat serta penuh tanggung jawab, baik kepada Tuhan Yang Maha Esa
maupun kepada rakyat dan wakilnya.
e. Sila  kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Keadilan Sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat
disegala bidang kehidupan, baik materil maupun spirituil.
Seluruh rakyat Indonesia berarti setiap orang yang menjadi Rakyat
Indonesia, baik yang berdiam diwilayah kekuasaan Republik Indonesia
maupun warga negara Indonesia yang berada diluar negeri.
Jadi : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berarti bahwa setiap
orang Indonesia mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum,
politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Sesuai dengan UUD 1945
makna keadilan sosial mencakup pula pengertian adil dan makmur.
Sila “keadilan sosial” adalah tujuan dari empat sila yang
mendahuluinya, merupakan tujuan bangsa Indonesia dalam bernegara,
yang perwujudannya ialah tata-masyarakat adil-makmur berdasarkan
Pancasila.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Contoh Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia


1. Pembantaiaan Rawagede

Pembantaian Rawagede merupakan pelanggaran HAM yang terjadi


penembakan dan pembunuhan penduduk kampung Rawagede (sekarang Desa
Balongsari, Rawamerta, Karawang, Jawa Barat) oleh tentara Belanda tanggal 9
Desember 1945 bersamaan dengan Agresi Militer Belanda I. Akibatnya puluhan
warga sipil terbunuh oleh tentara Belanda yang kebanyakan dibunuh tanpa alasan
yang jelas. Tanggal 14 September 2011, Pengadilan Den Haaq menyatakan
pemerintah Belanda bersalah dan harus bertanggung jawab dengan membayar
ganti rugi (kompensasi) kepada keluarga korban
pembantaian Rawagede.Tujuhjanda korban pembantaian, satu anak perempuan
korban, dan seorang lelaki penyintas (survivor) lantas menggugat pemerintah
Belanda atas kejadian pada tahun 1947 itu. Jaksa pemerintah Belanda berpendapat
tuntutan mereka kedaluwarsa.

Pembantaian rawagede

Namun, pengadilan Den Haag pada 14 September 2012 menyatakan pemerintah


Belanda bersalah dan harus bertanggung jawab. Pemerintah Belanda
diperintahkan membayar kompensasi bagi korban dan keluarganya. kompensasi
berupa sejumlah uang masing-masing 1 miliar rupiah.
2. Kasus Pembunuhan Munir

Munir Said Thalib merupakan aktifis HAM yang pernah menangani kasus-
kasus pelanggaran HAM. Munir lahir di Malang pada 8 Desember 1965. ia
meninggal pada 7 September 2004 di dalam pesawat Garuda Indonesia ketika
Munir sedang melakukan perjalanan menuju Amsterdam, Belanda. Spekulasi
mulai bermunculan, banyak berita yang mengabarkan bahwa Munir meninggal di
dalam pesawat karena serangan jantung, dibunuh, bahkan diracuni. Namun,
sebagian orang percaya bahwa Munir meninggal karena diracun menggunakan
Arsenikum di makanan atau minumannya saat ia merada di dalam pesawat.

Pembunuhan munir
Kasus ini sampai sekarang masih belum ada titik temu, bahkan kasus ini telah
diajukan ke Amnesty Internasional dan tengah diproses. kemudian pada tahun
2005, Pollycarpus Budihari Priyanto selaku Pilot pesawat yang ditumpangi munir
dijatuhi hukuman 14 tahun penjara karena terbukti bahwa ia merupakan tersangka
dari kasus pembunuhan Munir, karena dengan sengaja Pollycarpus menaruh
Arsenik di makanan Munir sehingga ia meninggal di pesawat.

3. Pembunuhan Aktivis Buruh Wanita, Marsinah

Kasus Marsinah terjadi pada 3-4 Mei 1993. Seorang pekerja dan aktivitas
wanita PT Catur Putera Surya Porong, Jatim. Peristiwa ini berawal dari aksi
mogok yang dilakukan oleh Marsinah dan buruh PT CPS. Mereka menuntun
kepastian pada perusahaan yang telah melakukan PHK mereka tanpa alasan.
Setelah aksi demo tersebut, Marsinah malah ditemukan tewas 5 hari kemudian. Ia
tewas di kawasan hutan Wilangan, Nganjuk dalam kondisi mengenaskan dan
diduga menjadi korban pelanggaran HAM berupa penculikan, penganiayaan dan
pembunuhan. Penyelidikan masih belum menemukan titik terang hingga sekarang.

Pembunuhan marsinah
4. Penculikan Aktivis (1997/1998)
Kasus penculikan dan penghilangan secara paksa para aktivis pro-demokrasi,
sekitar 23 aktivis pro-demokrasi diculik. Kebanyakan aktivis yang diculik disiksa
dan menghilang, meskipun ada satu yang terbunuh. 9 aktivis dilepaskan dan 13
aktivis lainnya masih belum diketahui keberadaannya sampai kini. Banyak orang
berpendapat bahwa mereka diculik dan disiksa oleh para anggota militer.

Penculikan aktivis

5. Peristiwa Tanjung Priok (1984)


Kasus tanjung Priok terjadi tahun 1984 antara aparat dengan warga sekitar
yang berawal dari masalah SARA dan unsur politis. Peristiwa ini dipicu oleh
warga sekitar yang melakukan demonstrasi pada pemerintah dan aparat yang
hendak melakukan pemindahan makam keramat Mbah Priok. Para warga yang
menolak dan marah kemudian melakukan unjuk rasa, hingga memicu bentrok
antara warga dengan anggota polisi dan TNI. Dalam peristiwa ini diduga terjadi
pelanggaran HAM dimana terdapat ratusan korban meninggal dunia akibat
kekerasan dan penembakan.

Peristiwa tanjung priok

6. Penembakan Misterius (Petrus)

Diantara tahun 1982-1985, peristiwa ini mulai terjadi. ‘Petrus’ adalah sebuah
peristiwa penculikan, penganiayaan dan penembakan terhadap para preman yang
sering menganggu ketertiban masyarakat. Pelakunya tidak diketahui siapa, namun
kemungkinan pelakunya adalah aparat kepolisian yang menyamar (tidak memakai
seragam). Kasus ini termasuk pelanggaran HAM, karena banyaknya korban
Petrus yang meninggal karena ditembak. Kebanyakan korban Petrus ditemukan
meninggal dengan keadaan tangan dan lehernya diikat dan dibuang di kebun,
hutan dan lain-lain. Terhitung, ratusan orang yang menjadi korban Petrus,
kebanyakan tewas karena ditembak.
Penembakan misterius (petrus)
7. Kasus Bulukumba
Kasus Bulukumba merupakan kasus yang terjadi pada tahun 2003. Dilatar
belakangi oleh PT. London Sumatra (Lonsum) yang melakukan perluasan area
perkebunan, namun upaya ini ditolak oleh warga sekitar. Polisi Tembak Warga di
Bulukumba. Anggota Brigade Mobil Kepolisian Resor Bulukumba, Sulawesi
Selatan, dilaporkan menembak seorang warga Desa Bonto Biraeng, Kecamatan
Kajang, Bulukumba, Senin (3 Oktober 2011) sekitar pukul 17.00 Wita. Ansu,
warga yang tertembak tersebut, ditembak di bagian punggung. Warga Kajang
sejak lama menuntut PT London mengembalikan tanah mereka.

K
asus bulukumba
8. Peristiwa 27 Juli (1996)
Peristiwa ini disebabkan oleh para pendukung Megawati Soekarno Putri yang
menyerbu dan mengambil alih kantor DPP PDI di Jakarta Pusat pada tanggal 27
Juli 1996. Massa mulai melempari dengan batu dan bentrok, ditambah lagi
kepolisian dan anggota ABRI datang berserta Pansernya. Kerusuhan meluas
sampai ke jalan-jalan, massa mulai merusak bangunan dan rambu-rambu lalu-
lintas. Dikabarkan lima orang meninggal dunia, puluhan orang (sipil maupun
aparat) mengalami luka-luka dan sebagian ditahan. Menurut Komnas HAM,
dalam peristiwa ini telah terbukti terjadinya pelanggaran.

Pe
istiwa 27 juli 1996

9. Kasus Penganiayaan Wartawan Udin (1996)

Kasus penganiayaan dan terbunuhnya Wartawan Udin (Fuad Muhammad


Syafruddin)terjadi di yogyakarta 16 Agustus 1996. Sebelum kejadian ini, Udin
kerap menulis artikel kritis tentang kebijakan pemerintah Orde Baru dan militer.
Ia menjadi wartawan di Bernas sejak 1986. Udin adalah seorang wartawan dari
harian Bernas yang diduga diculik, dianiaya oleh orang tak dikenal dan akhirnya
ditemukan sudah tewas.
Kasus penganiyaan wartawan udin
10. Tragedi Semanggi I dan II

Tragedi Semanggi merupakan peristiwa protes masyarakat kepada


pelaksanaan serta agenda Sidang Istimewa MPR yang mengakibatkan tewasnya
warga sipil, kejadian yang pertama di kenal dengan nama Tragedi Semanggi I
yang terjadi pada tanggal 13 November 1998. Dalam kasus ini 5 orang korban
meninggal, yaitu Teddy Mahdani K, Bernadus Irmawan, Muzamil Joko P,
Abdullah dan Sigit Prasetyo. Kemudian kejadian kedua di kenal dengan nama
Tragedi semanggi II yang terjadi pada tanggal 24 September 1999 yang memakan
5 orang korban meninggal yaitu Salim Ternate, Denny Yulian, Yap Yun Hap,
Zainal dan Fadli.
11. Tragedi Trisakti
Peristiwa penembakan mahasiswa Universitas Trisakti pada tanggal 12 Mei
1998, pada saat demonstrasi menuntut Soeharto mundur dari jabatannya. Dalam
kasus ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti diantaranya :
Hendrawan Sie (1975-1998), Heri Hertanto (1977-1998), Elang Mulia Lesmana
(1978-1998) dan Hafidin Royan (1976-1998). Mereka tewas tertembak di dalam
kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala, tenggorokan,
dan dada.

Tragedi trisakti
12. Peristiwa Abepura, Papua
Peristiwa ini terjadi di Abepura, Papua pada tahun 2003. Terjadi akibat
penyisiran yang membabi buta terhadap pelaku yang diduga menyerang Mapolsek
Abepura. Komnas HAM menyimpulkan bahwa telah terjadi pelanggaran HAM di
peristiwa Abepura.
Peristiwa abepura,papua

Itulah beberapa kasus-kasus yang berkaitan dengan pelanggaran HAM di


Indonesia. Semoga saja kedepannya Indonesia bisa lebih tenram dan damai serta
terhindar dari pelanggaran-pelanggaran yang terjadi dalam masyarakat terutama
pelanggaran HAM. Peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi tempo dulu sebaiknya
dijadikan contoh oleh generasi sekarang agar tidak mengulangi dan terhindar dari
pelanggaran HAM. Oleh karena itulah, sebaiknya kita juga memahami dengan
baik makna, pengertian atau definis dari HAM :

                    
BAB IV

PENUTUP

1 . Kesimpulan
Dari uraian pada makalah yang kami buat diatas dapat disimpulkan bahwa
kasus pelanggaran di Indonesia masih banyak terjadi. Untuk itu butuh kesadaran
bagi setiap orang untuk saling menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan untuk menghindari terjadinya kasus pelanggaran HAM yang lebih
parah di masa sekarang dan di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

http://woocara.blogspot.com/2015/10/pengertian-ham-macam-macam-ham-
contoh-pelanggaran-ham.html#ixzz4o1fD39Bl
http://www.jatikom.com/2017/01/18-contoh-kasus-pelanggaran-ham-
di.html#ixzz4o1bEWVax
Buku PPKn Kelas XII Bab 1 Kasus-Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Dalam Perspektif Pancasila Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemdikbud.

Anda mungkin juga menyukai