Anda di halaman 1dari 11

KASUS PELANGGARAN HAM MENURUT

SILA KETIGA
Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Kewarganegaraan”

Dosen Pengampu:

Finy Muslihazzahro, M.Pd

Disusun oleh:
1. Latifah Zulaikha
2. Inaya Restu Imaniyah
3. Indah Fitrianti
4. Kiki Janira

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AN-NUR


KECAMATAN JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji dan rasa syukur senantiasa penulis panjatkan


kehadirat Allah SWT. Yang senantiasa mencurahkan rahmatnya kepada kita
semua. Karena dialah penulisan makalah berjudul tentang keterampilan membaca

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad


SAW. beserta keluarganya dan para sahabatnya serta pengikutnya hingga akhir
zaman.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang


bersangkutan yang telah memberikan kesempatan waktu untuk penyelesaian
makalah ini dan dengan limpahan rahmat dan karunia Allah sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah “Metodelogi” yang berjudul
tentang “Islam Sebagai Pengetahuan Ilmiah” guna untuk memenuhi tugas
kelompok pada mata kuliah tersebut.

Penulis sangat mengharapkan kepada seluruh pembaca untuk memberikan


kritik dan saran yang membangun kemajuan dalam berfikir untuk penulis agar
makalah ini dapat dibuat dengan yang lebih sempurna. Semoga dengan adanya
makalah ini dapat memberikan sedikit ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan
dapat menambah pengetahuan kita yang sudah ada sebelumnya. Aamiin YRA.

Lampung Selatan, Desember 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................4

A. Latar Belakang............................................................................4

B. Rumusan Masalah.......................................................................4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................5

A. Pancasila Sebagai Pedoman Hidup Dan Dasar


Negara.........................................................................................5

B. Kasus Pelanggaran Ham Menurut Sila Ketiga......................6

BAB III PENUTUPAN ........................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara oindonesia, sehingga dapat


diartikan kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi
negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa indonesia, sebagai
dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan, serta bagian pertahanan bangsa
dan negara. Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang dianut bangsa indonesia
takk ada yang mampu menandinginya. Indonesia yang terdiiri atas berbagai dan
suku bangsa dapat dipersatukan oleh pancasil. Itu sebabnya sering kali pancasila
dianggap sebagai ideologi yang sakti. Siapa pun coba menggulingkannya,akan
berhadapan langsung dengan seluruh komponen-komponen kekuatan bangsa dan
negara indonesia. Sebagai dasar negara republi indonesia ( way of life ), pancasila
nilainilainya telah dimiliki oleh bangsa indonesia sejak zaman dulu. Nilai –nilai
tersebut meliputi nilai budaya, adat – istiadat dan religiusitas yang
diimplimentasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jati diri bangsa indonesia
melekat kuat melalui nilai-nilai tersebut yang dijadikan pandangan hidup. Tindak
–tanduk sert perilaku masyarakat nusantara sejak dahulu kala telah tercermin
dalam nilainilai pancasila. Untuk itu, pendiri republik indonesia berusaha
merumuskan nilainilai luhur itu kedalam sebuah ideologi bernama pancasila.

B. Rumusan Masalah

1. Apasaja contoh pelanggaran sila ke tiga di indonesia?

2. Jelaskan pancasila sebagai dasar Negara?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui yang dikatakan pancasila & ketahana jati diri bangsa

2. mengetahui contoh-contoh pelanggaran HAM diindonesia

4
BAB II
PENDAHULUAN

A. Pancasila Sebagai Pedoman Hidup Dan Dasar Negara


Pancasila merupakan dasar negara , selain itu pancasila bisa dikatakan
sebagai pedoman hidup. Didalam sila-sila pancasila terdapat hak-hak sebagai
selayaknya manusia yang terkandung didalamnya, selain itu sila-sila pancasila
bisa kita pakai dalam kehidupan sehari-hari misalnya dengan adanya pancasila ini
kita lebih bisa menghargai disetiap perbedaan dan dengan adanya pancasila kita
bisa lebih mengenal apa arti kebersamaan serta keadilan dalam bermasyarakat
yang saling gotong-royong. Sehingga warga Indonesia dapat menciptakan bangsa
yang guyup rukun, saling mendukung satu sama lain, dan dapat bersatu demi satu
tujuan yaitu membuat bangsa Indonesia menjadi negara yang maju. Jadilah negara
yang gotong-royong sesuai pesan-pesan soekarno agar kita

Setiap manusia memiliki hak dan martabat yang melekat sejak lahir. Hak
tersebut tidak bisa diambil oleh orang lain dan orang lain wajib menghargai hak
tersebut. Hak-hak tersebut dinamakan sebagai hak asasi manusia ( HAM).
Menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, HAM adalah seperangkat hak
yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa (YME) dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi, dan dilindungi oleh negara hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Salah satu sifat hak
asasi manusia adalah universal. Dilansir dari buku Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (2020) karya Muhammad Ridha Iswardhana, universal berarti
berlaku bagi setiap orang tanpa memandang latar belakang suku, agama, ras, dan
kelompok apapun.

Karena bersifat universal, negara wajib menegakkan hak asasi setiap


warga negaranya tanpa terkecuali. Di Indonesia, penegakkan hak asasi manusia
didasarkan pada ideologi negara, yaitu Pancasila. Baca juga: Pengertian HAM
Menurut John Locke Pancasila menjamin hak asasi manusia melalui nilai-nilai
yang dimilikinya. Ada tiga nilai yang terkandung dalam pancasila, sebagai
berikut: Nilai idea Nilai ideal merupakan nilai yang berhubungan dengan hakikat
kelima sila Pancasila. Nilai ideal bersifat universal sehingga di dalamnya
terkandung cita-cita, tujuan, dan nilai-nilai yang baik dan benar. Berikut
penjelasan hubungan hak asasi manusia dengan setiap sila dalam Pancasila:

1. Sila pertama, menjamin kemerdekaan untuk memeluk agama, menjalankan


ibadah, dan menghormati perdedaan agama.

5
2. Sila kedua, memposisikan setiap warga negara pada kedudukan yang sama
dalam hukum.

3. Sila ketiga, memberikan semangat persatuan di antara warga negara dan


menempatkan kepentingaan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan.

4. Sila keempat, mengajarkan untuk menghargai hak setiap warga negara untuk
bermusyawarah mufakat yang dilakukan tanpa adanya tekanan ataupun paksaan.
Sila kelima, mengakui hak milik perorangan dan dilindungi pemanfaatannya oleh
negara.

Dokumen HAM di Inggris Nilai instrumental Nilai instrumental


merupakan penjabaran dari nilai-nilai ideal Pancasila. Singkatnya, nilai
instrumental merupakan pedoman pelaksanaan kelima sila Pancasila. Pada
dasarnya nilai instrumental berbentuk ketentuan konstitusional, seperti undang-
undang hingga peraturan daerah. Nilai instrumental menjamin hak asasi manusia.
Beberapa peraturan perundang-undang yang menjamin hak asasi manusia,di
antaranya: Undang-Undang nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Undang-uUndang nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi
Manusia Nilai praksis Nilai praksis merupakan realisasi nilai instrumental dalam
kehidupan sehari-hari. Hak asasi manusia dalam nilai praksis dapat terwujud jika
nilai dasar dan nilai instrumental dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
setiap warga negara. Baca juga: Pelanggaran HAM: Pengertian dan Jenisnya Hal
tersebut dapat terjadi jika setiap warga negara menunjukkan sikap positif dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh sikap positif dari sila pertama Pancasila,
yaitu tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain, saling
menghormati kebebasan beribadah sesuai dengan agama yang dianut, dan
sebagainya.

B. Kasus Pelanggaran Ham Menurut Sila Ketiga

Sila ke tiga yang bunyinya “ Persatuan Indonesia “ artinya walaupun kita


berbeda ras,suku,budaya,agama,tradisi kita harus bersatu serta menghormati dan
menghargai satu sama lain tidak boleh bertindak yang menyinggung perasaan
orang lain sehingga menimbulkan emosi dan menuju pada perbuatan yang kejam
dan tidak bermoral. Disamping itu kita perlu mengetahui apa saja penyimpangan-
penyimpangan yang menyangkut sila ke tiga ini :

a. Menjadi provokator suku tertentu.

b. Perang antar suku.

6
c. Menganggap suku lain lebih baik dari sukunya sendiri.

Contoh kasuspelanggaran sila ketiga adalah:

1. Pembubaran HTI

Dilandasi atas ideologi yang mereka bawa, pendirian negara syariah


dinilai tidak sesuai dengan amanat pancasila dan UUD 1945. Menurut saya :
sebaiknya kita sebagai warga negara Indonesia harus lebih berhati-hati karena
dengan adanya pembubaran HTI bisa saja kita terkena dampaknya contohnya
seperti teror dan atau kita bisa terkena dampaknya melalui kelompok radikalisme
yang mengatasnamakan agama . kita harus waspada jangan sampai kita menerima
akhibat tersebut. Soekarno mengutarakan simbolisme perjuangan suara terbanyak
dalam menyampaikan prinsip yang ke tiga, yakni mufakat :“....Jika memang kita
rakyat Islam, marilah kia bekerja sehebat-hebatnya agar supaya sebagian besar
yang terbesar dari pada kursi-kursi Badan Perwakilan Rakyat yang kita adakan
diduduki oleh utusan-utusan Islam... Ibaratnya Badan Perwakilan 100 orang
anggotanya, marilah kita bekerja sekeras-kerasnya agar supaya 60,70,80,90,
utusan yang duduk dalam perwakilan rakyat ini orang Islam. Dengan sendirinya
hukum-hukum yang keluar dari Badan Perwakilan Rakyat ini hukum Islam pula...
kalau misalnya orang Kristen ingin bahwa tiap-tiap letter di dalam peraturan
negara Indonesia harus menurut Injil, bekerjalah mati-matian agar supaya
sebagian besar daripada utusan-utusan yang masuk Badan Perwakilan Indonesia
ialah orang Kristen. Itu adil, fair play! Tidak ada satu negara boleh dikatakan
negara hidup, kalau tidak ada perjuangan didalamnya... Allah Subhanahu Wa
Ta’ala memberi pikiran kepada kita, agar supaya dalam pergaulan kita sehari-hari
kita selalu bergosok, supaya keluar daripadanya beras, dan beras itu akan menjadi
nasi Indonesia yang sebaik-baiknya. Terimalah saudara-saudara prinsip nomor
tiga, yaitu permusyawaratan.” (Sekretariat Negara Republik Indonesia,hlm.77-
78;Diskursus filsafat pancasila dewasa ini, Dr.Agustinus W. Dewantara
S.S.,M.HUM:83-84). Dalam kasus tersebut, ada hal yang dapat ditarik dari tulisan
Aristoteles adalah:

a. Pertama, polis adalah suatu bentuk hidup bersama.

b. Kedua, semua bentuk hidup bersama ini terarah kepada pencapaian kebaikan.

c. Ketiga, semua bentuk hidup bersama (termasuk polis) ini terarah kepada
kebaikan karenapada dasarnya setiap pribadi itu juga terarah kepada kebaikan.
Jika setiap pribadi tertujukepada pencapaian kebaikan, maka kumpulan tiap
pribadi (dalam hal ini polis) pasti jugaterarah kepada kebaikan.

7
d. Keempat, ternyata menurut Aristoteles, polis adalah puncak dari
persekutuan hidup bersama, maka tujuan polis adalah mengejar kebaikan yang
tertinggi (most sovereign of all goods).

Aristoteles menempatkan polis dalam posisi yang amat istimewa dalam


Politics. Baginyapolis adalah tempat di mana manusia mengungkapkan
kesempurnaannya. Pengertian iniditarik dari pahamnya yang mengatakan bahwa
manusia pada kodratnya adalah zoonpoliticon, sehingga manusia itu makin
menjadi manusia jika ada dan hidup bersama denganmanusia yang lain. Polislah
tempat setiap manusia untuk mengejar kebaikan. Pertama-tamasetiap manusia itu
akan hidup bersama pasangannya dan membentuk suatu keluarga. Setelahitu tentu
ia akan berkumpul dengan keluarga-keluarga yang lain dan membentuk desa
ataukampung. Kemudian berbagai desa itu berkumpul menjadi suatu negara atau
polis. Keluarga yang dibentuk oleh tiap individu bermaksud untuk menjamin
reproduksi dan memenuhikebutuhan setiap hari. Desa yang terbentuk dari
berbagai keluarga berusaha memenuhi anekamacam kebutuhan yang tidak bisa
dipenuhi oleh masing-masing keluarga. Polis (negara)kemudian dibutuhkan untuk
memenuhi keseluruhan kebutuhan semua warga dan menatahidup bersama dalam
cakupan yang lebih besar. Untuk itu diperlukan pengaturan yangmemungkinkan
setiap orang yang ada di dalamnya mengejar keutamaan secara lebih penuh.Politik
dengan demikian bertujuan demi pencapaian kebaikan, bahkan
kesempurnaanmanusia itu tercetus secara penuh dalam kehidupan polis (hidup
bersama orang lain).

Kodrat manusia dengan demikian sebenarnya terarah kepada pencapaian


kebaikan didalam polis. Politik adalah sistem dan tata hidup bersama
dalam polis yang hendakmerengkuh kebaikan. Di sini politik amat
mengandaikan kebaikan, karena ia didasarkankepada etika. Politik hanya mungkin
ada karena kebaikan, dan ia hanyalah konsekuensi logisdari kehendak bersama
para warga yang terarah kepada kebaikan. Negara perlu menyadarifungsinya
sebagai pengemban amanat bersama untuk mewujudkan kebaikan bersama.
Secarakonkrit hal ini dilaksanakan oleh para pemegang kekuasaan, pejabat, dan
para pelaku politik.Kebaikan bersama itu menjadi syarat mutlak dalam setiap
aktivitas berpolitik. Kebaikan yanghendak diarah bukanlah kebaikan pribadi
maupun golongan, maka kepentingan umum wajibdiutamakan. Konsekuensinya:
segala hal dalam dunia politik harus ditujukan kepadapencapaian
kebaikan dan kesejahteraan umum. . Pelanggaran dan ketaatan terhadap sila
ketigaPancasila yaitu Persatuan Indonesia Contoh HAM yang dihargai
padasilake3:

8
Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu
dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui
dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki
bangsaindonesia.

2. GAM (Gerakan Aceh Merdeka)


GAM pertama kali di deklarasi pada 4 Desember 1976. Gerakan
ini mengusung nasionalisme Aceh secara jelas. Nasionalisme yang
dibangun sebagai pembeda dengan nasionalisme Indonesia yang
sebelumnya telah ada

3. Kerasisan terhadap Warga Papua.


Warga Papua ini disebutkan seperti bukan manusia dikarenakan ras hitam
yang ada di Papua. Untuk hal yang berunsur SARA seharusnya tidak terjadi lagi
di Indonesia mengingat semboyan negara kita adalah Bhineka Tunggal Ika yang
berarti berbeda–beda tetapi tetap satu jua.

4. OPM (Organisasi Papua Merdeka)


Organisasi Papua Merdeka ini sudah beridiri sejak tahun 1965 dan bahkan
masih berdiri sampai sekarang. Gerakan ini merupakan salah satu organisasi yang
bersikeras untuk memisahkan Papua Barat dari wilayah NKRI dan ingin merdeka
sendiri karena merasa jika daerah mereka tidak ada hubungannya dengan bangsa
Indonesia. Ini termasuk pelanggaran sila ketiga karena ingin berpisah dari Bangsa
Indonesia.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sudah sepatutnya menjadi


dasar kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh masyarakat indonesia,
nilai-nilai Pancasila merupakan cakupan dari nilai, norma, dan moral yang
harusnya mampu diamalkan oleh seluruh masyarakat Indonesia, sebab apabila
Bangsa Indonesia mampu mengamalkan nilai-nilai tersebut maka degradasi moral
dan kebiadaban masyarakat dapat diminimalisir, secara tidak langsung juga akan
mengurangi kriminalitas di Indonesia, meningkatkan keamanan dan kesejahteraan
bangsa Indonesia. Kasus pelanggaran HAM menurut sila ketiga:

1. Pembubaran HTI
2. GAM (Gerakan Aceh Merdeka)
3. Kerasisan terhadap Warga Papua.
4. OPM (Organisasi Papua Merdeka)

10
DAFTAR PUSTAKA

https://guruppkn.com/contoh-kasus-pelanggaran-pancasila

https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1913290005/10pancasila%20tugas
%20makalah%20dila%20rachmawati%201913290005.pdf

https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/01/144823569/hubungan-ham-
dengan-pancasila

https://brainly.co.id/tugas/13038946

11

Anda mungkin juga menyukai