Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“Pelanggaran dan Pengakuan HAM dalam Konstitusi


di Indonesia.”

DOSEN PEMBIMBING

Tomi Farto, S.Pd.I., M.Pd

DISUSUN OLEH

1.Desri Maisa Putri

2.Milda Osmiati

3.Egip Vivi Wahdini

4.Feliza Putri

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN

2022/2023

KATA PENGANTAR
1
Segala puji dan syukur, saya ucapkan kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesikan penulisan makalah yang berjudul “P e l a n g g a r a n d a n
P e n g a k u a n H A M d a l a m K o n s t i t u s i d i I n d o n e s i a ”. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kewarganegaraan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena
itu, semua kritik dan saran pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan
makalah ini lebih lanjut.

Makalah ini dapat penulis selesaikan berkat adanya bantuan dari teman sekelompok.
Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak, terutama rekan sekelompok yang memberikan masukan
demi kelancaran dan kelengkapan naskah makalah ini. Akhirnya, semoga makalah yang jauh
dari sempurna ini ada manfaatnya.

Solok, 5 May 2023

penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR......................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................4

1. Latar belakang......................................................................................4
2. Rumusan masalah.................................................................................6
3. Tujuan...................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................7

1. Pelanggaran HAM di Indonesia............................................................7


2. Pengakuan HAM dalam Konstitusi di Indonesia..................................12

BAB III PENUTUP..........................................................................................18

1. Kesimpulan...........................................................................................18
2. Saran.....................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) adalah setiap perbuatan, tindakan
individu atau sekelompok orang, termasuk aparat negara, baikdisengaja maupun tidak
disengaja, atau karena kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi,
membatasi, dan mencabut Hak Asasi Manusia individu atau sekelompok orang yang
dijamin oleh Undang-Undang dan tidak didapatkan atau dikahawatirkan tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum
yang berlaku.
1 Begitupun menurut UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM Pelanggaran
HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara
baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum
mengurangi,menghalangi membatasi dan atau mencabut HAM seseorang atau
kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang ini, dan tidak didapatkan atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaiaan hukum yang adil dan benar,
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Pelanggaran HAM ini merupakan tindakan pelanggaran kemanusiaan baik
dilakukan oleh individu maupun oleh institusi negara atau institusi lainnya terhadap
hak asasi individu lain tanpa ada dasar atau alasan yuridis dan alas an rasional yang
menjadi pijakannya. Dari pendekatan kultural (budaya) terbukti perjuangan
menegakkan hak asasi manusia pada hakikatnya merupakan bagian dari tuntutan
sejarah dan budaya dunia, termasuk Indonesia. Karena itu memperjuangkan HAM
sama dengan memperjuangkan budaya bangsa atau “membudayakan” bangsa, antara
manusia dan kemanusiaan seluruh dunia sama dan satu.
Pemahaman akan hak-hak asasi manusia yang dimaksudkan adalah hak-hak
yang dimiliki manusia bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat, jadi bukan
berdasarkan hukum positif yang berlaku, melainkan berdasarkan martabatnya sebagai
manusia, manusia memilikinya karena ia manusia. Pelanggaran Hak Asasi Manusia
dapat dikategorikan kedalan pelanggaran HAM ringan dan pelanggaran HAM
berat,dalam pasal 7 UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM disebutkan
dua jenis perbuatan yang masuk kedalam pelanggaran HAM berat, yaitu kejahatan
Genosida dan Kejahatan Kemanusiaan. Kejahatan kemanusiaan dalam pasal 9 huruf a
merupakan salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang

4
meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara
langsung terhadap penduduk sipil berupa pembunuhan. Selain point huruf a dalam
bentuk pembunuhan dapat juga berupa pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau
pemindahan penduduk secara paksa, perampasan kemerdekaan atau perampasan
kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan
pokok hukum internasional, penyiksaan, perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran
secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau
bentuk- bentuk kekerasan seksual lain yang setara, penganiayaan terhadap satu
kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasarkan pada persamaan paham politik,
ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin, atau alasan lain yang telah
diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional,
penghilangan orang secara paksa, dan kejahatan apartheid.
Diantara hak manusia yang ada dalam UU No. 26 Tahun 2000 ialah hak untuk
hidup, tidak disiksa, pikiran dan hati nurani, hak beragama, tidak diperbudak, hak
untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan dihadapan hukum, dan hak-hak lainnya,
dengan berkembangnya dinamika hukum dan perpolitikan,khususnya di Indonesia,
sering terjadi pelanggaran HAM khususnya terkait kejahatan kemanusiaan, dan
beberapa kasus yang terjadi di Indonesia dapat dikatakan sebagai kasus kejahatan
kemanusiaan, namun pemerintah seolah tidak mengakuinya sebagai kejahatan
kemanusiaan atau mungkin memang bukan kasus kejahatan kemanusiaan, lantas
mengapa KOMNAS HAM menyebutkan beberapa kasus tersebut kedalam jenis
kejatan kemanusiaan, selain daripada itu kasus- kasus tersebut ada yang terlihat
sebagai kasus pembunuhan pidana biasa akan tetapi beberapa pihak mengklaim kasus
tersebut masuk kedalam kejahatan kemanusiaan yang bentuknya dalam bentuk
pembunuhan, lantas apa yang membedakan antara kasus pembunuhan pidana biasa
dengan pembunuhan dalam kejahatan kemanusiaan.
Hukum-hukum didunia selama ini telah menbuat peraturan perundang-
undangan mengenai pelanggaran ham dan bertujuan melindungi hak hak asasi
manusia, akan tetapi bukan hanya hukum nasional atau hukum internasional saja,
begitupun Islam, Islam sangat menjaga dan melindungi hak-hak asasi manusia,
perlindungan tersebut dapat kita lihat dari sistem hukum islam yang menjaga lima hal
penting pada diri manusia, dan tidak ada sistem didunia yang melindungi lima hal
paling esensial pada manusia tersebut, yang disebut Ad-dharuriyat al-khamsah, lima
hal yang syariat islam lindungi, yaitu menjaga agama, menjaga jiwa, harta, akal, dan

5
menjaga keturunan. Hukum Pidana Islam mengkategorikan kejahatan atau jarimah
kedalan jenis jarimah hudud, qisas, dan ta’zir. Adapun untuk kasus kejahatan dalam
bentuk pembunuhan masuk kedalam jarimah qisas.
Berdasarkan latar belakang diatas penyusun mencoba mengkaji lebih dalam lagi
tentang pelanggaran berat HAM jenis kejahatan kemanusiaan khususnya dalam
bentuk pembunuhan serta bagaimana tinjauannya menurut Hukum Pidana Islam,
penulis disini memfokuskan pada pasal 9 huruf a yaitu mengenai kejahatan
kemanusiaan dalam bentuk pembunuhan, maka dari itu untuk mengetahui lebih dalam
mengenai pelanggaran berat ini maka penulis mengambil sebuah judul: “Tinjauan
Hukum Pidana Islam Terhadap Kejahatan Kemanusiaan Dalam Pelanggaran Berat
Hak Asasi Manusia (Analisis Pasal 9 huruf a UU Nomor 26 Tahun 2000 Tentang
Pengadilan HAM)”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelanggaran HAM di Indonesia?
2. Seperti apa pengakuan HAM dalam konstitusi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pelanggaran HAM di Indonesia.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengakuan HAM dalam konstitusi.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pelanggaran HAM di Indonesia


Kasus pelanggaran hak asasi manusia sebelum Indonesia merdeka hingga
proklamasi masih kerap ditemui. Salah satu peristiwa yang mungkin tidak akan
pernah kita lupakan dalam sejarah adalah penembakan mahasiswa Trisakti pada masa
orde baru dan terbunuhnya Munir.

Faktor Penyebab Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia


Kasus pelanggaran ham terbaru dapat terjadi karena beragam faktor pemicu, baik
internal maupun eksternal. Beragam penyebabnya ialah kondisi perilaku seseorang,
situasi negara hingga situasi lingkungan secara umum.

Berikut beragam faktor penyebabnya, di antaranya:

1. Tingkat Kesadaran Rendah


Salah satu faktor penyebab internal kasus pelanggaran hak asasi manusia ialah
rendahnya kesadaran akan pentingnya HAM. Banyak orang tidak memperhatikan
perlindungan HAM karena merasa kepentingannya telah terpenuhi.

2. Sikap Egois
Masih dari faktor internal, egois merupakan salah satu penyebab paling umum
hilangnya hak seseorang. Sikap egois membuat pelaku merasa kepentingan dirinya
ialah yang utama sehingga kurang membuka diri terhadap hak asasi orang lain.

3. Penyalahgunaan Kekuasaan
Penyebab pelanggaran ham adalah penyalahgunaan kekuasaan yang kerap dilakukan
oleh elit politik demi melindungi kepentingannya seperti melenyapkan lawan politik.
Adapun contohnya ialah korupsi dan genosida.

4. Sistem Hukum Tidak Berjalan

7
Faktor penyebab pelanggaran HAM selanjutnya ialah sistem hukum tidak berjalan.
Seperti tidak tegasnya aparat penegak hukum dalam menindak pelaku mengakibatkan
kasus semakin banyak terjadi.

5. Tingginya Perilaku Intoleransi


Kasus pelanggaran hak asasi manusia dapat dipicu karena tingginya intoleransi di
Indonesia sehingga mengancam stabilitas nasional. Sikap intoleransi meliputi
membedakan ras, suku dan agama tertentu sehingga mengakibatkan diskriminasi
terhadap kelompok minoritas.

Daftar Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia


Melihat catatan sejarah, banyak kasus pelanggaran HAM telah terjadi di Indonesia.
Berikut beberapa kasusnya, di antaranya:

1. Pemberantasan PKI (1965-1966)


Salah satu peristiwa yang pernah terjadi ialah pemberantasan PKI pada tahun 1965-
1966, tepatnya tanggal 30 september 1965 yang mana kita kenal sebagai G30S/PKI.
Peristiwa G30S/PKI terjadi karena terbunuhnya 30 jendral dan orde baru menduga
PKI ialah dalang dari semuanya.

2. Terbunuhnya Marsinah
Kasus pelanggaran hak asasi manusia yang pernah terjadi ialah peristiwa terbunuhnya
marsinah, seorang buruh pabrik. Peristiwa ini terjadi karena pada tanggal 3 hingga 4
mei 1988 Marsinah bersama rekannya melakukan demonstrasi akibat upah tidak
dinaikan sesuai aturan gubernur Jawa timur.

3. Tragedi Trisakti (1998)


Tragedi trisakti merupakan peristiwa penembakan yang menewaskan mahasiswa
trisakti pada saat demonstrasi menurunkan pemerintahan orde baru. Tepatnya pada
tanggal 12 mei 1998, terdapat 4 mahasiswa tewas yaitu Hendriawan Sie, Hery
Hartanto, Hafidhin Royan dan Elang Mulia Lesmana.

4. Penculikan Aktivis 97/98

8
Kasus pelanggaran hak asasi manusia yang tidak luput dari sejarah ialah penculikan
aktivis 97/98. Peristiwa ini dikenal sebagai penghilangan orang aktivis pro demokrasi
secara paksa di mana menewaskan 1 orang, 23 hilang, 11 orang mendapat siksaan
berat dan 19 orang kehilangan kemerdekaan fisik.

5. Pembunuhan Munir
Pembunuhan munir merupakan salah satu peristiwa yang hinga kini belum
terselesaikan. Munir merupakan salah satu aktivis HAM yang tengah membela hak
korban penculikan aktivis 97/98. Namun pada tahun 2004, beliau tewas dalam
pesawat tujuan Amsterdam akibat diracun.

Hak asasi manusia merupakan hak yang tidak dapat dikurangi karena alasan apapun.
Akibat pelanggaran ham adalah sejumlah orang tewas dan mengalami luka berat.
Namun kasus pelanggaran hak asasi manusia sampai kini masih kian terjadi.
Saat ini, tidak ada satupun aspek kehidupan yang kita jalankan, bisa keluar dari
HAM. Maka pembahasan utama saat ini adalah permasalahan HAM. Masalah
perlindungan internasional HAM ini sudah diatur secara baik dalam hukum
internasional HAM yang secara khusus mengatur mengenai perlindungan individu
dan kelompok dari pelanggaran berat HAM yang dilakukan oleh aparat pemerintah.
Istilah pelanggaran berat HAM muncul untuk menggambarkan dahsyatnya akibat
yang timbul dari perbuatan pidana tersebut terhadap raga, jiwa, martabat, peradaban,
dan sumberdaya kehidupan manusia. Dengan itu dibentuklah sebuah lembaga
peradilan yg disebut dengan Pengadilan HAM yang dibentuk berdasarkan Undang-
undang Nomor 26 Tahun 2000 dengan kompetensi absolut pengadilan pidana atas
pelanggaran berat HAM (Pasal 4) yang berupa kejahatan genosida dan kejahatan
terhadap kemanusiaan (pasal 7, 8, dan 9).4 Pelanggaran berat HAM tersebut
dilakukan oleh pelakunya dengan
maksud (intent) dan tujuan yang jelas untuk menyerang dan menghancurkan orang-
orang tertentu atau sekelompok manusia sehingga membawa akibat atau dampak yang
luas. Tindak pidana pelanggaran berat HAM biasanya bersifat meluas atau sistematik.
Dalam pasal 7 Undang-undang Nomor 26 Tahun 2000 pelanggaran berat HAM itu
meliputi:
1. Kejahatan genosida
2. Kejahatan terhadap kemanusiaan

9
Pasal 8 juga menjelaskan bahwa Kejahatan genosida sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf a adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,
kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara:
1. Membunuh anggota kelompok
2. Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota
kelompok
3. Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan
secara fisik baik seluruh atau sebagiannya.
4. Tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok; atau
5. Memindahkan secara paksa anak-anak dan kelompok tertentu ke kelompok lain.

Pasal 9 juga menjelaskan bahwa Kejahatan terhadap kemanusiaan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 7 huruf b undang-undang nomor 26 tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dan
serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut
ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, yang berupa:
1. Pembunuhan
2. Pemusnahan
3. Perbudakan
4. Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa
5. Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-
wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum Internasional
6. Penyiksaan
7. Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan,
pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentukbentuk kekerasan seksual lain
yang setara
8. Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari
persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau
alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut
hukum Internasional
9. Penghilangan orang secara paksa, atau
10. Kejahatan apartheid

10
Dalam Islam hak-hak asasi manusia bukan hanya diakui tetapi juga dilindungi
sepenuhnya. Karena itu, dalam hubungan ini ada dua prinsip yang sangat penting
yaitu prinsip pengakuan hak-hak asasi manusia dan prinsip perlindungan terhadap
hak-hak asasi manusia tersebut. Prinsip-prinsip itu secara tegas digariskan dalam al-
Qur’an surat al-Isra’, ayat ke 70:
“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami tebarkan mereka
didarat dan dilaut serta kami anugrahi mereka rezeki yang baik baik dan kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna dari pada kebanyakan makhluk
yang telah kami ciptakan”
Ayat tersebut diatas mengandung prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap
hak-hak asasi manusia sebagai hak-hak dasar yang dikarunikan Allah kepada setiap
manusia. Pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia tersebut dalam
Islam ditekankan pada tiga hal utama yaitu, persamaan manusia, martabat manusia,
dan kebebasan manusia. Dalam persamaan manusia, Al-Qur’an telah menggariskan
dan menetapkan suatu status atau kedudukan yang sama bagi semua manusia. Karena
itu Al-Qur’an menentang dan menolak setiap bentuk perlakuan dan sikap yang
mungkin dapat menghancurkan prinsip persamaan, seperti diskriminasi dalam segala
bidang kehidupan, feodalisme, kolonialisme, dan lain-lain.
Tentang martabat manusia berkaitan erat dengan karamah atau kemuliaan yang
dikaruniakan Allah kepadanya. Manusia diciptakan Allah dengan suatu martabat yang
sangat berbeda dengan makhluk-makhluk lain ciptaan Allah. Dengan martabat
manusia yang sangat istimewa itu, manusia secara fitrah atau naluri memiliki martabat
dan kemuliaan yang harus diakui dan dilindungi.
Hak untuk hidup dan hak atas perlindungan untuk hidup berkaitan erat dengan
keselamatan pribadi manusia dan kebebasannya. Tentang kebebasan manusia dalam
Islam sekurang-kurangnya ada lima kebebasan yang dapat dianggap sebagai hak-hak
dasar manusia. Lima kebebasan itu adalah kebebasan beragama, kebebasan berfikir
dan menyatakan pendapat sebagai buah pikirannya, kebebasan untuk memilih harta
benda, kebebasan berusaha dan memilih pekerjaan, dan kebebasan untuk memilih
tempat tinggal. Lima kebebasan tersebut diatas bukan hanya diakui tetapi juga wajib
dilindungi
dalam Negara hukum.

11
Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang
umum dikenal. Sebab seluruh hak merupakan kewajiban bagi negara maupun individu
yang tidak boleh diabaikan. Rasulullah saw pernah bersabda:
"Sesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu haram atas kamu." (HR.
Bukhari dan Muslim). Maka negara bukan saja menahan diri dari menyentuh hak-hak
asasi ini, melainkan mempunyai kewajiban memberikan dan menjamin hak-hak ini.
Sebagai contoh, negara berkewajiban menjamin perlindungan sosial bagi setiap
individu tanpa ada perbedaan jenis kelamin, tidak juga perbedaan muslim dan non-
muslim. Islam tidak hanya menjadikan itu kewajiban negara, melainkan negara
diperintahkan untuk berperang demi melindungi hak-hak ini.

B. Pengakuan HAM dalam Konstitusi


Hukum adalah hal terpenting untuk menegakkan HAM pada sebuah negara.
Karena denganhukum menjamin terlindungnya penegakan HAM pada sebuah negara.
Sebuah konstitusi sangaterat berkaitannya dengan menggunakan pembatasan dan
pembagian kekuasaan. Dalam sejarahRevolusi Perancis menaruh sebuah gagasan
bahwa antara hak masyarakat dan pemerintahdiharapkan adanya pembatasan
antara hak dan kewajiban.
Konstitusionalisme menaruh motivasi yang bertenaga pada meletakkan
prinsip-prinsipfundamental mengenai pemerintahan berasaskan konstitusi dan
menolak pemerintahan darikekuasaan. Konstitusi yang kita kenal adalah Undang-
Undang Dasar 1945. Konstitusi memuataneka macam materi dasar termasuk kaidah-
kaidah HAM yang diletakkan dalam posisi tertinggidan sebagai inti pada konstitusi.

HAM di Indonesia banyak terjadi perubahan-perubahan diantaranya:

1. HAM sebelum kemerdekaan


Hak asasi adalah hak yang paling mendasar yang sudah ada sejak manusia itu
diciptakanoleh Allah SWT. Kuntjoro Purbopranot mendefinisikan HAM sebagai hak
yang dimiliki manusiakodratnya, yang tidak dapat dipisahkan dari esensinya dan
karenanya suci. Melalui JanMaterson dari Komisi PBB, sebagaimana dikutip
Baharuddin Lopa, membenarkan hal itu“Hak asasi manusia adalah hak yang berlaku
bagi setiap orang, tanpanya tidak mungkinmemilikinya kehidupan yang sempurna.”
Menurut John Lock UU No. 39 Tahun 1999tentang Hak Asasi Manusia,

12
mendefinisikan HAM. “HAM adalah seperangkat hak yangberkaitan dengan
hakekat dan keberadaan manusia sebagai hakekat Tuhan Yang M ahakuasa
dan merupakan anugerah-Nya untuk dihormati, dihargai, dan
disayangidilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan segala sesuatu untuk
kehormatan danperlindunganharkat dan martabat manusia”.
Keberadaan HAM sebelum Indonesia merdeka, pada masa penjajahan
Belanda,diatur dengan Ordonansi Hindia Belanda tahun 1854 Eropa. Ada perbedaan
antara wargaNegara Eropa dan Pribumi. Hukum Belanda cenderung mengebiri hak
asasi kelompokpribumi, sehingga terjadi ketimpangan antara perlindungan hak asasi
kelompok Eropadengan hak asasi kelompok pribumi. Waktu Pelanggaran
Ketimpangan persentasejaminan hak asasi manusia diatas bukan tanpa alasan.
Sebagai bentuk kolonialisme, itu sendiri merupakan mimpi buruk hak
asasimanusia, mengingat negara Indonesia saat itu berada di bawah
kekuasaan kolonialBelanda. Dapat dikatakan bahwa isi hak asasi manusia
dalam Kitab Undang-UndangKolonial Belanda atau Wet tidak dapat sepenuhnya
menjamin kebutuhan rakyat Indonesiaketika hak kemerdekaan masih menjadi
cita-cita. Hak asasi manusia pada masapenjajahan Belanda menjadi alasan
warga negara Indonesia ingin merdeka.

2.Konsepsi HAM dalam konstitusi Indonesia


Secara historis mulai dari persiapan hingga pembentukan dan
pelaksanaanpemerintahan Indonesia dapat ditegaskan bahwa Indonesia
mengikuti sistemkonstitusional dimana isu-isu hak asasi manusia ditangani menjadi
suatu hal yang sangatpenting. Keberadaan konstitusi pandangan, keinginan dan
perkembangan kepala negaradalam kehidupan negara menginginkan
terbentuknya negara hukum yang menjaminperlindungan hak asasi manusia.
Dalam negara hukum Indonesia, hal itu diwujudkandalam bentuk Perlindungan
Warga Negara dalam Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun
1945.
Negara hukum adalah upaya untuk membatasi absolutismenya sendiri
rajamenurut aturan dalam Konstitusi. Sri Soemantri secara umum menyampaikan isi
materikonstitusi yang berisi tiga hal utama, yaitu:
a. Hak asasi manusia dan warga negara dijamin
b. Definisi struktur konstitusi negara

13
c. Klasifikasi dan pembatasan fungsi kewenangan konstitusional(checks
andbalances).

Dalam mazhab hukum alam pengertian dasar tentang hak asasi manusia terdiridari tiga
hal,yaitu:
a. Hak untuk hidup
b. Hak atas kebebasan
c. Hak Pribadi
Namun nyatanya, hak asasi manusia tidak berhenti sampai di situ,
hak asasimanusia terus berlanjut. Variasi Franklin D Roosevelt mengungkapkan
pemikirannyatentang HAM yang rumusannya berbeda dalam forum Kongres Amerika
Serikat, yaitu:
a. Kebebasan berbicara
b. Kebebasan beragama
c. Bebas dari rasa takut dan
d. Bebas dari apa yang diinginkan
Berbicara tentang konsep hak asasi manusia dalam konstitusi Indonesia
tidakdapat dipisahkan dengan perdebatan panjang antara kelompok yang tidak setuju
dengankelompok yang menuntut setuju, sehingga ketentuan hak asasi manusia
dimasukkan kedalam isi materi konstitusi. Menurut Soekarno dan Soepomo,
ungkapan itu tidakditerima HAM karena negara Indonesia yang didirikan adalah
negara yang berdasarkankekeluargaan atau gotong royong dan menolak
individualisme dengan yang tidakmenjadikan Negaranya menjadi liberalisme dan
kapitalisme sebagai ideologi.
Konsep hak asasi manusia dalam konstitusi Indonesia tertuang dalam
resolusi.Muatan materi hak asasi manusia dalam UUD bukanlah hal yang
sederhana, banyakkajian teoritis Baik dari segi sejarah, filosofis, maupun
sosiologis. Dalamperkembangannya ketentuan hak asasi manusia tidak diatur
dalam konstitusi, HAMkhususnya memiliki banyak peraturan perundang-undangan.
Ini adalah bukti nyata bahwahak asasi manusia adalah sesuatu yang paling
berharga bagi orang-orang dan patut mendapat perhatian lebih dalam kesepakatan
yang menjadi acuan dasar, dengannya orangdapat mencapai hak-haknya sebagai
manusia.

14
3.HAM Pra Amandemen UUD 1945
Pasca kemerdekaan UUD 1945 adalah wadah hak asasi manusia
Indonesia.Namun seiring dengan perjalanan bangsa dan negara, Indonesia
telah mengalamiperubahan amandemen konstitusional UUD 1945 ke RIS 1949-
1950. RIS tidak bertahanlama di Indonesia, antara tahun 1950 sampai dengan 1959.
Konstitusi kembali diubahmenjadi UUDS.
RIS adalah konferensi Meja Bundar yang menghasilkan konstitusi federal
denganmencakup hak asasi manusia terperinci. Ketakutan akan pembantaian
disertai dengantuntutan kemanusiaan sebelum dan selama Perang Dunia II, rincian
hak asasi manusiadalam layanan RIS terkait erat dengan pengaruh Deklarasi
Universal. Pembentukan konstitusi baru, meskipun UUD 1950 merupakan
konstitusi baruRepublik Indonesia dan kembali ke konsep negara kesatuan.
Mengenai mekanismeperubahan UUD ini, berdasarkan Mosi Terpadu Mohammad
Natsir (Presiden kelompokpartai Masyumi di DPR RI).
Ada dua prinsip yang menjadi pedoman amandemen RIS dalam UUD 1950,
yaitu:
a. Perjanjian hanya membatalkan ketentuan federalis. Sementara itu ketentuan
hakasasi manusia tidak bersifat federal, sehingga ditahan dalam substansi
UUD 1950.
b. Kesepakatan antara pemerintah RIS dan pemerintah Indonesia
Yogyakartadisetujui asimilasi prinsip-prinsip dasar yang terkandung
dalam UUD (1945)seperti prinsip demokrasi ekonomi.
Dalam UUD 1945, perubahan pendahuluan terdiri dari pembukaan dan
badanterdiri dari 37 pasal, empat ketentuan peralihan, dua ketentuan tambahan dan
catatanpenjelasan. Sementara itu HAM sendiri termasuk dalam pembukaan dan
batang tubuh konstitusi. Dapat dilihat sebagai berikut:

a.Dalam pembukaan
Pembukaan UUD 1945 dalam setiap alinea memuat hak asasi manusia, yaitu:
1) Alinea I, merupakan inti dari pengakuan kebebasan kemerdekaan(freedom
bebas). Dengan kata lain, substansi dan makna bagian I adalahBangsa Indonesia
berprinsip antikolonialisme, kemerdekaan adalah haksemua bangsa, hak rakyat
Indonesia bertekad untuk merdeka dan bertekadmelawan segala bentuk penjajahan.

15
2) Alinea II Indonesia disebutkan sebagai negara yang adil, kata adil di siniadalah
kata sifat yang mengacu pada salah satu tujuan negara hukum, atausetidaknya dekat
dengan peradilan. Ketika aturan hukum berlaku itu ketikahak asasi manusia ini
dilaksanakan, mereka menjadi lebih dari sekedarjargon kemanusiaan
3) Alinea III, berdasarkan pernyataan "Dengan rahmat Allah SWT" adalahbukti
bahwa negara Indonesia mengakui nilai-nilai agama yang menjadidasar negara dan
landasan moral negara. Menyadari nilai-nilai moral yangterkandung dalam
pernyataan tersebut "keinginan yang tinggi untukmenjalani kehidupan
nasional yang bebas" berarti, Negara dan bangsaIndonesia mengakui nilai-
nilai moral dan hak-hak kodrati semua orangdan sebuah negara
4) Alinea IV, dalam bab keempat ini memuat prinsip dan prinsip
utamaPembentukan Pemerintah Negara Indonesia, sebagaimana
diputuskandalam kalimat "... daripada membentuk pemerintahan negara
Indonesia...".Dengan kata lain, negara menegaskan pengakuan dan perlindungan
hakasasi manusia di segala bidang yaitu politik, hukum, sosial, budaya dan ekonomi.

b. Berdasarkan UUD 1945


Batang tubuh konstitusi (1945) setidaknya memiliki 8 pasal
yangmengatur secara langsung HAM. Walaupun hanya ada 8 pasal item ini
sangatpenting diperlukan Hal-hal di atas, yaitu:
1) Pasal 27 ayat (1), yang mengatur tentang hak atas persamaan di depanhukum dan
penghidupan yang layak
2) Menurut pasal 27 ayat (2), semua warga negara berhak ataspenghidupan
atau kehidupan yang layak
3) Pasar 28, mengatur kebebasan berserikat, rapat dan berpendapat dalamberbicara
dan menulis
4) Pasal 29, mengatur tentang kebebasan beragama
5) Pasal 31, tentang hak untuk mendapat pengajaran,
sementaraoperasionalisasi dari ketentuan ini tertuang dalam UU No. 12
Tahun2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
6) Pasal 32. Para perumus UUD 1945 menyadari peran pentingkebudayaan
dalam membentuk jati diri masyarakat dan bangsaIndonesia pada khususnya,
serta bagi modernitas dan kemajuan bangsapada umumnya.
7) Pasal 33, memuat tentang ketentuan hukum tentang hak-hak ekonomi.

16
8) Pasal 34, memuat tentang kesejahteraan sosial.
Pada awalnya HAM berdasarkan RIS dan UUDS 1950 berjalan dengan
baik,tetapi mulai terjadi penahanan sejak pemerintah menyatakan keadaan darurat.
Reformasiadalah upaya memulihkan hak asasi manusia melalu amandemen UUD
1945, TAP MPR,dan lain-lain. Ini semua terjadi bukan semata-mata persoalan
minimnya anggaran, namunlebih kepada mis management, maladministration,
minimnya rasa tanggungjawab, danrendahnya nilai-nilai kemanusiaan. Ini
merupakan penyakit luar biasa parah yangmenghinggapi penyelenggara negara
dan bisa menular dengan cepat kepada siapapunyang memiliki hubungan dengan
kekuasaan.

4. Perkembangan HAM pasca Amandemen


Menurut Hans Kelsen, merumuskan konsep negara hukum dalam
kaitannyamenetapkan empat syarat mengenai demokratisasi dan hak asasi manusia,
yaitu:a. Negara yang hidupnya mengikuti konstitusi dan hukum, proses
perumusandilakukan oleh parlementer. Dan anggota-anggota parlemen itu mereka
dipiliholeh rakyat.b. Negara mengatur mekanisme pertanggung jawaban setiap
kebijakan dankegiatan dari negara.c. Negara menjamin independensi peradilan.d.
Negara yang melindungi hak asasi manusiaDalam Konstitusi Setelah amandemen
1945, selain pengaturan umum tentang hakasasi manusia, konstitusi memuat bab
khusus tentang hak asasi manusia yaitu BAB XAyang memuat sampai dengan 10
pasal mulai dari Pasal 28A. 28 bis Pasal J mengenaidampak perubahan. Perubahan
tersebut ditegaskan bahwa perlindungan, kemajuan,penegakan. Namun demikian
pemenuhan hak asasi manusia merupakan tanggung jawabnegara, khususnya
pemerintah tahun pertama jalur reformasi diwarnai dengan konflikhorizontal antara
lain Ambon, Poso dan Kalimantan. Dimana kelompok-kelompoktersebut
melakukan pelanggaran HAM perusahaan sendiri. Perubahan kedua UUD
1945merangkum ketentuan hak asasi manusia. Bab tersendiri dalam BAB XA yang
memuat10 pasal dan 24 paragraf. Berbicara tentang jaminan pelaksanaan hak
asasi manusiasebagai landasan negara hukum. Hak asasi manusia juga
diperkuat pada Pasal 28Jsebagai alinea terakhir dari semua ketentuan hak asasi
manusia. Deklarasi Universal hakasasi manusia, yang juga menetapkan pasal
tentang pembatasan hak asasi manusiasebagai pasal 29 ayat 24 hak asasi
manusia yang termaktub dalam perubahan keduaUndang-Undang Dasar Negara

17
Republik Indonesia Tahun 1945 tidak bersifat mutlak,termasuk hak asasi manusia
yang tercantum dalam Pasal 28I ayat (1).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hak Asasi Manusia merupakan hak yang dimiliki setiap orang sejak ia lahir serta
dijamin secara nasional, internasional dan konstitusi masing-masing negara. Konstitusi
Indonesia mengatur Hak Asasi Manusia secara jelas yang mengakibatkan negara
berkewajiban menyediakan apapun untuk warga negaranya termasuk perlindungan yang
sama antara laki-laki dan perempuan. HAM dalam hukum Islam tidak hanya mengakuihak
antar sesama manusisa tetapi hak itu dilandasi kewajiban asasi manusia
untukberiman kepada Allah SWT. Perlindungan hukum islam terhadap hak asasi manusia
dapat dilihat dari ketentuan-ketentuan syari’ah yang melindungi dan menjunjung
tinggi kehidupan manusia seperti larangan membunuh, ketentuan qishash dan larang bunuh
diri.HAM menurut pandangan islam bersifat theosentris artinya segala sesuatu
berpusat kepada Allah SWT sebagai tuhannya.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan baik dari
segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimat. Dari segi isi juga masih perlu
ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada para pembaca makalahini
agar dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/n/47197618?sid=01683269971

https://www.academia.edu/39916181/
MAKALAH_PELANGGARAN_HAM_DI_INDONESIA

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://etheses.uinsgd.ac.id/
26886/4/4_bab1.pdf&ved=2ahUKEwit_YLOy93-
AhXE_DgGHa0IBfUQFnoECA0QAQ&usg=AOvVaw2KdBaWw8OOThIdNnodqfwN

19

Anda mungkin juga menyukai