Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut filosofi mangkunegara, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (k3) adalah suatu

pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani

tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju

masyarakat adil dan makmur. Pengertian K3 menurut keilmuan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (k3) adalah semua ilmu dan penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan

kerja, Penyakit Akibat Kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran

lingkungan. Pengertian k3 menurut ohsas 18001:2007 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (k3)

adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan

kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat

kerja[1]

Ketiga versi pengertian K3 di atas adalah pengertian k3 yang umum/paling sering

digunakan di antara versi-versi pengertian/definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

lainnya. Sebagaimana diketahui, tahun 2017 merupakan tahun ke-3 bagi bangsa Indonesia

yang secara terus menerus berusaha mewujudkan kemandirian masyarakat Indonesia

berbudaya K3 tahun 2021. Menurut menteri ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif

Dhakiri, Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan kerja mengatur dengan

jelas pelaksanaan K3 di semua tempat kerja dimana terdapat tenaga kerja, hubungan kerja

atau kegiatan usaha dan sumber bahaya baik di darat, didalam tanah, di permukaan air, di

dalam air maupun di udara yang berada di dalam wilayah Indonesia.

Disamping itu, tujuan K3 tidak hanya untuk memberikan perlindungan terhadap tenaga

kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja agar terjamin keselamatannya, tetapi juga
untuk mengendalikan resiko terhadap peralatan, aset, dan sumber produksi sehingga dapat

digunakan secara aman dan efisien agar terhindar dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum

diperkirakan termasuk rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena

mengalami ketidak efisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah).

Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu

disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan

perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.

Serta perlunya dilakukan tindakan skrining kepada tenaga kerja dalam bentuk

pemeriksaan kesehatan tenaga kerja oleh tenaga kesehatan (medis) dan tenaga kesehatan

masyarakat, tindakan yang dilakukan juga harus berdasarkan kebijakan yang berlaku atau

undang-undang yang mengatur nya.

B. Rumusan masalah

Bagaimana terjadi nya Pemeriksaan kesehatan (skrining) tenaga kerja serta aspek-aspek

penting didalam nya?

C. Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana terjadinya Pemeriksaan kesehatan (skrining) tenaga kerja

serta aspek-aspek penting didalam nya yang berkaitan dengan kesehatan keselamatan kerja

(k3)
BAB II

PEMBAHASAN

A. Aspek Perundang-undangan

Dalam Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 23 dinyatakan

bahwa upaya K3 harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang

mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai pegawai

paling sedikit 10 orang[2]. Pemeriksaan kesehatan (skrining) tenaga kerja juga terbagi atas 3

tahapan, yaitu: [3]

1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan

oleh dokter sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk melakukan pekerjaan.

2. Pemeriksaan kesehatan berkala adalah pemeriksaan kesehatan pada waktu-waktu

tertentu terhadap tenaga kerja yang dilakukan oleh dokter.

3. Pemeriksaan kesehatan khusus adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh

dokter secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu.

Keselamatan dan kesehatan kerja amat berkaitandengan upaya pencegahan kecelakaan

dan penyakit akibat kerja dan memiliki jangkauan berupa terciptanya masyarakat dan

lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, serta efisien dan produktif.

B. Balai Besar Pengembangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Balai Besar Pengembangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (BBPK3) mempunyai

tugas pokok melaksanakan pengembangan pengujian dan pemeriksaan keselamatan dan

kesehatankerja, peningkatan kapasitas tenaga keselamatan dan kesehatan kerja, serta

pemberdayaan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam melaksankan tugas

sebagaimana di maksud dalam tugas pokok diatas, balai besar pengembangan keselamatan

dan kesehatan kerja menyelenggarakan fungsi: [4]


1. Penyusunan rencana, program, dan anggaran

2. Pelaksanaan pengujian dan pemeriksaan keselamatan dan kesehatan kerja

3. Pelakasanaan analisis, perekayasaan, penerapan teknologi dan uji coba keselamatan

dan kesehatan kerja

4. Pelaksanaan peningkatan kapasitas tenaga keselamatan dan kesehatan kerja

5. Pelaksanaan pemberdayaan keselamatan dan kesehatan kerja

6. Evaluasi dan penyusunan laporan

7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Adapun posisi BBPK3 kesehatan kerja berada pada lingkup pekerja dan lebih

menekankan pada aspek promosi terhadap kesehatan para pekerja sementara posisi

keselamatan berada pada aspek interaksi yang ada dalam system kerjaatau proses kerja dan

mempunyai peran kesehatan dan keselamatan dalam ilmu kesehatan kerja berkontribusi

dalam upaya perlindungan kesehatan para pekerja dengan upaya promosi kesehatan,

pemantauan dan survailan kesehatan serta upaya peningkatan daya tubuh dan kebugaran

pekerja.

C. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja

Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja ditujukan agar tenaga kerja yang diterima berada

dalam kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit menular yang

akan mengenai tenaga kerja lainnya, dan cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan

sehingga keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan dan tenaga kerja yang

lain-lainnya dapat dijamin.[3] Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja meliputi:

1. Pemeriksaan fisik lengkap

2. Kebugaran jasmani

3. Rontgen paru-paru (bilamana mungkin)

4. Pemeriksaan buta warna


5. Laboratorium rutin, serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu.

Pedoman pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dibina dan dikembangkan mengikuti

kemampuan perusahaan dan kemajuan kedokteran dalam keselamatan kerja. Pengusaha atau

pengurus perusahaan dan dokter wajib menyusun pedoman pemeriksaan kesehatan sebelum

kerja yang menjamin penempatan tenaga kerja sesuai dengan kesehatan dan pekerjaan yang

akan dilakukannya dan pedoman tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu

oleh direktur.

Jika 3 (tiga) bulan sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh dokter yang

ditunjuk oleh perusahaan dan yang memenuhi syarat sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga

Kerja Transmigrasi dan Koperasi No. Per10/men/1976 dan syarat-syarat lain yang dibenarkan

oleh direktur Jenderal pembinaan hubungan perburuhan dan perlindungan tenaga kerja, dan

tidak ada keraguan-raguan maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum

kerja[3]

D. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Pemeriksaan kesehatan berkala dimaksudkan untuk mempertahankan derajat kesehatan

tenaga kerja sesudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai kemungkinan adanya

pengaruh-pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha-

usaha pencegahan. Semua perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi

tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 tahun sekali.

Pengusaha atau pengurus dan dokter wajib menyusun pedoman pemeriksaan kesehatan

berkala sesuai dengan kebutuhan menurut jenis-jenis pekerjaan yang ada, adapun jenis-jenis

pemeriksaan yang dilakukan adalah:

1. Pemeriksaan fisik,

2. Rontgen

3. Pemeriksaan urin, dan darah.


Untuk pegawai yang termasuk golongan risiko tinggi, terdapat beberapa pemeriksaan

tambahan sesuai dengan area di mana pegawai tersebut bekerja. Untuk pegawai yang bekerja

di area bising, maka akan dilakukan pemeriksaan audiometri, untuk pegawai yang bekerja di

area dengan kadar debu yang tinggi maka akan dilakukan pemeriksaan spirometri. Sedangkan

untuk pegawai yang bekerja di area high care maka akan dilakukan tes salmonella.[5]

E. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

Pemeriksaan kesehatan khusus dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh

dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja atau golongan-golongan tenaga kerja tertentu.

Pemeriksaan kesehatan khusus dilakukan pula terhadap:[3]

1. Tenaga kerja yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang memerlukan

perawatan yang lebih dari 2 (dua minggu).

2. Tenaga kerja yang berusia diatas 40 (empat puluh) tahun atau tenaga kerja wanita dan

tenaga kerja cacat, serta tenaga kerja muda yang melakukan pekerjaan tertentu.

3. Tenaga kerja yang terdapat dugaan-dugaan tertentu mengenai gangguan-gangguan

kesehatannya perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai dengan kebutuhan.

Pemeriksaan kesehatan khusus diadakan pula apabila terdapat keluhan-keluhan diantara

tenaga kerja, atau atas pengamatan pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, atau

atas penilaian pusat bina hyperkes dan keselamatan dan balai-balainya atau atas pendapat

umum dimasyarakat. Untuk kelainan-kelainan dan gangguan-gangguan kesehatan yang

disebabkan akibat pekerjaan khusus ini berlaku ketentuan-ketentuan asuransi sosial tenaga

kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


Daftar pustaka

1. Departemen kesehatan ri. Keputusan menteri kesehatan no.1204/menkes/sk/x/2004

tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit. Jakarta indonesia.

2. Undang-undang ri no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan. 2004. Yogyakarta: pustaka

widyatama.

3. Menteri tenaga kerja dan transmigrasi. Peraturan menteri tenaga kerja dan

transmigrasi no.02/men/1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam

penyelenggaraan keselamatan kerja.

4. Arikunto, suharsimi. 2013. Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta:

rineka cipata.

5. Sudi, slamet s. 2016. Analisis pelaksanaan medical check up (mcu) pada pegawai

rumah sakit islam jakarta pondok kopi tahun 2016. Jurnal kedokteran dan kesehatan,

vol. 13

Anda mungkin juga menyukai