Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN

PEMERIKSAAN KESEHATAN
STAF
RSUD KABUPATEN BUTON

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN BUTON
TAHUN 2022
I. PENDAHULUAN
Keselamatan dan keamanan kerja perlu diperhaikan dalam
lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat
seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamtan kerja suatu
keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja.
Apabila para pekerja dalam kondisi sehat jasmani yang terjamin
keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan.

Perkembangan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan


rujukan di Indonesia akhir-akhir ini sangat pesat, baik dari jumlah maupun
pemanfaatan teknologi kedokteran. Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan tetap harus mengedepankan peningkatan mutu pelayanan kepada
masyarakat dengan tanpa mengabaikan upaya Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) bagi seluruh pekerja Rumah Sakit.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit perlu mendapat


perhatian serius dalam upaya melindungi kemungkinan dampak negatif yang
ditimbulkan oleh proses pelayanan kesehatan, maupun keberadaan sarana,
prasarana, obat-obatan dan logistik lainnya yang ada di lingkungan Rumah
Sakit sehingga tidak menimbulkan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja
dan kedaruratan termasuk kebakaran dan bencana yang berdampak pada
pekerja Rumah Sakit, pasien, pengunjung dan masyarakat di sekitarnya.

Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan


oleh masyarakat maka tuntutan pengelolaan program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) semakin tinggi karena Sumber
Daya Manusia (SDM) Rumah Sakit, pengunjung/pengantar pasien, pasien
dan masyarakat sekitar Rumah Sakit ingin mendapatkan perlindungan dari
gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai dampak proses
kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana dan prasarana
yang ada di Rumah Sakit yang tidak memenuhi standar.

Di dunia Internasional, program K3 telah lama diterapkan di berbagai


sektor industri (akhir abad 18), kecuali di sektor kesehatan. Perkembangan
K3RS tertinggal dikarenakan fokus pada kegiatan kuratif, bukan preventif.
Fokus pada kualitas pelayanan bagi pasien, tenaga profesi di bidang K3
masih terbatas, organisasi kesehatan yang dianggap pasti telah melindungi
diri dalam bekerja.

Program K3RS yang berhubungan dengan program Pecegahan dan


Pengendalian Infeksi (PPI) yaitu melindungi karyawan dari penyakit akibat
kerja (PAK) melalui pemberian vaksinasi/imunisasi dan mencegah terjadinya
kecelakaan akibat kerja (KAK) melalui pemberian dan pemakaian alat
pelindung diri (APD) pada saat berkerja di rumah sakit sesuai dengan
kebutuhan dan jenis pelindung diri yang dibutuhkan.

Selain itu dilakukan juga pemeriksaan kesehatan, dimana output dari


kegiatan tersebut menentukan status kesehatan staf/karyawan yang bekerja
di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton.
Pemeriksaan kesehatan kerja itu sendiri ada 3 macam, yaitu:
1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja (prakarya)
Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja adalah pemeriksaan kesehatan
yang dilakukan oleh dokter sebelum seorang tenaga kesehatan/non
kesehatan diterima untuk melakukan pekerjaan di rumah sakit.
Pemeriksaan Kesehatan sebelum bekerja ditujukan agar tenaga kerja
yang diterima berada dalam kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya,
tidak mempunyai penyakit menular yang akan mengenai tenaga kerja
lainnya, dan cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan sehingga
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan dan tenaga
kerja lain-lainnya yang dapat dijamin.
2. Pemeriksaan Kesehatan pada Saat/Sedang Bekerja (berkala)
Pemeriksaan kesehatan berkala adalah pemeriksaan kesehatan pada
waktu-waktu tertentu terhadap tenaga kerja yang dilakukan oleh dokter.
Pemeriksaan kesehatan berkala dimaksudkan untuk mempertahankan
derajat kesehatan tenaga kerja sesudah berada dalam pekerjaannya,
serta menilai kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan
seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha-usaha
pencegahan.
3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus
Pemeriksaan kesehatan khusus adalah pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu.
Pemeriksaan kesehatan khusus dimaksudkan untuk menilai adanya
pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja atau
golongan-golongan tenaga kerja tertentu.
Pemeriksaan Kesehatan Khusus dilakukan pula terhadap:

II. TUJUAN
1. Memberikan pemeriksaan kesehatan staf/karyawan rumah sakit, baik
sebelum bekerja, pemeriksaan berkala untuk staf/karyawan yang
sementara bekerja dan pemeriksaan khusus bagi staf/karyawan.
2. Memberikan pelayanan kesehatan pada karyawan, baik yang bersifat
pengobatan (Kuratif), Pencegahan (Preventif) dan peningkatan Kesehatan
(Promotif)
3. Mengobati karyawan yang terkena penyakit akibat kerja agar penyakit
yang diderita tidak bertambah luas dan sembuh.
4. Memudahkan pengawasan kesehatan staf/karyawan yang bekerja di
rumah sakit
5. Memberikan pengantar berobat jalan dan atau pengantar perawatan
rawat inap dan atau rujukan ke sarana kesehatan lainnya untuk
mendapatkan pengobatan maksimal
6. Menetapkan kesehatan dan kecakapan kerja (fitness status)
7. Mematuhi aturan perundang-undangan

III. DASAR HUKUM


1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
5. Keputusan Presiden No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul
Karena Hubungan Kerja
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 tahun 1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1333 tahun 1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit
8. Keputusan Menteri Kesehatan No, 1075 tahun 2003 tentang Sistem
Informasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 432 tahun 2007 tentang Pedoman
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit

IV. KEGIATAN POKOK DAN RUANG LINGKUP


a. Kegiatan Pokok.
1. Pemeriksaan kesehatan staf/karyawan rumah sakit sebelum bekerja
(calon pekerja) sehingga pada saat bekerja nantinya tidak berpotensi
menyebarkan/menularkan penyakit khususnya penyakit infeksi kepada
pasien, petugas kesehatan lainnya maupun pengunjung/keluarga
pasien.
2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi staf/karyawan yang
sementara bekerja dalam rangka memantau kondisi kesehatan selama
bekerja, diharapkan tidak terjadi penularan transmisi penyakit dari
pasien atau dalam melaksanakan penatalaksanaan pasien di rumah
sakit.
3. Pemeriksaan kesehatan khusus ditujukan kepada staf/karyawan yang
bekerja pada unit-unit resiko tinggi dan pada staf/karyawan yang
terkena penyakit akibat kerja atau pajanan pada saat melakukan
tindakan invasif kepada pasien.

b. Ruang Lingkup
1. Melakukan pemeriksaan kesehatan bagi karyawan/ personel sebelum
bekerja di Rumah Sakit antara lain :
a. Pemeriksaan fisik lengkap
b. Kesegaran Jasmani
c. Rontgen paru-paru
d. Laboratorium rutin
e. Apakah pernah mendapatkan imunisasi BCG dan ada ada riwayat
pengobatan DOT TB
2. Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi karyawan/ personel
Rumah Sakit antara lain :
a. Pemeriksaan fisik, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru (bila
diperlukan), laboratorium rutin, serta pemeriksaan-pemeriksaan
yang dianggap perlu, termasuk pemberian imunisasi kepada
karyawan/personel yang bekerja di area/ tempat yang berisiko dan
berbahaya.
b. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi karyawan/personel Rumah
Sakit sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun.
3. Melakukan pemeriksaan kesehatan khusus kepada :
a. Karyawan/personel RS yang telah mengalami kecelakaan/penyakit
yang memerlukan perawatan yang lebih dari 2 minggu.
b. Karyawan/personel Rumah Sakit yang berusia 40 (empat puluh)
tahun atau karyawan/personel wanita yang cacat serta karyawan/
personel yang berusia muda melakukan pekerjaan tertentu.
c. Karyawan/personel Rumah Sakit yang terdapat dugaan tertentu
mengenai gangguan kesehatan perlu dilakukan pemeriksaan
khusus sesuai dengan kebutuhan.
d. Pemeriksaan kesehatan dilakukan apabila terdapat catatan atau
hasil pengamatan dari petugas kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) Rumah Sakit bagi karyawan/ personel yang mengalami
keluhan.
e. Karyawan yang bekerja pada kelompok pelayanan high risk infeksi,
antara lain ; Instalasi Kamar Operasi, petugas ICU, Ruang Isolasi,
petugas IGD dan petugas laboratorium.
f. Khusus untuk karyawan paru dan petugas analis yang terpapar TB
harus rutin cek up 1 tahun sekali dan laporan diberikan ke PPI-RS
g. Penyusunan alur dan penanganan untuk karyawan yang terpajan
bahan kimia atau cairan tubuh dan tertusuk benda tajam
h. tenaga kerja yang terdapat dugaan-dugaan tertentu mengenai
gangguangangguan kesehatannya perlu dilakukan pemeriksaan
khusus sesuai dengan kebutuhan.

V. TATALAKSANA
1. Staf/karyawan RSUD Kabupaten Buton akan melaksanakan pemeriksan
Kesehatan berdasarkan jenis pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
(karyawan baru, pemeriksaan berkala dan khusus).
2. Untuk pemeriksaan berkala dan khusus, staf/karyawan akan melakukan
pemeriksaan sesuai dengan jadwal masing-masing.
3. Staf/Karyawan yang melakukan pemeriksaan kesehatan mengisi daftar
hadir daftar hadir, identitas diri dan tanggal pemeriksaan pada form yang
telah disediakan di rekam medik.
4. Staf/Karyawan akan mendapat kupon/nomor pelayanan pemeriksaan.
5. Setiap tahapan pemeriksaaan telah dilakukan, kupon/nomor pelayanan
ditandatangani oleh petugas pemeriksa.
6. Setelah melakukan seluruh tahapan pemeriksan, staf/karyawan
mengumpul status/form pemerikaan beserta hasil-hasil pemeriksaan dan
kupon/nomor pemerikasaan yang telah ditandatangani oleh setiap
pemeriksa.
7. Copy dari data primer hasil pemeriksaan kesehatan akan diambil oleh
Komite PPI-RS sebagai bahan acuan Rumah Sakit.

VI. SASARAN
Seluruh SDM Rumah Sakit Umum Daearah Kabupaten Buton.

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


a. Pemeriksan Kesehatan Karyawan Baru (sebelum bekerja)

Setiap ada karyawan baru

b. Pemeriksaan Kesehatan Karyawan Berkala


Hari : Senin-Jumat
Tanggal : 00 s.d 00 April 2019
Waktu : 09.00 s.d 16.00
Tempat Kegiatan : Poliklinik umum, Poliklinik Penyakit Dalam, Instalasi
Radiologi, Instalasi Laboratorium, Rekam Medik
(Jadwal berdasarkan hari/tanggal sebagaimana terlampir)
c. Pemeriksaan Kesehatan Karyawan Khusus

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan kesehatan dilaksanakan
langsung oleh Komite PPI-RS beserta unitnya. Komite PPI-RS menyusun
anggaran pemeriksaan kesehatan dan membuat laporan hasil pelaksanaan
kegiatan kepada Direktur Rumah Sakit.

IX. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan hasil pemeriksaan dan copy dari data primer pemerikaan
kesehatan merupakan dokumen resmi dari Komite PPI-RS akan
direkomendasikan untuk ditindak lanjuti, serta hasil pemeriksaan kesehatan
juga dilampirkan pada file kepegawaian RSUD Kabupaten Buton.

X. PENUTUP
Demikian panduan pemeriksaan kesehatan RSUD Kabupaten Buton
yang nantinya akan dilaksanakan oleh seluruh komponen yang ada di rumah
sakit, sehingga dapat menjadi tolak ukur dalam kegiatan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di rumah sakit.

Mengetahui,
Direktur RSUD Kabupaten Buton

drg. HARNO JAYAHIR HADINI, MPH


Pembina Tk.I, IV/b
NIP. 19761117 200604 1 003

Anda mungkin juga menyukai