Anda di halaman 1dari 31

PELAYANAN KESEHATAN KERJA

& KESELAMATAN KERJA


KESEHATAN MENTAL
PEKERJA RS

Subheading goes here


Curriculum Vitae
Nurhayati Saridewi, S. Kep, Ns

• Pendidikan :
* Ilmu Keperawatan – Universitas Airlangga Surabaya
* Proses Pendidikan di Magister Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Universitas Airlangga

• Riwayat Pekerjaan :
* Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan – Universitas
Muhammadiyah Surabaya (2007 – 2008)
* Verifikator JPK PT. Jamsostek (Persero)
Cabang Purwakarta ( 2008 – 2012)
* Penata Madya Pelayanan
BPJS Ketenagakerjaan Cabang Gresik
(2012 – sekarang)
INFORMASI umum (1)
Pelayanan Kesehatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No : PER.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja

Kesehatan Kerja adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap pekerja dapat bekerja produktif secara sosial ekonomi
tanpa membahayakan diri sendiri, teman sekerja, keluarga, masyarakat, dan
lingkungan sekitarnya
INFORMASI umum (2)
Pelayanan Kesehatan Kerja
* Pelayanan Kesehatan yang dilakukan untuk pencegahan,
diagnosa, menangani kecelakaan kerja atau penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan serta pemberian rehabilitasi
terhadap pekerja yang mengalami kecelakaan atau penyakit di
tempat kerja.
* Salah satu lembaga K3 di perusahaan, sebagai sarana
perlindungan tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan
yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja
* Sarana penyelenggaraan upaya kesehatan kerja yang bersifat
komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif)
INFORMASI umum (3)
Cara Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
* Diselenggarakan sendiri oleh pengurus :
Poliklinik perusahaan
Rumah sakit perusahaan
* Diselenggarakan melalui pengadaan ikatan/kerja sama dengan dokter
atau pelayanan kesehatan lain :
BPJS
Dokter praktek swasta
Puskesmas
Poliklinik swasta
Rumah sakit
Dan lain-lain
*Diselenggarakan secara bersama antar beberapa perusahaan:
Rumah sakit pekerja
Dan lain-lain
INFORMASI umum (4)
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
INFORMASI umum (5)
BPJS Kesehatan
INFORMASI umum (6)
BPJS Ketenagakerjaan
STANDAR PELAYANAN
KESEHATAN KERJA RS
Upaya pelayanan kesehatan yang
diberikan pada SDM Rumah Sakit
secara paripurna meliputi
pelayanan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif
Tujuan
Peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan
fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi
pegawai di semua jenis pekerjaan, pencegahan
terhadap gangguan kesehatan pekerja yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan bagi
pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor
yang merugikan kesehatan, dan penempatan serta
pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja
yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan
psikologisnya.
Jenis Kegiatan Pelayanan
Kesehatan Kerja (1)
a. Kegiatan promotif merupakan peningkatan kesehatan
serta kemampuan fisik dan kondisi mental (rohani) SDM
Rumah Sakit, antara lain meliputi:
1) Pemberian makanan tambahan dengan gizi yang mencukupi (extra
fooding) bagi petugas yang bekerja di area berisiko tinggi serta petugas
yang dinas bergilir (sore, malam dan diluar hari kerja atau libur).
2) Pelaksanaan program kebugaran jasmani terprogram (pengukuran
kebugaran jasmani dan latihan fisik terprogram), senam kesehatan dan
rekreasi.
3) Pembinaan mental/rohani.
4) Pemenuhan gizi kerja dan ASI di Rumah Sakit, meliputi :
(a) Pengelolaan kantin bersih, sehat dan selamat/ hygiene sanitasi.
(b) Pemeriksaan kesehatan penjamah makanan/hygiene perorangan.
(c) Pemantauan status gizi dan konseling gizi.
(d) Tempat Penitipan Anak (TPA).
(e) Pengelolaan ASI di Rumah Sakit (penyediaan Ruang ASI,
Pemberian Makanan Tambahan-PMT, konseling dan Komunikasi
Informasi Edukasi-KIE tentang ASI).
Jenis Kegiatan Pelayanan
Kesehatan Kerja (2)
b. Kegiatan preventif, antara lain meliputi:
1) Perlindungan spesifik dengan pemberian imunisasi pada SDM Rumah Sakit dan pekerja
yang bekerja pada area/tempat kerja yang berisiko dan berbahaya (antara lain; thypoid,
hepatitis, influenza dan Ca.Cervix).
2) Pemeriksaan kesehatan bagi pegawai sebelum bekerja, berkala dan khusus sesuai
dengan risiko pekerjaan. Langkah pemeriksaan kesehatan berkala yang dilakukan
berdasarkan risiko pekerjaannya, meliputi;
(a) Identifikasi dan pemetaan populasi berisiko sesuai potensi bahaya yang ada
(b) Menentukan jenis pemeriksaan kesehatan sesuai dengan potensi bahaya tempat
kerjanya
(c) Melakukan pemeriksaan kesehatan
d) Menentukan kelaikan bekerja sesuai kondisi kesehatan pegawai (fit to work)
e) Melakukan analisis hasil pemeriksaan kesehatan pegawai secara populasi untuk
memberikan rekomendasi program Kesehatan Kerja dan perbaikan lingkungan kerja.
3) Pelaksanaan program fit to work dalam rangka penentuan jenis pekerjaan
yang sesuai dengan status kesehatan pekerja Rumah Sakit.
4) Surveilans medik
(a) Menganalisis hasil pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, berkala dan
khusus,data rawat jalan, data rawat inap seluruh sumber daya manusia Rumah
Sakit.
(b) Memberikan rekomendasi dan tindak lanjut hasil analisis.
5) Surveilans lingkungan kerja
(a) Menilai, menganalisa dan mengevaluasi hasil pengukuran lingkungan kerja
(b) Memberikan rekomendasi hasil evaluasi pengukuran lingkungan kerja
(c) Memantau kesehatan SDM Rumah Sakit dan pekerja yang bekerja pada
tempat kerja yang mengandung potensi bahaya tinggi, sesuai dengan peraturan
perundangan.
Jenis Kegiatan Pelayanan
Kesehatan Kerja (3)
c. Kegiatan kuratif, antara lain meliputi:
1) Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi SDM Rumah Sakit yang
menderita sakit.
2) Melakukan diagnosis dan tatalaksana Penyakit Akibat Kerja (PAK) yaitu penyakit yang
mempunyai beberapa agen penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan
pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui, selain
risiko penyakit umum yang ada di masyarakat.
3). Penanganan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) yaitu suatu kejadian atau peristiwa dengan
unsur-unsur tidak diduga, tidak dikehendaki, tidak disengaja, terjadi dalam hubungan kerja,
menimbulkan trauma/ruda paksa, kecacatan, dan kematian disamping itu menimbulkan
kerugian dan/atau kerusakan properti.
4) Penanganan pasca pemajanan (post exposure profilaksis)
.
Jenis Kegiatan Pelayanan
Kesehatan Kerja (4)
d. Kegiatan rahabilitatif, antara lain meliputi:
1) Rehabilitasi medik
2) Pelaksanaan program pendampingan kembali bekerja
(return to work) bagi SDM Rumah Sakit yang mengalami
keterbatasan setelah mengalami sakit lebih dari 2
minggu/KAK/PAK, yang mana memerlukan rehabilitasi medik
dan/atau rehabilitasi okupasi/kerja.
.
Jenis Kegiatan Pelayanan
Kesehatan Kerja
e. Unit Layanan Kesehatan Kerja
Unit layanan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit yang
ditujukan bagi SDM Rumah Sakit harus dikembangkan
oleh Rumah Sakit, sesuai dengan kondisi kemampuan
yang dimiliki Rumah Sakit serta ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
STANDAR PELAYANAN
KESELAMATAN KERJA RS

Pada prinsipnya pelayanan


keselamatan kerja berkaitan erat
dengan sarana, prasarana, dan
peralatan kerja
STANDAR PELAYANAN
KESELAMATAN KERJA RS
Pembinaan dan pengawasan kesehatan dan keselamatan
sarana, prasarana dan peralatan kesehatan :

• Lokasi Rumah Sakit harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan,


keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian
kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit;
• Teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan
bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anakanak, dan orang usia
lanjut;
• Prasarana harus memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta
keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan Rumah Sakit;
• Pengoperasian dan pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan Rumah
Sakit harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya
(sertifikasi personil petugas/operator sarana dan prasarana serta peralatan
kesehatan Rumah Sakit);
• Membuat program pengoperasian, perbaikan, dan pemeliharaan rutin dan
berkala sarana dan prasarana serta peralatan kesehatan dan selanjutnya
didokumentasikan dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan;
• Peralatan kesehatan meliputi peralatan medis dan nonmedis dan harus
memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan
laik pakai;
• Membuat program pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan, peralatan
kesehatan harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian
Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang
berwenang;
• Peralatan kesehatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi
ketentuan dan harus diawasi oleh lembaga yang berwenang;
• Melengkapi perizinan dan sertifikasi sarana dan prasarana serta peralatan
kesehatan;
STANDAR PELAYANAN
KESELAMATAN KERJA RS
Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan
kerja :
• Pembuatan rambu-rambu arah dan tanda-tanda
keselamatan;
• Penyediaan peralatan keselamatan kerja dan Alat
Pelindung Diri (APD);
• Membuat SOP peralatan keselamatan kerja dan APD;
• Melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap
kepatuhan penggunaan peralatan keselamatan dan APD.
KESEHATAN MENTAL
PEKERJA RS
Definisi
• Kesehatan mental = kesehatan jiwa (istilah
mental digunakan untuk menghindarkan arti
ganda kata jiwa)

• Definisi kesehatan mental (WHO) : a state of


well-being - kondisi ketika seseorang merasa
sehat dan bahagia -, mampu menghadapi
tantangan hidup, dapat menerima orang lain apa
adanya, bersikap positif terhadap diri sendiri dan
orang lain, serta berkegiatan yang produktif
Hari Kesehatan Jiwa Dunia 10 Oktober
2017 dengan tema “Mental Health in
World Place” (Kesehatan Jiwa di
Tempat Kerja)
Riset menunjukkan bahwa caring atasan terhadap bawahan,
caring sesama pekerja akan meningkatkan produktifitas kerja.
Sahabat, yang menjadi teman curhat akan mengurangi
masalah kesehatan jiwa dan mencegah rasa tertekan. Data
WHO menunjukkan 10% pekerja cuti karena depresi, 36 hari
kerja hilang karena depresi, 50% depresi tidak mendapat
perawatan dan pengobatan, 94% keputusan yg diakibatkan
konsentrasi yg kurang menurunkan fungsi kerja dan produktifitas
kerja. Ayo bersama-sama meningkatkan kesehatan kerja
sehingga produktifitas kerja meningkat dan negara semakin
makmur. Salam sehat jiwa untuk semua.

-Prof. Budi Anna Kelliat-


(Profesor Keperawatan Jiwa di FIK UI)
• Selama ini mengenal kesehatan kerja itu menyasar masalah fisik
atau keselamatan kerja di suatu perusahaan. Sedangkan masalah
kesehatan mental karyawan tidak pernah menjadi fokus utama

• Stres di tempat kerja tidak dapat dihindari begitu saja oleh para
karyawan

• Hubungan antara stres dan tempat kerja, di mana biasanya orang


mengalami stres akibat pekerjaan yang terlalu berat bebannya

• orang yang mengalami masalah kesehatan jiwa, seperti depresi,


stres, dan cemas, tentu tidak bisa bekerja dengan maksimal di
tempat kerja. Dampak dari kondisi ini akan memengaruhi kualitas
hidup, sekaligus kualitas pekerjaan orang tersebut
STRES KERJA
WHO (2003) : ketidaksesuaian antara
permintaan dan tekanan, terhadap
pengetahuan dan kemampuan pekerja
Penyebab Stress Kerja
* Faktor lingkungan
Perubahan situasi bisnis, politik, kemajuan
teknologi & terorisme
* Faktor organisasi
Tuntutan tugas, peran, antar pribadi, struktur
organisasi
* Faktor individu
Hubungan pribadi & keluarga, masalah
ekonomi, karakter pribadi
Upaya Menghadapi Stress Kerja
• Pendekatan Perusahaan :
• Pendekatan Individu, : – Melakukan perbaikan iklim
organisasi.
– Meningkatkan keimanan.
– Melakukan perbaikan
– Melakukan meditasi dan terhadap lingkungan fisik.
pernapasan. – Menyediakan sarana
– Melakukan kegiatan olahraga.
olahraga. – Melakukan analisis dan
– Melakukan relaksasi. kejelasan tugas.
– Dukungan sosial dari – Meningkatkan partisipasi
dalam proses pengambilan
teman-teman dan keluarga.
keputusan.
– Menghindari kebiasaan – Melakukan restrukturasi tugas.
rutin yang membosankan. – Menerapkan konsep
“Manajemen Berdasarkan
Sasaran”.

Anda mungkin juga menyukai