Anda di halaman 1dari 58

K3 RS

(Keselamatan dan Kesehatan


Kerja Rumah Sakit)
Curriculum Vitae
Nurhayati Saridewi, S. Kep, Ns

• Pendidikan :
* Ilmu Keperawatan – Universitas Airlangga Surabaya
* Proses Pendidikan di Magister Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Universitas Airlangga

• Riwayat Pekerjaan :
* Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan – Universitas
Muhammadiyah Surabaya (2007 – 2008)
* Verifikator JPK PT. Jamsostek (Persero)
Cabang Purwakarta ( 2008 – 2012)
* Penata Madya Pelayanan
BPJS Ketenagakerjaan Cabang Gresik
(2012 – sekarang)
Dasar Pelaksanaan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia No 66 Tahun 2016
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit
Latar Belakang
• Bahwa rumah sakit merupakan tempat kerja yang
memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan dan
kesehatan sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan
rumah sakit

• Bahwa dalam rangka pengelolaan dan pengendalian


risiko yang berkaitan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja di rumah sakit perlu diselenggarakan
keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit agar
terciptanya kondisi rumah sakit yang sehat, aman,
selamat, dan nyaman
Keselamatan Kerja

Upaya yang dilakukan untuk mengurangi


terjadinya kecelakaan, kerusakan dan segala
bentuk kerugian baik terhadap manusia, maupun
yang berhubungan dengan peralatan, obyek kerja,
tempat bekerja, dan lingkungan kerja, secara
langsung dan tidak langsung
Kesehatan Kerja
Upaya peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jabatan,
pencegahan penyimpangan kesehatan yang disebabkan
oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dari risiko
akibat faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan
pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
mengadaptasi antara pekerjaan dengan manusia dan
manusia dengan jabatannya.
Rumah Sakit
Institusi pelayanan
kesehatan yang
menyelenggarakan
pelayanan kesehatan
perorangan secara
paripurna yang
menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat
SDM Rumah Sakit
Sumber Daya Manusia
Rumah Sakit :
semua tenaga yang
bekerja di Rumah Sakit
baik tenaga kesehatan
dan tenaga non
kesehatan
Kecelakaan Kerja (1)
Suatu kejadian yang tidak
dikehendaki dan seringkali
tidak terduga semula yang
dapat meimbulkan kerugian,
baik waktu, harta benda
atau properti, maupun
korban jiwa yang terjadi di
dalam suatu proses kerja
industri atau yang berkaitan
dengannya (Tarwaka)
* Perawat : Tertusuk jarum suntik
Kecelakaan Kerja (2)
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan
Kematian, pengertian kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi
dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit
yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
Kecelakaan Kerja (3)
Kecelakaan Kerja (4)
Kecelakaan Kerja (5)
Teori Awal Kecelakaan Kerja
Teori Heinrich / Teori Domino
Kecelakaan Kerja (5)
Penyakit Akibat Kerja (1)
Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja,
bahan, proses maupun lingkungan kerja.

* Perawat : Musculoskeletal Disorders (MSDs)


Penyakit Akibat Kerja (2)
Penyakit Akibat Kerja / PAK (Occupational disease)

Adalah penyakit yang mempunyai penyebab


spesifik atau asosiasi kuat dengan pekerjaan
dimana penyebab utamanya terdiri dari satu
agen penyebab yang sudah diakui (evidence based)

Penyakit Akibat Hubungan Kerja / PAHK (Work Related Disease)

Adalah penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana


faktor pekerjaan memegang peranan penting bersama dengan faktor
risiko lainnya dalam berkembangnya penyakit.
Penyakit Akibat Kerja (3)
Penyakit Akibat Kerja (4)
Penyakit Akibat Kerja (5)
PAK di Rumah Sakit, umumnya berkaitan dengan faktor
biologi (kuman patogen yang berasal umumnya dari
pasien); faktor kimia (pemaparan dalam dosis kecil yang
terus menerus seperti antiseptik pada kulit, gas anestesi
pada hati); faktor ergonomi (cara duduk salah, cara
mengangkat pasien salah); faktor fisik (panas pada kulit,
tegangan tinggi pada sistem reproduksi, radiasi pada
sistem produksi sel darah); faktor psikologis (ketegangan
di kamar bedah, penerimaan pasien gawat darurat,
bangsal penyakit jiwa, dan lain-lain).
K3 RS
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit (K3RS) :
segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan bagi
sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan rumah sakit melalui upaya
pencegahan kecelakan kerja dan penyakit
akibat kerja di rumah sakit
Data dan Fakta - K3 RS (1)
Secara Global
WHO : Dari 35 juta pekerja kesehatan :
• 3 juta terpajan patogen darah (2 juta terpajan virus HBV,
0,9 juta terpajan virus HBC dan 170,000 terpajan virus
HIV/AIDS).
• Dapat terjadi : 15,000 HBC, 70,000 HBB & 1000 kasus
HIV.
• Lebih dari 90% terjadi di negara berkembang.
• 8–12% pekerja Rumah Sakit, sensitif terhadap lateks

ILO (2000); Kematian akibat penyakit menular yang berhubungan


dengan pekerjaan : Laki-laki 108, 256 dan perempuan 517, 404.
Data dan Fakta - K3 RS (2)
Diluar Negeri

• USA : (per tahun) 5000 petugas kesehatan terinfeksi


Hepatitis B 47 positif HIV dan Setiap tahun 600.000–
1.000.000 luka tusuk jarum dilaporkan (diperkirakan lebih
dari 60% tidak dilaporkan)
• 41% perawat Rumah Sakit mengalami cedera tulang
belakang akibat kerja (occupational low back pain), (Harber
P et al,1985).
Data dan Fakta - K3 RS (3)
Di Indonesia
• Gaya berat yang ditanggung pekerja rata-rata lebih dari 20 kg.
Keluhan subyektif low back pain didapat pada 83.3% pekerja.
Penderita terbanyak usia 30-49 : 63.3 %. (instalasi bedah sentral di
RSUD di Jakarta 2006).
• 65.4% petugas pembersih suatu Rumah Sakit di Jakarta menderita
Dermatitis Kontak Iritan Kronik Tangan (2004).
• Penelitian dr Joseph tahun 2005-2007 mencatat bahwa angka KAK
NSI mencapai 38-73 % dari total petugas kesehatan.
• Prevalensi gangguan mental emosional 17,7% pada perawat di suatu
Rumah Sakit di Jakarta berhubungan bermakna dengan stressor kerja.
TUJUAN K3 RS (1)
Tujuan Umum :

Pengaturan K3RS bertujuan untuk terselenggaranya


keselamatan dan kesehatan Kerja di Rumah Sakit
secara optimal, efektif, efisien dan
berkesinambungan.
TUJUAN K3 RS (2)
Tujuan Khusus :

a. Menciptakan tempat kerja yang sehat, selamat, aman dan


nyaman bagi sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah
Sakit sehingga proses pelayanan berjalan baik dan lancar.

b. Mencegah timbulnya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK),


Penyakit Akibat Kerja (PAK), penyakit menular dan penyakit
tidak menular bagi seluruh sumber daya manusia Rumah
Sakit.
Sasaran K3 RS
1. Pimpinan dan manajemen Rumah Sakit
2. SDM Rumah Sakit
3. Pasien
4. Pengunjung/pengantar pasien
SMK3 RS (1)
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit (SMK3 RS) :
Bagian dari manajemen Rumah Sakit secara
keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang
berkaitan dengan aktifitas proses kerja di Rumah
Sakit guna terciptanya lingkungan kerja yang sehat,
selamat, aman dan nyaman bagi sumber daya
manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit.
SMK3 RS (2)
SMK3 RS meliputi :
a. Penetapan kebijakan K3RS
b. Perencanaan K3RS
c. Pelaksanaan rencana K3RS
d. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS
e. Peninjauan dan peningkatan kinerja K3RS
Kebijakan K3 RS

• Kebijakan K3RS ditetapkan secara tertulis dengan


Keputusan Kepala atau Direktur Rumah Sakit dan
disosialisasikan ke seluruh SDM Rumah Sakit.

• Kebijakan K3RS meliputi:


a. penetapan kebijakan dan tujuan dari program K3RS
b. penetapan organisasi K3RS
c. penetapan dukungan pendanaan, sarana&prasarana.
Organisasi K3 RS (1)
a. Komite K3RS:
1) Ketua Komite bertanggungjawab kepada pimpinan
tertinggi Rumah Sakit
2) Anggota terdiri dari semua jajaran Direksi dan/atau
kepala/perwakilan setiap unit kerja, (Instalasi/Bagian/Staf
Medik Fungsional).
3) Sekretaris merupakan petugas kesehatan yang ditunjuk
oleh pimpinan untuk bertanggung jawab dan
melaksanakan tugas secara purna waktu dalam mengelola
K3RS, mulai dari persiapan sampai koordinasi dengan
anggota Komite.
.
Organisasi K3 RS (2)
b. Instalasi K3RS :
1) Kepala Instalasi K3RS bertanggung jawab kepada
direktur teknis.
2) Instalasi minimal melaksanakan 3 fungsi yang terdiri dari
:
(a) Kesehatan Kerja meliputi upaya promotif, preventif, dan
kuratif serta rehabilitatif.
(b) Keselamatan Kerja meliputi upaya pencegahan,
pemeliharaan, penanggulangan dan pengendalian.
(c) Lingkungan Kerja meliputi pengenalan bahaya,
penilaian risiko, dan pengendalian risiko di tempat kerja.
.
Perencanaan K3 RS
• Dibuat berdasarkan manajemen risiko K3RS, peraturan
perundang-undangan, dan persyaratan lainnya.
• Ditetapkan oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit.
• Disusun berdasarkan tingkat faktor risiko.
• Dibuat secara berkala setiap 1 (satu) tahun dan ditinjau
jika terdapat perubahan sarana dan prasarana serta
proses kerja di Rumah Sakit
Pelaksanaan rencana K3 RS
Pelaksanaan rencana K3RS sesuai dengan standar K3RS:
a. Manajemen risiko K3RS
b. Keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit;
c. Pelayanan Kesehatan Kerja;
d. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari
aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja;
e. Pencegahan dan pengendalian kebakaran;
f. Pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari aspek
keselamatan dan Kesehatan Kerja;
g. Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan
dan Kesehatan Kerja; dan
h. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau
bencana.

.
Pemantauan dan Evaluasi
Kinerja K3 RS
• Dilakukan oleh sumber daya manusia di bidang K3RS
yang ditugaskan oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit.
• Dilaksanakan melalui pemeriksaaan, pengujian,
pengukuran, dan audit internal SMK3 Rumah Sakit.
• Dalam hal Rumah Sakit tidak memiliki sumber daya
manusia di bidang K3RS untuk melakukan pemantauan
dan evaluasi kinerja K3RS, dapat menggunakan jasa
pihak lain.
• Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS digunakan
untuk melakukan tindakan perbaikan.

.
Peninjauan dan Peningkatan
Kinerja K3 RS (1)
• Dilakukan untuk menjamin kesesuaian dan efektivitas
penerapan SMK3 Rumah Sakit.
• Dilakukan terhadap penetapan kebijakan, perencanaan,
pelaksanaan rencana, dan pemantauan dan evaluasi.
• Hasil peninjauan digunakan untuk melakukan perbaikan
dan peningkatan kinerja K3RS.
• Kinerja K3RS dituangkan dalam indikator kinerja yang
akan dicapai dalam setiap tahun.

.
Peninjauan dan Peningkatan
Kinerja K3 RS (2)
• Kinerja K3RS dituangkan dalam indikator kinerja yang
akan dicapai dalam setiap tahun. Indikator kinerja K3RS
yang dapat dipakai antara lain:
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.

.
Manajemen Risiko K3RS (1)
• Bertujuan untuk meminimalkan risiko keselamatan dan kesehatan di
Rumah Sakit sehingga tidak menimbulkan efek buruk terhadap
keselamatan dan kesehatan SDM Rumah Sakit, pasien,
pendamping pasien, dan pengunjung.

• Meliputi:
a. persiapan/penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola risikonya;
b. identifikasi bahaya potensial;
c. analisis risiko;
d. evaluasi risiko;
e. pengendalian risiko;
f. komunikasi dan konsultasi; dan
g. pemantauan dan telaah ulang.
Manajemen Risiko K3RS (2)
Beberapa contoh bahaya potensial berdasarkan lokasi dan pekerjaan
di Rumah Sakit antara lain :

.
Manajemen Risiko K3RS (3)

.
Manajemen Risiko K3RS (4)

.
Manajemen Risiko K3RS (5)
Manajemen Risiko K3RS (6)
Manajemen Risiko K3RS (7)
Pengendalian Risiko
Prinsip pengendalian risiko meliputi 5 hierarki, yaitu:
1) Menghilangkan bahaya (eliminasi)
2) Menggantikan sumber risiko dengan sarana/peralatan
lain yang tingkat risikonya lebih rendah/tidak ada
(substitusi)
3) Rekayasa engineering/pengendalian secara teknik
4) Pengendalian secara administrasi
5) Alat Pelindung Diri (APD)
Keamanan dan Keselamatan RS
Bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
dan cidera serta mempertahankan kondisi yang
aman bagi sumber daya manusia Rumah Sakit,
pasien, pendamping pasien, dan pengunjung.
Pelayanan Kesehatan Kerja (1)
• Dilakukan secara komprehensif melalui kegiatan yang
bersifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
• Kegiatan yang bersifat promotif meliputi pemenuhan gizi
kerja, kebugaran, dan pembinaan mental dan rohani.
• Kegiatan yang bersifat preventif meliputi imunisasi,
pemeriksaan kesehatan, surveilans lingkungan kerja,
dan surveilans medik.
• Imunisasi dilakukan bagi tenaga kesehatan dan tenaga
non kesehatan serta SDM Rumah Sakit lainnya yang
berisiko.
Pelayanan Kesehatan Kerja (2)
• Dilakukan bagi SDM Rumah Sakit yang meliputi:
a. pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja;
b. pemeriksaan kesehatan berkala;
c. pemeriksaan kesehatan khusus; dan
d. pemeriksaan kesehatan pasca bekerja.
• Jenis pemeriksaan kesehatan disesuaikan berdasarkan risiko
pekerjaannya.
• Kegiatan yang bersifat kuratif meliputi pelayanan tata laksana
penyakit baik penyakit menular, tidak menular, penyakit akibat kerja
dan kecelakaan akibat kerja, dan penanganan pasca pemajanan
(post exposure profilaksis).
• Kegiatan yang bersifat rehabilitatif meliputi rehabilitasi medik dan
program kembali bekerja (return to work).
Pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3)
• Bertujuan untuk melindungi sumber daya manusia Rumah Sakit,
pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan
Rumah Sakit dari pajanan dan limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3).

(Pembahasan lebih lanjut)


Pencegahan dan Pengendalian
Kebakaran
• Bertujuan untuk memastikan SDM Rumah Sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, dan aset Rumah Sakit aman dari
bahaya api, asap, dan bahaya lain.

(Pembahasan lebih lanjut)


Pengelolaan Sarana dan Prasarana RS
dari Aspek Keselamatn dan Kesehatan
Kerja
• Bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dengan
memastikan kehandalan sistem utilitas dan meminimalisasi risiko
yang mungkin terjadi.

• Meliputi keamanan:
a. penggunaan listrik;
b. penggunaan air;
c. penggunaan tata udara;
d. penggunaan genset;
e. penggunaan boiler;
f. penggunaan lift;
g. penggunaan gas medis;
h. penggunaan jaringan komunikasi;
i. penggunaan mekanikal dan elektrikal; dan
j. penggunaan instalasi pengelolaan limbah.
Pengelolaan Peralatan Medis
dari aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
• Bertujuan untuk melindungi SDM Rumah Sakit, pasien, pendamping
pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit dari potensi
bahaya peralatan medis baik saat digunakan maupun saat tidak
digunakan.
Kesiapsiagaan Menghadapi
Kondisi Darurat / Bencana
• Bertujuan untuk meminimalkan dampak terjadinya
kejadian akibat kondisi darurat dan bencana yang dapat
menimbulkan kerugian fisik, material, dan jiwa,
mengganggu operasional, serta menyebabkan
kerusakan lingkungan, atau mengancam finansial dan
citra Rumah Sakit.
Pendidikan dan Pelatihan
a. Pendidikan diselenggarakan setiap tahun untuk
memastikan bahwa semua SDM Rumah Sakit pada tiap
shift dapat melaksanakan tanggungjawab mereka secara
efektif, materi pendidikan antara lain meliputi pencegahan
penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja yang mungkin
timbul bagi pegawai di Rumah Sakit, ergonomi, kedisplinan
penggunaan alat pelindung diri.

b. Selain SDM Rumah Sakit, sosialisasi diberikan pada


pengunjung dan pendamping pasien mengenai kebakaran
dan kedaruratan bencana.
SDM K3RS
a. S3/S2 K3 mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai
K3RS;
b. S2 kesehatan , yang mendapatkan pelatihan tambahan yang berkaitan
dengan K3 secara umum serta mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3RS;
c. Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi (SpOk) dan S2 Kedokteran
Okupasi;
d. Tenaga Kesehatan Masyarakat K3 Diploma III dan S1 yang
mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3RS;
e. Dokter/dokter gigi Spesialis dan dokter umum/ dokter gigi dengan
sertifikasi dalam bidang K3 dan mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3RS;
f. Tenaga paramedis dengan sertifikasi dalam bidang K3 (informal) yang
mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3RS;
g. Tenaga paramedis yang mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3RS
h. Tenaga teknis lainnya dengan sertifikasi dalam bidang K3 yang
mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
Budaya K3
• Bagian dari budaya organisasi yang harus
memperhitungkan faktor pengambilan kebijakan,
pimpinan dan karyawan dalam mewujudkan
keselamatan yang terintegrasi

• Tiga hal penting dalam membangun budaya K3 :


1. Tata nilai keselamatan
2. Pola perilaku yang aman
3. Keselamatan adalah tanggung jawab semua
dalam organisasi
Budaya K3
PENUTUP
 SMK3 RS: lingkungan kerja aman, sehat dan
nyaman baik bagi karyawan, pasien, pengunjung
ataupun masyarakat di sekitar RS.
 Pengelolaan K3 di RS dapat berjalan dengan baik
bila ada komitmen pimpinan puncak/Direktur RS.
 Perlu pemahaman, kesadaran dan perhatian yang
penuh dari segala pihak yang terlibat di RS,
sehingga apa yang diharapkan bisa tercapai.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai