Anda di halaman 1dari 12

BAB 4

PELAKSANAAN

Pada bab ini akan diuraikan aplikasi Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) yang dilaksanakan dalam praktek manajemen keperawatan di Ruang Anak
Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik pada tanggal 29 April s/d 11 Mei 2019. Pelaksanaan
MAKP ditekankan pada komponen utama yaitu: (1) Penetapan Tenaga Keperawatan, (2)
Sistem MAKP, (3) Penerimaan Pasien Baru, (4) Timbang Terima (5) Ronde
Keperawatan, (6) Discharge Planning, (7) Supervisi keperawatan, (8) Sentralisasi obat
dan (9) Dokumentasi Asuhan Keperawatan

4.1 Penataan Ketenagaan Keperawatan


4.1.1 Persiapan
Pada tahap persiapan yang dilakukan kelompok adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan format pencatatan jumlah penderita setiap hari serta tingkat
ketergantungannya.
2. Menyiapkan format klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan penderita
berdasarkan teori Orem yaitu self care
3. Menyiapkan konsep perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien.
4.1.2 Pelaksanaan
1. Mengumpulkan data mengenai jumlah pasien serta tingkat ketergantungannya
pada pagi, siang, malam mulai minggu pertama sampai minggu kelima.
2. Melakukan tabulasi data dan melaksanakan perhitungan jumlah kebutuhan
tenaga berdasarkan tingkat ketergantungan pasien (terlampir)
3. Melakukan penghitungan jumlah tenaga yang bertugas dalam sehari pada shift
pagi, sore dan malam.
Kebutuhan tenaga perhari = 3+2+2 = 7 orang
Libur = 2 orang
Kepala Ruangan = 1 orang
Perawat Primer = 3 orang
Perawat PA =
Jumlah = 9 orang
4.1.3 Hambatan
Kelompok tidak menemui hambatan dalam pelaksanaan perhitungan tenaga
selama praktek manajemen berlangsung.
4.1.4 Dukungan
Kepala ruangan, pembimbing ruangan dan perawat memfasilitasi kebutuhan
yang diperlukan serta memberi masukan, saran, bantuan yang bersifat positif saat
mahasiswa saat melakukan praktek manajemen keperawatan dan pemberian asuhan
keperawatan.

4.2 Model Pemberian Asuhan Keperawatan


4.2.1 Persiapan
Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok menerapkan model asuhan
keperawatan primer. Adapun bagan model asuhan keperawatan adalah sebagai
berikut :

TEAM MEDIS KEPALA RUANGAN SARANA RS

PERAWAT PERAWAT
PRIMER PRIMER
PERAWAT PERAWAT
ASSOCIATE ASSOCIATE

KLIEN KLIEN

Bagan 4.1 Bagan Pengembangan MAKP : Keperawatan Primer (Nursalam, 2002)


Keterangan:
: Garis Komando
: Garis Koordinasi

4.2.2 Pelaksanaan
Uji coba penerapan model asuhan keperawatan profesional dilaksanakan pada
minggu pertama pada tanggal 26-27 April 2019. Dalam uji coba masing-masing
anggota kelompok berperan sebagai kepala ruangan, perawat primer dan perawat
associate dengan jadwal dinas pagi semua.
Pelaksanaan tahap pertama minggu ke-2 mulai tanggal 29 April-5 Mei 2019,
tahap kedua minggu ke-3 mulai tanggal 6-12 Mei 2019 dengan pembagian peran
seperti uji coba dengan jadwal dinas pagi, sore, dan malam.
Pada minggu ke-5 dilakukan evaluasi terhadap pelayanan MAKP dengan hasil
pasien kelolaan menyatakan sangat puas terhadap pelayanan yang diberikan.
4.2.3 Hambatan
Pada minggu awal pelaksanaan MAKP di ruang Interna Wanita pada pasien
kelolaan kami mengalami beberapa hambatan :
1. Tingkat adaptasi mahasiswa yang berbeda pada setiap peran.
2. Kasus pasien kelolaan yang bervariasi, seperti digestif, onkologi, nefro,
hemato, hepato, dan endokrin.
3. Karena pada minggu pertama mahasiswa masih belum shift (dinas pagi) semua
sehingga pelaksanaan MAKP belum optimal.
Namun pada minggu selanjutnya hambatan tersebut dapat diminimalkan oleh
kelompok dengan bantuan kepala ruangan, pembimbing klinik dan perawat
ruangan.
4.2.4 Dukungan
Tenaga keperawatan ruangan memberikan kesempatan dan dukungan kepada
mahasiswa praktek manajemen dalam mengaplikasikan peran pada penerapan
model asuhan keperawatan profesional primary nursing.

4.3 Penerimaan Pasien baru


4.3.1 Persiapan
Penerimaan pasien baru sebenarnya bagian dari discharge planning, penerimaan
pasien baru ini merupakan kegiatan tambahan. Persiapan penerimaan pasien baru
meliputi :
1. Menunjuk penanggung jawab kegiatan penerimaan pasien baru.
2. Menyusun proposal kegiatan dan membuat format penerimaan pasien masuk
rumah sakit (DMK 1).
3. Mengidentifikasi pasien baru setiap pergantian shift jaga.
4.3.2 Pelaksanaan
Penerimaan pasien baru dilaksanakan mulai tanggal 29 April sampai 11 Mei
2019. Penerimaan pasien baru dilaksanakan pada pasien yang masuk kelolaan
kelompok, yaitu ruang kelas 2 (kamar shofa 6 dan 7). Dan dilakukan supervisi pada
hari jumat, tanggal 3 Mei 2019 jam 10.00 WIB. Penerimaan pasien baru
dilaksanakan pada pasien An. Az dengan diagnosis DHF. Penerimaan pasien baru
dilaksanakan oleh PP setelah diberi infomasi oleh kepala ruangan. Kepala ruangan
dan PP kemudian menuju ke kamar pasien dan memperkenalkan diri. PP
memberikan penjelasan tentang:
a. Letak ruang kepala ruangan, nurse station, dokter, kamar mandi/WC dan
dapur, depo farmasi, ruang gizi, dan administrasi
b. Jam berkunjung : Senin s/d sabtu pukul 10.00-12.00 WIB
Minggu dan hari libur pukul 10.00 – 12.00 WIB
Sore pukul 15.00 - 17.00 WIB
c. Persyaratan menunggu apabila diperlukan : penunggu adalah keluarga
yang terdekat dan masing-masing pasien hanya boleh satu penunggu
d. Prosedur di ruangan yang perlu diketahui :
 sentralisasi obat
 tata cara pembayaran jasa RS
 tata tertib ruangan, dokter dan tenaga non keperawatan yang ada di ruangan.
 tunjukkan alat-alat yang dapat digunakan pasien (tempat tidur, lampu, kipas
angin, almari)
4.3.3 Hambatan
Pasien bisa datang setiap saat, sehingga PP dan PA harus senantiasa siap akan
adanya pasien baru
4.3.4 Dukungan
1. Kepala ruang segera memberikan informasi saat ada pasien
baru
2. Perawat pengantar pasien memberikan batuan dalam
memindahkan pasien ke tempat tidur pasien

4.4 Timbang Terima Keperawatan


4.4.1 Persiapan
Persiapan timbang terima mulai dilaksanakan pada minggu pertama. Persiapan yang
dilakukan antara lain :
1. Setelah penanggung jawab timbang terima ditunjuk, disusun proposal kegiatan.
2. Menyusun format timbang terima pasien serta petunjuk teknis pengisiannya.
3. Menyiapkan kasus kelolaan yang akan dilakukan timbang terima keperawatan.
4. Menyiapkan pelaksanaan timbang terima.
4.4.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan secara penuh dilaksanakan pada minggu ke-2 dan ke 3. Timbang
terima dilaksanakan jam 07.00 dinas malam ke dinas pagi, jam 14.00 dari dinas
pagi ke dinas sore dan jam 21.00 dari dinas sore ke dinas malam. Timbang terima
diawali di nurse station dengan berdoa. Timbang terima dilakukan dengan
menyampaikan : identitas pasien, diagnosis medis, masalah pasien, data, intervensi
yang sudah dan belum dilaksanakan, dan pesan khusus. Setelah semua pasien
ditimbang terimakan, perawat melakukan validasi data dengan mendatangi pasien
satu persatu. Setelah validasi data selesai perawat kembali ke nurse station dan
melakukan klarifikasi. Setelah itu PP dan kepala ruangan menandatangani lembar
timbang terima.
Supervisi dilaksanakan pada hari jumat , tanggal 3 Mei 2019 jam 14.00 WIB
dengan jumlah pasien 6 orang; 2 partial care dan 4 orang minimal care. Kegiatan
timbang terima dimulai di Nurse station dibuka dan dipimpin doa oleh kepala
ruangan, timbang terima berjalan lancar dan setiap anggota kelompok
melaksanakan perannya masing – masing dengan sesuai.
Secara umum evaluasi dari supervisor menyatakan bahwa pelaksanaan
timbang terima telah baik dan berjalan dengan sesuai alur. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain pada saat timbang terima PP2 lebih aktif dalam validasi
data yang telah disampaikan oleh PP1 dan yang memperkenalkan PP2 sebagai
perawat yang bertanggung jawab pada shift sore bisa Karu atau PP1.

4.4.3 Hambatan
Selama pelaksanaan tidak terdapat hambatan yang berarti karena kerjasama yang
baik antara anggota kelompok.
4.4.4 Dukungan
Perawat dan pembimbing ruangan bekerja sama dalam kegiatan timbang terima
pasien sehari-hari.

4.5 Ronde Keperawatan


4.5.1 Persiapan
1. Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan.
2. Menyusun proposal kegiatan ronde keperawatan dengan menetapkan
pasien yang akan dirondekan.
3. Menyiapkan resume keperawatan pasien selama dirawat.
4.5.2 Pelaksanaan
Ronde keperawatan dilaksanakan dan dilakukan supervisi pada hari Sabtu,
tanggal 11 Mei 2019 jam 10.00 WIB. Ronde keperawatan dilaksanakan pada pasien
“Sdr. SU” dengan diagnosis Observasi Febris dengan masalah keperawatan yang
belum dapat diatasi adalah hipertermi. Ronde keperawatan menghadirkan PP1, PA1,
dan para supervisor (dokter, ahli gizi, konselor keperawatan, PP2 dan PA2). Dari
hasil ronde dapat disimpulkan intervensi untuk mengatasi masalah pasien adalah
dengan:
1. Pemberikan KIE tentang banyak minum air lebih ditekankan lagi.
2. Kolaborasi untuk pemeriksaan UL
3. Kolaborasi untuk mengulang pemeriksaan DL
Evaluasi yang diberikan oleh supervisor antara lain adalah, saat melakukan
validasi data di bed pasien PP1 dan PP2 kurang lengkap saat mendalami masalah
klien, saat validasi data di bed pasien konselor lebih fokus melakukan validasi ke
pasien tidak ke keluarga, saat diskusi akhir PP2 kurang menjabarkan data yang
didapat.
4.5.3 Hambatan
Pelaksanaan ronde keperawatan menggunakan pasien di ruang dewasa (RDU) di
lantai 1, sedangkan nurse station berada di ruang rawat inap anak di lantai 2,
sehingga saat validasi ke pasien perlu waktu sedikit lama. Tetapi ronde keparawatan
tetap dapat dilaksanakan dengan lancar.
4.5.4 Dukungan
Dukungan kepala ruangan, perawat dan pembimbing sangat baik, dengan
memberi keleluasan kelompok dalam menentukan pasien dan masukan-masukan
yang membangun, serta respon positif dari dokter dan tim gizi dalam memberikan
saran kepada kelompok.

4.6 Discharge Planning


4.6.1 Persiapan yang dilakukan antara lain :
1.Ditunjuk penanggung jawab Discharge Planning
2.Penanggung jawab menyusun proposal, menyiapkan format discharge planning,
dan kartu discharge planning dari rumah sakit
3.Penanggung jawab membuat leaflet sesuai dengan kasus
4.Menyiapkan kasus kelolaan yang akan dilakukan discharge planning
5.Mengadakan pendekatan dengan klien dan keluarga mengenai discharge
planning
6.Mengadakan pendekatan dengan tim kesehatan lain untuk persiapan discharge
planning
4.6.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planing dimulai dari minggu ke-2 sampai minggu ke-3
yang dilakukan oleh PP, antara lain:
1. PP memberikan HE (Health Education) pada klien yang akan pulang atau yang
direncanakan pulang meliputi : diet, obat, aktivitas, istirahat, tempat dan waktu
kontrol, apa saja yang dibawa pulang dan yang dibawa kontrol serta hal-hal yang
harus diperhatikan.
2. Selain memberikan penjelasan secara lisan keluarga juga diberikan kartu
perencanaan pulang dan leaflet.
3. Setelah klien mendapatkan discharge planning, maka keluarga klien
menandatangani format discharge planning.
4. Kegiatan discharge planning yang dihadiri oleh supervisor, pembimbing klinik
dan akademik berlangsung pada hari Kamis tanggal 9 Mei 2019 jam 10.00 WIB.
Discharge Planning diberikan kepada keluarga klien An. Z dengan diagnosis pulang
DHF. Klien pulang sembuh dengan terapi oral yang dibawa pulang yaitu Puyer AB
3x1 dan Sanvita 3x1. Ibu dan klien diberikan informasi tentang diet di rumah,
medikasi, aktivitas dan jadwal kontrol. Dari evaluasi supervisor ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam memberikan discharge planning antara lain :
perawat lupa meminta tanda tangan ke keluarga pasien pada format discharge
planning.
4.6.3 Hambatan
Selama pelaksanaan discharge planning tidak ditemukan hambatan berarti,
sehingga discharge planning dapat berjalan dengan lancar.
4.6.4 Dukungan
Discharge planning mendapatkan dukungan dari kepala ruangan, perawat dan
pembimbing ruangan.

4.7 Supervisi Keperawatan


4.7.1 Persiapan
1. Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan
2. Menyusun proposal kegiatan supervisi dengan menetapkan supervisi tindakan
keperawatan injeksi intravena.
3. Menyusun instrumen supervisi dan format lainnya.
4. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
4.7.2 Pelaksanaan
Kegiatan supervisi keperawatan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 09 Mei
2019 jam 08.30-09.00 WIB dengan agenda ‘Supervisi Injeksi Intravena’. Supervisi
diawali dengan penyampaian kegiatan supervisi oleh kepala ruangan kepada PP,
kemudian dilanjutkan supervisi persiapan alat, pelaksanaan, pendokumentasian
kegiatan dan penyampaian hasil supervisi.
a. Evaluasi oleh supervisor adalah Alur role play sudah bagus sesuai dengan teori.
Pada saat injeksi, hendaknya buku obat selalu dibawa untuk menyesuaikan obat
yang akan dimasukkan, PP lebih komunikasi kepada pasien saat melakukan injeksi.
4.7.3 Hambatan
Saat pelaksanaan kegiatan supervisi kelompok tidak mengalami hambatan yang
berarti. Kegiatan dapat berjalan lancar dari awal hingga akhir.
4.7.4 Dukungan
Dukungan kegiatan supervisi dari staff ruangan cukup baik, salah satunya
dengan memberikan masukan tentang standar pelaksanaan injeksi intravena yang
benar.

4.8 Sentralisasi Obat


4.8.1 Persiapan
1. PP mengucapkan salam dan melaporkan kegiatan sentralisasi obat pada Karu
2. Karu menanyakan persiapan sentralisasi obat
3. PP menyebutkan hal-hal yang perlu disiapkan
4. Karu memeriksa kelengkapan administrasi sentralisasi obat (meliputi : informed
consent, formulir pemberian obat oral dan injeksi, kotak obat per pasien, lembar
serah terima obat).
4.8.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan mulai minggu ke-2 sampai minggu
ke-3. Pada minggu pertama dan minggu ke-4 kelompok memberikan obat saat shift
pagi saja, sedangkan sore dan malam hari ditimbang terimakan pada perawat
ruangan. Minggu ke-2 dan ke-3 dilaksanakan oleh kelompok dengan didampingi
perawat ruang anak RSMG.

Kegiatan sentralisasi obat dengan dihadiri supervisor dilakukan pada hari Jumat
tanggal 03 Mei 2019 pada pukul 10.00 WIB. Adapun kegiatan yang dilakukan
adalah setelah PP menyampaikan kepada kepala ruangan tentang sentralisasi obat
pada An. AZ 5 th dengan diagnosa Dengue Hemorragic Fever.
Pada tahap persiapan Karu memvalidasi kesiapan PP dalam melaksanakan
sentralisasi obat dan memeriksa kelengkapan administrasi sentralisasi obat
(meliputi: informed consent, formulir pemberian obat oral dan injeksi, lembar serah
terima obat). Saat pelaksanaan Karu dan PP menuju pada bed pasien. Karu memberi
salam pada klien dan keluarga kemudian mempersilahkan PP untuk menjelaskan
sentralisasi obat. PP lalu memberikan infomasi kepada pasien dan keluarga tentang
sentralisasi obat (tujuan, manfaat, informed concent, lembar serah terima obat,
daftar pemberian obat, tempat penyimpanan) dan memberikan kesempatan bertanya
pada pasien dan keluarga. PP meminta pasien dan atau keluarga untuk mengisi
persetujuan dilakukan sentralisasi obat
PP menerima obat dari pasien atau keluarga. Kemudian PA melakukan
pencatatan pada format penerimaan obat oral dan injeksi, yang meliputi : identitas
pasien, nama obat, dosis dan cara pemberiannya, jumlah obat yang diterima dari
pasien atau keluarga, jam dan nama penerima obat. Lalu PP dan PA menyiapkan
obat sesuai program terapi baik obat oral maupun obat injeksi dan diberikan sesuai
dengan jadwal. PP memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga mengenai
nama obat yang akan diberikan, manfaat dosis, cara pemberian, efek samping dan
kontra indikasinya. PA memberikan obat kepada pasien dengan melibatkan keluarga
dan mengobservasi efek sampingnya.
Evaluasi dari supervisor adalah pada medication chart lebih baik diduplikasi
dengan menggunakan karbon sehingga bisa digunakan sebagai arsip yang disimpan
oleh perawat dan pasien.

4.8.3 Hambatan
Saat pelaksanaan sentralisasi obat pasien setuju untuk menandatangani inform
consent. Dalam pelaksanaan sentralisasi obat.
4.8.4 Dukungan
Kerjasama antara kelompok dengan keluarga pasien dan perawat ruangan
berjalan dengan baik. 100% pasien kelolaan setuju dilakukan sentralisasi obat

4.9 Dokumentasi Asuhan Keperawatan


4.9.1 Persiapan
Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 29 April 2019
s/d 11 Mei 2019. Dengan mempersiapkan kelengkapan format asuhan keperawatan
yang terdiri dari pengkajian dengan pendekatan Body of System dan catatan
keperawatan dengan model PIE (Problem, Intervensi, Evaluasi). Format observasi
yang telah dilengkapi dengan penghitungan balance cairan, format sentralisasi obat,
format pemberian obat, kontrol obat, informed consent, catatan perkembangan, dan
resume keperawatan.
Selain melaksanakan dokumentasi keperawatan sesuai format awal dengan
PIE, kelompok juga melaksanakan dokumentasi keperawatan modifikasi yang
diusulkan oleh supervisor yang meliputi pengkajian, format PIE modifikasi, format
SOAP, dan format lain-lain seperti sentralisasi obat, observasi dan resume
keperawatan mengikuti format dokumentasi yang sudah ada. Pelaksanaan
dokumentasi PIE murni dilakukan pada seluruh pasien.
4.9.2 Pelaksanaan
Proses pelaksanaan pengisian dokumen mulai tahap pengisan: lembar
persetujuan rawat inap (DMK 2), penerimaan pasien baru (DMK 3), lembar serah
terima pasien baru (DMK 3a), format pengkajian (DMK 5), laporan timbang terima
(DMK 5b), rencana keperawatan dan tindakan keperawatan (DMK 5a), lembar
observasi sentralisasi obat (DMK 5c), catatan keperawatan SOAP (DMK 6), (serah
terima obat dan alkes (DMK 9), lembar intruksi dokter resume medik (DMK 10),
petunjuk teknis pengisian resume keperawatan (DMK 11) dan petunjuk teknis
pengisian inform consent (DMK 11)
PP dalam pengisian dokumen juga dibantu oleh PA terutama jika PP sedang
melaksanakan tugas lain atau jika intensitas kesibukan tinggi misalnya jumlah
pasien baru yang banyak. Jumlah dokumentasi yang berhasil kami lengkapi
sebanyak 24 pasien mulai tanggal 29 April 2019 s/d 11 Mei 2019 dengan rata-rata
hari rawat inap 5 hari.
4.9.3 Hambatan
Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut :
a. Pada awal pelaksanaan MAKP terdapat beberapa perubahan format dan
susunan dokumentasi.
b. Pada awal pelaksanaan MAKP ada usulan untuk melakukan uji coba format
dokumentasi keperawatan PIE modifikasi.
c. Kurang pemahaman anggota kelompok terhadap cara pengisian format pada
awal pelaksanaan manajemen.
d. Model format yang memerlukan ketelitian dan waktu yang cukup untuk
mengisi dirasakan kurang efektif
4.9.4 Dukungan
Kepala ruangan dan Perawat ruangan memberikan dukungan terhadap
pelaksanaan manajemen dengan tidak memberi beban tambahan kepada mahasiswa
dan pembimbing memberikan saran yang memudahkan kelompok melaksanakan
proses dokumentasi keperawatan

Anda mungkin juga menyukai