Anda di halaman 1dari 55

ANALISIS KEJADIAN HOMOSEKSUAL PADA REMAJA PRIA

Proposal Penelitian
Diajukan ke Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Prima Nusantara
Sebagai pemenuhan nilai tugas ujian akhir semester

Dosen Pembimbing
Mellia Fransiska, SKM, M.Kes

Oleh
Anda Warisya
171012113201005

PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT


TINGKAT 3
INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala petunjuk, kemampuan dan

kekuatan yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

penelitian yang berjudul “Fenomenologi Kemunculan Warung Kopi Sebagai Gaya

Hidup Baru Kaum Muda“. Penulisan proposal ini dilakukan dalam rangka memenuhi

salah satu syarat tugas Ujian Akhir Semester pada Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi. Dalam penyusunan

proposal ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dorongan, petunjuk serta

sumbangan gagasan dan pikiran dari berbagai pihak, Oleh karena itu, peneliti

mengucapkan terimakasih terutama kepada Yth, Ibu Mellia Fransiska, SKM, M.Kes

selaku dosen pengampu pada mata kuliah Epidemiologi Analitik.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, baik

materi maupun teknik penulisannya. Oleh karena itu, demi kesempurnaan proposal

penelitian ini penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya

membangun.

Akhirnya kepada Allah SWT kita berserah diri, semoga proposal penelitian ini

dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bukittinggi, 7 Juli 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR SKEMA.................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................5
C. Tujuan Penelitian...................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.................................................................................5
E. Ruang Lingkup Peneilitian.....................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori.......................................................................................8
1. Coffee Shop......................................................................................8
a. Defenisi Coffee Shop..................................................................8
b. Sejarah Coffee Shop...................................................................9
2. Kopi................................................................................................11
a. Pengertian Kopi........................................................................11
b. Sejarah Kopi.............................................................................13
c. Jenis-Jenis Kopi.......................................................................14
d. Jenis-Jenis Olahan Kopi...........................................................16
e. Dampak Kopi Bagi Kesehatan.................................................18
f. Kandungan Dalam Kopi...........................................................21
3. Gaya Hidup....................................................................................23
a. Defenisi Gaya Hidup................................................................23
b. Factor Yang Mempengaruhi Gaya Hidup................................25
c. Dimensi Gaya Hidup dan Pengukuran Gaya Hidup................28
B. Kerangka Teori.....................................................................................35

BAB III KERANGKA KONSEP

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

iii
A. Desain penelitian dan Metode Penelitian...................................................37
B. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................................39
C. Populasi dan Sampel..................................................................................39
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.................................................40
E. Etika Penelitian..........................................................................................44
F. Analisis Data..............................................................................................46

DAFTAR PUSTAKA

JADWAL KEGIATAN

iv
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Teori.....................................................................................35

Skema 2.2 Kerangka Konsep.................................................................................36

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Observasi................................................................................41

Table 3.2 Pedoman Wawancara Pengunjung Warung Kopi (Coffee shop)...........42

Table 3.3 Pedoman Wawancara Pemilik Warung Kopi.........................................43

Table 3.4 Pedoman Wawancara Dinas Kesehatan.................................................43

Table 3.5 Pedoman Dokumentasi..........................................................................44

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman, di-era globalisasi ilmu dan teknologi akan

berkembang secara terus-menerus. Kehidupan dan kebudayaan dimasyarakat akan

mengalami perubahan dan perkembangan yang tidak dapat dihentikan. Pada tahap ini

manusia akan berlomba-lomba untuk mengikuti perubahan dan perkembangan yang

terjadi saat ini, karena perubahan mendorong manusia berfikir dan bertindak secara

modern dan global. Pada awalnya, minum kopi sudah menjadi kebiasaan masyarakat

Indonesia sejak zaman dahulu kala. Pasalnya, Indonesia adalah salah satu penghasil biji

kopi terbaik di dunia. Beberapa daerah yang terkenal dengan produksi biji kopinya

adalah Aceh, Lampung, Medan, Jawa, Ternate, Sulawesi, dan Flores. Bahkan bagi

masyarakat Eropa zaman dahulu, sedapnya seduhan kopi yang mereka seruput lebih

akrab disebut java. Di Indonesia, usia penikmat kopi hampir tidak pandang usia mulai

dari remaja hingga orang dewasa bahkan manula, sehingga tidak terhitung jumlahnya.

Bagi mereka, kopi adalah konsumsi harian dan merupakan bagian makanan dan

minuman sehari-hari.[1]

Arus globalisasi yang cepat membawa semua bangsa dituntut untuk dapat ikut

berperan serta di dalamnya bila tidak ingin tenggelam. Negara-negara Barat dipandang

sebagai kiblat perkembangan zaman. Tidak hanya dari sisi teknologi tetapi juga gaya

vii
hidup. Modernisasi mengubah gaya hidup menjadi lebih seirama dengan gaya hidup

Barat bahkan terkadang dengan menanggalkan nilai lama. Modernisasi juga

mengharuskan perubahan sikap dan mental dalam rangka penyesuaian dengan

lingkungan baru.Sementara itu, industrialisasi berkaitan dengan penyebaran barang-

barang yang diproduksinya. Agar hasil produksi laku di pasar, para kapitalis dan organ-

organ sistemnya sengaja “membuat” budaya yang berhubungan dengan hasil

produksinya. Barang-barang atau instrumen-instrumen yang semula sebatas kebutuhan

sekunder dapat menjadi primer.[2]

Industri kopi di Indonesia dalam beberapa kurun tahun terakhir terus bergairah

dengan semakin bertambah dan meningkatnya produksi kopi olahan yang dihasilkan

oleh industri pengolahan kopi, semakin suburnya Cafe dan Coffee Shop di kota-kota

besar. Peningkatan konsumsi kopi domestik Indonesia, selain didukung dengan pola

sosial masyarakat dalam mengkonsumsi kopi, juga ditunjang dengan harga yang

terjangkau, kepraktisan dalam penyajian serta keragaman rasa atau cita rasa yang sesuai

dengan selera konsumen. Budaya minum kopi saat ini merupakan suatu trend baru yang

muncul diberbagai kalangan masyarakat. Meningkatnya permintaan akan kopi,

memancing munculnya berbagai brand, cafe dan coffee shop di kota-kota besar.

Meskipun banyak brand yang bemunculan namun pangsa pasar yang dituju berbeda-

beda. Dalam hal ini budaya konsumsi kopi ini biasanya dilakukan masyarakat di cafe

dan coffee shop di kota-kota besar, dan di kedai atau warung kopi pada masyarakat desa

ataupun kota- kota kecil.[3]

viii
Dalam budaya minum kopi pada kenyataannya telah mengalami pergeseran.

Dalam minuman kopi mengandung berbagai zat yang bersifat psikotripika salah satunya

adalah kafein, yang mampu menstimulasi produksi dua hormon perangsang yaitu

kortison dan adrenalin. Akibatnya kopi memberikan efek menghilangkan rasa kantuk,

meningkatkan kesadaran mental, pikiran, fokus dan respon. Minum kopi juga dapat

menjadikan tubuh tetap terjaga dan meningkatkan energi. Sementara itu, kenyataan

tentang kedai kopi sebagai gaya hidup ini makin dipertegas dengan kebutuhan

modernisasi, kedai kopi kini sebagai tempat proses pergaulan sosial, tempat nongkrong

anak-anakmuda, sebagai tempat rapat yang nyaman, sebagai tempat sarapan dengan

makanan cepat saji. Masyarakat bisa menikmati kopi sambil beristirahat dan

berbincang-bincang dengan rekan yang lain. Kebiasaan sebagian masyarakat tersebut

dalam mengisi waktu luang dan menghabiskan uangnya dengan minum kopi di kedai

kopi menjadi kegiatan tersebut sebagai salah satu gaya hidup.[2]. Tetapi, pada

kenyataannya dibalik banyaknya kemunculan warung kopi dapat mendorong

peningkatan terjadinya masalah kesehatan, seperti hipertensi, gastritis, serta masalah

jantung koroner(PJK).

Kaum muda merupakan salah satu objek pada penelitian ini, karena kaum

muda mempunyai ciri khas pola perilaku tertentu yang ingin ditunjukkan setiap orang

untuk menunjukkan identitas dirinya. Kehidupan di perkotaan terutama di Bukittinggi,

dimana dengan kecepatan mobilitas dan tersedianya kemudahan dalam informasi dan

hiburan menuntut kaum muda untuk bisa lebih selektif dalam menerima pengaruh

lingkungan yang baik maupun buruk. Berbicara mengenai lingkungan dimana suatu

ix
lingkungan dapat membentuk karakter dan kepribadian seseorang. Jika kita bandingkan

remaja yang tinggal di desa sangatlah berbeda dengan remaja yang tinggal di wilayah

perkotaan. Dari segi kebutuhan kaum muda yang tinggal di perkotaan salah satunya

adalah gaya hidup. Maka tidak jarang rumah makan dan kafe menjadi tempat-tempat

yang dituju untuk memenuhi kebutuhan ini dalam rangka untuk mensosialisasikan diri

dengan pergaulan teman sebayanya.[4]

Coffee shop atau warung kopi identik dengan gaya hidup kaum muda yang

mana antusiasme dan penikmat coffee shop paling banyak dikunjungi oleh kaum muda

karena sering terlihat berkumpul dengan teman-temannya. Melihat fenomena

keberadaan coffee shop kaum muda seolah menjadikan coffee shop sebagai tempat

untuk dapat melakukan berbagai hal. Bisa untuk sekedar mengobrol atau mengerjakan

tugas bersama-sama, maupun hanya untuk menghabiskan waktu berjam-jam bertukar

fikiran dan informasi di coffee shop. Melihat realitas yang terjadi pada fenomena coffee

shop sebagai gejala gaya hidup baru kaum muda, tentu saja banyak hal yang

melatarbelakangi kaum muda memilih coffee shop sebagai salah satu tempat

menghabiskan waktunya tetapi yang perlu di perhatikan adalah seberapa jauh coffee

shop ini berpengaruh terhadap pola pikir dan tingkah laku kaum muda dan apakah

mereka memperhitungkan pengeluarannya dalam membeli minuman atau makanan jika

mereka secara rutin datang ke coffee shop. [1]

Berdasarkan kepada data katadata, konsumsi kopi Indonesia sepanjang

periode 2016-2021 diprediksi mengalami pertumbuhan rata-rata 8,22 persen per tahun.

Melihat perkembangan kopi di Indonesia yang semakin pesat, bahkan naik 6,3%9

x
dalam kurun waktu lima tahun terakhir, maka tidak heran jika mulai banyak

bermunculan gerai kopi yang menawarkan kopi Indonesia dan memadukannya dengan

unsur teknologi atau seni[5]. Berdasarkan kepada permasalahan diatas, maka dalam

penelitian ini, peneliti memfokuskan pada fenomena kemunculan warung kopi sebagai

gaya hidup baru kaum muda. Peneliti juga ingin melihat efek atau resiko dari

kemunculan warung kopi di Kota Bukittinggi.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaiamanakah fenomenologi kemunculan warung kopi di Kota Bukittinggi?

2. Bagaiamanakah efek yang ditimbulkan dari fenomenologi kemunculan warung kopi

di Kota Bukittinggi?

3. Bagaimana factor pembentuk gaya hidup kaum muda penggemar Coffee Shop

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui fenomenologi kemunculan warung kopi di Kota

Bukittinggi, diketahuinya factor pembentuk gaya hidup kaum muda penggemar Coffee

Shop. Diketahinya efek yang ditimbulkan dari fenomenologi kemunculan warung kopi

di Kota Bukittinggi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

xi
a. Hasil daripada penelitian dapat bermanfaat dan menambah wawasan dan

pengetahuan akademik pada seluruh mahasiswa khususnya semua mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat.

b. Bagi mahasiswa diharapkan dapat memberikan informasi dan dijadikan bahan

kajian untuk penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam tentang permasalahan

terkait.

c. Bagi pemerintah diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam membuat

suatu kebijakan dan ikut andil dalam proses perkembangan Cofee Shopdi Kota

Bukitting sebagai kota wisata dan pendidikan.

d. Bagi masyarakat diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

masyrakat tentang kopi dan efeknya bagi kesehatan.

e. Bagi institusi diharapkan dapat dijadikan referensi oleh institusi pendidikan

untuk bahan pertimbangan dan peningkatan sumber ilmu pengetahuan tentang

kopi dan efeknya bagi kesehatan.

2. Manfaat Praktis

a. Kaum muda mampu memanfaatkan keberadaan coffee shop dengan sebaik-

baiknya serta dapat meningkatkan kreativitas dan mampu melihat peluang yang

terinspirasi melalui coffee shop.

b. Bagi pendidik diharapkan penelitian ini dijadikan informasi mengenai gaya

hidup kaum muda pada saat ini, sehingga pendidik dapat menyesuaikan dalam

membimbing dan mendidik siswa/mahasiswa.

xii
c. Bagi peneliti lain diharapkan dapat menjadi sumber rujukan maupun referensi

untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana fenomenologi kemunculan

warung kopi di Kota Bukititinggi. Objek penelitian ini adalah ditujukan kepada seluruh

Coffe Shop dan warung kopi yang berada di Kota Bukittinggi. Penelitian ini ditujukan

kepada seluruh informan yang mengkonsumsi kopi baik di Cafe maupun di warung

kopi lainnya. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April 2020 Mendatang

menggunakan Metode penelitian Kualitatif dengan desain fenomenologi melalui

observasi, wawancara dan dokumentasi.

xiii
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Coffee Shop

a. Defenisi Coffee Shop

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departement Pendidikan dan

Kebudayaan tahun (1988) Cafe atau Coffee Shop (kedai kopi) adalah suatu

tempat (kedai) yang menyajikan olahan kopi espreso dan kudapan kecil. Seiring

perkembangan jaman coffe shop menyediakan makan kecil dan makanan berat.

[6]

Di Indonesia, usia penikmat kopi hampir tidak pandang usia mulai dari

remaja hingga orang dewasa bahkan manula, sehingga tidak terhitung

jumlahnya. Bagi mereka, kopi adalah konsumsi harian dan merupakan bagian

makanan dan minuman sehari-hari.Sehingga dengan fenomena inilah banyak

bermunculan coffee shop. Mungkin untuk sebagian orang masih belum

memahami apa itu coffee shop. Menurut kutipan di atas dapat disimpulkan

bahwa coffee shop adalah suatu tempat yang menyediakan makanan dan

minuman yang tidak hanya sejenis kopi tetapi minuman penunjang lainnya. juga

dilengkapi dengan fasilitas yang dapat membuat orang nyaman seperti wifi, live

xiv
music, televisi, buku bacaan juga dilengkapi dengan desain interior yang

nyaman dan santai.[4]

b. Sejarah Coffee Shop

Kedai kopi pertama di dunia yang tercatat diketahui muncul pada

1475. Kedai kopi ini bernama Kiva Han dan berada di Kota Konstantinopel

(sekarang Istanbul) Turki. Kedai kopi ini diketahui menjadi coffee shop pertama

yang buka dan melayani pengunjungnya dengan kopi khas Turki. Pada masa itu,

kopi adalah unsur penting dalam kebudayaan Turki. Sangkin pentingnya bahkan

ada hukum yang mengatakan jika seorang suami tidak memberikan pasokan

kopi yang cukup untuk istrinya, maka istrinya berhak menceraikan sang suami.

Kopi di Turki ini disajikan kuat, hitam dan tanpa filter. Orang-orang Turki

gemar menikmati kopi mereka dengan memasaknya dengan ibrik (pot ala

Turki). Budaya minum kopi seperti ini masih diterapkan di Turki hingga

sekarang.[7]

Lalu Coffee Shop mulai memasuki kawasan Eropa pada tahun 1529.

Minuman ini menjadi sangat disukai oleh masyarakat di Eropa karena adanya

ide untuk menyaring kopi dan memperhalus citra rasa minuman kopi dengan

susu dan gula. Pada masa itu, Kota Wina Austria diserbu oleh tentara Turki. Dan

para tentara ini meninggalkan banyak sekali pasokan kopi di Wina pada saat

mereka melarikan diri dari Wina. Adalah Franz Georg Kolschitzky yang

mengklaim kopi-kopi tentara Turki ini sebagai rampasan perang. Lalu

xv
Kolschitzky membuka sebuah kedai kopi yang diketahui sebagai kedai kopi

pertama di Eropa. Kolschitzky ternyata dulu pernah tinggal di Turki dan dia

merupakan satu-satunya orang di Wina yang mengetahui betapa berharganya

biji kopi mengingat tidak popularnya kopi pada masa itu. Coffee Shop di Eropa

semakin popular dan berkembang bahkan mereka melakukan inovasi dengan

tidak hanya menjual secangkir kopi saja namun mereka mulai menjual makanan

pendamping kopi seperti kue-kue manis dan makanan lainnya. Penyebaran

kedai kopi semakin luas hingga sampai ke Inggris. Kedai kopi pertama di

Inggris dibuka pada 1652. Meskipun kedai kopi telah popular di Eropa, inspirasi

dibukanya kedai kopi di Inggris tetap berkiblat dari Turki. Pedagang Inggris

yang menjual barang-barang asal Turki (termasuk kopi) ditinggakan oleh dua

budaknya yang berniat membuka bisnis mereka. sendiri. Dan sejak itu sebuah

kedai kopi bernama “The Turk’s Head” lahir di Inggris[4]

Coffee Shop pertama di Eropa didirikan tahun 1529. Minuman ini

menajadi sangat di gemari di Eropa karena adanya ide untuk menyaring kopi

dan memperhalus citra rasa minuman kopi dengan susu dan gula. Coffee Shop di

Eropa semakin populer karena mereka tidak hanya menjual minuman kopi tetapi

mulai menjual kue-kue manis dan penganan yang lainnya. Coffee Shop pertama

di Britania Inggris didirikan tahun 1652. Di Coffee Shop ini lah istilaha kata

“tips” pertama kali di gunakan. Guna menjamin servis yang cepat,sebuah toples

di letakan di meja counter,orang-orang memasukan koin tips ke toples itu untuk

dapat dilayani dengan cepat.[6]

xvi
Tentu saja Coffee Shop pada zaman dahulu dan sekarang sangat

berbeda. Di Indonesia terdapat Coffee Shop tertua yang sudah berdiri pada tahun

1878, yang didirikan oleh seorang laki-laki yang bernama Liauw Tek Soen. Ia

mendirikan sebuah kedai kopi di Jalan Moolen Vliet Oost Batavia yang

sekarang dikenal dengan sebutan nama Jalan Hayam Wuruk Jakarta. Kedai kopi

tua ini dinamakan Warung Tinggi. Ditempat inilah pada masa itu orang-orang

duduk santai sambill menikmati makanan ringan dan secangkir kopi dengan

mengangkat sebelah kaki. Ada carayang unik dilakukan dalam meminum kopi,

setelah kopi pesanan siap dimeja, kopi yang masih mengepul-ngepul itu di tutup

dengan piring tatakannya, setalah menunggu sampai sebatang rokok habis

dihisap, barulah dituang ke tatakan, ditiup-tiup, kemudian diseruput, dengan

begitu hampasnya tidak ikut terminum. Seperti itulah uniknya cara meminum

kopi yang sangat nikmat pada zaman itu. [4]

2. Kopi

a. Pengertian kopi

Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama

dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Kopi berasal

dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etopia. Namun, kopi sendiri baru

dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut dikembangkan di luar

daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian selatan Arab.[8]

xvii
Kopi merupakan jenis minuman yang sering dikonsumsi oleh manusia,

selain itu kopi memiliki khasiat bagi tubuh. Kopi memiliki citarasa yang khas

sehingga sangat digemari oleh masyarakat. Peningkatan jumlah peminum kopi

semakin tahunnya terus mengalami peningkatan dan kemudian menimbulkan

kebiasaan yang baru. Budaya meminum kopi sudah ada sejak dulu dan sebelum

lebih jauh menelusuri sejarah kopi ada baiknya kita mulai dengan etimologi kata

kopi itu sendiri. Menurut Wiliam H. Ukers dalam bukunya All About Coffe kata

kopi mulai masuk ke dalam bahasa-bahasa Eropa sekitar tahun 1600-an.[4]

Kopi merupakan sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan

biji tanaman kopi. Kopi digolongkan kedalam famili Rubiaceae dengan genus

Coffea. Secara umum kopi hanya memiliki dua spesies yaitu Coffea arabica dan

Coffea Robusta. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman psychostimulant

yang akan menyebabkan orang tetap terjaga, mengurangi kelelahan, dan

memberikan efek fisiologis berupa peningkatan energi. Kopi pertama kali

diteliti oleh seorang ilmuwan dari Bhukara bernama Ibnu Sina (Avicenna), yang

menemukan suatu kandungan yang terdapat dalam minuman kopi yang disebut

bunchum. Bunchum yang dimaksud adalah yang saat ini kita kenal bernama

kafein. Kafein merupakan senyawa alkaloid santin 1,3,7-trimetilsantin yang

terkandung dalam kopi dan teh. Kafein terdapat sebagai serbuk putih atau

sebagai jarum mengkilap putih.[9]

Secara umum, terdapat dua jenis biji kopi, yaitu arabika (kualitas

terbaik) dan robusta[10]. Arabika merupakan kopi tradisional, dan dianggap

xviii
paling enak rasanya, sedangkan Robusta memiliki kafein yang lebih tinggi.

Jenis kopi Robusta dapat dikembangakan dalam lingkungan di mana Arabika

tidak dapat tumbuh, dan membuatnya menjadi pengganti Arabika yang murah.

Robusta biasanya tidak dinikmati sendiri, dikarenakan rasanya yang pahit dan

asam. Robusta kualitas tinggi biasanya digunakan dalam beberapa campuran

espresso. Kopi Arabika biasanya dinamakan oleh dermaga di mana mereka

diekspor, dua yang tertua adalah Mocha dan Jawa.Perdagangan kopi modern

lebih spesifik tentang dari mana asal mereka, melabelkan kopi atas dasar negara,

wilayah, dan kadangkala ladang pembuatnya. Satu jenis kopi yang tidak biasa

dan sangat mahal harganya adalah sejenis robusta di Indonesia yang dinamakan

kopi luwak.[11]

b. Sejarah kopi

Penemuan biji kopi dimulai sekitar tahun 800SM. Pada saat itu orang-

orang di benua Afrika khususnya bangsa Etiopia mengkonsumsi biji kopi yang

di campurkan dengan lemak hewan dan anggur untuk memenuhi kebutuhan

protein dan energi tubuh. Penemuan biji kopi terjadi secara tidak sengaja ketika

pengembala bernama Khalid mengamati kawanan kambing gembalanya yang

tetap terjaga bahkan setelah matahari terbenam setelah memakan sejenis beri-

beri’an, ia pun mencoba memasak dan memakanya., namun metode penyajianya

masih menggunakan metode konvesional. Beberapa ratus tahun kemudian biji

kopi dibawa melewati Laut merah dan tiba di Arab dengan metode penyajianya

xix
yang lebih maju. Pada masa itu belum ada budidaya tanaman kopi di luar daerah

Arab karena bangsa Arab selalu mengekspor atau memasukan biji kopi yang

tidak subur dengan cara memasak dan mengeringkanya terlebih dahulu, hal ini

menyebabkan budidaya tanaman kopi tidak memungkinkan. Pada tahun 1600

seorang peziarah India bernama Baba Budan membawa biji kopi fertil keluar

dari mekah dan membudidayakananya di berbagai daerah di luar Arab.[6]

Menurut William H.Ukers dalam Buku All About Coffee menjelaskan

tahun (2012) Pada tahun 1615 biji kopi masuk pertama kali ke Eropa oleh

seorang saudagar Venesia. Pasokan biji kopi yang di bawa ke Eropa berasal dari

Turki. Namun, jumlah pasokan biji kopi ini tidak mencukupi kebutuhan pasar,

oleh karena itu bangsa Eropa mulai membudidayakanya. Belanda adalah salah

satu bagian negara Eropa yang pertama kali berhasil membudidayakanya pada

tahun 1616,kemudian pada tahun 1690 biji kopi di bawa ke pulau Jawa untuk,

Pada saat itu Indonesia masih merupakan negara jajahan Belanda.[6]. Kopi

kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling

populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat.[8].

c. Jenis-Jenis Kopi

a) Kopi Arabica

Kopi arabika merupakan tipe kopi tradisional dengan cita rasa

terbaik. Sebagian besar kopi yang ada,dibuat dengan menggunakan biji kopi

arabika. Kopi ini berasal dari Etiopia dan sekarang telah dibudidayakan di

xx
berbagai belahan dunia. Tanaman Kopi ini tumbuh di negara-negara

beriklim tropis atau subtropis. Kopi arabika tumbuh pada ketinggian 600-

2000 m di atas permukaan laut. Tanaman Kopi ini dapat tumbuh hingga 3

meter bila kondisi lingkungannya baik. Suhu tumbuh optimalnya adalah 18-

26. Biji kopi yang dihasilkan berukuran cukup kecil dan berwarna hijau

hingga merah gelap. Kopi arabika banyak di tumbuhkan di Amerika Latin,

Afrika Tengah, Afrika Timur, India, dan Indonesia

b) Kopi Robusta

Biji Kopi robusta pertama kali ditemukan di Kongo tahun 1898.

Kopi robusta diklasifikasikan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang

lebih pahit dari kopi arabika, sedikit asam, dan mengandung kafein dalam

kadar yang jauh lebih banyak dibandingkan biji kopi arabika. Selain itu,

lingkup daerah tumbuh kopi robusta lebih luas daripada kopi arabika yang

harus ditumbuhkan pada ketinggian tertentu. Kopi robusta dapat

ditumbuhkan dengan ketinggian 800 m di atas permuakaan laut. Kopi jenis

ini lebih rawan terhadap serangan hama dan penyakit. Faktor ini yang

menyebabkan kopi robusta lebih murah. Kopi robusta banyak ditumbuhkan

di Afrika Barat, Afrika Tengah, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan.

c) Kopi Luwak

Jenis-jenis kopi yang lain merupakan turunan dari kopi arabika dan

robusta.Disetiap daerah penghasil kopi biasanya memiliki keunikan masing-

xxi
masing dan menjadikannya sebagai subvarietas.Salah satu jenis kopi lain

yang terkenal adalah kopi luwak asli Indonesi.[6]

d. Jenis-Jenis Olahan Kopi

Minuman kopi yang ada saat ini sangatlah beragam jenisnya. Masing-

masing jenis kopi yang ada memiliki proses penyajian dan pengolahan yang

unik.Berikut ini adalah beberapa contoh minuman kopi yang umum dijumpai:

a) Kopi hitam (black coffee): merupakan hasil olahan ektraksi langsung dari

perebusan biji kopi yang disajikan tanpa penambahan perisa.

b) Espresso: kopi yang dibuat dengan mengekstraksi biji kopi menggunakan

uap panas pada tekanan tinggi menghasilkan rasa dan aroma kopi yang

tajam tanpa harus membawa ampas kopi.

c) Latte (coffee latte): kopi espresso yang ditambahkan susu dengan rasio

antara susu dan kopi.

d) Cafe au lait: serupa dengan caffe latte tetapi menggunakan campuran kopi

hitam dengan takaran kopi dan susu.

e) Caffe macchiato: kopi espresso yang ditambahkan susu rebus dengan rasio

antara kopi dan susu.

f) Cappuccino: kopi espreso dengan penambahan susu, krim, dan serpihan

cokelat dengan takaran yang seimbang.

g) Dry cappuccino: merupakan cappuccino dengan sedikit krim dan tanpa susu.

h) Frappe: merupakan espresso yang diolah dengan susu dan disajikan dingin

xxii
i) Kopi instan: berasal dari biji kopi yang dikeringkan dan digranulasi. Gambar

j) Kopi Irlandia (irish coffee): merupakan kopi yang dicampur dengan wiski.

k) Kopi tubruk: kopi asli Indonesia yang dibuat dengan memasak biji kopi

bersamaan dengan gula.

l) Melya: sejenis kopi dengan penambahan bubuk cokelat dan madu.

m) Kopi moka: serupa dengan cappuccino dan latte, tetapi dengan penambahan

sirup cokelat.

n) Oliang: kopi khas Thailand yang dimasak dengan jagung, kacang kedelai,

dan wijen.

o) Americano: kopi yang berbahan dasar espreso,biasanya lebih encer dan di

sajikan dalam gelas besar.

p) Doppio (Double shoot): Kopi yang memiliki kandungan espreso dua kali

lebih banyak dibandingkan kopi biasa dan mengandung kopi yang amat

pekat,serta tergolong berat bagi mereka yang bukan peminum kopi.

q) Marocchino: olahan kopi yang berbahan dasar espreso dengan paduan

sedikit susu panas dan coklat bubuk.

r) Granita di cafe con panna: kopi espreso yang di bekukan,lalu di hancurkan

menajdi serpihan-serpihan es dalam sebuah gelas,di sajikan dengan whiped

cream di atasnya dan taburan coklat.

s) Freedo: biasanya disebut juga dengan iced cofee adalah sebuah kopi yang di

sajikan dengan es batu dan biasanya di tambahkan sedikit susu dan gula.

t) White coffee: perpaduan olahan kopi hitam dan susu.[6]

xxiii
e. Dampak Kopi Bagi Kesehatan

Menurut Ranita Astikya Carolina (2019) dampak dari mengkonsumsi

kopi terhadap kesehatan adalah sebagai berikut:

a) Dampak Positif Kopi Bagi Kesehatan

1. kopi menurunkan risiko terkena penyakit neurodegenerative, seperti

Parkinson dan alzheimer. Berdasarkan hasil penelitian, terbukti bahwa

kafein bisa mencegah kondisi neurodegenerative tersebut karena

memiliki sifat neuroprotektif

2. kopi menurunkan resiko terkena penyakit diabetes tipe 2. Konsumsi kopi

berkafein dalam jangka waktu panjang dapat mengubah sensitivitas

kafein terhadap glukosa dan insulin. Toleransi kafein terhadap glukosa

dan insulin menjadi penyebab seseorang bisa terhindar dari diabetes.

Oleh karena itu, kopi dapat menurunkan risiko penyakit diabetes tetapi

dengan catatan, pengkonsumsian kopu dilakukan secara tidak berlebihan

sesuai dengan dosis yang dianjurkan setiap harinya.

3. Kopi bermanfaat sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan substansi

yang diperlukan untuk menangkal radikal bebas dlam tubuh. Secangkir

kopi yang mengandung 10 gram biji kopi yang telah melalui proses

pemanggangan mengandung 15-325 asam klorogenat. Asam klorogenat

yang terkandung dalam kopi biasanya merupakan ester asam quinic

dengan asam ferulat. Adapun asam ferulat memiliki sifat antiinflamasi,

xxiv
antialergi, antibakteri, serta antivirus. Asam ferulat yang kaya

antioksidan ini juga sangat bermanfaat bagi kulit, seperti mengkal radiasi

sinar ultraviolet sebagai perlindungan kuli. Oleh karena itu, sudah

banyak produk skincare yang menggunakan kopi sebagai bahan

utuamanya.

b) Dampak Negatif Kopi Bagi Kesehatan


1. Kopi Hitam Murni
1) Pada ibu hamil

Kopi dianggap buruk dikonsusmsi para ibu hamil. Kopi

dianggap membahayakan janin yang ada dalam kandungan sang ibu.

Berdasarkan American pregnancy, kafein dapat diserap oleh janin

melalui plasenta. Hal ini membahayakan janin karena janin belum

bisa memetabolisme kafein yang masuk ke tubuhnya. Berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan, kopi memang bisa membahayakan

janin. Konsumsi kopi pada ibu hamil dapat meningkatkan resiko bayi

lahir premature, berat badan bayi kurang dari normal, serta ukuran

bayi yang lebih kecil disbanding bayi pada umumnya.

2) Jantung koroner

Kopi berdampak buruk bagi kesehatan jantung karena dapat

menyebabkan penyakit jantung coroner. Faktanya, mengkonsusmsi

kopi tidak menyebabkan seseorang terkena penyakit jantung coroner

dan tidak meningkatkan risiko jangka panjang seseorang terkena

xxv
penyakit tersebut. Tetapi memang, sebuah penelitian tahun 2012

menunjukkan bahwa orang yang meminum kopi 1-3 gelas perhari

memiliki risiko yang lebih kecil disbandingkan dengan orang yang

meminum kopi lebih dari 4 gelas per harinya.

3) Hipertensi

Kopi menyebabkan hipertensi. Kpoi dapat menyebabkan

arteri besar menjadi kaku. Berdasarkan penelitian sebelumnya orang

yang meminum kopi 1-3 gelas per harinya mengalami peningkatan

risiko terkena hipertensi sedangkan orang yang tidak meminum kopi

tidak mengalami hal demikian.

4) Gastritis

Kopi disebut-sebut berbahaya bagi sistem pencernaan.

Sebagian besar orang mengeluhkan berbagai berbagai keluhan padad

perutnya, seperti mulas setelah meminum kopi. Berdasarkan

penelitian yang sudah dilakukan, kopi merangsang sekresi asam

lambung dan memperpanjang relaksasi adaptif dari perut bagian atas.

Kedua hal inilah yang bisa menyebabkan gastritis, tukak lambung,

dan refluks gastroesofageal, tetapi kopi bukan merupakan penyebab

dari dipepsia. Kopi juga menyebabkan kontraksi kandungan empedu

serta memengaruhi aktivitas motoric kolon.

2. Kopi Olahan
1) Kopi campur krimer atau susu

xxvi
Kopi campur susu, terutama susu yang mengandung

kandungan lemak tinggi, dapat membuat pasokan lemak yang masuk

ke dalam tubuh melonjak tinggi. Hal ini bisa meningkatkan risiko

obesitas di mana komplikasi yang ditimbulkan adalah stroke,

penyakit jantung, dan diabetes. Sama halnya dengan susu,

penggunaan krimer pada kopi juga menimbulkan gangguan

kesehatan karena kadar lemak pada krimer yang tinggi. Campuran ini

juga berpotensi menyebabkan kenaikan berat badan.

Sementra itu, bahaya kopi campur susu selanjutnya menurut dr.

Fiastuti Witjaksono Msc. MS. spGK dari Perhimpunan Osteoporosis

Indinesia (Perosi) adalah membuat tulang menjadi rapuh karena

menghambat penyerapan kalsium.

2) Kopi Campur Gula

Konsumsi gula maksimal dalam sehari adalah empat sendok

makan. Banyaknya kandungan gula dalam darah dapat meningkatkan

resiko terserang penyakit diabetes mellitus. Karena, disbandingkan dengan

kopi hitam biasa, minuman es kopi susu kekinian cendrung memberikan

lebih banyak gula. Hal ini sangat berbahaya bagi tubuh sehingga dapat

memicu penyakit diabetes.

f. Kandungan Dalam Kopi

a) Kopi Hitam

xxvii
Senyawa kimia pada biji kopi dapat dibedakan atas senyawa volatil

dan non volatil. Senyawa volatil adalah senyawa yang mudah menguap,

terutama jika terjadi kenaikan suhu. Senyawa volatil yang berpengaruh

terhadap aroma kopi antara lain golongan aldehid, keton dan alkohol,

sedangkan senyawa non volatil yang berpengaruh terhadap mutu kopi antara

lain kafein, chlorogenic acid dan senyawa-senyawa nutrisi. Senyawa nutrisi

pada biji kopi terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, dan mineral. Selain

itu, kopi mengandung tanin. Tanin merupakan senyawa polifenol yang dapat

ditemui pada setiap tanaman yang letak dan jumlahnya berbeda-beda.

Senyawa tanin dapat menyebabkan rasa sepet pada buah dan menyebabkan

pencoklatan pada bahan[12]

Kafein (C8H10N4O2 ) atau 1,3,7 trimetil 2,6 dioksipurin

merupakan salah satu senyawa alkaloid yang sangat penting yang terdapat di

dalam biji kopi. Kadar kafein yang terdapat di dalam biji kopi Robusta

antara 1,50—2,72% bk, sedangkan di dalam biji kopi Arabika sebasar 0,94

—1,59% bk (Clifford, 1985). Spiller (1999) melaporkan bahwa kafein yang

terkandung di dalam biji kopi kering Robusta dan Arabika masing-masing

sebesar 1,16—3,27% bk, dan 0,58—1,7% bk. Sedangkan kafein yang

terkandung di dalam biji kopi sangrai sebesar 2% bk untuk kopi Robusta,

dan 1% bk untuk kopi Arabika.[13]

xxviii
3. Gaya Hidup (life style)

a. Defenisi Gaya Hidup

Manusia adalah makhluk yang mempunyai peran ganda dalam

menjalani kehidupannya sehari-hari, yaitu sebagai makhluk individu dan

makhluk sosial.[4] Dimana dalam berinteraksi dengan sekitar juga manusia

mempunyai hubungan secara vertikal yang berarti kepada Tuhannya dan

hubungan secara horizontal yang berarti terhadap sesama manusia di lingkungan

sosialnya. Maka dari itu manusia selalu mengalami perubahan, baik itu

perubahan pola fikir dan tingkah laku. Perubahan inilah yang dapat kita sebut

dengan gaya hidup.

Menurut Solomon, “lifestyle can be describe in terms of shared values

or taste, especially as these are reflected in consumption patterns.” Solomon

menjelaskan bahwa gaya hidup merupakan suatu nilai atau selera seseorang,

khususnya yang terlihat pada pola konsumsi seseorang. Ia berpendapat dari segi

sisi ekonomi dimana gaya hidup seseorang itu merupakan dasar bagaimana

seseorang itu suka dalam melakukan sesuatu, bagaimana seseorang itu

menghabiskan waktu luang mereka dan bagaimana seseorang itu memilih untuk

menghabiskan pendapatannya.

Menurut Hawkins, Best, Coney gaya hidup adalah “lifesytyle is defined

simply as how one lives. one's lifestyle is a function of inherent individual

characteristic that have been shaped and formed trough social interaction as

xxix
one moves through the life cycle. Menurutnya gaya hidup didefinisikan

sebagaimana seseorang hidup. Gaya hidup seseorang merupakan fungsi

karakteristik individu yang telah melekat dan terbentuk melalui interaksi sosial

saat seseorang menjalani suatu siklus kehidupannya. Hawkins, Best, Coney juga

menambahkan bahwa gaya hidup juga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya adalah budaya, nilai, demografi, subkultur, kelas sosial, kelompok

referensi, keluarga, karakteristik individu seperti motivasi, emosi, kepribadian,

individu, dan keluarga/rumah tangga semuanya memiliki gaya hidup.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

gaya hidup merupakan hasil dari proses sosial atau interaksi manusia dengan

manusia lainnya. Dimana gaya hidup juga berbicara tentang bagaimana

seseorang menjalani pola hidupnya. Lingkungan sekitar bisa jadi salah satu

faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang sehingga dapat terciptanya

suatu identitas individu yang tidak sama dengan individu lainnya. Gaya hidup

berkaitan erat dengan bagaimana seseorang menjalani pola kehidupannya

(aktivitas) juga bagaimana ketertarikan seseorang terhadap sesuatu (minat), dan

persepsi seseorang pada suatu hal atau fenomena (opini). Maka dari itulah gaya

hidup dapat menciptakan keunikan karakteristik seseorang dalam menjalani

kehidupannya.

xxx
b. Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup

Menurut Arnould, Price, Zinkhan bahwa gaya hidup dipengaruhi oleh

banyak faktor seperti: Demographic, sosial class, reference group, and family.

Dan jika kita klasifikasikan ke dalam dua kategori, ada dua faktror yang

mempengaruhi gaya hidup, yaitu dari dalam diri individu (internal) dan

lingkungan luar (eksternal):

a) Faktor internal

1. Sikap

Sikap adalah evaluasi, perasaan dan kecenderungan seseorang

ynag relatif konsisten terhadap suatu objek atau gagasan. Berarti suatu

keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan

tanggapan terhadap sesuatu. Melalui sikap, individu memberi respon

positif atau negatif terhadap gaya. Keadaan jiwa dipengaruhi oleh tradisi,

kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya. Hal ini sangat

mempengaruhi seseorang dalam menentuka sikap terhadap gaya apa atau

perasaan seperti apa yang akan diekspresikan dihadapan public.

2. Pengalaman dan pengamatan

Pengalaman mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah

laku. Pengalaman diperoleh dari tindakan di masa lalu. Hasil dari

pengalaman sosial membentuk pandangan terhadap suatu objek.

xxxi
Seseorang tertarik dengan suatu gaya hidup tertentu berdasarkan

pengalaman dan pengamatan.

3. Kepribadian

Kepribadian adalah ciri-ciri kejiwaan dalam diri yang yang

menentukan dan mencerminakan bagaimana seseorang berespon

terhadap lingkungannya. Kepribadian mempengaruhi selera yang dipilih

seseorang, sehingga mempengaruhi pula bagaimana gaya hidupnya.

4. Konsep diri

Konsep diri sering disebut juga sebagai citra diri seseorang.

Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat

terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan

menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan

hidupnya.

5. Motif

Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup menekankan

seseorang untuk mengejar kepuasan. Jika seseorang mempunyai obsesi

atau motif yang besar terhadap sesuatu maka bisa jadi akan dengan

mudah membentuk gaya hidup seseorang yang mengarah pada

hedonisme.

6. Persepsi

Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur,

merumuskan dan menafsirkan informasi untuk menciptakan suatu

xxxii
gambar yang berarti mengenai dunia. Tentu saja dalam hal ini persepsi

seseorang sangat mempengaruhi gaya hidup dimana suatu persepsi

individu dengan yang lainnya sangalah berbeda-beda.

b) Faktor eksternal

1. Kelompok referensi

Kelompok referensi adalah individu atau kelompok yang

memiliki relevansi yang signifikan terhadap aspirasi, evaluasi atau

perilaku individu. Suatu kelompok yang memberikan pengaruh langsung

atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Pengaruh-

pengaruh tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya

hidup tertentu.

2. Keluarga

Keluarga mempunyai peran yang sangat penting dalam hal

pembentukan karakter seseorang. Keluarga juga lingkungan sosial

pertama seseorang sebelum memasuki dunia luar. Hal ini karena pola

asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang secara tidak

langsung mempengaruhi pola hidupnya.

3. Kelas sosial

Gaya hidup bisa terbentuk melalui kelas sosial. Dimana kelas

sosial bisa membedakan manusia dalam hal pergaulannya. Kelas sosial

menentukan berbedanya gaya hidup seseorang dalam hal apapun. Ada

dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas dalam

xxxiii
masyarakat, yaitu kedudukan dan peran. Hierarki kelas sosial masyarakat

menentukan pilihan gaya hidup.

4. Kebudayaan

Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian,

moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh

individu sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala

sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi

ciri-ciri pola pikir, merasakan dan bertindak.

c. Dimensi Gaya Hidup dan Pengukuran Gaya Hidup

Menurut Plummer dalam jurnalnya yang berjudul The Concept of Life

Style Segmentation mengatakan bahwa “Lifestyle as used in life style

segmentation research measures people’s activities in term of (1) how they

spend their time, (2) their interest, what they place importance on in theis

immediate surroundings, (3) their opinion in terms of their view of themselves

and the world around them. Yang artinya aktivitas yang dilakukan terkait

bagaimana mereka menghabiskan waktunya, juga ketertarikan dan prioritas

mereka, serta opini apa yang dianggap penting bagi lingkungan sekitarnya. Hal

yang dijelaskan Plummer menunjukan bahwa dalam hal gaya hidup seseorang

itu dipengaruhi oleh berbagai macam aspek seperti bagaimana seseorang

menjalani aktivitas sehari- harinya, juga bagaimana seseorang mempunyai

ketertarikan terhadap suatu hal, dan bagaimana seseorang melihat sesuatu yang

xxxiv
didasarkan atas sudut pandang dirinya sendiri. Untuk mengetahui sejauh mana

seseorang berperilaku sesuai gaya hidupnya, maka kita dapat mengetahuinya

menggunakan pengukuran mengenai gaya hidup.

Pengukuran mengenai gaya hidup dapat diukur melalui ketiga dimensi

yang ada pada gaya hidup, diantaranya: Aktivitas, Minat, dan Opini. Adapun

indikator dari Aktivitas mencakup (pekerjaan, hobi, kegiatan sosial, liburan,

hiburan, keanggotaan club, komunitas, belanja dan olahraga). Indikator minat

mencakup (keluarga, rumah, pekerjaan, komunitas, rekreasi, fashion, makanan,

media, pencapaian). Sedangkan indikator dari opini mencakup (diri sendiri, isu

sosial, politik, bisnis, ekonomi, pendidikan, produk, masa depan dan budaya).

a) Activities ( Aktivitas )

Manusia adalah mahluk hidup yang melakukan mobilitas sosial.

Mobilitas sosial semata-mata untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Aktivitas sehari-hari sering kali berpindah dari satu tempat ke tempat

lainnya. Tidak hanya soal kebutuhan pekerjaan semata, aktivitas yang

dilakukan sering kali didasarkan pada perilaku gaya hidup seseorang.

Aktivitas yang dilakukan sangat berkaitan erat dengan pola hidup seseorang

yang dapat membentuk gaya hidup seseorang. Karena aktivitas mencakup

segala aspek tidak hanya soal pekerjaan tetapi dalam hal rekreasi, hobi dan

kegiatan sosial merupakan hal yang berkaitan dengan aktivitas. Hal ini

sesuai seperti apa yang dikatakan oleh Schiffman dan Wisenblit bahwa

xxxv
“Time and Activity are being active and busy in one’s job and life and

expanding one’s horizons”.[4]

Berikut indikator-indikator dari dimensi aktifitas yang terdiri dari:

1. Hobi

Hobi merupakan suatu aktifitas yang didasarkan atas kesenangan

dan kegemaran seseorang. Dimana dalam hal ini seseorang dengan

senang hati meluangkan waktunya untuk memenuhi hobinya. Bahkan

tidak jarang sebagian orang justru rela mengeluarkan tenaga dan uang

yang banyak agak dapat memenuhi hobi tersebut. Hobi tidak sekedar

aktifitas semata tetapi seseorang meresa bahwa hobi itu dapat

mengurangi rasa penat dan stress akibat padatnya aktifitas yang dijalani

sehari-hari.

2. Hiburan

Hiburan merupakan aktivitas yang semua orang sukai tetapi tak

jarang banyak orang yang tidak bisa dengan bebas menikmati hiburan

yang ada. Sama halnya seperti hobi, hiburan salah satu alternatif

aktivitas yang sangat menyenangkan dan dapat mengurangi kepenatan

dan lelahnya aktivitas sehari-hari. Hiburan dapat berupa seperti

menonton live music di coffee shop atau menonton film di bioskop.

3. Belanja

Setiap orang pasti pernah melakukan aktivitas belanja ini, tidak

hanya kaum muda bahkan aktivitas belanja dilakukan oleh seluruh

xxxvi
manusia dari semua umur. Belanja sangat berkaitan bagaimana

seseorang mengatur waktu dan keuangannya. Dalam konteks aktivitas

belanja kaum muda seringkali melakukan belanja yang diluar budget dan

belanja bukan kebutuhan primer si pelaku tetapi sudah belanja di luar

kebutuhannya. Ini menjadikan kaum muda memiliki gaya hidup hedonis.

b) Interest (Minat)

Kehidupan kaum muda tidak lepas dari perilaku ingin menunjukan

identitas diri mereka, hal ini sangat berkaitan dengan indikator minat.

Biasanya kaum muda atau remaja mempunyai ketertarikan dalam hal

fashion yang sedang trend saat ini terutama perempuan. Tidak hanya soal

fashion, kaum muda juga sangat menggemari suasana makan yang dilengkap

dengan live music.

Berikut ini penjelasan mengenai indikator-indikator dari dimensi

minat yang terdiri dari Fashion, Makanan dan Media :

1. Fashion

Seorang filsuf Yunani pernah berkata “know, first who you are

and then adorn your self accordingly. what is concidered fashionable,

tasteful or elegant varies across social strata”. Artinya kita harus tahu

terlebih dahulu siapa itu kita sehingga kita dapat memantaskan diri kita

dengan hal seperti fashion, rasa atau kelas sosial kita.

2. Makanan

xxxvii
Tak perlu diragukan lagi manusia membutuhkan makanan dan

minuman untuk bertahan hidup. Tetapi hal yang menarik mengenai

makanan, dimana minat seseorang terhadap pilihan makan ataupun

minuman bisa dipengaruhi oleh gaya hidup seseorang. Tidak semua

orang memakan makanan yang sama, namun pemilihan makanan dan

minuman telah dipengaruhi gaya hidup. Terbukti dalam mengunjungi

sebuah kafe atau coffee shop mereka mampu mengeluarkan uang yang

banyak untuk memenuhi kebutuhan makannya yang sudah sangat

dipengaruhi gaya hidup. Tak jarang kaum muda sengaja mengunjungi

sebuah kafe atau coffee shop bukan untuk mengisi perut mereka, tetapi

mereka hanya bertemu dengan rekanan bisnis atau teman bahkan tak

jarang mereka mengunjungi tempat itu hanya untuk menghilangkan

kepenatan.

3. Media

Pada zaman modern saat ini, kehidupan kaum muda tidak lepas

dari pengaruh media. Perkembangan media elektronik khususnya sudah

mengalami perkembangan yang sangat cepat, kaum muda seolah tidak

bisa dipisahkan dari media elektronik dimana peran media elektronik

yaitu sebagai alat seseorang dalam menerima dan memberikan informasi

serta menunjang gaya hidup yang mereka jalani. Jika dilihat dari segi

positif, banyak manfaat yang bisa kita ambil dari pesatnya

perkembangan media ini seperti media sosial instagram yang berfungsi

xxxviii
sebagai alat promosi coffee shop untuk memperkenalkan tempat mereka

kepada masyarakat.

Sehingga melalui media ini masyarakat dapat mengetahui

keberadaan coffee shop dan tertarik untuk mengunjunginya. Selain alat

promosi media sosial bisa jadi ajang aktualisasi diri kaum muda, kaum

muda biasanya sangat gemar untuk memposting atau memberikan

informasi segudang aktivitas yang mereka jalani. Maka dari itu media

sangat mempengaruhi gaya hidup seseorang. Ketertarikan seseorang

terhadap sesuatu tidak lepas dari bantuan media sebagai alat bantu

mengenai informasi yang dibutuhkan seseorang.

c) Opinions (Opini)

Dimensi Opini dapat diukur melalui bebrapa indikator diantaranya:

Opini diri sendiri, isu-isu sosial, politik, bisnis, ekonomi, pendidikan,

produk, masa depan serta budaya. Berikut ini penjelasan mengenai

indikator-indikator dari dimensi minat yang terdiri dari Opini Sendiri,

Pendidikan dan Budaya :

1. Opini Sendiri

Opini diri sendiri merupakan pandangan seseorang terhadap

suatu hal tertentu. Opini seseorang berbeda-beda tergantung dari sudut

pandang yang dilihat. Suatu opini dapat terbentuk melalui gaya hidup

seseorang dalam menjalani hidupnya.

2. Pendidikan

xxxix
Pendidikan merupakan ujung tombak dalam segala hal.

Pendidikan sangat mempengaruhi karakter seseorang dalam melihat

suatu masalah atau gejala. Terutama pada kaum muda atau remaja,

pendidikan sangat diperlukan untuk menjadikan dasar seseorang dalam

bertindak sehingga tidak melakukan hal yang diluar batas nilai dan

norma yang berlaku.

3. Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki

bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke

generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk

sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan, karya

seni, dan bahasa. Sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak

terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung

menganggapnya diwariskan secara genetis.

Dalam mengkaji mengenai gaya hidup, kita telah mengetahui

bahwa gaya hidup mempunyai tiga dimensi, yaitu aktivitas, minat dan

opini. Namun dalam hal penelitian tidak semua indikator yang terdapat

dalam dimensi tersebut dijadikan untuk indikator pernyataan penelitian.

Hal tersebut dikarenakan peneliti menyesuaikan dengan objek penelitian.

Maka dari itu dimensi yang digunakan untuk meneliti gaya hidup kaum

muda adalah sebagai berikut:

xl
1) Activity (Aktivitas) menggunakan pengukuran gaya hidup melalui

indikator hobi, hiburan, dan belanja.

2) Interest (Minat) menggunakan pengukuran gaya hidup melalui

indikator fashion, makanan, dan media.

3) Opinion (Opini) menggunakan pengukuran gaya hidup melalui

indikator opini diri sendiri, pendidikan, dan budaya.

B. Kerangka Teori

Dimodifikasi dari berbagai sumber, Hidayatullah (2018), Yusanan (2012),

Kurniawati et all (2016), Irwanti (2017), Oliver (2013), Hastuti (2015).

Gaya Hidup Pekerjaan


Gadget

Tugas
Foto Booth Warung Kopi Meeting
Free Wifi (Coffe Shop) Quality time
Ketenangan
Konkow

Frekuensi

Efek Mengkonsumsi Kopi:


Hipertensi
Gastritis
Jantung

Skema 2.1
Kerangka Teori Fenomenologi Kemunculan Warung Kopi Sebagai Gaya Hidup Baru
Kaum Muda

xli
BAB III

KERANGKA KONSEP

Input Proses Output

1. Konsumen 1. Wawancara 1. Mengapa banyak


2. Pemilik warung 2. Observasi warung kopi
yang
kopi 3. Dokumentasi
bermunculan di
3. Dinas kesehatan Kota Bukittinggi
Kota Bukittinggi dan apa factor
2. Gaya hidup

Skema 2.2
Kerangka Konsep Fenomenologi Kemunculan Warung Kopi Sebagai Gaya Hidup
Baru Kaum Muda

xlii
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dngan desain

fenomenologi. Menurut Lincoln dan Guba dalam buku pedoman penulisan skripsi,

pendekatan kualitatif disebut sebagai Naturalistik Inquiry. Dikarenakan penggunaan

pendekatan metode ini dilakukan dengan cara pengamatan dan pengumpulan data yang

dilakukan dalam latar/setting alamiah, artinya tanpa memanipulasi subjek yang diteliti.

[14]

Menurut pendapat Cresswell mendefinisikan, Metode penelitian kualitatif

sebagai suatu pendekataan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami

suatu gejala sentral. Untuk mengerti gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai

peserta penelitian atau pastisipan dengan mengajukan pertanyaan umum dan agak luas.

Informasi yang disampaikan oleh partisipan kemudian dikumpulkan. Informasi tersebut

biasanya berupa teks atau kata yang kemudian dianalisis dapat berupa gambaran atau

deskripsi dan juga dapat berbentuk tema.[4]

Menurut Prof. DR. Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Administrasi.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti

pada kondisi obyek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik

xliii
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makana dari generalisasi.

Kuswarno (2009:22) mendefenisiskan sebagai disiplin ilmu, fenomenologi

mempelajari struktur pengalaman dan kesadaran. Secara harfiah, fenomenologi adalah

studi yang mempelajari fenomena, seperti penampakan, segala hal yang muncul dalam

pengalaman kita, cara kita mengalami sesuatu, dan makna yang kita miliki dalam

pengalaman kita. Fokus perhatian fenomenologi tidak hanya sekedar fenomena, akan

tetapi pengalaman sadar dari sudut pandang orang pertama atau yang mengalaminya

secara langsung.

Fenomenologi berusaha untuk mengungkap dan mempelajari serta memahami

suatu fenomena beserta konteksnya yang khas dan unik yang dialami oleh individu

hingga tataran “keyakinan” individu yang bersangkutan. Dengan demikian mempelajari

dan memahaminya haruslah berdasarkan sudut pandang, paradigma dan keyakinan

langsung dari individu yang bersangkutan sebagai subjek yang mengalami langsungn

(first-hand experiences). Dengan kata lain, menurut Herdiansya (2012) penelitian

fenomenologi berusaha untuk mencari arti secara psikologis dari suatu pengalaman

individu terhadap suatu fenomena melalui penelitian yang mendalam dalam konteks

kehidupan sehari-hari subjek yang diteliti.

Penelitian fenomenologis fokus pada sesuatu yang dialami dalam kesadaran

individu, yang disebut sebagai intensionalitas. Intensionalitas (intentionality),

menggambarkan hubungan antara proses yang terjadi dalam kesadaran dengan obyek

yang menjadi perhatian pada proses itu. Dalam term fenomenologi, pengalaman atau

xliv
kesadaran selalu kesadaran pada sesuatu, melihat adalah melihat sesuatu, mengingat

adalah mengingat sesuatu, menilai adalah menilai sesuatu.[14]

Dilihat dari pokok permaslaahan yang diteliti, penelitian ini termasuk sebuah

studi kasus yang berkaitan dengan fenomena kemunculan warung kopi sebagai gaya

hidup kaum muda. Melalui metode tersebut, penulis bertujuan untuk melihat fenomena

kemunculan warung kopi sebab gai gaya hidup kaum muda.

B. Waktu dan Tempat

Tempat yang dipilih untuk lapangan penelitian ini adalah warung kopi di Kota

Bukittinggi. Waktu penelitian April 2020 s/d September 2020.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian adalah objek yang akan diteliti (Notoadmodjo, 2005). Pada

penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua warung kopi yang ada di Kota

Bukittinggi.

2. Sampel

Bagian dari dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Sampel bagi metode kualitatif sifatnya purposive artinya sesuai dengan

maksud dan tujuan penelitian. Purposive sampling tidak menetapkan pada jumlah

atau keterwakilan, tetapi lebih kepada kualitas informasi, kredibilitas dan kekayaan

informasi yang dimiliki informan atau partisipan. Maka dari itu penulis

xlv
menggunakan teknik pengambilan purposive sampling. Pertimbangan dalam

pengambilan sampel akan ditentukan sesesuai pada kualitas informasi partisipan

yang tepat yaitu kaum muda yang mengunjungi kedai Starbucks. 10 kaum muda

telah dipilih dengan kriteria umur 17-25 tahun wanita dan pria, yang memiliki latar

belakang profesi yang berbeda-beda juga kaum muda yang memiliki kriteria

frekuensi datang ke Choffee Shop minimal seminggu sekali. Kemudian disertai

dengan pemiliki warung kopi dan dinas kesehatan Kota Bukittinggi.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data, penulis menggunakan 3 (tiga) cara antara lain:

1. Observsi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan terjun langsung ke

tempat penelitian, data yang diobservasi dapat berupa gambaran tentang sikap,

perilaku, tindakan keseluruhan interaksi antar manusia. Data observasi juga dapat

berupa interaksi dalam suatu organisasi atau pengalaman para anggota dalam

berorganisasi. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan observasi terstruktur,

dimana observasi terstruktur merupakan observasi yang telah dirancang secara

sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan, dan dimana tempatnya. Jadi

observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang

variabel apa yang akan diamati.[4]

Observasi yang dilakukan peneliti dilakukan secara langsung untuk

mengamati keadaan serta aktivitas yang dilakukan pengunjung Coffee Shop.

xlvi
Tabel 3.1
Pedoman Observasi
No Observasi yang Keterangan
dilakukan
1. Aktivitas yang dilakukan - Observasi ini dilakukan untuk
kaum muda di Coffee mengamati keadaan serta
Shop aktivitas yang dilakukan di
dalam Coffee Shop yang sering
dikunjungi oleh kaum muda.
- Observasi dilakukan pada
hari dan jam yang berbeda-
beda.

2. Wawancara

Wawancara sebagai tehnik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi

langsung dari informan yang tidak didapatkan dari observasi. Oleh karena itu

peneliti harus mengajukan pertanyaan kepada partisipan. Pertanyaan yang diajukan

sangat penting untuk menangkap persepsi, pikiran, pendapat, perasaan orang

tentang suatu gejala, peristiwa, fakta atau realita. Wawancara dapat dilakukan

dengan bertatap muka langsung di tempat penelitian. Wawancara pada penelitian ini

menggunakan teknik wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan

sebagai teknik pengumpulan data, peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang

informasi apa yang akan diperoleh. Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah

menyiapkan pertanyaan yan sama dan peneliti mencatatnya.[4]

Wawancara pada penelitian ini dilakukan kepada para pengunjung dan

pemilik warung kopi (Coffee Shop) serta dinas kesehatan di Kota Bukittinggi.

Wawancara ini dilakukan kepada 10 pengunjung warung kopi (Coffee Shop) yang

xlvii
memiliki perbedaan latar belakang profesi serta kaum muda pengunjung Coffee

Shop berusia 17- 25 tahun.

Tabel 3.2
Pedoman Wawancara Pengunjung Warung Kopi (Coffee Shop)
1. Mengapa anda datang ke Coffe Shop ?
2. Dengan siapa anda datang ke Coffe Shop?
3. Apa yang anda lakukan di Coffe Shop?
4. Seberapa lama biasanya anda
menghabiskan waktu di Coffe Shop?
5. Seberapa sering anda datang ke Starbucks
dalam satu minggu ?
6. Pada jam berapa biasanya datang ke Coffe
Shop?
7. Bagaimana anda mengatur waktu untuk
datang ke Coffe Shop ?
8. Makanan atau minuman seperti apa yang
biasanya anda pesan di Coffe Shop? Apa
alasannya?
9. Apakah anda keberatan mengeluarkan
uang untuk membeli makanan atau
minuman di Coffe Shop?
10. Apakah anda senang mempublikasikan
keberadaan atau aktivitas anda di media
sosial? apa alasannya?
11. Apakah menurut anda mendatangi Coffe
Shop merupakan suatu prestige sosial?
12. Apakah menurut anda mendatangi Coffe
Shop merupakan sebuah gaya hidup kaum
muda pada zaman sekarang?
13. Aktivitas seperti apa yang anda lakukan
untuk menghabiskan waktu luang anda?
14. Bagaimana pendapat anda jika seseorang
menghabiskan waktu luang dengan
mengunjungi Coffe Shop?
15. Bagaimana pendapat anda terkait budaya
nongkrong kaum muda saat ini?
16. Menurut anda apa hal positif dan
negatifnya budaya nongkrong saat ini?
17. Bagaimana menurut anda mengenai gaya
hidup kaum muda saat ini?

xlviii
18. Bagaimana menurut anda mengenai
perkembangan fashion saat ini?
19. Apakah perkembangan fashion saat ini
dipengaruhi oleh globalisasi?
20. Apakah anda mengikuti trend fashion saat
ini?
21. Bagaimana style fashion anda ketika
mengunjungi Coffe Shop atau tempat ramai
lainnya?

Tabel 3.3
Pedoman Wawancara Pemiliki Warung Kopi (Coffee Shop)
1. Apa yang mendorong anda ingin membuka
Coffe Shop?
2. Apa trik yang anda gunakan untuk menarik
minat pelanggan Coffe Shop?
3. Apa saja kopi yang menjadi andalan dari
Coffe Shop ini?
4. Bagaimana menurut anda mengenai
perkembangan Coffe Shop saat ini?
5. Menurut anda apa dampak positif dan
negatif yang dapat ditimbulkan dari
munculnya Coffe Shop saat ini?

Tabel 3.4
Pedoman Wawancara Dinas Kesehatan
1. Bagaiman pendapat bapak/ibuk mengenai
kemunculan Coffe Shop di Kota
Bukittinggi?
2. Menurut bapak/ibuk apa dampak positif
dan negatif yang dapat ditimbulkan dari
munculnya Coffe Shop di Kota Bukittinggi
saat ni?
3. Bagaimana pendapat bapak/ibuk mengenai
gaya hidup kaum muda saat ini?
4. Apakah pernah dinas keehatan mengkaji
fenomena kemunculan warung kopi di
Kota Bukittinggi saat ini?
5. Bagaimana pandangan bapak/ibuk
mengenai pertumbuhan warung kopi
dengan penyakit yang ada pada saat ini?
6. Bagaimna upaya bapak/ibuk dalam

xlix
menangani fenomena in?
7. Apakah dinas kesehatan pernah mengkaji
efek dari banyaknya kemunculan warung
kopi di Kota Bukittinggi

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang disajikan berupa gambar yang

menggambarkan langsung tempat penelitian atau dokumen berupa material yang

tertulis. Dokumen dapat berupa memorabilia dan korespondensi, atau berupa

audiovisual.

Tabel 3.5
Pedoman Dokumentasi
No Dokumntasi Keterangan
1. Coffe Shop Company Profile 
2. Coffe Shop Company Timeline 
3. Coffe Shop Company Recognation 
4. Dokumentasi suasana dan aktivitas 
pengunjunng Coffe Shop

E. Etika Penelitian

Secara umum, prinsip etika dalam penenlitian/ pengumpulan data dapat

dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai hak-hak

subjek dan prinsip keadilan.

1. Prinsip manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Peneliti harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada subjek,

khususnya jika menggunakan tindakan khusus.

l
b. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan yang

tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa partisipasinya dalam

penelitian atau informasi yang telah diberikan, tidak akan digunakan dalam hal-hal

yang dapat merugikan subjek dalam bentuk apapun.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia

a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden

Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai hak

memutuskan apakah mereka bersedia menjadi atau tidak, tanpa adanya sangsi

apapun atau akan berakibat terhadap kesembuhannya, jika mereka seorang klien.

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan

Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta tanggung

jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek.

c. Persetujuan informan

Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan

penelitian yang dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau

menolak menjadi responden. Pada informed consent juga perlu dicantumkan bahwa

data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu.

3. Prinsip keadilan

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil

li
Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah

keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila ternyata

mereka bersedia atau dikeluarkannya dari penelitian.

b. Hak dijaga kerahasiaannya

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus

dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anomity) dan rahasia

(confidentiality) (Notoatmodjo, 2010)

F. Analisis Data

Menurut Sugiyono, secara umum proses analisis datanya mencakup: reduksi

data (data reduction), penyajian data (data display), verification (conclusion drawing)

Adapun penjelasannya sebagai berikut:

3. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, mimilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penring, dicari tema dan pokoknya. Dengan demikian data yang

telah direduksi dapat memberikan gambaran yang jelas dan dapat memepermudah

peneliti.

4. Penyajian Data (Data Display)

Setelah melakukan reduksi data, kemudian langkah selanjutnya adalah penyajian

data. Dimana penyajian data dapat dilakukan dengan menggunakan bentuk urainan

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejeninsnya.

5. Verification (Conclusion Drawing)

lii
Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan

bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data yang

berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahaop awal telah

didukung bukti-bukti yang valid, maka kesimpulan yang ditemukan merupakan

kesimpulan yang kredibel.

liii
DAFTAR PUSTAKA

[1] E. Herlyana, “Fenomena Coffee Shop Sebagai Gejala Gaya Hidup Baru Kaum Muda,”
ThaqÃfiyyÃT, vol. 13, no. 1, pp. 188–204, 2012.

[2] S. Solikatun, D. T. Kartono, and A. Demartoto, “Perilaku Konsumsi Kopi Sebagai Budaya
Masyarakat Konsumsi (Studi Fenomenologi Pada Peminum Kopi Di Kedai Kopi Kota
Semarang),” J. Anal. Sosiol., vol. 4, no. 1, pp. 60–74, 2015.

[3] A. Kurniawan and M. R. Ridlo, “Perilaku Konsumtif Remaja Penikmat Warung Kopi,” J.
Sosiol. DILEMA, vol. 32, no. 1, pp. 9–22, 2017.

[4] S. Hidayatullah, Kajian gaya hidup kaum muda penggemar coffee shop. 2018.

[5] Alfirahmi, “Fenomena Kopi Kekinian Di Era 4 . 0,” J. Lugas, vol. 3, no. 1, pp. 24–32, 2019.

[7] B. A. B. Ii, G. Umum, and K. Kopi, “coffee shop,” pp. 22–37.

[8] Yusnan, “(Yusnan, 2012),” 2012.

[9] A. N. M. I. & E. Kurniawaty, “Pengaruh Kopi terhadap Hipertensi,” Evi Kurniawaty|


Pengaruh Kopi terhadap Hipertens. Major. |, vol. 5, no. 2, p. 6, 2016.

[10] Irwanti, “Warung Kopi dan Gaya Hidup Modern (Irwanti Said),” Al-Khitabah, vol. III, no. 1,
pp. 33–47, 2017.

[11] J. Oliver, “hubungan konsumsi kopi terhadap stroke atau penyakit jantung koroner,” J.
Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2013.

[12] D. S. Hastuti, “Kandungan Kafein Pada Kopi dan Pengaruh Terhadap Tubuh,” Media
Litbangkes, vol. 25, no. 3, pp. 185–192, 2015.

[13] S. Widyotomo and Sri-Mulato, “Senyawa Penting Pada Biji Kopi,” War. Pus. Penelit. Kopi
dan Kakao Indones., vol. 23, no. 1, pp. 44–50, 2007.

[14] M. Hajaroh, “Paradigma, PendekatandanMetodePenelitianFenomenologi,” J. Pendidik.


Univ. Negeri Yogyakarta, pp. 1–21, 2010.

liv
JADWAL KEGIATAN

No Bulan
Jenis Kegiatan
Apr Mei Jun Jul Agus Sep
1. Tahap Persiapan Penelitian
a. Penyusunan dan Pengajuan Judul
b. Pengajuan Proposal
c. Perijinan Penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengumpulan Data
b. Analisis Data
3. Tahap Penyusunan Laporan

lv

Anda mungkin juga menyukai