Anda di halaman 1dari 4

1.

tawuran antar supporter sepak bola dan warga jembatan item


Tawuran berawal dari saling ejek antara supporter sepak bola dan warga jembatan item. 1
orang luka berat dilarikan ke RS. Satya Negara Jakarta Utara. Penanganan oleh Polres
Jakarta Utara, Satpol PP dan DISHUB

2. Tawuran dua kelompok remaaja di jakarta barat


Berawal dari saling mengejek dari media sosial dan melakukan janjian untuk tawuran.
Akhirnya berhasil dibubarkan oleh pihak kepolisian seta pihak kepolisian juga berhasil
untuk mentangkap 2 orang pelaku tawuran tersebut

3. Tawuran antar remaja di jakarta timur


awal mula terjadinya tawuran disebabkan salah satu kelompok sedang merayakan ulang
tahun. Lalu, ketemu kelompok lain setelah itu saling ejek sehingga menimbulkan
tawuran.2 orang menjadi korban tewas dalam kejadian tersebut

4. Tawuran antar remaja di Tamansari Jakarta barat


Diketahui, kelompok pelaku berasal dari IPPI, sementara korban berasal dari 3 sekolah
gabungan, yakni SMA Islam Tambora (Istambul), SMK JP 1, SMK Sentosa. Kejadian ini
berawal dari saling nantang dan saling ngajak ketemuan dari DM masing masing akun.
Kejadian tersebut berhasil dibubarkan oleh pihak kepolisian dengan ditangkapnya 22
siswa yang terlibat . 3 diantaranya berperan sebagai pelaku eksekutor yang menyebabkan
tewasnya A,bukti seperti puluhan handphone yang diduga digunakan untuk janjian
sebelum tawuran, 5 buah senjata tajam berupa celurit, dan 7 unit sepeda motor.
5. Demo Buruh Digedung DPR RI 10-8-2022 (masih gk jelas )
aksi ini disebabkan rasa tidak terima para buruh terhadap uu cipta kerja yang diduga
telah melanggar pasal 5 huruf (g) UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundangan-undangan yakni mengabaikan asas keterbukaan mulai dari
perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan, dan penetapan. UU Nomor 21
Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh (SP/SB) sebagaimana mana diatur
dalam pasal 4 ayat (1) dan (2), pasal 25 ayat (1) dan (2), pasal 27, yang pada dasarnya
SP/SB berfungsi memperjuangkan kepentingan anggotanya agar sejahtera dan berperan
mewakili pekerja atau buruh. Sehingga sebagai yang terkena dampak yaitu parah buruh
tidak terima
6. Peristiwa 21-23 mei 2019
sebatas bentrok antara massa dengan aparat di sejumlah titik sekitar Sarinah, Tanah
Abang, dan Sabang. Tidak sampai terjadi penjarahan.
bermula karena tidak terima karena pasangan calon presiden nya kalah dalam pemilu
2019

Kepolisian sendiri memberlakukan status siaga satu mulai dari 21 hingga 25 Mei 2019
untuk pengamanan usai penyampaian hasil final rekapitulasi nasional Pemilu 2019.
Langkah itu diambil sebagai antisipasi jika terjadi kekacauan mengingat pendukung
Prabowo-Sandi dan Jokowi-Ma'ruf terlibat dalam perseteruan

Sejak pukul 10.00 WIB semua berjalan aman hingga malam hari lalu pada pukul 21.00
WIB, massa aksi balik kanan. Namun, dua jam kemudian terdapat kelompok di luar
massa aksi sebelumnya mencoba merangsek ke depan Gedung Bawaslu. Mereka
memprovokasi aparat.

Unjuk rasa damai yang tercipta sejak siang kandas. Polisi bergerak cepat menangkapi
massa yang memprovokasi. Massa berhamburan ke berbagai arah. Sejak itu, bentrok
dengan aparat dimulai.

Titik bentrok terjadi di sepanjang Jalan KH Hasyim Asyari dan Jalan Sabang. Batu, kayu
dan benda lain dilempari massa ke arah barisan kepolisian. Membalas mereka, polisi
menembakkan gas air mata dari kejauhan.

Sepanjang puku 22.00 WIB hingga waktu sahur, bentrokan tak kunjung berhenti. Sudah
begitu banyak orang yang ditangkap. Namun, massa tetap terus memprovokasi aparat
dengan batu, kayu, kembang api dan benda lainnya.

Polisi tidak bisa menghentikan bentrokan pada 21 Mei dan berlanjut keesokan harinya.
Jalan KH Hasyim Asyari arah Tanah Abang dan Masjid Cut Meutia menjepit aparat yang
terpusat di sekitar Sarinah.

Massa terus melempari batu dan benda-benda lainnya ke arah barisan polisi. Gas air mata
juga tak kunjung henti ditembakkan lantaran massa tak membubarkan diri.

Sempat terjadi momen menegangkan pada 22 Mei malam. Saat itu, ada berpakaian
perempuan serba hitam, membawa tas, berjalan kaki menuju barisan aparat dari arah
Monas.

Orang tersebut dicurigai membawa bom, sehingga kepolisian meminta berhenti dari
kejauhan. Senapan sudah dibidik ke arah orang yang tak mau berhenti tersebut.

Bentrokan masih berlangsung hingga 23 Mei dini hari. Hingga kemudian, polisi
melakukan tindakan ofensif. Sudah terlalu lama imbauan kepolisian untuk membubarkan
diri diabaikan. Aparat lalu menyerbu barisan massa. Ratusan orang diciduk.

Bentrokan lantas mereda. Kondisi di perempatan Sarinah berantakan. Batu kayu dan
benda-benda lainnya serta sejumlah sepeda motor berserakan. Beberapa bangunan juga
mengalami kerusakan.

7. Peristiwa 1998
Penyebab pertama yang memicu ternjadinya kerusuhan mei 1998 ini adalah karena
terjadinya krisis finansial asia tahun sejak 1987. Saat itu banyak perusaan yang
bangkrut,juataan orang di Pecat,16 bank dilikuidasi, dan berbagai proyek besar harus
dihentikan.
Krisis ekonomi tersebut lah yang menjadi pemicu terjadinya serangkaian aksi unjuk rasa
yang terjadi diberbagai daerah di Indonesia

 12 Mei 1998

Pada tanggal 12 Mei 1998, sekitar pukul 11.00-13.00, ribuan mahasiswa Universitas Trisakti
melakukan aksi damai di dalam kampus. Setelah itu, mahasiswa mulai turun ke Jalan S
Parman dan hendak berangkat ke gedung MPR atau DPR. Pada pukul 13.15, para mahasiswa
sampai di depan kantor Walikota Jakarta Barat. Melihat segerombolan mahasiswa di depan
kantor tersebut membuat aparat polisi menghadang laju mereka. Setelah itu, terjadi
perundingan antara pihak polisi dengan para mahasiswa. Kesepakatan yang dicapai ialah para
mahasiswa tidak melanjutkan aksi unjuk rasa mereka ke gedung MPR atau DPR.

15 menit setelahnya, pada pukul 13.30, para mahasiswa melakukan aksi damai di depan
kantor Walikota Jakarta Barat. Kondisi dan situasi saat itu dapat dibilang masih sangat
tennang. Tidak ada ketegangan sama sekali antara pihak aparat dan mahasiswa. Pukul 16.30,
polisi mulai memasang garis polisi dan meminta para mahasiswa untuk memberi jarak 15
meter dari garis tersebut.

Tidak berselang lama, pihak polisi pun meminta agar mahasiswa kembali ke dalam kampus.
Tanpa ada ketegangan apapun, mahasiswa membubarkan diri dengan tenang dan tertib.
Namun, tiba-tiba terjadi tembakan dari arah belakang barisan mahasiswa. Mendengar suara
tembakan tersebut, para mahasiswa lantas berlarian dan berusaha menyelamatkan diri. Para
mahasiswa berusaha berlindung dengan masuk ke dalam gedung-gedung kampus, sementara
aparat masih terus menembakkan senapannya. Puluhan gas air mata juga dilemparkan ke
dalam kampus. Sekitar pukul 17.15, situasi di kampus sangatlah
mencekam. Beberapa korban jiwa juga berjatuhan, diantaranya ada empat mahasiswa
Trisakti yang tewas karena tertembak.
Keempat mahasiswa Trisakti tersebut adalah Elang Mulia
Lesmana, Hafidin Royan, Heri Hartanto, dan Hendiawan Sie.

 13 mei

Pada pukul 01.30, dilakukan jumpa pers di Mapolda Metro Jaya yang dihadiri oleh
Pangdam Jaya Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, Kapolda Mayjen Hamami Nata, Rektor
Universitas Trisakti Prof Dr Moedanton Moertedjo, dan dua anggota Komnas HAM AA
Baramuli dan Bambang W Soeharto.

Lalu pada pukul 10.00, mahasiswa dari berbagai kota yaitu Jakarta, Bogor,Tangerang, Dan
Bekasi berdatangan ke Universitas Trisakti Untung menyatakan belasungkawa.
2 jam setelah hal tersebut tejadi kerusuhan di jakarta.Berbagai aksi terjadi mulai dari
perusakan dan pembakaran bangunan hingga kendaraan motor terjadi.pada awalnya
kerusuhan ini hanyak terjadi di sekitar kawasan Universitas Trisakti, tetapi aksi tersebut
meluas hingga ke kawasan lainnya.

 14 mei

Aksi kerusuhan yang awalnya hanya terjadi di sekitar kawasan jakarta mulai merambah ke
kota kota lainnya, diantaranya seperti Bogor, Tanggerang , dan Bekasi.Hingga ketiga kota
tersebut lumpuh total pada saat itu.

 15 mei

Presiden Soeharto yang mengetahui terjadinya peristiwa Kerusuhan Mei 1998 bergegas
kembali ke Tanah Air dari Kairo. Waktu itu, muncul isu
bahwa Presiden Soeharto bersedia untuk mundur dari jabatannya. Akan tetapi, berita tersebut
langsung ditampis, Presiden Soeharto membantah bahwa ia bersedia mengundurkan
diri.Namun, jika kepercayaan masyarakat terhadap Presiden Soeharto sudah hilang, maka
Presiden Soeharto bersedia untuk lengser dari jabatannya.
Akhirnya, seminggu kemudian, tepatnya pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto
memutuskan untuk mengundurkan diri dan mengalihkan kekuasaannya kepada BJ Habibie.

Anda mungkin juga menyukai