Anda di halaman 1dari 9

KLIPING KASUS PELANGGARAN HAM DI INDONESIA

1. PELANGGARAN HAM DI MASYARAKAT & NEGARA a. Peristiwa


Tanjung Priok

Kasus ini murni pelanggaran HAM. Bermula ketika warga sekitar Tanjung
Priok, Jakarta Utara melakukan demonstrasi beserta kerusuhan yang
mengakibatkan bentrok antara warga dengan kepolisian dan anggota TNI
yang mengakibatkan sebagian warga tewas dan luka-luka. Peristiwa ini
terjadi pada tanggal 12 September 1984. Sejumblah orang yang terlibat
dalam kerusuhan diadili dengan tuduhan melakukan tindakan subversif,
begitu pula dengan aparat militer, mereka diadili atas tuduhan melakukan
pelanggaran hak asasi manusia pada peristiwa tersebut. Peristiwa ini dilatar
belakangi masa Orde Baru.

b. Kasus Pembunuhan Munir

Munir Said Thalib bukan sembarang orang, dia adalah aktifis HAM yang
pernah menangani kasus-kasus pelanggaran HAM. Munir lahir di Malang, 8
Desember 1965. Munir pernah menangani kasus pelanggaran HAM di
Indonesia seperti kasus pembunuhan Marsinah, kasus Timor-Timur dan
masih banyak lagi. Munir meninggal pada tanggal 7 September 2004 di
dalam pesawat Garuda Indonesia ketika ia sedang melakukan perjalanan
menuju Amsterdam, Belanda. Spekulasi mulai bermunculan, banyak berita
yang mengabarkan bahwa Munir meninggal di pesawat karena dibunuh,
serangan jantung bahkan diracuni. Namun, sebagian orang percaya bahwa
Munir meninggal karena diracuni dengan Arsenikum di makanan atau
minumannya saat di dalam pesawat. Kasus ini sampai sekarang masih belum
ada titik jelas, bahkan kasus ini telah diajukan ke Amnesty Internasional dan
tengah diproses. Pada tahun 2005, Pollycarpus Budihari Priyanto selaku Pilot
Garuda Indonesia dijatuhi hukuman 14 tahun penjara karena terbukti bahwa
ia merupakan tersangka dari kasus pembunuhan Munir, karena dengan
sengaja ia menaruh Arsenik di makanan Munir.
c. Pembunuhan Aktivis Buruh Wanita, Marsinah

Marsinah merupakan salah satu buruh yang bekerja di PT. Catur Putra
Surya (CPS) yang terletak di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Masalah muncul
ketika Marsinah bersama dengan teman-teman sesama buruh dari PT. CPS
menggelar unjuk rasa, mereka menuntut untuk menaikkan upah buruh pada
tanggal 3 dan 4 Mei 1993. Dia aktif dalam aksi unjuk rasa buruh. Masalah
memuncak ketika Marsinah menghilang dan tidak diketahui oleh rekannya,
dan sampai akhirnya pada tanggal 8 Mei 1993 Marsinah ditemukan
meninggal dunia. Mayatnya ditemukan di sebuah hutan di Dusun Jegong,
Kecamatan Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur dengan tanda-tanda bekas
penyiksaan berat. Menurut hasil otopsi, diketahui bahwa Marsinah
meninggal karena penganiayaan berat.
d. Penculikan Aktivis 1997/1998

Salah satu kasus pelanggaran HAM di Indonesia yaitu kasus penculikan


aktivis 1997/1998. Kasus penculikan dan penghilangan secara paksa para
aktivis pro-demokrasi, sekitar 23 aktivis pro-demokrasi diculik. Peristiwa ini
terjadi menjelang pelaksanaan PEMILU 1997 dan Sidang Umum MPR 1998.
Kebanyakan aktivis yang diculik disiksa dan menghilang, meskipun ada satu
yang terbunuh. 9 aktivis dilepaskan dan 13 aktivis lainnya masih belum
diketahui keberadaannya sampai kini. Banyak orang berpendapat bahwa
mereka diculik dan disiksa oleh para anggota militer/TNI. Kasus ini pernah
ditangani oleh komisi HAM.
e. Pembantaiaan Rawagede

Peristiwa ini merupakan pelanggaran HAM berupa penembakan beserta


pembunuhan terhadap penduduk kampung Rawagede (sekarang Desa
Balongsari, Rawamerta, Karawang, Jawa Barat) oleh tentara Belanda pada
tanggal 9 Desember 1947 diringi dengan dilakukannya Agresi Militer
Belanda I. Puluhan warga sipil terbunuh oleh tentara Belanda yang
kebanyakan dibunuh tanpa alasan yang jelas. Pada 14 September 2011,
Pengadilan Den Haag menyatakan bahwa pemerintah Belanda bersalah dan
harus bertanggung jawab. Pemerintah Belanda harus membayar ganti rugi
kepada para keluarga korban pembantaian Rawagede

2. PELANGGARAN HAM DI SEKOLAH a. Kasus Mutilasi 3 Siswi SMU


POSO

Setelah otak kasus mutilasi mengakibatkan 3 Siswi SMU Poso meninggal


dunia dan 1 orang luka-luka. Akibat perbuatan terdakwa mengakibatkan
masyarakat resah khususnya masyarakat Bukit Bambu, Poso. Hal-hal
meringankan, terdakwa belum pernah dihukum, bersikap sopan, mengakui
kesalahan dan tidak mempersulit persidangan dan telah dimaafkan oleh
keluarga korban.
b. Pelarangan Jilbab Terjadi Hampir di Seluruh Bali

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR-- Kasus pelarangan mengenakan jilbab


di sekolah di Bali ternyata bukan hanya dilakukan SMAN 2 Denpasar. Lebih
dari itu, pelarangan mengenakan jilbab di Bali ditengarai dilakukan sebagian
besar sekolah yang ada di seluruh kabupaten dan kota di Bali.
Komisioner Subkomisi Pemantauan dan Penyelidikan Komisi Nasional Hak
Azasi Manusia (Komnas HAM), itu mengatakan pihaknya telah mengadakan
pertemuan dengan Anita Whardani siswa SMAN 2 Denpasar yang
sebelumnya dilarang mengenakan jilbab di sekolah. Dia telah menghimpun
data-data dan mendapatkan masukan-masukan dari Anita dan juga Tim
Advokasi Kasus Jilbab Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PW PII)
Bali.

c. Kasus Bullying Terjadi di SMAN 9 Tangerang

Kedatangan CE siswi kelas 1 SMAN 9 Serua, Ciputat, Tangerang Selatan


untuk melaporkan aksi kekerasan (bullying) yang diduga dilakukan oleh
kakak kelasnya di sekolahorangtua CE mengatakan peristiwa yang dialami
putrinya itu terjadi di dalam lingkungan sekolah usai jam pelajaran. Pelajar
berusia 16 tahun itu dibullying dengan cara dilepas kancing bajunya serta
seragamnya dicoret-coret dengan kata-kata kotor. Salah seorang pelaku
membantah melakukan aksi bullying terhadap yuniornya. Dia mengaku
hanya memberi saran kepada adik kelasnya agar tidak memakai seragam
sekolah terlalu ketat. Karena korban melawan, akhirnya 2 buah kancing baju
terlepas. Meski membantah pelecehan, pihak SMAN9 tetap menjatuhi
hukuman berupa sanksi teguran. Sanksi memang telah dikeluarkan, namun
yang terpenting adalah peran sekolah untuk menghilangkan tradisi bullying
senior terhadap junior yang selalu berulang tiap tahun ajaran baru tiba.
d. Kasus pemukulan siswa SMK di Semarang
peristiwa terjadi saat siswa SMKN 5 Semarang merayakan kelulusan di
depan sekolahnya, tiba-tiba mereka berjalan menghampiri gerombolan siswa
yang ada di dekat lokasi. Untuk menghindari tawuran, polisi berusaha
menghalau namun para siswa justru berlarian. Kondisi mulai kondusif ketika
guru berinisial H yang memakai pakaian putih dan membawa tongkat datang.
Dia berteriak meminta para siswanya agar masuk ke gedung SMKN 5
Semarang. Saat semua siswa mulai memasuki gerbang sekolah, pria tersebut
menghampiri Januar dan menariknya dari belakang warung. Pria itu juga
menanyakan asal sekolah Januar, dan ketika Januar menjawab dari SMK
Perdana, dia diminta segera pulang. Dalam laporannya kepada polisi, Januar
mengaku dipukul dengan bambu hingga bengkak di belakang telinga sebelah
kanan.
e. Siswa SMK Sukabumi Tawuran, 1 Kena Gir di Kepala

Belasan siswa dari 4 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbeda di


Sukabumi, Jawa Barat dijemur di halaman Polsek Cibadak. Para siswa itu
tertangkap ketika terlibat tawuran di Jalan Siliwangi, Cibadak, Sukabumi
pada Kamis siang 14 Agustus 2014. Kesaksian seorang korban, Maulana,
saat itu bersama teman-temannya sedang naik angkutan kota ketika tiba-tiba
pelajar dari SMK lain mencegat. Tawuran pun tidak terhindarkan. Maulana
terkena pukulan gir sehingga menderita luka di kepala. Maulana, siswa SMK
di Sukabumi itu masih beruntung. Ia hanya menderita luka di kepala akibat
terkena gir. Seorang pelajar SMK Adi Luhur, Condet, Jakarta, Oka Wira
Satya dibacok di bagian kepala dan punggungnya ditusuk dengan senjata
tajam saat terlibat tawuran beberapa waktu lalu. Oka sempat dilarikan ke RS
Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. Namun akhirnya ia tewas akibat luka
tusuk di punggung yang ternyata menembus paru-parunya
3. PELANGGARAN HAM DI KELUARGA a. Kasus Kekerasan Terhadap
Istri

SURABAYA- Women Crisis Center (WCC) merilis selama 2011 terdapat 81


pengaduan yang masuk. Dari jumlah tersebut, sebanyak 27 kasus kekerasan
terhadap istri (KTI).
"Dari data pendampingan yang diperoleh WCC Jombang tercatat tahun 2011
terdapat 81 pengaduan," kata Palupi Pusporini, Direktur WCC Jombang,
dalam rilis yang diterima okezone, Senin (2/1/2012). Jumlah tersebut disusul
dengan kekerasan dalam pacaran (KDP) sebanyak 18 kasus, perkosaan
sebanyak 15 Kasus, pelecehan seksual (PS) sebanyak 6 kasus, dan kekerasan
dalam keluarga (KDK) sebanyak 5 kasus. Kemudian disusul trafficking 2
kasus, serta violence dan no-violence masing-masing 4 kasus.
b. Ayah Tiri Bejat Rekam Aksinya di Telepon Genggam

Sangkala, warga Kelurahan Mangkupalas, Samarinda, Kalimantan Timur


pasrah saat digiring petugas Reskrim Polsekta Samarinda Seberang untuk
diperiksa. Pria yang berprofesi sebagai penjual obat itu ditangkap setelah
dilaporkan oleh istrinya karena terbukti telah melakukan pelecehan seksual
terhadap anaknya yang masih duduk di bangku kelas 3 SD.
Perbuatan bejatnya itu dilakukan pada malam hari sesaat sebelum berangkat
berjualan. Awalnya, tersangka melihat anak tirinya tidur tanpa mengenakan
pakaian. Tersangka mengaku perbuatannya itu telah dilakukan sebanyak 2
kali saat istrinya sedang tidak berada di rumah. Perbuatan ayah tiri itu
diketahui oleh sang istri melalui telepon genggam miliknya karena tersangka
merekam aksinya melalui telepon genggam miliknya. Akibat perbuatannya
itu, tersangka kini terancam UU Perlindungan Anak dengan ancaman
hukuman 15 tahun penjara dan sang istri pun melayangkan gugatan cerai
pada dirinya.
c. Mantan Bupati Dilaporkan Cabuli Anak Kandung

Kekerasan seksual pada anak seakan tak pernah berhenti. Bersama sang ibu
korban kekerasan seksual oleh ayah kandungnya sendiri mendatangi Komisi
Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) di Jakarta Timur. Itu adalah
upaya terakhir yang dilakukan sang ibu demi melindungi sang anak yang
masih di bawah umur. Komnas PA menjadi tempat berlindung dari ancaman
yang dilakukan oleh mantan Bupati Pasaman Sumatera Barat. Beberapa kali
sang ibu dan anaknya mendapat ancaman dari mantan suami jika melaporkan
kasus asusila terseut kepada polisi atau Komnas PA. Terduga pelaku adalah
mantan Bupati Pasaman, Padang, Sumatera Barat, periode 1990-2000. Ibu
korban juga sudah melaporkan kasus tersebut ke Polres Jakarta Selatan,
dengan menyertakan bukti visum korban
d. Bayi 9 bulan korban kekerasan seks dimakamkan keluarga

Bayi berumur sembilan bulan yang meninggal karena diduga mengalami


kekerasan seksual telah dimakamkan oleh keluarganya. Bayi tersebut
diketahui bernama Anggita Anggraini. Menurut Tri, ibu kandung dari
Anggraini bernama Mama Ajeng. Masih ada beberapa pihak keluarga yang
juga masih enggan dimintai keterangan. Tri menambahkan, bayi Anggraini
merupakan anak ketiga dari Mama Ajeng dan Mang Asep.

e. Pria di Bandung Diduga Cabuli Anak Kandung Selama 7 Tahun


P (44) pria asal Kelurahan Cijerah, Kecamatan Bandung Kulon, Kota
Bandung, Jawa Barat ditangkap polisi. Dia dilaporkan keluarganya karena
melakukan aksi pencabulan selama 7 tahun kepada YS (18) yang merupakan
putri kandungnya sendiri. Tindakan yang dilakukan berulang kali sejak YS
duduk di kelas 6 sekolah dasar (SD). Atas perbuatan itu, YS mengandung
dan memiliki 1 orang anak. AP melakukan aksinya itu pertama kali pada
2007. Saat itu YS yang baru pulang menghadiri acara perpisahan kelas 6 SD
diiming-imingi permen untuk melayani hasratnya tersebut. "Di situ tersangka
melakukan aksi pencabulan kepada korban dengan ancaman bila memberi
tahu kejadian tersebut maka akan dibunuh oleh tersangka beserta seluruh
keluarga yaitu ibu korban dan adik korban. Tindakan pelaku semakin
menjadi-jadi terlebih setelah istrinya meninggal dunia. Buntutnya YS
mengandung anak yang diduga hasil dicabuli oleh tersangka pada Februari
2012

Anda mungkin juga menyukai