Anda di halaman 1dari 13

Nama Anggota Kelompok

Addina Ramadhanti
Adityawan Rizqi Nurdianto
Anissa Chairiah
Indah Ariestya Suri
Poetri Zamirah Prawidya S
Syafiqa Rifda Seftyarini

ABORSI DI KALANGAN REMAJA


Seorang wanita, warga Kecamatan Aliyan, Kebumen, Jawa Tengah
(Jateng), RM, mengalami pendarahan hebat setelah melakukan aborsi
di kamar mandi saudara kekasihnya. Tragisnya, RM melakukan aksi
nekat itu dengan dibantu kekasihnya, MK yang kini telah ditangkap
polisi.
Karena terburu-buru, janin tersebut mengalami kelainan. Panik, MK
kemudian membawa RM ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan.
Kapolsek Kroya AKP Nooryadhi mengatakan, MK mengaku terpaksa
melakukan sendiri aborsi terhadap kekasihnya karena malu dengan
kehamilan
tersebut.
"Keduanya saat ini berstatus sebagai mahasiswa di sekolah di
Cilacap, Jawa Tengah. MK mengaku telah beberapa kali melakukan
percobaan aborsi kepada kekasihnya, namun tidak pernah berhasil,"
tutur
AKP
Nooryadhi,
Kamis
(3/4/2014).

Solusi dari pemerintah :

Dengan membuat hukuman yang setimpal bagi yang melakukan


aborsi

Pemerintah juga harus merehabilitasi psikologos korban

Solusi dari masyarakat :

Bila ada tetangganya yang sudah terlanjur hamil diluar nikah,


jangan dicemoooh/dikucilkan, agar kejiwaan korban tidak
terganggu dan korban pun tidak berpikiran untuk melakukan aborsi

Solusi dari kelompok :

Melakukan pengawasan antara orang tua dengan anak dengan


cara memantau lingkungan serta teman yang menjadi tempat
pergaulan anaknya

Kondisi Tubuh Penuh Luka


Lebam
Bacah berusia 4,5 tahun yang tinggal di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, tewas
dalam kondisi tubuh penuh luka lebam. Diduga, AR menjadi korban penganiayaan yang
dilakukan kekasih ayah korban. Jasad bocah malang itu kini masih berada di Kamar Jenazah
RSUP Sanglah, Denpasar, menunggu proses lebih lanjut dari kepolisian.
Dari hasil visum diketahui ada banyak luka lebam pada tubuh korban sehingga polisi
menduga ada yang mencurigakan atas kematian AR.
AR sempat dirawat beberapa hari di rumah sakit sebelum meninggal. Ia dibawa oleh
tetangganya bernama Ibu Agung.
Kami diberitahu Ibu Agung, tetangga korban, yang mengantarnya ke rumah sakit, jelas
Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Bali, Titik Suhariyati, Sabtu (19/4/2014).
Korban dibawa dengan mobil dari tempat tinggalnya di Banjar Batu Lumbung, Desa
Gulingan, dan menjalani perawatan sejak Rabu 16 April. Namun nyawanya tak
terselamatkan. AR mengembuskan napas terakhir pagi sekitar pukul 04.30 Wita.
Berdasarkan keterangan yang diterima dari Ibu Agung, di tubuh korban terdapat banyak
luka. Hanya saja, ayah korban mengatakan bahwa anaknya mengalami luka karena jatuh dari
sepeda motor.
Kematian korban tidak wajar. Ada dugaan mengalami KDRT. Siapa pelakunya, itu yang perlu
diungkap. Kami dorong kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini, imbuhnya. Sementara
itu, polisi mulai mencari siapa pelaku tindak kekerasan tersebut. Dugaan mengarah ke
kekasih ayah korban yang sudah tinggal bersama. Diketahui, setelah korban dibawa ke
rumah sakit, perempuan tersebut kabur dan kini masih dalam penelusuran polisi.

Solusi dari pemerintah :

Menindaklanjuti permasalahan dalam kasus ini dan memberikan sanksi


hukuman yang setimpal kepada pembunuh bocah malang tersebut
Membuat aturan tegas terhadap pelanggaran hak-hak anak

Solusi dari masyarakat:


- Saling memantau keadaan masyarakat/tetangga disekitar rumahnya,
bila terdapat kejanggalan yang mengarah pada tindak kekerasan dan lain
hal segera menghubungi pihak terdekat/ yang berwenang agar
ditindaklanjuti (adanya sikap kepedulian secara positif)
Solusi dari kelompok :

Para orangtua seharusnya memahami dengan baik peran dan


tanggungjawabnya

- Hendaknya masyarakat memiliki kepedulian sosial yang tinggi terhadap


permasalahan yang ada di sekitarnya

Tawuran di Bekasi, Seorang Pelajar


Tewas

Jajaran Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi,
memburu pelajar yang terlibat tawuran pada Senin siang, 2 Juni 2014. Seorang pelajar,
Dika Maulana, 16 tahun, tewas dengan luka bacok dalam insiden tersebut.
"Pelaku pembacokan masih kami kejar," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek
Cikarang Barat Inspektur Satu Dwi Yanuar, Selasa, 3 Juni 2014. Identitas tersangka
diketahui setelah beberapa saksi dari pelaku tawuran ditangkap untuk diperiksa.
Juru bicara Kepolisian Bekasi, Ajun Komisaris Mukhson, mengatakan peristiwa
tawuran di antara dua sekolah itu terjadi di Jalan Warung Bongkok, Desa Telaga Murni,
Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, pada pukul 13.00 WIB.
Ia mengatakan tawuran itu melibatkan pelajar dari Sekolah Menengah Kejuruan
Karya Nusantara Cikarang Barat dan SMK Negeri 11 Cikarang Utara. "Korban luka
bacok di punggung, tangan, dan bahu," kata Mukhson.
Korban dari SMK Karya Nusantara dianiaya kelompok lawan karena tertinggal dari
rekannya. Karena kalah jumlah, korban tak berdaya sehingga menjadi bulan-bulanan
lawan. "Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, tapi meninggal dunia," kata Mukhson.
Para pelaku tawuran kabur setelah polisi mendatangi lokasi. Petugas kemudian
menyisir sejumlah tempat guna mengamankan para pelaku tawuran. Bahkan warga
sekitar ikut turun membubarkan aksi para pelajar tersebut.

Solusi dari pemerintah :

Mengerahkan aparat penegak hukum untuk mencari pelaku


pembacokan dan memberikan sanksi sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku secara tegas

Solusi dari masyarakat:

Mempunyai kepedulian sosial

Para orangtua bertanggungjawab mengawasi perilaku anak-anaknya

Solusi dari kelompok:

Sebagai generasi muda seharusnya tidak mudah terprovokasi


berusaha mencari kegiatan yang positif
Tidak mudah terpengaruh teman

SATU KELUARGA SIKSA PEMBANTU


Nasib Marlena, 16 tahun, pembantu rumah tangga di Surabaya
sangat menyedihkan. Di rumah tersebut
Tan Fang tinggal
bersama suaminya dan keempat anaknya. Keenam orang
tersebut kompak memperlakukan Marlena bak binatang. Korban
Marlena dipaksa tidur dengan anjing, dipaksa makan kotoran
manusia dan mengikat korban dengan rantai anjing pada
lehernya, dipukuli, diseret dan disumpali kain pel lalu direndam
di kamar mandi. Marlena bekerja di keluarga Tan sejak 2008
dengan gaji Rp 400 ribu per bulan. Penyiksaan mulai dialami
sejak Desember 2010 dan berlangsung berkali-kali hingga Mei
2011. Kasus penganiayaan ini terbongkar saat polisi sanksi
dengan laporan Tan soal pencurian yang dituduhkan ke Marlena.
Laporan ini menjadi bumerang dan terbongkarlah kejahatan
yang ditutup-tutupi keluarga Tan. Melalui proses hukum, Tan
Fang May dijatuhi hukuman 12 tahun penjara, serta suaminya 3
tahun penjara, dan anak-anaknya 9 bulan penjara.

Solusi dari pemerintah :

Memberikan sanksi terhadap pelaku tindak penganiayaan

Memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai aturan


mempekerjakan prt (pembantu rumah tangga) untuk mengurangi tingkat
penganiayaan

Solusi dari masyarakat:


- Masyarakat satu sama lain saling mengawasi lingkungan sekitar bila
terdapat tanda-tanda penganiayaan dan segera hubungi pihak berwenang
agar kasus penganiayaan dapat ditindaklanjuti
Solusi dari kelompok :
- Seharusnya kita tidak memperlakukan asisten rumah tangga dengan
semena-mena, terhadap kasus ini baik pemilik rumah maupun asisten rumah
tangga diharapkan untuk menjalankan hak dan kewajibannya masingmasing agar tidak terjadi kesalahpahaman atau lain hal yang dapat memicu
penganiayaan.

Kasus Pembunuhan Munir


Munir Said Thalib bukan sembarang orang, dia adalah aktifis HAM yang
pernah menangani kasus-kasus pelanggaran HAM. Munir lahir di Malang,
tanggal 8 Desember 1965. Munir pernah menangani kasus pelanggaran HAM
di Indonesia seperti kasus pembunuhan Marsinah, kasus Timor-Timur dan
masih banyak lagi. Munir meninggal pada tanggal 7 September 2004 di dalam
pesawat Garuda Indonesia ketika ia sedang melakukan perjalanan menuju
Amsterdam, Belanda. Spekulasi mulai bermunculan, banyak berita yang
mengabarkan bahwa Munir meninggal di pesawat karena dibunuh, serangan
jantung bahkan diracuni.
Namun, sebagian orang percaya bahwa Munir meninggal karena diracuni
dengan Arsenikum di makanan atau minumannya saat di dalam pesawat. Kasus
ini sampai sekarang masih belum ada titik jelas, bahkan kasus ini telah
diajukan ke Amnesty International dan tengah diproses. Pada tahun 2005,
Pollycarpus Budihari Proyanto selaku Pilot Garuda Indonesia dijatuhi
hukuman 14 tahun penjara karena terbukti bahwa ia merupakan tersangka dari
kasus pembunuhan Munir, karena dengan sengaja ia menaruh Arsenik di
makanan Munir dan meninggal di pesawat.

Solusi dari pemerintah :


Menghukum pelaku yang terlibat dalam kasus pembunuhan tersebut.
Melindungi hak asasi manusia.
Melindungi para pembela HAM
Pemerintah dan aparat harus segera turun tangan untuk menyelesaikan masalah
agar kasus semacam ini tidak terulang lagi

Solusi dari masyarakat :


Mendesak Negara untuk segera membentuk undang-undang perlindungan
pembela HAM.
Mendesak Negara untuk segera menuntaskan kasus pembunuhan ini secepatnya.

Solusi dari kelompok :


Menghargai hak-hak orang lain
Melaksanakan hak-hak yang dimiliki dengan penuh tanggungjawab

Kasus Marsinah
Marsinahlahir
diNglundo,10
April1969meninggal8
Mei1993pada umur 24 tahun) adalah seorang aktivis dan buruh
pabrik PT.Catur Putra Surya(CPS)Porong, Sidoarjo,Jawa Timuryang
diculik dan kemudian ditemukan terbunuh pada8 Mei1993setelah
menghilang selama tiga hari. Mayatnya ditemukan dihutandi dusun
Jegong,desa Wilangan dengan tanda-tanda bekas penyiksaan berat.
Ini merupakan sebuah pelanggaran HAM berat.
Selain mencoba untuk mencegah Marsinah untuk membela hak-hak
para buruh, dan sampai sekarang belum diketahui secara jelas
siapakah pembunuhnya.
Pendapat Kelompok :
Menurut pandangan kami, Hal ini telah bertentangan dengan
Pancasila, yaitu sila kedua. Karena setiap kegiatan yang merugikan
dan mengancam nyawa seseorang merupakan hal yang tidak
beradab. Setiap manusia diberi kesempatan untuk hidup (berhak
untuk hidup).

Anda mungkin juga menyukai