Nasib nahas menimpa keluarga Bandiman, ojek online yang berdomisili di DIY.
Yoyakarta. Anak Bandiman yang bernama Naba Faiz Prasetya (8), meregang
nyawa usai menyantap kiriman makanan dari orang misterius.
Wanita itu meminta Bandiman untuk mengantarkan makanan berupa Sate dan
snack takjil untuk seseorang bernama Tomy yang bertempat tinggal di Kalurahan
Bangunjiwo, Kasihan, Bantul.
"Pengirim juga memberikan nomor telepon Tomy. Nah, usai menerima paketan
tersebut, Bandiman segera berangkat ke alamat tersebut," katanya saat
dihubungi wartawan, seperti dikutip dari detikcom Senin (26/4/2021).
Sesampainya di alamat yang dituju, Bandiman menelepon Tomy namun yang
bersangkutan sedang berada di luar kota. Sedangkan yang berada di rumah
hanya istri dari Tomy.
"Merasa tidak kenal dengan pemesan dan tidak order sate dan snack takjil, paket
tersebut diberikan kepada Bandiman untuk dibawa pulang," ucapnya.
"Usai menyantap makanan tersebut, istri dan anak kedua Bandiman mengaku
merasa pahit dan mengalami muntah-muntah lalu tidak sadarkan diri,"
Hal itu berdasarkan hasil penelitian laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Kesehatan DIY. Ahli
Forensik Universitas Gadjah Mada (UGM), kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres
Bantul, AKP Ngadi di Mapolres Bantul, Senin, 3 Mei 2021.
Ngadi mengatakan, NA sudah mempersiapkan makanan beracun untuk seorang lelaki
inisial T. NA, kata dia mengaku tak memiliki aplikasi layanan pengiriman online dan
menemui langsung pengemudi ojol di kawasan Jalan Gayam, Kecamatan Umbulharjo,
Kota Yogyakarta, untuk langsung mengirimkan dua dos makanan berupa sate dan
snack itu.
Kepala polisi, NA mengaku mendapat kalium sianida dari layanan jual beli online.
Sementara, barang bukti yang disita meliputi sebuah sepeda motor, sebuah helm,
sebuah gawai, plastik berisi tusuk sate, dan yang Rp30 ribu untuk membayar ojol.
Tersangka NA mengaku, awalnya mengirim sate beracun itu untuk Tomy dengan motif sakit hati.
Calon penerima sate takjil tersebut adalah seorang polisi berpangkat Aiptu yang bertugas di Satuan
Reserse dan Kriminal Polresta Yogyakarta. Hal itu dibenarkan oleh Kasubbag Humas Polresta
Yogyakarta AKP Timbul Sasana Raharja.
Tragedi Sate Beracun di Bantul, Targetkan Polisi Malah Tewaskan 1 Anak Ojol
Sate beracun menghebohkan publik karena sudah menewaskan satu anak pengemudi ojek online.
Kasus sate beracun di Bantul itu berawal dari pengiriman misterius melalui ojek online ke seseorang
di Bantul, Jogjakarta. Peristiwa bemula pada Minggu (24/4/2021), Seorang pria berprofesi
pengemudi ojek online bernama Bandiman menerima pesanan dari seorang wanita tak dikenal di
masjid sekitar Sadion Mandala Krida, Kota Yogkayarta.
Kapolsek Sewon Kompol Suyanto mengatakan, sate ayam tersebut dibungkus dua dan diserahkan
Bandiman. Sate tersebut dikirim dari seseorang atas nama Hamid ke rumah tujuan di Kapanewon,
Kasihan. Kebetulan pria yang dikirim sate itu sedang berada di luar kota, sementara di rumah hanya
ada istrinya. Sang istri mengaku tak pernah memesan sate tersebut sehingga menolak menerima.
Akhirnya, sate itu dibawa kembali oleh Bandiman ke rumahnya di Salakan, Kelurahan Bangunharjo,
Kapanewon Sewon, Bantul. Setiba di rumah, waktu sudah mulai buka puasa.
Akhirnya Bandiman menyantap sate beracun ojol itu bersama istrinya, Titik Rini (33) dan anaknya,
Naba Faiz Prasetyo (8). Titik dan Naba menyantap sate ayam lontong itu dengan bumbunya. Sesaat
setelah menyantap, Titik dan Naba tiba-tiba merasa pahit dan langsung tergeletak. Keduanya
kemudian dibawa ke RSUD Kota Yogyakarta. Namun salah satu kroban, Naba, tidak bisa
diselamatkan. Ia meninggal di RSUD setelah mendapat pertolongan medis. Sementara ibunya, Titik,
masih bisa diselamatkan. "Korban atas nama Naba dinyatakan meninggal dunia. Sementara istri
Bandiman harus mendapat perawatan intensif," kata Kapolsek Kompol Suyanto.
Sate beracun Jogjakarta pun menghebohkan publik. Aparat Polres Bantul kemudian memburu
pelaku dengan melakukan penyelidikan. Salah satunya dengan memeriksa sejumlah Closed-Circuit
Tekevisin (CCTV) untuk mengidentifikasi pelakunya. Polisi memeriksa sejumlah saksi, termasuk
alamat pengiriman sate beracun di Bantul itu yang belakangan diketahui bernama Tomy. Aparat juga
memeriksa kandungan sate beracun itu di laboratorium. "Polres Bantul sudah mengirim sisa
makanan ke laboratorium, apakah mengandung zat berbahaya atau tidak," kata Kabid Humas Polda
DIY Kombes Pol Yuliyanto, Senin (26/4/2021). Polisi juga menyelidiki motif sate beracun itu dengan
memeriksa beberapa saksi. Namun aparat belum mengetahui motifnya seperti apa. "Ini kita belum
tahu motifnya apa, kemudian penyebab kematiannya apakah betul dari takjil itu, kita belum tahu.
Tapi yang jelas, sisa makanan itu sudah dibawa ke laboratorium," kata Yuliyanto.
Sementara itu, sate beracun Ojol yang menewaskan satu anak itu diketahui mengandung racun
sianida. Hal itu berdasarkan hasil penelitian laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Kesehatan DIY.
Ahli Forensik Universitas Gadjah Mada (UGM), Lipur Riyatiningtyas mengungkapkan, zat yang
terkandung di sate beracun ojol itu biasanya dipakai untuk racun tikus. Zat itu berada di potasium
sianida yang tidak bisa dibeli secara bebas.
Ia menyebutkan racun sianida itu menghambat sel menggunakan oksigen hingga menyebabkan sel
dalam tubuh itu akan mati. Ada pun gejala yang disebabkan oleh racun sianida itu adalah mual,
muntah, sakit kepala, pusing, gelisah, napas sesak dan tubuh lemas. Jika dikonsumsi dalam jumlah
besar, zat sianida itu akan menyebabkan kerusakan tubuh fatal yang membuat korbannya
meninggal. "Korban juga bisa kejang, kerusakan paru, gagal napas yang akhirnya akan meninggal.
Dosis letalnya 1,5 miligram per kilogram berat badan,”
Polisi kemudian memburu tersangka sate beracun hingga menangkap seorang perempuan berinsial
NA (24) pada Jumat (3/4/2021). Pelaku adalah warga Majalengka yang saat itu tinggal di Bantul,
Jogjakarta. Pengirim sate beracun tertangkap di Bantul tanpa perlawanan. "Diamankan NA (24),
warga Majalengka, Jumat (30/4/2021)," kata Dir Reskrimum Polda DIY Kombes Burkan Rudy Satriya,
Senin (3/5/2021).
Polisi kemudian memeriksa tersangka NA untuk mengetahui motif sate beracun yang dikirim ke
seseorang bernama Tomy namun malah menewaskan anak ojek online. Tersangka NA mengaku
awalnya mengirim sate beracun itu untuk Tomy dengan motif sakit hati. Calon penerima sate takjil
tersebut adalah seorang polisi berpangkat Aiptu yang bertugas di Satuan Reserse dan Kriminal
Polresta Yogyakarta. Hal itu dibenarkan oleh Kasubbag Humas Polresta Yogyakarta AKP Timbul
Sasana Raharja.