Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KEBUTUHAN ELIMINASI URINE DAN ALVI

Makalah Ini Disususun Untuk Memenuhi Tugas Ketrampilan Klinik Praktik Kebidanan II

Dosen Pengampu :Shinta Ayu Nani,S.S.T.,M.Kes

Di Susun Oleh:

Efa fitri Nurlailiyah (201fi09002)

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA KENDAL

TAHUN 2021

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kebutuhan Eliminasi Urine Dan
Alvi ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Ibu Shinta Ayu Nani,S.S.T.,M.Kes pada Mata Kuliah Ketrampilan Klinik
Praktik Kebidanan]. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Kebutuhan Eliminasi Urine Dan Alvi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
bapak/ibu] [na

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Shinta Ayu Nani,S.S.T.,M.Kes ,Selaku dosen
Pembimbing Mata Kuliah Ketrampilan klinik praktik kebidanan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

[Batang,11 April 2021]

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

1.Latar Belakang............................................................................................... 1

2.Rumusan Masalah.......................................................................................... 1

3.Tujuan............................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 2

1.Pengertian Eliminasi...................................................................................... 2

A.1 Eliminasi Urin................................................................................ 2


1) Sistem tubuh yang berperan dalam eliminasi urin.................... 2
2) Faktor eliminasi urin................................................................. 3
3) Gangguan gangguan eliminasi urin.......................................... 4
4) Tindakan mengatasi masalah eliminasi urin............................. 4

A.2 Eliminasi Alvi (BAB).................................................................... 5

1. Proses buang air besar (Defekasi)............................................. 6


2. Gangguan atau masalah eliminasi alvi..................................... 7
3. Faktor yang mempengaruhi Proses defeksi.............................. 9
4. Tindakan mengatasi masalah eliminasi alvi............................. 11

BAB III PENUTUP.............................................................................. 19

A. Kesimpulan........................................................................................... 20
B. Saran..................................................................................................... 20

iii
BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Manusia dalam kehidupannya dikatakan makhluk hidup karena dapat bernafas,


berkembang biak, tumbuh, beradaptasi, memerlukan makan dan mengeluarkan
metabolisme (eliminasi) karena peran masing-masing organ. Salah satunya adalah
kegiatan tubuh dalam membuang sisa-sisa metabolisme atau disebut eliminasi.
Membuang urine dan alvi (eliminasi) merupakan salah satuaktivitas pokok yang
harus dilakukan oleh setiap manusia. Karena apabila eliminasi tidak dilakukan
setiap manusia akan menimbulkan berbagai macam gangguanseperti Urgensi,
Disuria, Inkontinensia urin, Perubahan pola eliminasi urin. Selain berbagai macam
yang telah disebutkan diatas akan menimbulkan dampak pada sistem organ
lainnya seperti gangguan pencernaan,eskresi dan lain lain.

2.RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu eliminasi


2. Sistem tubuh apa yang berperan dalam proses eliminasi urin
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi elimiasi urin dan alvi
4. Apa saja gangguan gangguan pada sistem eliminasi urin
5. Apa tindakan mengatasi masalah eliminasi urin

3.TUJUAN

1. Mengetahui pengertian eliminasi


2. Mengetahui sistem tubuh yang berperan dalam proses eliminasi urin
3. Mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urin dan alvi
4. Mengetahui gangguan eliminasi urin
5. Mengetahui tindakan mengatasi masalah eliminsi urin

1
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ELIMINASI

Merupakan proses pembuangan sisa metabolism tubuh berupa urin dan alvi.

Kebutuhan eliminasi ini dibagi menjadi 2, yaitu eliminasi urin dan eliminasi alvi.

Jenis-jenis eliminasi :

A.1. ELIMINASI URIN ( BAK)

Eliminasi urin merupakan kebutuhan manusia dimana berperan menentukan

kelangsungan hidup manusia dan menjaga homeostasis tubuh.

1. SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM ELIMINASI URINE

- Ginjal

Ginjal berperan sebagai pengatur komposisi dan volume cairan dalam tubuh dan

juga menyaring bagian dari darah untuk dibuang dalam bentuk urin. Bagian ginjal

terdiri atas nefron dimana melalui nefron urin disalurkan ke dalam bagian pelvis

ginjal. Kemudian di salurkan melalui ureter ke kandung kemih.

- Kandung kemih

Kandung kemih terdiri atas otot halus yang berfungsi sebagai penampung air seni

(urin). Penyaluran rangsangan ke kandung kemih dan rangsangan moboris ke otot

lingkar bagian dalam diatur oleh sistem simpatis. Akibat dari rangsangan ini, otot

lingkar menjadi kendur dan terjadi kontraksi sphingter bagian dalam sehingga urin

tetap tinggal dalam kandung kemih.


Uretra

Uretra berfungsi untuk menyalurkan urin ke bagian luar

2
Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria ( kandung kemih ).

Vesika urinaria dapat menimbulkan rangsangan saraf bila urinaria berisi ±250-400

cc (dewasa) dan 200-250 cc (anak-anak). Setelah menerma rangsang lalu

diteruskan melalui medulla spinalis ke pusat pengontrol di korteks serebral.

Selanjutnya otak memberi rangsangan (impuls) melalui medulla spinalis ke neuro

motoris. Di daerah seleral,terjadi nkontraksi otot ditrusor dan di relaksasi otot

sphincter internal. Urine dilepaskan dari vesica urinaria,tetapi masih tetahan untuk
spikter

eksternal. Jika waktu memungkinkan spinc eksternal akan relaksasi dan

mengeluarkan urine. Dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi urine ini tentunya

dipengaruhi oleh beberapa factor dimana jika faktor-faktor ini mengalami masalah

atau tidak bekerja dengan baik maka akan menimbulkan gangguan-gangguan pada

eliminasi urine. Berikut ini beberapa faktor dan gangguan yang terjadi dalam

eliminasi urine.

2. FAKTOR ELIMINASI URIN

1. Diet dan asupan (intake)

jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi out put

urine.

2. Respon

Kebiasaan mengabaikan keinginan untuk berkemih dapat menyebabkan urine

banyak tertahan didalam vesika urrinaria sehingga mempengaruhi jumlah

pengeluaran hidup

3
3. Kondisi penyakit

Kondisi penyakit dapat mempengaruhi produksi urine seperti diabetes mellitus

dan lain-lain

3. GANGGUAN-GNGGUAN ELIMINASI URIN

1. Urgensi

Urgensi adalah perasaan seseorang yang takut mengalami inkontinesianjika tidak

berkemih.

2. Disuria

Disuria adalah rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih.

3. Inkontinensia urin

Ketidakmampuan otot sphincter eksternal sementara atau menetap dalam

mengontrol eskresi.

4. Perubahan pola eliminasi urin

Keadaan seseorang yang mengalami gangguan pada eliminasi urin karena

obstruksi anatomis kerusakan motorik sensorik dan infeksi saluran kemih.

4. TINDAKAN MENGATASI MASALAH ELIMINASI URIN

1. Pengumpulan urin untuk bahan pemeriksaan

- Pengambilan urin biasa

Pengambilan urin biasa merupakan pengambilan urin seperti buang air kecil biasa

digunakan untuk pemeriksaan kadar gula dealam urin dan lain-lain.

- P.U.S

Menggunakan alat steril, biasanya dilakukan dengan kateterisasi.

4
- P.U.S 24 jam

Bertujuan untuk mengetahui jumlah urin selama 24 jam dan mengukur berat jenis,

asupan dan output serta fungsi ginjal.

2. Buang air kecil dengan urineal

Hal ini dilakukan untuk menampung urin dan mengetahui kelainan dari urin

(warna dan jumlah) pada pasien yang tidak mampu buang air kecil sendiri.

3. Melakukan keteterisasi

Tindakan memasukkan kateter ke dalam kantong kemih melalui uretra.

Kateterisasi terbagi menjadi 2 tipe intermiten (straight kateter) dan tipe indwelling

(foley kateter):

Tipe intermiten

a. Tidak mampu berkemih 8-12 jam setelah operasi.

b. Retensi akut setelah trauma uretra.

c. Tidak mampu berkemih akibat obat sedaktif atau analgesik.

d. Cedera tualng belakang.

e. Degenerasi neuromuskular secara progresif.

f. Untuk mengeluarkan urine residual.

Tipe indwelling

a. Obstruksi aliran urine.

b. Post op uretra dan struktur disektitarnya (TUR-P).

c. Obstruksi uretra.
A.2. Eliminasi alvi (BAB)

5
Sistem tubuh yang memiliki peran dalam proses eliminasi alvi (BAB)

adalah sistem gastrointestinal bawah yang meliputi usus halus dan usus besar pada

batas antara usus besar dan ujung usus halus terdapata katup iieocaecal. Katup ini

biasanya mencegah zat yang masuk ke usus besar sebelum waktunya, dan

mencegah produk buangan untuk kembali keusus halus. Produk buangan yang

memasuki usus besar isinya berupa cairan. Setiap hari saluran anus menyerap

sekitar 800-1000 ml cairan.


1. PROSES BUANG AIR BESAR (DEFEKASI)

Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air

besar terdapat dua pusat yang menguasai refleks untuk defekasi, yang terletak

dimedula dan sum sum tulang belakang. Apa bila terjadi rangsangan parasimpatis,

sfingter anus bagian dalam akan mengendor dan usus besar mengucup. Reflek

defekasi dirangsang untuk buang air besar kemudian sfingter anus bagian luar

yang diawasi oleh sistem saraf parasimpatis, setiap waktu menguncup atau

mengendor . Feses terdiri atas sisa makanan seperti selulosa yang tidak

direncanakan dan zat makanan lain yang seluruhnya tidak dipakai oleh tubuh,

berbagai macam mikroorganisme, sekresi klenjar usus, pigmen empedu, dan

cairan tubuh.

Secara umum , terdapat dua macam refleks yang membantu proses

defekasi yaitu pertama, refleks, defekasi intrinsik yang dimulai dari adanya zat

sisa makanan (feses) dalam rektum sehingga terjadi distensi, kemudian flexsus

mesenterikus merangsang gerakan peristaltik, dan akhirnya feses sampai dianus,

6
lalu pada saat sfingter interna relaksasi, maka terjadilah proses defekasi. Kedua ,

reflek defekasi para simpatis. Adanya feses dalam rektum yang merangsang saraf

rektum, ke spinal cord, dan merangsnag kekolon desenden, kemudian kesigmoid,

lalu ke rektum dengangerakan peristaltik dan akhirnya terjadi relaksasi sfingter

interna, maka terjadi lah proses defekasi saat sfingter internal berelaksasi.

2. GANGGUAN/MASALAH ELIMINASI ALVI

a. Konstipasi

Kontipasi merupakan keadaan individu yang mengalami atau berisiko

tinggi mengalami stasis usus besar sehingga menimbulkan eliminasi yang jarang

atau keras,atau keluarnya tinja terlalu keras dan kering.

Tanda klinis:

a. adanya feses yang keras.

b. defekasi kurang dari 3 kali seminggu.

c. menurunnya bising usus.

d. adanya keluhan pada rektum.

e. nyeri saat mengejan dan defekasi.

f. adanya perasaan masih ada feses.

Kemungkinan penyebab:

a.defek persarafan,kelemahan pelvis, imobilitas karena cedera serebropinalis,

CVA (cerebro vaskular accident) dll.

b. pola defekasi yang tidak teratur.

c. nyeri saat defekasi karena hemoroid.

7
d. menurunnya peristaltik karena stres psikologis.

e. penggunaan obat seperti antasida,laksantif,atau anaestesi.

f. proses menua(usia lanjut).

b. Diare

Diare merupakan keeadaan individu yang mengalami atau beresiko sering

mengalami pengeluaran feses dalam bentuk cair. Diare sering disertai kejang usus,

mungkin ada rasa mual dan muntah.

Tanda klinis :

a.Adanya pengeluaran feses cair.

b. Frekuensi lebih dari 3kali sehari.

c. Nyeri atau kram abdomen.

d. Bising usus meningkat.

Kemungkinan penyebab :

a. Malabsorpsi atau inflamasi, proses inferksi.

b. Peningkatan peristaltik karena peningkatan metabolisme.

c. Efek tindakan pembedahan usus.

d. Efek penggunaaan obat seperti antasida, laksansia, antibiotik, dan lain-lain.

e. Sters psikologis.

c. Inkontinensia usus

Merupakan keadaan individu yang mengalami perubahan kebiasaan dari

proses defekasi normal mengalami proses pengeluaran feses tak disadari. Hal ini

juga disebut juga sebagai inkontinensia alvi yang merupakan hilangnya

8
kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan gas melalui sfingter

akibat kerusakan sfingter.

Tanda klinis :

a. Pengeluaran feses yang tidak dikehendaki.

Kemungkinan penyabab :

a. Gangguan sfingter rektal akibat cedera anus, pembehan, dan lain-lain.

b. Distensi rektum berlebih.

c. Kurangnya kontrol sfingter akibat cedera medula spinalis, CVA, dan lain-lain.

d. Kerusakan kognitif.

d. Kembung

Merupakan keadaan penuh udara dalam perut karena pengumpulan gas

secara berlebihan dalam lambung atau usus.

e. Hemorroid

Merupakan keadaan terjadinya pelebaran vena di daerah anus sebagai akibat

peningkatan tekanan di daerah anus yang dapat di sebabkan karena

konstipasi,perenggangan saat defekasi dll

f. Fecal impaction

Merupakan masa feses keras dilipatan rektum yang diakibatkan oleh retensi

dan akumulasi materi feses yang berkepanjangan.


3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES DEFEKASI

1. usia

Setiap tahap perkembangan/usia memiliki kemampuan mengontrol proses

9
defekasi yang berbeda.

2.diet

Diet atau pola jenis makanan yang di konsumsi dapat memengaruhi proses

defekasi.

3.asupan cairan

Pemasukan cairan yang kurang dalam tubuh membuat defekasi menjadi

keras oleh karena proses absorpsi air yang kurang sehingga dapat mengaruhi

kesulitan proses defekasi.

4.aktivitas

Aktivitas dapat mempengaruhi proses defekasi karena melalui

aktivitastonus otot abdomen, pelvis dan diafragma dapat membantu kelancaran

proses defekasi, sehingga proses pergerakan peristaltik pada daerah kolon dapat

bertambah baik, dan memudahkan untuk kelancaran proses defekasi.

5.pengobatan

Pengobatan juga dapat mempengaruhinya proses defekasi seperti

pengunaanobat-obatan lakstif atau antasida yang terlalu sering.

6.gaya hidup

Kebiasaan atau gaya hidup dapat mempengaruhi proses defekasi. Hal ini

dapat terlihat pada seseorang yang memliki gaya hidp sehat/ melakukan kebiasaan

buang air besar ditempat yang bersih atau toilet, maka ketika seseorang tersebut

bua ng air besar ditempat yang terbuka atau tempat yang kotor maka ia akan

mengalami kesulitan dalam proses defekasi.

10
7.penyakit

Beberapa penyakit dapat mempengaruhi proses defekasi, biasanya

penyakit penyakit tersebut berhubungan langsung dengan sistem pencernaan

seperti gastoroeristis atau penyakit infeksi lainnya.

8.nyeri

Adanya nyeri dapat mempengaruhi kemampuan/keinginan unutuk

berdefekasi seperti nyeri pada kasus hemoroid, dan episiotomi.


4.TINDAKAN MENGATASI MASALAH ELIMINASI ALVI (BUANG AIR

BESAR)

a. Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan

Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan merupakan cara yang dilakukan

untuk mengambil feses sebagai bahan pemeriksaan, yaitu pemeriksaan lengkap dn

pemeriksaan kultur (pembiakan).

1. Pemeriksaan feses lengkap merupakan pemeriksaan feses yang terdiri atas

pemeriksaan warna, bau, konsisten, lendir, darah, dan lain-lain.

2. Pemeriksaan feses kultur merupakan pemeriksaan feses melalui biakan feses

melalui biakan dengan cara toucher (lihat prosedur pengambilan feses melalui

tanggan).

Alat :

1. Tempat penampungan atau botol penampungan beserta penutup.

2. Etiket khusus.

3. Dua batang lidi kapas sebagai alat untuk mengambil feses.

11
Prosedur kerja :

1. Cuci tanggan.

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

3. Anjurkan untuk buang air besar lalu ambil feses melalui lidi kapas yang telah

dikeluarkan. Setelah selesai anjurkan untuk membersihkannya daerah sekitar

anus.

4. Asupan bahan pemeriksaan ke dalam botol yang telah disediakan.

5. Catat nama pasien dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan.

6. Cuci tanggan.

b. Menolong buang air besar dengan menggunakan pispot

Menolong buang air besar dengan mengunakan pispot merupakan tindakan

keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu buang air besar

secara sendiri dikamar kecil dengan cara membantu menggunakan pispot

(penampung) untuk uang air besar ditempat tidur, dengan tujuan memenuhi

kebutuhan eliminasi alvi.

Alat dan bahan :

1. Alas / perlak.

2. Pispot .

3. Air bersih.

4. Tisu.

5. Sampiran apabila tempat pasien dibangsal umum.

6. Sarung tangan.

12
Prosedur kerja :

1. Cuci tangan.

2. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan.

3. Pasang sampiran kalau di bangsal umum.

4. Gunakan sarung tangan.

5. Pasang pengalas dibawah glutea.

6. Tempatkan pispot diantara pengalas tepat di bawah glutea dengan posisi bagian

lubang pispot tepat di bawah rektum.

7. Setelah pispot tepat dibawah glutea, tanya kan pada pasien apa sudah nyaman

atau belum kalau belum, atur sesuai dengan kebutuhan.

8. Anjurkan pasien untuk buang air besar pada pispot yang disediakan.

9. Setelah selesai siram dengan air hingga bersih dan keringkan dengan tisu.

10. Catat tanggal dan jam defekasi serta karakteristiknya.

11. Cuci tangan.

c. Memberikan hukna rendah

Merupakan tinadakan keperawatan dengan cara memasukkan cairan hangat ke

kolon desenden dengan menggunakan kanula rekti melalui anus,yang bertujuan

untuk mengosongkan usus pada proses prabedah agar dapat mencegah terjadinya

obstruksi makanan sebagai dampak dari pascaoperasi dan merangsang buang air

besar bagi pasien yang mengalami kesulitan dalam buang air besar.

Alat dan bahan:

1.pengalas

13
2.irigator lengkap dengan kanula rekti

3.cairan hangat kurang lebih 700 ml-1000 ml dengan suhu 40,5-43 derajat celcius

pada orang dewasa.

4.bengkok

5.jeli

6.pispot

7.sampiran

8.sarung tangan

9.tisu

Prosedur kerja:

1.cuci tangan

2.jelaskan prosedur yang akan dilakukan

3.atur ruangan, letakkan sampiran apabila di bangsal umum atau tutup pintu

apabila di ruang sendiri

4.atur posisi pasien dengan posisi sim miring ke kiri

5.pasang pengalas di bawah glutea

6.irigator diisi cairan hangat sesuai dengan suhu badan(40,5-43 derajat celcius)

dan hubungkan kanula rekti,kemudian cek aliran dengan membuka kanula dan

keluarkan air ke bengkok dan berikan jeli pada ujung kanula.

7.gunakan sarung tangan dan asupan kanula kira-kira 15cm kedalam rektum ke

arah kolon desenden sambil pasien diminta untuk bernapas panjang dan

memegang irigator setinggi 50cm dari tempat tidur.buka klemnnya dan air

14
dialirkan sampai pasien menunjukkan keinginan untuk buang air besar.

8.anjurkan pasien untuk menahan sebentar bila mau buang air besar dan pasang

pispot atau anjurkan ke toile. Jika pasien tidak mampu mobilisasi jalan bersihkan

daaerah sekitar rektum hingga bersih.

9.cuci tangan

10.catat jumlah feses yang keluar,warna, konsistensi dan resspon pasien.

d. Membrikan huknah tinggi

Memberikan huknah tinggi merupakan tindakan keperawatan dengan cara

memasukkan cairan hangat ke dalam kolon asenden dengan menggunakan kanula

usus, dengan tujuan untuk mengosongkan usus pada pasien prabedah atau untuk

prosedur diagnostik.

Alat dan bahan:

1.pengalas

2.irigator lengkap dengan kanula usus

3.cairan hangat(seperti huknah rendah)

4.bengkok

5.jeli

6.pispot

7.sampiran

8.sarung tangan

9.tisu

Prosedur kerja:

15
1.cuci tangan

2.jelaskan prosedur yang akan dulakukan

3.atur ruangan,gunakan sampiran apabila pasien berada di ruang bangsal umum

atau tutup pintu.

4.atur posisi pasien dengan posisi sim miring kekanan

5.gunakan sarung tangan

6.irigator diisi cairan hangat sesuai dengan suhu badan dan hubungkan kanula

usus,kemudian cek aliran dengan membuka kanula dan keluarkan air kebengkok

lalu berikan jeli pada ujung kanula.

7.masukkan kanula ke dalam rektum ke arah kolon asenden kurang lebih 15-20

cm sambil pasien di suruh napas panjang dan pegang irigator setinggi 30 cm dari

tempat tidur dan buka klem sehingga air mengalir pada rektum sampai pasien

menunjukkan ingin buangair besar.

8. anjurkan pasien untuk menahan sebentar bila mau buang air besar dan pasang

pispot atau anjurkan ke toile. Jika pasien tidak mampu mobilisasi jalan bersihkan

daaerah sekitar rektum hingga bersih dan keringkan dengan tisu.

9.buka sarung tangan dan catat jumlah,warna,konsistensi dan respon pasien.

10.cuci tangan

e. Membersihkan gliserin

Merupakan tindakan keperawatan dengan cara memasukkan cairan gliserin

kedalam poros usus dengan menggunakan spuit gliserin,bertujuan merangsang

peristaltik usus,sehungga pasien dapat buang air besar (khususnya pada orang

16
mengalami sembelit) dan juga dapat digunakan untuk persiapan operasi.

Alat dan bahan:

1.spuit gliserin

2.gliserin dalam tempatnya

3.bengkok

4.pengalas

5.sampiran

6.sarung tangan

7.tisu

Prosedur kerja

1.cuci tangan

2.jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan

3.atur ruangan,apabila pasien sendiri makatutup pintu,dan gunakan sampiran bila

di ruang bangsal umum.

4.atur posisi pasien(miringkan kekiri),dan berikan pengalas di bawah glutea, serta

buka pakaian di bawah pasien.

5.gunakan sarung tnagan, kemudian spuit diisi gliserin kurang lebih 10-20 cc dan

cek kehangatan cairan gliserin.

6.masukkan gliserin perlahan-lahan kedalam anus engan cara tangan kiri

mendorong perenggangan daerah rectum, tangan kanan mamasukkan spuit

kedalam anus sampai pangkal kanula dengan ujng spuit diarahkan kedepan dan

anjurkan pasien napas dalam.

17
7.stelah selesai,cabut dan masukkan ke dalam bengkok. Anjurkan pasien menahan

sebentar rasa ingin defekasi dan pasang pispot.apabila pasien tidak mampu ke

toilet,bersihkan dengan air dengan hingga bersih dan keringkan dengan tisu.

8.pasang pispot atau anjurka ke toilet

9.lepaskan sarung tangan,catat jumlah feses yang keluar,warna,konsistensi, dan

respon pasien.

10. cuci tangan

f. Mengeluarkan feses dengan jari

Merupakan tindakan keperawatan dengan cara memasukkan jari kedalam rectum

pasien cara ini digunakan untuk mengambil atau mengahancurkan masa feses

sekaligus mengeluarkannya.indikasi tindakan ini apabila massa feses terlalu keras

dan dalam pemberian enema tidak berhasil,konstipasi serta terjadi pengerasan

feses pada lansia yang tidak mampu di keluarkan.

Alat dan bahan:

1.sarung tangan

2.minyak pelumas/jeli

3.alat penampung atau pispot.

4.pengalas

5.sarung tangan

Prosedur kerja:

1.cuci tangan

2.jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan

18
3.gunakan sarung tangan dan beri minyak pelumas (jeli) pada jari telunjuk.

4.atur posisi miring dengan lutut fleksi

5.masukkan jari kedalam rectum dan dorong dengan perlahan-lahan sepanjang

dinding rectum kea rah umbilikus (kearah masa fesesyang impaksi)

6.secara perlahan-lahan lunakkan massa dengan masase daerah feses yang

impaksi (arahkan jari pada inti yang keras)

7.gunakan pispot bila ingin buang air besar atau bantu ke toilet.

8.lepaskan sarung tangan,kemudian catat jumlah feses yang keluar, warna,

kepadatan,serta respon pasien.

9.cuci tangan.

19
BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Kebutuhan eliminasi terdiri dari dua yaitu kebutuhan eliminasi urine dan

kebutuhan eliminasi alvi. Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi urine

1. diet keinginan untuk berkemih

2. Stress

3. asupan

Gangguan eliminasi urine adalah retensi urine dan enurisis. Sedangkan faktor

yang mempengaruhi kebutuhan eliminasi alvi adalah:

1. Usia

2. Diet

3. Asupan

4. Cairan

5. Gaya hidup

6. Aktifitas

7. Kebiasaan

Gangguan eliminasi alvi adalah konstipasi diare kembung dan hemorod.

B. Saran

- Kita harus lebih memperhatikan kebutuhan eliminasi urine ataupun eliminasi

alvi dalam kehidupan sehari-hari.

- Menjaga kebersihan daerah tempat keluarnya urin atau alvi agar tidak terjadi

20
gangguan-gangguan yang tidak di inginkan.

- Melakukan pola hidup sehat

A. DISKUSI PERTANYAAN
 Apa yang disebut dengan berkemih (Nurlita Riza)
Berkemih dapat disebut juga dengan buang aair kecil atau juga bisa
disebut dengan defekasi.

21

Anda mungkin juga menyukai