DISUSUN OLEH
Kelompok Tutorial 6
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya.
Banyak rintangan dan hambatan yang kami hadapi dalam menyusun makalah ini, namun
berkat bantuan dan dukungan serta bimbingan, kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “SISTEM ELIMINASI URINE”.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan
dapat menambah pengetahuan pembaca. Kami selaku penulis mohon maaf kepada semua
pihak apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ............................................................................................................................
2
DAFTAR
ISI .....................................................................................................................................
.... 3 BAB I
PENDAHULUAN ..............................................................................................................
.......... 4
1.1 Latar
Belakang .............................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan
Masalah ........................................................................................................................ 4
1.3 Tujuan
Penulisan .......................................................................................................................... 4
1.4 Metode
Penulisan .........................................................................................................................
4 BAB II TINJAUAN
TEORI .................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ................................................................................................ 17
4.1
Kesimpulan .....................................................................................................................
........... 21 4.2
Saran ..............................................................................................................................
........... 21
DAFTAR
PUSTAKA ........................................................................................................................... 22
BAB I PENDAHULUAN
Disarankan untuk menemui dokter jika Anda merasakan gejala BPH, meski
ringan. Diagnosis sangat diperlukan karena ada beberapa kondisi lain yang
gejalanya sama dengan BPH, di antaranya:
Penyebab BPH
Pada sistem kemih pria terdapat sebuah saluran yang berfungsi membuang
urine keluar dari tubuh melalui penis, atau lebih dikenal sebagai uretra. Dan jalur
lintas uretra ini secara kebetulan melewati kelenjar prostat. Jika terjadi
pembesaran pada kelenjar prostat, maka secara bertahap akan mempersempit
uretra dan pada akhirnya aliran urine mengalami penyumbatan. Penyumbatan ini
akan membuat otot-otot pada kandung kemih membesar dan lebih kuat untuk
mendorong urine keluar.
b. Sistitis
Sistitis dalah inflamasi kandung kemih. Inflamasi ini dapat disebabkan
oleh infeksi bakteri(biasanya Eacherichia Colf) yang menyebar dari uretra
atau karena respon alergi atau akibat iritasi mekais pada kandung kemih.
Gejalanya adalah sering berkemih dan nyeri yang disertai darah dalam urine
(hematuria).
c. Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah inflamasi nefron, terutama pada glomerulus.
Glomerulonefritis terbagi menjadi dua yaitu:
- Glomerulonefritis akut seringkali terjadi akibat respon imun terhadap toksin
bakteri tertentu.
- Glomerulonefritis kronik tidak hanya merusak glomerulus tetapi juga
tubulus. Infalamasi ini mungkin diakibatkan infeksi streptokokus, tetapi juga
merupakan akibat sekunder dari penyakit sistemik lain atau karena
glomerulonefritis akut. d. Pielonefritis
Pielonefritis adalah inflamasi ginjal dan pelvis ginjal akibat infeksi bakteri.
Infalamasi dapat berawal ditraktus urinaria bawah (kanduung kemih) dan
menyebar ke ureter, atau karena infeksi yang dibawa darah dan limfe ke
ginjal. Obstruksi traktus urinari terjadi akibat pembesaran kelenjar prosfat
atau batu ginjal.
e. Batu Ginjal
Batu ginjal atau kalkuli Urinari terbentuk dari pengendapan garam
kalsium, magnesium, asam urat, atau sistein. Batu-batu kecil dapat mengalir
bersam dengan urine, batu yang lebih besar akan tersangkut dalam ureter
dan menyebabkan raa nyeri yang tajam(kolik ginjla) yang menyebar dari
ginjal ke selangkangan.
f. Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah hilangnya fungsi ginjal. Hal ini mengakibatkan
terjadinya retensi garam, air, zat buangan nitrogen (urea dan kreatinin) dan
penurunan drastis volume urine (oliguria). Gagal ginjal terbagi menjadi dua
macam yaitu:
- Gagal ginjal akut terjadi secara tiba-tiba dan biasanya berhasil diobati.
Penyakit ini ditandai dengan oliguria mendadak yang diikuti dengan
penghentian produksi urine (anuria) secara total. Hal ini disebabkan
oleh penurunan aliran darah ke ginjal akibat trauma atau cedera,
glomerulonefritis akut, hemoragi, tranfusi darah yang tidak cocok, atau
dehidrasi berat.
- Gagal ginjal kronik adalah kondisi progresif parah karena penyakit
yang mengakibatkan kerusakan parenkim ginjal, seperti
c. Mikturisi
Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin.
Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu:
1. Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan pada dindingnya
meningkat melampaui nilai ambang batas (Hal ini terjadi bila telah
tertimbun 170-230 ml urin), keadaan ini akan mencetuskan tahap ke 2).
2. Adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan
mengosongkan kandung kemih.
Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang belakang)
Sebagian besar pengosongan di luar kendali tetapi pengontrolan dapat di pelajari
“latih”. Sistem saraf simpatis : impuls menghambat Vesika Urinaria dan gerak
spinchter interna, sehingga otot detrusor relax dan spinchter interna konstriksi.
Sistem saraf parasimpatis: impuls menyebabkan otot detrusor berkontriksi,
sebaliknya spinchter relaksasi terjadi MIKTURISI (normal: tidak nyeri). d. Ciri-Ciri
Urin Normal
1. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah
cairan yang masuk.
2. Warnanya bening oranye tanpa ada endapan.
3. Baunya tajam.
4. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.
2.6.2 Diagnosa
Diagosa keperawatan yang terjadi pada masalah kebutuhan eliminasi urine
adalah sebagai berikut :
1. Perubahan pola eliminasi urine b/d
- Ketidakmampuan salura kemih akibat anomali saluran urinaria
- Penurunan kapsitas atau iritasi kandung kemih akibat penyakit
- Kerusakan pada saluran kemih
- Efek pembedahan pada saluran kemih
2. Inkontinensia fungsional b/d
- penurunan isyarat kandung kemih dan kerusakan kemampuan untuk
mengenal isyarat akibat cedera atau kerusakan k. Kemih
- kerusakan mobilitas
- kehilangan kemampuan motoris dan sensoris
3. Inkontinensia refleks b/d
- Gagalnya fungsi rangsang di atas tingkatan arkus refleks akibat cedera
pada m. Spinalis
BAB III
3.1 Kasus
Tn.A (50 TH) masuk ke RS dengan keluhan sulit buang air kecil sejak 3
minggu sebelum masuk RS. Pasien mengeluh bila mau buang air kecil harus
mengedan terlebih dahulu dan menimbulkan rasa nyeri pada daerah
kemaluannya. Pasien juga mengatakan sering BAK di malam hari walaupun tidak
banyak minum pada sore harinya. Pancaran kencingnya melemah dan terkadang
menetes. Pasien merokok sejak remaja namun sudah berhenti 10 tahun lalu
karena suka batuk-batuk, tidak minum alcohol. Setelah perawat melakukan
pemeriksaan fisik didapatkan GCS M6V5E4, TD 120?80 mmHg, Nadi 88x/mnt,
takipnea (-), hasil USG,buli-buli dengan kesan. Dokter mendiagnosa bahwa Tn.A
menderita benigna Prostate Hiperplasia (BPH).
d. Tingkat perkembangan.
Tingkat perkembangan juga akan mempengaruhi pola berkemih.
Pada wanita hamil kapasitas kandung kemihnya menurun karena
adanya tekanan dari fetus atau adanya lebih sering berkemih. Pada
usia tua terjadi penurunan tonus otot kandung kemih dan penurunan
gerakan peristaltik intestinal.
e. Kondisi Patologis.
Demam dapat menurunkan produksi urine (jumlah & karakter).
3.2.7 Membuat laporan pada kelompok tentang apa yang diperoleh sewaktu
belajar mandiri Reporting Makalah
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana
terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh
tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan
berupa urin (air kemih). Sistem urinaria terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih,
dan uretra. Dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi urine terjadi proses berkemih.
Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria (kandung kemih).
Faktorfaktor yang mempengaruhi eliminasi urine adalah diet, asupan, respon
keinginan awal untuk berkemih kebiasaan seseorang dan stress psikologi.
Gangguan kebutuhan eliminasi urine adalah retensi urine,inkontinensia urine
dan enuresis. Dan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah
pengumpulan urine untuk bahan pemeriksaan, buang air kecil dengan urineal dan
melakukan katerisasi. Salah satu fungsi ginjal yaitu mengekskresikan zat – zat
sisa metabolisme yang mengandung nitrogennitrogen, misalnya amonia.
4.2 Saran
Kita harus lebih memperhatikan kebutuhan eliminasi urin dalam
kehidupan kita seharihari.Menjaga kebersihan daerah tempat keluarnya urine.
Kita juga harus menjaga pola makan, dan lebih sering meminum air putih. Karena
air putih lebih baik dari air yang berwarna yang memiliki banyak kandungan.
Sehingga membuat sistem eliminasi bekerja lebih keras.
DAFTAR PUSTAKA
Aris, T. (2009). Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta: Trans
Info Media.
Gibson, J. (2003). Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta: EGC.
Pearce, E. C. (2002). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Kompas Gramedia.
Perry, P. (2006). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC.