Anda di halaman 1dari 11

PAPER

TEKNIK PEMERIKSAAN DUKTULOGRAFI

Di susun oleh :

Hasyim Asy’ari (21002022)

Lutfi Farhan Yusuf (21002025)

Irvandy Febrian (21002024)

Dosen Pengampuh :

Aulia Annisa,M.Tr.ID

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK RADIOLOGI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS AWALBROS

PEKANBARU

T.A. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
rahmat serta hidayah-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan paper ct scan ekstremitas atas.
Dalam menyelesaikan penyusunan karya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak. Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.Kami menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan kami. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sebagai masukan
bagikami. Akhir kata kami berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan kami sebagai penulis pada khususnya. Atas segala perhatiannya kami
mengucapkan terima kasih.

PEKANBARU,10 JUNI 2023

penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 ..................................................................................................................Latar Belakang

1.2 .............................................................................................................Rumusan Masalah

1.3 ...............................................................................................................................Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 .......................................................................................Anatomi dan Fisiologi Payudara

2.2 ..............................................................................................................................Indikasi

2.3 ..................................................................................................................Kontra Indikasi

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 .................................................................................Prosedur Pemeriksaan Duktulografi

3.2 ....................................................................................Teknik Pemeriksaan Duktulografi

3.3 ....................................................................................Teknik Pemeriksaan Mammografi

(1) Proyeksi Supero Inferior


(2) Proyeksi Medio Lateral
(3) Proyeksi Aksila Mammografi
BAB IV PENUTUP
4.1 .....................................................................................................................Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Saat ini kanker payudara menempati urutan pertama dari 10
kanker terbanyak di Indonesia. Masalah di Indonesia adalah belum
semua perempuan tahu cara mendeteksi dini kanker payudara. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai deteksi
dini kanker payudara salah-satunya tentang mammografi. (Rosmawati,
2010). Sebenarnya kanker payudara bisa ditangani dengan optimal,
bila terdeteksi sejak dini. Sayangnya, banyak pasien yang baru datang
ke dokter ketika sudah stadium lanjut. (Hastutik, 2010). Alasan orang
malas melakukan pemeriksaan sejak dini karena ketidaktahuan juga
menjadi salah satu faktor, benjolan payudara tidak terasa sakit, dan
penderitanya kebanyakan sudah menopause dan berpikir tidak ingin
merepotkan keluarga. (Nugraheni, 2010). WHO memprediksi, tahun
2030 akan terjadi ledakan insiden penyakit kanker di negara
berkembang, dan kanker payudara termasuk di dalamnya. Indonesia
salah satu negara berkembang yang juga mengalami kenaikan insiden
kanker. Riset Penyakit Tidak Menular (PTM) 2016 menyatakan
perilaku masyarakat dalam deteksi dini kanker payudara masih
rendah.salah satu pemeriksaan pada payudara adalah teknik
pemeriksaan duktulografi.duktulografi adalah pencitraan sinar x untuk
mengetahui lumen duktus laktiferus dengan cara memasukkan bahan
kontras secara retroged melalui kanula yang dipasang di papilla mamae
melalui pemeriksaan mamografi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas,maka
rumusan masalahnya adalah :
Bagaimana melakukan teknik pemeriksaan ductulografi
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui anatomi dan patologi dari payudara
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Payudara


Payudara merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari lemak, kelenjar,
dan jaringan ikat. Payudara terletak di dinding anterior dada dan meluas
dari sisi lateral sternum menuju garis mid-aksilaris di lateral. Payudara
dibagi atas korpus, areola, dan puting (Faiz et al., 2003).
Bagian payudara yang membesar dinamakan korpus. Di dalam korpus
terdapat alveolus (penghasil ASI), lobulus, dan lobus. Setiap payudara
mempunyai 15-30 lobus dipisahkan oleh septa fibrosa yang membentang
dari fasia profunda menuju kulit atas dan membentuk struktur payudara.
Terdapat duktus laktiferus yang keluar dari lobus dan pada bagian terminal
duktus laktiferus terdapat sinus laktiferus menyatu pada puting. Puting
(papilla) merupakan bagian menonjol di ujung payudara yang berfungsi
sebagai saluran keluarnya ASI. Bagian payudara di sekitar puting yang
berwarna kecokelatan dinamakan aerola (Faiz et al., 2003).

2.1 Indikasi
a. Keluarnya cairan atau darah pada puting susu
b. Adanya benjolan pada payudara saat di palpasi
c. Krista pada payudara
d. Tumor jinak atau ganas pada payudara
e. Pemebesaran kelenjar payudaramemastikan lesi yang tidak terlihat pada
pemeriksaan usg payudara,mamografi dan mri payudara
2.2 Kontra indikasi
a. Ibu sedang menyusui
b. Infeksi berat pada payudara
c. Setelah dilakukan operasi
d. Tidak memperbolehkan suatu obat yang digunakan pasien
2.3 Indikasi Patologis
Sebagian besar kelainan intraduktal dengan nipple discharge ditemukan 1 -  4 cm
dari papilla mamae, meliputi :  
1. Duct  ectasia
a. Pelebaran duktus laktiferus dapat sampai tortuosus
b. Dapat terlihat filling defect akibat secret
c. Dilatasi berbentuk kistik terutama di area subareolar yang membentuk
contrast fluid level
d. Kaliber dapat melebar sampai 8 mm di sertai dengan ebading appearance
e.       Wanita 40 tahun dengan serous right nipple discharge
f. Pelebaran subareolar collecting ducts dan segmental ducts
g. Dilatasi berbentuk kistik (panah)
h. Di posterior regio subareolar terlihat cabang-cabang kecil duktus
i. Tidak terlihat filling defect intralumen
2.     Cystic Duct Ectasia
a. Spontaneous serous left nipple discharge
b.  Pelebaran collecting duct dan segmental ducts di area subareolar
c. Pengisian kista-kista kecil oleh kontras membentuk fluid
3. Duct Papilloma
a. Filling defect berlobulasi didalam duktus (kiri) Galactography (kanan)
USG
b.  Defect soliter biasanya disebabkan papilloma intraductal
c. Paling sering di jumpai di dekat nipple -areolar complex
d.   Hou et al. menemukan 88 dari 113 (77.9%) lesi intraductal jinak
terletak di duktus laktiferus utama
e. Tepi papilloma biasanya bulat atau berlobulasi
f. Bila ukurannya besar dapat mengobstruksi duktus laktiferus
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Prosedur Pemeriksaan Duktulografi


Persiapan Pemeriksaan Pasien
a. Informasi yang jelas tentang pelaksanaan pemeriksaan
b. Komunikasi dengan baik
c. Melepas pakaian
d. Melepas atau menghindari dari benda asing yang menggangu radiograf
Persiapan Alat
1. Mammografi Unit
2. larutan antiseptic
3. Anoda Mo
4. Duk steril
5. Kaset dan film khusus
6. Canula
7. Cateter
8. Media kontras ( water soluble )

3.2. Teknik pemeriksaan duktulografi


1. Amati lokasi orificium (lubang) dimana
nipple discharge berasal
2. Daerah nipple areolar dibersihkan dengan
3. larutan antiseptik
4. Mamae di beri duk steril
5. Discharge sedikit dikeluarkan sampai
6. orificium (lubang) duktus terlihat
7. Cannula diisi media kontras water-soluble
8. Usahakan mengeluarkan udara dari kateter
9. Canula dipasang dengan hati-hati supaya tidak masuk ke dinding duktus
laktiferus dan menimbulkan ekstravasasi
10. Kontras sebanyak 0.1 - 3 cc di injeksikan,tergantung pada jumlah secondary
ducts yang mengalir ke duktus laktiferus utama dan lebarnya dilatasi
11. Pemeriksaan menggunakan modalitas mammografi dengan proyeksi
mediolateral,aksial, superoinferior
3.3. Teknik Pemeriksaan Mammografi
1. Proyeksi Supero Inferior ( Cranio Caudal )
Posisi Pasien :Duduk diatas kursi /berdiri
Posisi Obyek :
-Mammae diletakkan diatas kaset
-Film diatur horizontal
-Tangan sebelah mammae yg difoto menekan kaset kearah dalam (posterior)
tangan lain di belakang tubuh
-Sebaiknya dengan sistem kompresi (mengurangi ketebalan mamae agar rata
& tipis)
-Kepala menoleh kearah yang berlawanan
Arah Sinar : vertikal tegak lurus film
CP : pertengahan mamae
FFD : 35 – 40 cm, atau sedekat mungkin ( konus menempel mamae), bila
perlu kontak
Teknik : SOFT TISSUE TEKNIK

2. Proyeksi Medio Lateral


Posisi Pasien :Tidur /berdiri miring, sedikit oblik ke posterior Bagian mamae
yang difoto dekat kaset
Posisi Obyek :
-Mammae diletakkan diatas kaset dengan posisi horizontal
-Lengan posisi yg difoto diatas alat mammografi
-Lengan lain menarik mamae yg tidak difoto ke arah medio lateral agar tidak
superposisi dengan lobus lain
Arah Sinar : tegak lurus mammae, arah medio lateral
Titik Bidik : pertengahan mamae
FFD : 35 – 40 cm sedekat mungkin ( konus menempel mamae), bila perlu
kontak

3. Proyeksi Aksila Mamografi


Tujuan : untuk melihat penyebaran tumor pada kelenjar aksila
Posisi Pasien:Berdiri dari posisi AP tubuh yang tidak difoto dirotasikan
anterior 15 – 30 0 sehingga sedikit oblik
Posisi Obyek :
-Obyek diatur ditengah film,
-Film vertikal pada tepi posterior
-Batas atas film : costae 11-12
-Lengan sisi yang difoto diangkat ke atas & fleksi dengan tangan di belakang
kepala, lengan yang tidak difoto disamping tubuh
Arah Sinar: horisontal tegak lurus film
Titik Bidik : 5 cm di bawah aksila
FFD : 35 – 40 cm sedekat mungkin ( konus menempel mamae), bila perlu
kontak
BAB IV
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Mamografi adalah merupakan pemeriksaan secara radiagrafis dari
kelenjar payudara untuk mendeteksi secara dini semua kelainan yang ada
pada payudara bahkan sampai pada kemungkinan untuk membedakan tumor
yang bersifat ganas dan tidak ganas. Unit rontgen yang dirancang khusus
dalam pemeriksaan mammography antara lain,ukuran fokus ,Pembatas
sinar,Filter,Alat kompresi,Grid,Film. Teknik radiography yang digunakan
antara lain Craniocaudal, Mediolateral, axial dan oblique. Proteksi radiasi
pada pemeriksaan mammography antara lain Dilakukan hanya bila ada
perintah dari dokter, Luas lapangan pemeriksaan seminimal mungkin,
Bekerja seteliti mungkin dan mempergunakan efisiensi waktu dengan baik.
Ductulografi adalah merupakan pemeriksaan secara radiagrafis dengan media
kontras untuk mengevaluasi duct lumen lafctiferus pada mammae untuk
memperlihatkan adanya massa yang tidak bisa di perlihatkan oleh
pemeriksaan mammografi
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.um-surabaya.ac.id/3168/2/BAB_1.pdf
http://cafe-radiologi.blogspot.com/2011/01/teknik-radiografi-
duktulografi.html#
http://mmujibrk.blogspot.com/2016/06/pemeriksaan-mamografi-dan-
ductulografi.html

Anda mungkin juga menyukai