Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena saya
baik. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu. Saya
menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan dari segi penyusunan
materi dan bahasa, oleh karena itu saya mengharapkan masukan untuk dapat
menyempurnakan tulisan ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Terima Kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
TUTOR FLEBOTOMI............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
BAB II PENYULIT PADA FLEBOTOMI............................................................. 2
2.1. Definisi ..................................................................................................... 2
2.2. Prosedur Pengumpulan Darah .................................................................. 2
2.2.1 Pengambilan Darah Vena dengan Syringe............................................... 6
2.2.2 Pengambilan Darah Vena dengan Tabung Vakum ................................. 8
2.3 Indikasi dan Kontraindikasi .................................................................... 12
2.4. Penyulit pada Flebotomi ......................................................................... 14
2.4.1 Pengambilan Spesimen Pada Pediatri ................................................... 14
2.4.2 Pengambilan Spesimen Pada Geriatri ................................................... 15
2.4.3 Pasien Luka Bakar, Jaringan Parut, dan Tattoo .................................... 16
2.4.4 Edema ................................................................................................... 17
2.4.5 Hematoma ............................................................................................. 17
2.4.6 Post Mastektomi ................................................................................... 18
2.4.7 Pasien terpasang Infus .......................................................................... 19
2.4.8 Pasien dengan Riwayat Pengobatan ..................................................... 20
2.4.8 Kemoterapi....................................................................................... 20
2.4.8 Antikoagulan .................................................................................... 20
2.4.8 Pasien Tidak Sadar................................................................................ 21
BAB III RINGKASAN ................................................................................. ........ 22
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………24
iii
iv
DAFTAR GAMBAR
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
pasien. Hasil dari analisis spesimen darah ini sangat penting mempengaruhi
et.al, 2014)
pediatri, pasien geriatri, pasien luka bakar, pasien edema, pasien hematoma, pasien
terpasang infus, pasien dengan riwayat mastektomi, pasien dengan kemoterapi, pasien
dengan antioagulan dan pasien tidak sadar, dibutuhkan pendekatan yang khusus untuk
memberikan hasil akurat dan tidak menimbulkan cidera pada pasien. Dalam tutor ini
akan dibahas mengenai proses pengumpulan sampel darah yang benar baik pada
2.1. Definisi
berasal dari bahasa Yunani, yaitu phlebo- dan -tomy. Phlebo- berarti pembuluh
melakukan tindakan flebotomi) merupakan profesi kuno yang sudah ada sejak
3500 tahun yang lalu. Pada zaman dahulu, kegiatan flebotomi dilakukan dengan
agar seseorang tetap sehat. Saat ini flebotomis adalah seorang tenaga medis yang
darah dari pembuluh darah vena, arteri atau kapiler. Tindakan flebotomi tersebut
pada zaman sekarang dilakukan utamanya untuk membantu klinisi dalam proses
arteri maupun kapiler. Untuk pembuluh vena, terdapat 3 pembuluh vena yang
paling mudah ditemukan pada regio antecubiti dengan cara melihat atau dengan
yaitu vena mediana cubiti, vena basilika, dan vena sefalika mediana. Vena
mediana cubiti secara umum berada ditengah daerah antecubiti. Vena sefalika
2
3
mudah diakses).
3. Aman (tusukan pada vena mediana lebih aman dari risiko terkena saraf)
4. Nyaman (vena mediana cubiti tidak terlalu membuat rasa tidak nyaman
saat ditusuk).
4
sebelumnya
g) Mastektomi
tangan, bagian lateral pergelangan tangan, kaki, dan tumit, vena kulit kepala, dan
femoralis. Saat akan dilakukan flebotomi, sebaiknya pasien diminta mengambil posisi
yang nyaman. Pasien sebaiknya duduk pada kursi yang dirancang khusus dengan
ketinggian dan sandaran yang bisa diatur untuk menciptakan suasana rileks bagi
pasien selama proses pengambilan darah dilakukan. Sebelum prosedur dimulai, semua
alat yang akan dipakai sudah harus tersedia diatas meja kerja, siap untuk dipakai dan
Pemilihan ukuran semprit, jarum dan tabung pengumpulan harus sesuai dengan jenis
tes laboratorium yang diminta. Demikian juga urutan tipe tabung perlu dilakukan
Hitam/Kuning
Broth mixture Mikrobiologi/kultur
dengan garis hitam
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara
merupakan cara yang masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan
tempat-tempat pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston
sederhana yang terdiri dari sebuah sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum.
Berbagai ukuran jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai
dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G. Pengambilan darah dengan
syringe ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan pasien dengan vena yang
Prosedur :
ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan jarum terpasang dengan erat.
senyaman mungkin.
d) Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila
aktifitas.
h) Pilih bagian vena mediana cubiti atau sefalika. Lakukan perabaan (palpasi)
untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil,
elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan
i) Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alkohol 70%
dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
j) Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika
jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam
semprit.
8
menarik jarum.
kapas beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik
Dickinson) di bawah nama dagang vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung
reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan
pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir
ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai. Jarum yang digunakan terdiri dari
dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan berulir. Jarum pada sisi
anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior ditancapkan
pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat
mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk
melekatkan jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat mendorong
dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes
yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus
9
karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau
jika vena kecil, rapuh, atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa
digunakan jarum bersayap (winged needle). Jarum bersayap atau sering juga
dinamakan jarum kupu-kupu (butterfly needle) hampir sama dengan jarum vacutainer
seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah, antara jarum anterior dan
posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang
yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai
vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash). (Davis, 2010)
Prosedur :
pendokumentasian.
senyaman mungkin.
e) Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila
aktifitas.
i) Pilih bagian vena mediana cubiti atau sefalika. Lakukan perabaan (palpasi)
untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil,
elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan
j) Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70%
dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan
darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang
kapas beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik
Gambar 2.4. Pengambilan Darah dengan Tabung Vakum. (Phillips et.al, 2011)
12
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena
menyebabkan hematoma.
merah.
d) Tusukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan
sampel akibat kontaminasi oleh alkohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang
payudara)
b) Daerah edema.
c) Hematom.
e) Daerah bekas luka atau terdapat tanda tanda infeksi, infiltrasi, atau
ginjal.
dan saraf).
Pada beberapa kondisi pasien dengan penyulit seperti pasien luka bakar,
pasien edema, pasien terpasang infus, pasien dengan riwayat mastektomi, pasien
spesimen.
Pada kelompok pediatri perlu dikelompokkan lagi atas bayi dan anak-anak.
Idealnya untuk anak dengan usia kurang dari 2 tahun, prosedur pengambilan
darahnya menggunakan metode pungsi dermal. Untuk anak yang lebih besar
dengan vena juga sudah relatif besar dan mudah terlihat, prosedurnya sama
dengan tusukan vena pada orang dewasa. Saat melakukan pengambilan spesimen
b. Mempersiapkan anak dan orang tua merupakan salah satu poin penting
dari satu kali karena pembuluh darahnya masih halus/ kecil. Prosedur
15
flebotomi yang akan digunakan sangat tergantung pada usia dan besar/
kecilnya anak.
Pembuluh darah vena pada kelompok umur ini belum berkembang dengan
sempurna. Pengambilan melalui vena harus dilakukan dengan jarum yang kecil
atau winged needle. Bantuan asisten (orang tua, perawat atau tenaga medis
Pada pasien geriatri (lanjut usia) tidak diperlukan teknik atau metode khusus
Pengambilan darah pada geriatri lebih sulit karena terjadi penipisan dan
pengambilan spesimen lebih sulit karena vena menjadi lebih mudah bergerak
(mobile) pada saat dilakukan penusukan. Elastisitas kulit yang menurun juga
biokimiawi tubuh yang sebenarnya karena darah yang diperoleh adalah darah
Pada pasien dengan luka bakar, biasanya vena lebih sulit diraba. Selain itu
pasien tersebut juga lebih mudah terkena infeksi karena epidermis sebagai
pelindung telah rusak. Sebaiknya gunakan sisi lain yang tidak terbakar atau
melalui pembuluh darah kapiler. Pada daerah luka bakar yang sudah sembuh dan
membentuk jaringan parut juga biasanya sulit dipalpasi dan juga relatif lebih keras
kulitnya. Sebaiknya dipilih lokasi lain yang tidak terdapat jaringan parut.
Sedangkan kulit yang terdapat tattoo akan sulit diidentifikasi pembuluh venanya,
17
lebih rentan terhadap infeksi dan tinta pewarna pada tattoo bisa mengganggu
akurasi hasil. Disarankan untuk menghindari kulit yang terdapat tattoo untuk
kulit yang tidak terdapat tinta pewarna tattoo. (Lorenzo and Strasinger, 2011)
2.4.4 Edema
abnormal pada jaringan. Hal ini seringkali diakibatkan oleh cairan intravena yang
intravena. Spesimen yang dikumpulkan dari daerah edema bisa memberikan hasil
yang tidak akurat akibat kontaminasi cairan jaringan atau komposisi darah yang
berubah akibat bengkak. Selain itu, pembuluh vena juga lebih sulit untuk
tourniquet dan proses penyembuhan luka bekas tusukan lebih lama pada daerah
tersebut. Disarankan untuk memilih lokasi lain yang tidak edema untuk
2.4.5 Hematoma
darah yang merembes keluar dari pembuluh darah saat prosedur penusukan vena atau
prosedur sebelumnya. Memar yang luas bisa menyebar pada sekitar lokasi penusukan,
Prosedur pungsi vena pada lokasi yang mengalami hematoma bisa sangat nyeri dan
pembuluh vena luar dan tidak cocok untuk dilakukan pemeriksaan. Selain itu,
obstruksi aliran darah karena hematoma dan gangguan proses koagulasi bisa
mengakibatkan hasil analisis yang tidak akurat. Disarankan pada pasien dengan
hematoma untuk mencari lokasi lain untuk pengambilan spesimen. Jika tidak
memungkinan, coba tusuk pembuluh darah yang lebih distal dari lokasi hematoma
Pengambilan darah sebaiknya tidak dilakukan pada lokasi yang sama dengan
biasanya jaringan limfa disekitar payudara juga ikut diangkat. Hal tersebut bisa
menimbulkan limfostasis (obstruksi atau penghentian dari aliran limfa yang normal).
(limfa edema) dan infeksi. Penggunaan tourniquet pada daerah tersebut juga bisa
darah yang berakibat hasil yang tidak akurat. Disarankan untuk mengambil darah
menangani untuk menentukan lokasi yang lebih cocok. Secara umum, lokasi yang
Pada pasien yang menjalani rawat inap, umumnya sudah terpasang infus pada
lengan pasien. Lengan/tungkai yang terpasang infus sebaiknya tidak digunakan untuk
pungsi vena karena kontaminasi spesimen yang diambil atau darah terdilusi oleh
cairan intravena. Pada pasien yang terpasang infus, sebaiknya gunakan lengan atau
tempat lain untuk pungsi vena. Jika tidak ada alternatif lain tempat lain disarankan
untuk menghentikan dulu aliran infusnya selama 2 menit kemudian baru diambil
darahnya dari daerah distal sisi infus. Buang darah yang diambil pertama kali (3-10
cc), lalu darah yang diambil kedua kalinya yang dipakai untuk pemeriksaan. Setelah
selesai pungsi vena, alirkan kembali infus tersebut sesuai tetesan sebelumnya dan
sebaiknya jenis cairan infus yang digunakan oleh psien dicatat. Selain itu pada pasien
post terpasang infus 24-48 jam, juga disarankan tidak dilakukan pengambilan
2.4.8.1 Kemoterapi
Pasien yang sedang atau telah menjalani proses kemoterapi misalnya akibat
penyakit kanker memiliki tingkat kesulitan dalam pengambilan darah cukup tinggi.
menyempit, rapuh, skelrosis, mudah kolaps dan mudah bergerak (mobile). Pada
pasien dengan riwayat kemoterapi ini lebih disarankan menggunakan jarum yang
kecil atau winged needle pada proses pengumpulan darahnya untuk mencegah
pembuluh darah pecah atau kolaps ketika pengambilan darah. (McCall, 2011)
2.4.8.2 Antikoagulan
terapi dengan obat pengencer darah, misalnya pada pasien dengan riwayat
memberikan tekanan yang cukup pada lokasi bekas penusukan hingga perdarahan
menekan lokasi tersebut beberapa saat. Namun, jangan menekan terlalu kencang
karena berisiko menimbulkan luka atau memar. Apabila perdarahan tidak berhenti
juga bisa konsultasikan dengan dokter penanggung jawab yang menangani pasien.
(McCall, 2011)
21
Pada pasien tidak sadar, prosedur pengambilan darah dapat dilakukan dengan
prosedur seperti biasanya (tetap menyapa, memperkenalkan diri dan meminta izin
pasien untuk melakukan tindakan). Yang harus lebih diperhatikan adalah pada pasien
tidak sadar atau dengan kesadaran yang menurun tetap bisa merasakan nyeri atau sakit
pada saat penusukan jarum. Saat timbul rangsangan nyeri, bisa timbul refleks pasien
untuk menarik atau menjauhkan jarum dari lokasi penusukan. Oleh sebab itu
disarankan untuk mengajak asisten (bisa penunggu pasien, perawat, atau tenaga
kesehatan lain) untuk membantu memegang dan mengawasi pasien ketika flebotomis
BAB III
RINGKASAN
berasal dari bahasa Yunani, yaitu phlebo- dan -tomy. Phlebo- berarti pembuluh
disarankan pada tindakan flebotomi yaitu vena mediana cubiti, vena basilica, dan
vena sefalika mediana. Pemilihan ukuran semprit, jarum dan tabung pengumpulan
harus sesuai dengan jenis tes laboratorium yang diminta. Demikian juga urutan
tipe tabung perlu dilakukan guna menghindari terjadinya kontaminasi silang antar
pediatri, pasien geriatri, pasien luka bakar, pasien edema, pasien hematoma,
dalam pengumpulan spesimen. Idealnya untuk anak dengan usia kurang dari 2
Untuk anak yang lebih besar dengan vena juga sudah relatif besar dan mudah
terlihat, prosedurnya sama dengan tusukan vena pada orang dewasa. Pengambilan
darah pada kelompok geriatri lebih sulit karena terjadi penipisan dan penurunan
Pada pasien dengan luka bakar, biasanya vena lebih sulit diraba. Sebaiknya
gunakan sisi lain yang tidak terbakar atau melalui pembuluh darah kapiler. Pada
pasien edema disarankan untuk memilih lokasi lain yang tidak bengkak untuk
disarankan untuk mencari lokasi lain untuk pengambilan spesimen. Jika tidak
memungkinan, coba tusuk pembuluh darah yang lebih distal dari lokasi hematoma
untuk mendapatkan aliran darah yang lebih baik. Pada pasien dengan riwayat
yang lebih cocok. Secara umum, lokasi yang paling baru dilakukan mastektomi
harus dihindari.
jarum yang kecil atau winged needle pada proses pengumpulan darahnya untuk
mencegah pembuluh darah pecah atau kolaps ketika pengambilan darah. Pada
telah memberikan tekanan yang cukup pada lokasi bekas penusukan hingga
menimbulkan luka atau memar. Pada pasien yang tidak sadar, bisa tetap timbul
refleks pasien untuk menarik atau menjauhkan jarum dari lokasi penusukan. Oleh
sebab itu disarankan untuk mengajak asisten (bisa penunggu pasien, perawat, atau
tenaga kesehatan lain) untuk membantu memegang dan mengawasi pasien ketika
DAFTAR PUSTAKA
Booth, K.H., Wallace, A.C., Fitzgerald, D.T., 2009. Performing Venipuncture and
Dermal Punture. In: Booth, K.H., Wallace, A.C., Fitzgerald, D.T.
nd
Phlebotomy for Healthcare Personnal. 2 Ed. New York: McGraw Hill.
p. 90-130 .