Anda di halaman 1dari 12

Tinjauan Filsafat

Prosedur Stapeled Hemoroidopexy

Oleh :

dr. Andy Michael

PPDS-1 Ilmu Bedah

1871022012

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1 (PPDS-1)


RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
DAFTAR ISI

i
Halaman depan.................................................................................................... i

Daftar isi.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 2
2.1 Definisi Stapeled Hemoroidopexy ............................................................ 2
2.2 Pendekatan Ontologi Stapeled Hemoroidopexy ....................................... 2
2.3 Pendekatan Epistemologi Stapeled Hemoroidopexy ................................ 2
2.4 Pendekatan Aksiologi Stapeled Hemoroidopexy ..................................... 8
BAB III KESIMPULAN..................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 10

ii
Bab I

Pendahuluan

Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena hemoroidalis. Hemoroid atau
“Wasir(ambeien)” merupakan vena varikosa pada kanalis ani. Hemoroid timbul akbiat
kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Hemoroid
sering dijumpai dan terjadi pada sekitar 35% penduduk berusia lebih dari 25 tahun. Walaupun
keadaan ini ttidak mengancam jiwa, namun dapat menimbulkan perasaan yang sangat tidak
nyaman.

Hemoroidektomi eksisional (EH) dianggap sebagai pengobatan yang paling definitif untuk
penyakit hemoroid internal dan eksternal tetapi karena berhubungan dengan nyeri pasca
operasi; sehingga pasien dan ahli bedah mencari pilihan pengobatan alternatif.

Stapled hemorrhoidopexy (SH) merupakan perubahan dramatis pertama dalam pengobatan


wasir selama bertahun-tahun. Teknik ini diperkenalkan pada tahun 1997 oleh Sir Antonio
Longo. Stapler sirkular yang dimodifikasi dimasukkan di anus, dan digunakan untuk
memotong cincin melingkar jaringan mukosa dari saluran anal, di atas garis dentate.
Anastomosis dijepit dibuat, sehingga mengangkat mukosa yang berlebihan dan prolaps ke
dalam lubang anus. Nama prosedur ini telah mengalami banyak perubahan. Operasi pada
dasarnya adalah prosedur fiksasi; oleh karena itu nama Stapled Hemorrhoidopexy diterima
oleh komite kerja internasional, dan selanjutnya ini adalah nama yang paling umum
digunakan.

Keuntungan teknik ini yaitu mengembalikan ke posisi anatomis, tidak mengganggu fungsi
anus, tidak ada anal discharge, nyeri minimal karena tindakan dilakukan di luar bagian
sensitif, tindakan berlangsung cepat sekitar 20 – 45 menit, pasien pulih lebih cepat sehingga
rawat inap di rumah sakit semakin singkat.

Bab II
1
Pembahasan

2.1 Definisi Stapled Hemorrhoidopexy

Stapeled Hemorrhoidopexy adalah prosedur operasi yang digunakan pada kasus hemoroid
yang dilakukan dengamn pelepasan cincin mukosa dan submukosa sekitar 4-5 cm dari garis
dentata dengan stapler sirkular spesifik. Mukosa distal difiksasi ke mukosa proksimal dengan
alat stapler. Prosedur ini juga menghambat aliran darah ke hemoroid, memungkinkan involusi
pleksus hemoroidalis.

2.2 Pendekatan Ontologi Stapled Hemorrhoidopexy

Ontologi merupakan azas dalam menerapkan batas atau ruang lingkup wujud yang menjadi
obyek penelaahan (obyek ontologis atau obyek formal dari pengetahuan) serta penafsiran
tentang hakikat realita (metafisika) dari obyek ontologi atau obyek formal tersebut dan dapat
merupakan landasan ilmu yang menanyakan apa yang dikaji oleh pengetahuan dan biasanya
berkaitan dengan alam kenyataan dan keberadaan.

Prosedur ini pertama kali dijelaskan oleh seorang ahli bedah Italia - Dr. Antonio Longo,
Departemen Bedah, Universitas Palermo - pada tahun 1993 dan sejak itu telah banyak
diadopsi melalui Eropa. Prosedur ini menghindari perlunya luka di daerah perianal yang
sensitif dan, sebagai hasilnya, memiliki keuntungan secara signifikan mengurangi rasa sakit
pasca operasi pasien. Tindak lanjut untuk meredakan gejala menunjukkan tingkat
keberhasilan yang serupa dengan yang dicapai oleh hemoroidektomi konvensional. Sejak
PPH pertama kali diperkenalkan, telah menjadi subjek berbagai uji klinis dan pada tahun
2003 National Institute of Clinical Evidence (NICE) di Inggris mengeluarkan panduan
lengkap tentang prosedur yang menyatakan itu aman dan manjur.. Di Indonesia sendiri alat
ini diperkenalkan pada tahun 1999. Alat yang digunakan sesuai dengan prinsip kerja stapler.
Bentuk alat ini seperti senter, terdiri dari lingkaran di depan dan pendorong di belakangnya.

2.3 Pendekatan Epistemologi Lem Luka

Epistemologi adalah suatu cabang filsafat yang berhubungan dengan teori pengetahuan.
Secara etimologis, istilah epistemologi berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata,
yaitu episteme (pengetahuan) dan logos (kata, pikiran, percakapan, atau ilmu). Jadi
epistemologi berarti kata, pikiran, percakapan tentang pengetahuan atau ilmu pengetahuan. 5
2
Dengan demikian epistemologi dapat diartikan sebagai pengetahuan sistematik mengenai
pengetahuan.
Menurut William S.Sahakian dan Mabel Lewis Sahakian epistemologi merupakan
pembahasan mengenai bagaimana kita mendapatkan pengetahuan, apakah sumber-sumber
pengetahuan? Apakah hakikat, jangkauan dan ruang lingkup pengetahuan? Sampai tahap
mana pengetahuan yang mungkin untuk ditangkap manusia. 2
Pendekatan epistemologi dari prosedur stapeled hemorroidopexy akan mengantarkan kita
mekanisme kerja dari prosedur stapeled hemorroidopexy, sehingga kita dapat memahami
tentang bagaimana prosedur stapeled hemorroidopexy berperan dalam praktek klinis sehari-
hari

Prosedur Stapeled Hemorroidopexy

Pasien ditempatkan dalam posisi litotomi, posisi jack knife atau pada sisi kiri dengan lutut
menempel pada dada, posisi ini umumnya lebih disukai posisi litotomi.

Semua pasien menerima profilaksis antibiotik sebelum dilakukan anestesi. Dengan cara yang
sama seperti hemoroidektomi terbuka, berbagai jenis anestesi dapat dipilih, lokal anastesia,
blok spinal atau anastesi umum dapat digunakan, dan pilihannya tergantung pada preferensi
dokter bedah. Kateter urin dipasang pada semua pasien. Setelah wilayah bedah didesinfeksi,

3
hemoroidoid dijepit menggunakan teknik Longo. Kanal anal dilebarkan secara manual,
dengan penyisipan obturator selanjutnya.

Obturator diekstraksi dan ditempatkan di dalam dilator anal sirkular, dan secara bersamaan
dimasukkan ke dalam lubang anus. Setelah melepas obturator akan mengamati penempatan
dalam prolaps hemoroid eksternal.

4
Anal dilator diposisikan dengan benar ketika tepi bagian dalam melewati garis dentata. hal ini
akan membantu mencegah kerusakan pada garis dentate dan sphincter internal. Dilator anal
eksternal dilengkapi dengan empat celah yang dilekatkan dengan kuat pada kulit perianal
dengan empat staples sutra.

Di dalam dilator anal anoscope diposisikan, ahli bedah memutar anoscope dan menghasilkan
jahitan purse string keliling prolene 2-0 . Tinggi jahitan yang tepat adalah 2 cm dari puncak
hemoroid, dan harus hanya mengenai mukosa dan submukosa.

5
Pada setiap rotasi, anoscope harus diekstraksi dan dimasukkan lagi untuk menghindari
penggulungan mukosa dengan konsekuensi asimetri dari jahitan purse string. Pada akhirnya,
saat mengencangkan jahitan jari dimasukkan ke dalam untuk memeriksa integritas
kelilingnya. Pada titik ini stapler sirkular terbuka dimasukkan sedemikian rupa sehingga
landasan melewati garis jahitan. Jahitan dikencangkan dan ditutup dengan simpul bedah di
sekitar batang stapler dan kedua ujung benang jahitan ditarik melalui celah selubung lateral.
Ujung-ujung jahitan diikat secara eksternal atau difiksasi menggunakan klem. Tarik sedikit
dan secara konstan bagian terminal dari jahitan stapler dikencangkan untuk mendukung
masuknya jaringan ke dalam casing. Setelah selubung mencapai setengah dari dilator anal
stapler harus didorong ke dalam lubang anus dan tertutup sepenuhnya. Stapler disejajarkan
dengan sumbu longitudinal dari lubang anus, dan setelah melepaskan blok, stapler akan
ditembakkan. Penutupan harus dipertahankan selama 30 detik untuk membantu hemostasis.

6
Pada wanita dinding posterior vagina diperiksa sebelum menembakkan stapler untuk
mencegah ikut terikat. Penjepit itu kemudian diputar satu kali berlawanan arah jarum jam
dibuka hingga maksimum dan ditarik dengan lembut. Garis staples harus diperiksa dengan
baik untuk kemungkinan perdarahan yang dapat diperbaiki dengan staples bedah dengan
benang poliglaktin 3-0. Pada akhir operasi, saluran anal yang disumbat perban kemudian
dikeluarkan pada pagi hari setelah operasi. Sampel sirkuler dapat dikirim untuk analisis
histopatologis.

2.3 Pendekatan Aksiologi Stapeled Hemorroidopexy


7
Bidang aksiologi membahas tentang nilai suatu pengetahuan. Nilai dari sesuatu tergantung
pada tujuannya. Maka pembahasan tentang nilai pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari
tujuannya. Tujuan dari pembuatan dan penggunaan dari prosedur stapeled hemorroidopexy
dapat kita liat dari keuntungan dan kekurangan yang ada pada prosedur stapeled
hemorroidopexy.

Keuntungan Stapeled Hemorroidopexy

Keuntungan teknik ini yaitu mengembalikan ke posisi anatomis, tidak mengganggu fungsi
anus, tidak ada anal discharge, nyeri minimal karena tindakan dilakukan di luar bagian
sensitif, tindakan berlangsung cepat sekitar 20 – 45 menit, pasien pulih lebih cepat sehingga
rawat inap di rumah sakit semakin singkat.

Kekurangan Stapeled Hemorroidopexy

Jika terlalu banyak jaringan otot yang ikut terbuang, akan mengakibatkan kerusakan dinding
rektum.
 Jika m. sfinter ani internus tertarik, dapat menyebabkan disfungsi baik dalam jangka
waktu pendek maupun jangka panjang.
 Seperti pada operasi dengan teknik lain, infeksi pada pelvis juga pernah dilaporkan.
 PPH bisa saja gagal pada hemoroid yang terlalu besar karena sulit untuk memperoleh
jalan masuk ke saluran anus dan kalaupun bisa masuk, jaringan mungkin terlalu tebal
untuk masuk ke dalam stapler.

Bab III

Kesimpulan

8
Stapled hemorrhoidopexy merupakan perubahan dramatis pertama dalam pengobatan wasir
selama bertahun-tahun. Dimana teknik ini memiliki banyak keuntungan yaitu mengembalikan
ke posisi anatomis, tidak mengganggu fungsi anus, tidak ada anal discharge, nyeri minimal
karena tindakan dilakukan di luar bagian sensitif, tindakan berlangsung cepat sekitar 20 – 45
menit, pasien pulih lebih cepat sehingga rawat inap di rumah sakit semakin singkat

Pendekatan ontologi, epistemologi, dan aksiologi digunakan untuk lebih memahami prosedur
stapeled hemorroidopey sehingga kita dapat menggunakannya dalam dalam praktek sehari-
hari.

Pendekatan ontologi stapeled hemorroidopexy berusaha memahami apa itu stapeled


hemorroidopexy, pendekatan epistemologi stapeled hemorroidopexy membuat kita belajar
bagaimana prosedur stapeled hemorroidopexy pada penanganan pasien hemorroi, dan
pendekatan aksiologi lem luka mendalami kelebihan dan kekurangan prosedur stapeled
hemorroidopexy.

Daftar Pustaka

9
1. Darmodiharjo D, Siddharta. Pokok Pokok Filsafat Hukum: Apa Dan Bagaimana
Filsafat Hukum di Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;2006

2. Suriasumantri JS. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan;2007

3. Suparlan Suhartono. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Kelompok Penerbit Ar-Ruzz


Media;2007

4. Wardhana. Filsafat Kedokteran. Denpasar: Vaikuntha International Publication; 2016

5. Rapar JH. Pustaka Filsafat: Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Kanisius;2010

6. Iswara S, Sriwiyana H. Filsafat Ilmu dalam Pendidikan Tinggi. Jakarta : Cintya


Press;2010

7. Tafsir A. Filsafat Ilmu. Bandung : PT Remaja Bosda Karya;2004

8. Salam, Burhanuddin. 2003. Logika Materiil Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: PT


Rineka Cipta.
9. Akhmad Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model
Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

10. Linchan W.M,1994,Sabiston Buku Ajar Bedah Jilid II,EGC, Jakarta,hal 56 – 59.

11. Mansjur A dkk ( editor ), 1999, Kapita selecta Kedokteran, Jilid II, Edisi III, FK UI,
Jakarta,pemeriksaan penunjang: 321 – 324.

12. Syamsuhidayat R, Jong W.D, Buku Ajar Bedah, EGC,Jakarta, pemeriksaan


penunjang:910 – 912

13. Werner Kahle ( Helmut Leonhardt,werner platzer ), dr Marjadi Hardjasudarma ( alih


bahasa ), 1998, Berwarna dan teks anatomi Manusia Alat – Alat Dalam,p:232

10

Anda mungkin juga menyukai