Disusun oleh:
Kharismanisa Nurul Hidayah
220112160506
1
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER.................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11
LAMPIRAN JURNAL
2
BAB I
PENDAHULUAN
Dari hasil pengumpulan data pada tanggal 29 April 2017 di ruang Kemuning
lantai 2A Bedah Anak RSHS Bandung terdapat 4 pasien dengan diagnosa medis
hipospadia salah aatunya adalah An. R (kamar 5 bed 6) dengan usia 11 tahun 6 bulan
dengan hipospaida coronal. Pasien ini telah menjalani uretroplasti yang kedua dengan
teknik TIP.
3
BAB II
ANALISIS JURNAL
Dengan anestesi umum, sten uretra berukuran 6-8 Fr akan dimasukkan kedalam
meatus dengan diiukuti pengkajian chordee dan hipoplastik uretra. Insisi garis tengah
dilakukan sepanjang ujung glans hingga hipospatic meatus, lalu insisi diperluas untuk
membuat flap glanular di setiap sisi. Pembedahan dari perluasan meatus di distal urettra
dilakukan sampai level yang diinginkan tanpa membuat jaringan terputus. Pembedahan
uretra dilakukan tidak lebih dari 3 lipatan dari jarak aslinya dari meatus hingga ke ujung
glans.
4
telah dimobilisasi menggunakan PDS 6/0. Semua jahitan harus bebas dari tekanan dan
uretra yang termobilisasi akan ditutup oleh flap glanular.
Selanjutnya, peneliti akan melepas dressing dan kateter di hari ke-lima post
operasi. Seluruh pasien akan ditindaklanjuti pad aminggu ke dua, ke empat, bula ketiga,
ke enam, dan ke dua belas setelah tindakan operasi. Rentang waktu pasien menjalani
hospitalisasi akan dicatat, posisi dan bentuk meatus akan dikaji, dan kompikasi seperti
perdarahan , hematoma, infeksi di area operasi, uretrokutanus fistula, stenosis meatus,
regresi meatus, akan dipantau juga.
Hasil dari penelitian ini adalah rata-rata panjang uretra yng termobilisasi adalah
1,2 cm sampai 3 cm. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk melakukan tindakan
operasi ini adalah 38 menit. Tidak ada komplikasi intraoperatif yang tercatat.
Postoperatif tidak ada perdarahan, formasi hematoma, walaupun 2 pasien terkena
infeksi dan satu diantaranya terbukanya jahitan glanular dan lalu dijahit kembali 3 bulan
kemudian. Tidak ada yang mengalami fistula dan seluruh pasien dapat langsung
berkemih secara spontan.
5
BAB III
PEMBAHASAN
Mobilisisai uretra merupakan modifikasi dari teknik TIP yang lebih banyak
terjadi komplikasi saat postoperatif. Mobilisasi uretra lebih disarankan karena tekniknta
sederhana, dapat mudah dipelajari, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan tekniklain
atau bahkan lebih baik dari pada yang lain. Teknik menjahitnya yang berbeda dari yang
lain sehingga menurunkan insiden fistula dan gangguan atau kerusakan pada luka
jahitan diabndingkan metode lain. Namun, pada saat postoperative, fistula dan
gangguan pada luka jahitan masih mungkin terjadi mobilisasi yang berlebihan yang
dapat membahayakan suplai darah di uretra yang akan menyebabkan iskemik jaringan
dan atau nekrosis. Dari beberapa penelitian sebelumnya uretrakutanus fistula yang dapat
terjadi hanya dengan mungkinan 2% dan stenosis meatus dengan 3%.
6
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
Mobilisasi uretra merupakan salah satu pilihan operasi bagi penderita hipospadia
distal. Tindakan ini merupakan inovasi terbaru yang minim akan terjadinya
uretrokunatnus fistula, hematoma, perdarahan, striktur uretra, dan stenosis meatus.
Tekniknya yang lebih mudah dilakukan bagi penatalaksananya, sangat menguntungkan
bagi pasien dan penatalaksana.
7
DAFTAR PUSTAKA
Wong, et al. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6. Jakarta: EGC.