Anda di halaman 1dari 14

TEKNIK PEMERIKSAAN MAMOGRAFI DI RS TEBET

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan teknologi pada bidang radiodiagnostik dan radioterapi
semakin berkembang . hal tersebut dimulai sejak penemuan sinar-x oleh Wilhelm Conrad
Rontgent yang di awali dengan penggunaan pesawat konvensional hingga penggunaan pesawat
imaging yang mana hal tersebut muncul disebabkan beragamnya patologi dari berbagai organ
dan jaringan yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Dari hal tersebut memuculkan ide
bagaimana kita dapat mendiagnosa suatu penyakit yang sulit dilihat dengan kasat mata. dengan
adanya teknik pesawat konvensional, hal tersebut dapat dipecahkan, yang mana sinar x sebagai
media yang paling utama dapat membantu mendiagnosa dengan kemampuannya sebagai
gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang paling pendek, serta energi daya
tembus yang besar membuat keperlaun diagnostik menjadi lebih mudah. Salah satunya adalah
pemeriksaan mammography.
B. Identifikasi masalah
a) Apa pengertian pemeriksaan mammography?
b) Apa saja unit rontgen yang dirancang khusus untuk pemeriksaan mammography?
c) Bagaimana teknik radiografi mammography?
d) Bagaimana proteksi radiasi pada pemeriksaan mammography?

C. Tujuan Penulisan
Sebagai sarana pengetahuan dan informasi bagi pembuat maupun penulis.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Mammography
Pengertian mamografi adalah merupakan pemeriksaan secara radiagrafis dari kelenjar
payudara untuk mendeteksi secara dini semua kelainan yang ada pada payudara bahkan sampai
pada kemungkinan untuk membedakan tumor yang bersifat ganas dan tidak ganas ( Pearce, 1999
).
Pemeriksaan mamografi adalah sebuah teknologi dengan sinar X yang digunakan untuk
memeriksa kondisi kesehatan payudara, cara ini dapat memeriksa pengapuran atau tumor pada
payudara, atau tidak ditemukannya gejala kanker payudara, pada saat ini cara pemeriksaan
tersebut merupakan pilihan yang menghasilkan hasil yang baik, penelitian di luar negeri juga
mengkonfirmasikan, bagi wanita berusia 50 tahun ke atas hendaknya melakukan pemeriksaan
mamografi secara berkala, hal ini dapat menurunkan tingkat kematian sekitar 20-30%.
Pemerintah memberikan bantuan biaya pemeriksaan mamografi kepada wanita setiap 2 tahun
sekali.
1. Bagi wanita usia 40-44tahun yang dalam urutan keluarga tingkat II memiliki penyakit
kanker payudara. (urutan keluarga tingkat II adalah nenek, nenek luar, ibu, anak perempuan,
kakak adik yang menderita penyakit kanker payudara).
2. Bagi wanita usia 45-69 tahun, dengan membawa kartu ASKES menjalankan
pemeriksaan mamografi, rumah sakit yang melakukan pemeriksaan mamografi dapat dilihat
informasinya pada situs Badan Kesehatan Nasional (www.bhp.doh.gov.tw) atau menghubungi
puskesmas setempat.
Mammogram memungkinkan dokter untuk melihat lebih dekat untuk benjolan payudara
dan perubahan jaringan payudara. Mereka dapat menunjukkan benjolan kecil atau pertumbuhan
yang dokter atau wanita mungkin tidak dapat merasakan ketika melakukan pemeriksaan
payudara klinis. "Mamografi" adalah alat skrining terbaik yang dokter untuk menemukan kanker
payudara.
B. Jenis Mammography
Mammogram dilakukan untuk wanita yang tidak memiliki gejala kanker payudara.
Ketika Anda mencapai usia 40, Anda harus memiliki mammogram setiap satu atau dua tahun.
Diagnostik mammogram dilakukan ketika seorang wanita memiliki gejala kanker
payudara atau benjolan payudara. Mammogram ini butuh lebih lama dari screening mammogram
karena lebih banyak gambar payudara diambil.
Digital mammogram mengambil gambar elektronik dari payudara dan menyimpannya
langsung di komputer. Penelitian saat ini belum menunjukkan bahwa gambar digital lebih baik
dalam menemukan kanker dari x-ray film
C. Unit rontgen yang dirancang khusus untuk mamografi, meliputi faktor:

Biasanya pesawat mamografi dibuat dengan tegangan antara 25 35 Kvp:


a. Ukuran fokus dari pesawat mamografi bervariasi antara 0,1 mm X 0,1 mm. Ukuran fokus kecil
diperlukan untuk mendapatkan ketajaman yang baik dari organ.

b. Pembatas sinar

a. Pembatas sinar pada pesawat mamografi berupa konus yang dapat diganti-ganti sesuai dengan
besarnya ukuran payudara.

c. Filter

a. Filter pada pesawat mamografi dimaksudkan untuk mendapatkan kualitas berkas yang sesuai
dengan keperluan, sehingga sinar-X yang mengenai film akan diserap oleh filter, sebab apabila
tidak diserap sinarnya akan menambah beban radiasi penderita,. Filter yang digunakkan adalah
molybdenum.

d. Alat kompresi

a. Alat kompresi ini dimaksudkan untuk menghilangkan kerutan-kerutan pada kulit, menahan
bagian payudara agar tidak bergerak dan untuk mendapatkan penampang payudara yang lebih
luas. Alat tersebut dibuat dari bahan yang homogen intensitasnya dan transparan sehingga tidak
memberikan bayangan yang mengganggu gambar.

e. Grid

a. Untuk menyaring sinar hambar maka diantara obyek dan film ditempatkan grid dengan ratio 3,5

b. Untuk mamografi menggunakan grid yang bergerak (bucky) yang pergerakannya sudah diatur
secara tersendiri oleh rangkaian pesawat tersebut.

f. Film
a. Film yang digunakan dalam mamografi biasanya tanpa lembaran penguat dengan emulsi
tunggal. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan kontras dan detail yang tinggi dalam
radiograf.

i. Low speed film : 2000 mAS

ii. Intermediate non screen film : 500 mAS

iii. Conventional non screen film : 200 mA

A. Anatomi dan Fisiologi

Payudara adalah pelengkap organ reproduksi pada wanita dan berfungsi untuk
mengeluarkan air susu. Organ ini merupakan modifikasi kelenjar keringat yang berkembang
menjadi susunan kompleks pada wanita, tetapi rudimeter pada pria, berasal dari penebalan
epidermis. Payudara berbentuk seperti setengah bulatan yang agak gepeng. Payudara terletak
dalam fasia superfisialis di daerah antara sternum dan axial, melebar dari iga kedua sampai iga
ketujuh. Bagian tengah terdapat putting susu yang dikelilingi areola mammae yang berwarna
coklat. Dekat dasar putting susu terdapat kelenjar montgomeri yang mengeluarkan zat lemak
supaya putting tetap lemas. Putting mempunyai lubang kurang lebih 15 sampai 20 tempat saluran
air susu.

1. Struktur payudara, meliputi :

1) Puting susu

Merupakan bagian tengah pada payudara. Putting susu terdiri dari jaringan yang dapat
menampung darah menjadi keras dan menegang. Air susu yang mengering juga dapat
menimbulkan kerak dan dapat merangsang kulit dan menimbulkan eczema. Kerusakan putting
susu dapat menimbulkan peradangan sehingga harus dijaga kebersihannya.
2) Areola
Adalah daerah yang berwarna cokelat atau merah muda di sekitar putting susu. Perubahan
warna areola dapat menentukan kemungkinan kehamilan tua dan perubahan-perubahan yang
dipengaruhi hormon.
3) Kolostrum
Merupakan cairan kental yang berwarna kekuning-kuningan dan mengandung gizi serta
antibodi. Terdapat dalam payudara pada saat dua hari pertama nifas dan hamil. Selain itu
kolostrum juga banyak mengandung protein dan garam.
4) Air susu ekstra
Setelah menyusui, payudara harus segera dikosongkan dengan cara memijat untuk
mengeluarkan air susu yang masih tertinggal. Hal ini dikarenakan air susu yang tertinggal
mengakibatkan penyumbatan duktus laktiferus.
5) Jaringan-jaringan
Terdapat banyak jaringan pada payudara antara lain jaringan payudara, jaringan ikat, dan
jaringan lemak. Pada radiograf jaringan lemak akan memberi gambaran opaq.
Payudara terdiri atas bahan-bahan kelenjar susu (kelenjar alveolar) tersusun atas lobus-lobus
yang saling terpisah oleh jaringan ikat dan jaringan lemak, setiap lobus bermuara ke dalam
duktus laktiferus (saluran air susu). Saluran limfe sebagai fleksus halus dalam ruang interlobular
jaringan kelenjar bergabung mermbentuk saluran lebih besar. Pada perempuan perubahan dan
perkembangan buah dada terjadi setelah masa remaja atau pubertas terdapat penambahan
jaringan kelenjar. Seorang wanita mulai menstruasi pertama terjadi sedikit perbesaran payudara
disebabkan pengaruh hormon estrogen dan progresteron yang dihasilkan oleh ovarium, lama
kelamaan payudara berkembang penuh dan penimbunan lemak menimbulkan pembesaran yang
tetap. Pada masa menopause lama kelamaan ovarium berhenti berfungsi dan jaringan payudara
mengerut.

A. Fisiologis Yang Mempengaruhi Payudara

1) Pertumbuhan dan involusi berhubungan dengan usia.


Menjelang menarche, pertumbuhan berambah dengan terbentuknya percabangan duktus
proliferasi stroma di antara duktus.
Pada pubertas terjadi pertambahan stroma dan duktus stroma dan duktus terminal yang kecil
tumbuh menjadi alveolus-alvolus.
Pada saat menopouse payudara mengecil kurang padat. Terjadi pengurangan jumlah dan
besarnya lobulus serta tampak pertambahan jaringan elastis.
2) Perubahan berhubungan dengan siklus haid.
Pada saat proliferasi setelah haid, pengaruh estrogen meningkat mengakibatkan prolifersi duktus
dan epitel alveolus, duktus melebar dan hipertrofik.
Pada masa setelah ovulasi akibat pengaruh progesteron, stroma menjadi sembab dan bertambah
selnya.
Pada masa haid, akibat kadar estrogen dan progesterone yang menurun terjadi kerusakan sel
epitel, atrofi jaringan ikat, edema jaringan interstisium menghilang, pengecilan duktus dan
kelenjar.

B. Tahap-Tahap Perkembangan Payudara

1) Adolescent
Bentuk dan ukuran payudara ini terdapat pada anak-anak dan remaja (8 18 tahun), beberapa
jaringan belum berkembang.
2) Prepregnancy
Terdapat pada orang yang belum atau dalam masa hamil, lobus dan kelenjar-kelenjar sudah
berkembang dengan tujuan mepersiapkan masa menyusui.
3) Reproductive
Terjadi pada masa setelah atau tidak sedang menyusui tetapi belum menopouse. Keadaan lobus
menggumpal, terjadi pada umur 20 50 tahun.
4) Menopouse
Keadaan lobus-lobus yang menyatu, terjadi pada masa reproduksi akhir.
5) Senescent
Terjadi pada masa tua atau tidak ada lagi kelenjar-kelenjar susu yang
A. Patologi Payudara
1. Kelainan congenital
1) Polymastia (jumlah yang berlebih)
Akibat dari penebalan epidermis yang persisten pada tempat lain sepanjang garis susu
(milk line), maka dapat ditemukan payudara yang lebih dari sepasang, atau putting susu yang
lebih dari sepasang.
2) Accessorius, supernumerary (jaringan payudara tambahan)
Kelainan berupa jaringan payudara yang menonjol dari asalnya menuju ke garis depan
axilla, dapat juga sampai ketiak. Dapat mengalami dysplasi, namun berbeda dengan metastasis
tumor payudara pada kelenjar limfe.
3) Infersi konginetal puting susu
Kelainan ini banyak ditemukan pada wanita yang memiliki payudara besar dan
menggantung. Penyebabnya dapat dikarenakan duktus tidak dapat mengikuti pertumbuhan
payudara, namun dapat hilang waktu hamil. Kelainan ini perlu diketahui untuk membedakan
dengan refraksi akibat radang atau karsinoma.
2. Radang
Radang pada payudara biasanya jarang dijumpai, biasanya terjadi pada masa laktasi.
1) Mastitis akut dan abses payudara
Mastitis akut sering ditemukan pada masa laktasi. Pada permulaan masa lakasi sering
terjadi fisura pada puting susu yang kadang-kadang didahului aczema atau penyakit kulit lain
dan sering terjadi infeksi bakteri. Infeksi tersebut biasanya unilateral, dapat berupa abses yang
soliter atau multiple. Bila sembuh timbul jaringan perut yang mengakibatkan retraksi kulit atau
putting susu. Jarang mengenai daerah yang luas atau duktus ekskretorius sehingga kemudian
hampir tidak pernah menimbulkan kesukaran menyusui.
2) Ektasi duktus payudara (comedomastistis, plasmacell mastitis).
Terjadi akibat penyumbatan sekret dalam duktus sehingga terjadi radang infraduktus dan
periduktus. Kelainan ini perlu diketahui karena mengakibatkan nyeri, teraba suatu tumor dan
mengakibatkan refraksi kulit atau putting susu yang perlu dibedakan dengan karsinoma.
3. Nekrosis lemak
Merupakan kelainan yang ditemukan sebagai lesi yang berbatas tegas, yaitu nekrosis
fokal pada jaringan lemak payudara yang diikuti reaksii radang. Penyebab nekrosis lemak ialah
trauma.
4. Tumor
Tumor merupakan kelainan terpenting karena tumor payudara menduduki tempat pertama
di antara tumor-tumor ganas. Angka kematian tertinggi juga disebabkan oleh karsinoma
payudara.
1) Karsinoma payudara
Disebabkan oleh beberapa factor antara lain virus (air susu), keturunan, hiperestrinisme,
dan trauma.

2) Fibroadenoma
Fibroadenoma adalah benjolan padat yang kecil dan jinak pada payudara terdiri dari
jaringan kelenjar dan fibrosa. Merupakan tumor jinak yang ditemukan pada masa reproduksi
sebelum 30 tahun dan merupakan pertumbuhan yang meliputi kelanjar dan stroma jaringan ikat.
3) Papiloma dan karsinoma papiler
Tampak pertumbuhan papiler dalam duktus atau duktus yang melebar kistik. Apabila
berubah manjadi ganas, epitel menjadi atipik, bertumpuk-tumpuk dan tampak infasi menembus
membrana basalis kedalam stroma, disebut karsinoma papiler.
4) Colloid atau mucoid carcinoma (karsinoma berlendir)
Merupakan jenis karsinoma yang jarang ditemukan dan tumbuh perlahan-lahan. Perabaan
agak lunak dan berbatas jelas, bagian tengah tumor biasanya mengalami pencairan dan
pendarahan.
5) Karsinoma infraduktus
Berasal dari duktus, tepatnya di dalam membrana basalis duktus. Duktus dapat melebar
dan berisi secret dan jaringan nekrotik yang mengering seperti keju.
6) Giant fibroadenoma (cystosarcoma phylloides)
Yaitu fibroadenoma yang cepat tumbuh dan menjadi besar sehingga timbul nekrosis pada
kulit, serta anaplasi pada stroma.
7) Medullary carcinoma
Membentuk massa tumor yang lunak, bergaris tengah 5-10 cm. Tidak ditemukan jaringan
ikat yang jelas.
8) Penyakit paget
Merupakan karsinomsa intraduktus pada saluran ekskresi utama yang menyebar ke kulit
putting susu dan areola, sehingga terjadi kelainan menyerupai eczema.
5. Galactocele
Ialah dilatasi kistik duktus yang terjadi selama laktasi. Biasanya yang terkena ialah
sebuah duktus dan menimbulkan kista. Pada masa akut, kista tersebut nyeri tekan dan bila
dikeluarkan terdiri atas sebuah kista berisi seperti susu, dilapisi oleh epitel duktus yang menipis.
Bila didiamkan maka kista menjadi lebih keras dan berisi zat seperti keju.
6.. Ketidakseimbangan endokrin
Kelainan yang paling sering ditemukan meliputi separuh dari semua operasi payudara
disebabkan perubahan siklus payudara melebihi yang normal terjadi pada siklus haid. Dikenal
dengan hiperplasi kistis (mammary dysplasia, fibrocystis disease)
Gambaran penting yang ditemukan yaitu:
1) Fibrosis (mazoplasia)
Tampak pertumbuhan stroma yang berlebihan tanpa hiperplasi epitel.
2) Kelainan kistik (boodgoods disease, schimmel buschs disease, blue dome cyst)
Merupakan jenis mammary dysplasia dengan ciri-ciri hiperplasia epitel dan stroma serta
pembentukan kista. Kista mempunyai sifat yang berbeda. Sering terjadi kista menghilang atau
berubah ukurannya. Pada umumya kista tersebut mudah bergerak, mirip fibroadenoma.
Bentuknya bulat dan berbatas tegas.
3) Adenosis (hiperplasi duktus, papillomatosis duktus, sclerosing adenosis, adenomatosis)
Sering ditemukan pada usia 35-45 tahun, lebih dominasi dari pada hiperplasi epitel, juga
ditemukan fibrosis dan kelainan kistik
Pemeriksaan mammografi dilakukan apabila :
1) Screening test, pemeriksaan penyaring terutama pada wanita yang berumur di atas 35 tahun.
2) Tiap kelainan benjolan pada payudara kemungkinan dapat dibedakan ganas atau tidak.
3) Keluhan rasa tidak enak.
4) Keluhan kelenjar getah bening axial.
5) Mempunyai riwayat keganasan.
6) Pada pasien-pasien pasca operasi (mastektomi) payudara yang kemungkinan kambuh atau
keganasan.
7) Diagnosa klinik Paget Disease of The Nipple.

B. Persiapan Pasien

Persiapan yang diperlukan oleh radiografer pada pemeriksaan mammografi dengan kasus
fobrocystic yaitu :
Memberikan informasi tentang tata pelaksanaan pemeriksaan kepada pasien terlebih dahulu
sebelum pemeriksaan dimulai.
Memberi tahu pada pasien supaya melepas pakaian dan berganti dengan baju pasien.
Meminta pasien supaya bersedia melepas perhiasan di sekitar payudara.
Komunikasi yang baik antara radiografer dengan pasien selama pemeriksaan berlangsung.
Contoh tambahan amperah untuk pemeriksaan mammografi
TGL;
NAMA PASIEN;
Bersedia/ tidak dilakukan pemeriksaan Mammografi
Dengan menggunakan silicon/tidak
Menstrurasi terakhir:
Sedang menyusui/tidak

C. Teknik Radiography Mammography

a) Proyeksi Supero Inferior (Cranio Caudal)


Untuk memperlihatkan struktur jaringan payudara dengan jelas dilihat dari pandangan superior
inferior.
Posisi pasien : Duduk di atas kursi atau dapat juga berdiri
Posisi obyek :
- Mammae diletakkan di atas kaset.
- Film diatur horizontal
- Tangan sebelah mammae yang difoto
manekan kaset ke arah dalam (posterior),
tangan lain di belakang tubuh.
- Sebaiknya dengan sistem kompresi
(mengurangi ketebalan mammae agar rata dan tipis)
- Kepala menoreh ke arah yang berlawanan
Arah sinar : Vertical tegak lurus film
Titik bidik : Pertengahan mammae
FFD : 35-40 cm
Kriteria gambar: Tampak semua jaringan payudara termasuk pada bagian sentral, subareola, dan
bagian tengah dari payudara ( terkadang otot otot dada masuk dalam gambaran.

a) Proyeksi Medio Lateral


Bertujuan memperlihatkan jaringan payudara terutama daerah lateral.
Posisi pasien :
-Tidur atau berdiri miring, sedikit obliq ke posterior.
- Bagian mammae yang difoto terletak didekat kaset.
Posisi obyek :
- Mammae diletakkan di atas kaset dengan posisi horizontal.
- Lengan posisi yang difoto diletakkan di atas sebagai ganjal kepala.
- Lengan lain menarik mammae yang tidak difoto ke arah medio lateral agar tidak superposisi
dengan lobus lain.
Arah sinar : Tegak lurus mammae arah medio lateral
Titik bidik : Pertengahan mammae
FFD : Sedekat mungkin (konuc menempel mammae)
bila perlu kontak.
Kriteria gambar: Tampak jaringan payudara dari arah lateral masuk daerah axilla dan otot-otot
dada.

a) Proyeksi Axila
Bertujuan untuk melihat penyebaran tumor di bagian kelenjar axial.
Posisi pasien : Berdiri dari posisi AP tubuh yang tidak difoto dirotasikan anterior 150-300
sehingga sedikit oblik.
Posisi obyek :
- Obyek diatur di tengah film
- Film vertical pada tepi posterior
- Batas atas film yaitu iga 11-12
- Lengan sisi yang difoto diangkat ke atas dan fleksi denagn tangan di belakang kepala, lengan
yang tidak difoto diletakkan di samping tubuh.
Arah sinar : Horizontal tegak lurus film
Titik bidik : 5 cm di bawah axila
FFD : 35 50 cm
Kriteria gambar: Tampak jaringan payudara dibagian aksila. Tampak otot-otot dada, central
payudara dan jaringan subareola.
b) Proyeksi Obliq
Memperlihatkan struktrur payudara dari pandangan medio lateral.
Posisi pasien : Duduk atau berdiri menghadap pesawat.
Posisi obyek :
- Payudara yang diperiksa ditarik ke depan dan diletakkan di atas kaset.
- Kaset membentuk sudut 450 dari horizontal, terletak pada tepi lateral bawah dari payudara
yang diperiksa.
- Dilakukan kompresi.
- Bidang tranversal payudara sejajar dengan
Proyeksi Axila kaset.
Arah sinar : 450medio lateral tegak lurus kaset.
Titik bidik : Menembus axis payudara yang berbatasan dengan dinding dada.
FFD : 35 50 cm
Kriteria gambar: Tampak jaringan payudara dari otototot dada sampai nipple Tampak
inframammary fold (IML) dan payudara tidak boleh dalam keadan droop (kendor).
A. Proteksi Radiasi
Tujuan dari proteksi radiasi pada pemeriksaan mammografi antara lain :
Menghindari dosis yang diterima pasien melampaui batas yang diijinkan.
Menghindari kerusakan organ tubuh lain yang peka terhadap radiasi.
Macam-macam tindakan proteksi radiasi pada pemeriksaan mammografi meliputi :
Dilakukan hanya bila ada perintah dari dokter.
Luas lapangan pemeriksaan seminimal mungkin.
Bekerja seteliti mungkin dan mempergunakan efisiensi waktu dengan baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mamografi adalah merupakan pemeriksaan secara radiagrafis dari kelenjar payudara untuk
mendeteksi secara dini semua kelainan yang ada pada payudara bahkan sampai pada
kemungkinan untuk membedakan tumor yang bersifat ganas dan tidak ganas
Unit rontgen yang dirancang khusus dalam pemeriksaan mammography antara lain,ukuran
fokus ,Pembatas sinar,Filter,Alat kompresi,Grid,Film
Teknik radiography yang digunakan antara lain Craniocaudal, Mediolateral, axial dan oblique.
Proteksi radiasi pada pemeriksaan mammography antara lain Dilakukan hanya bila ada perintah
dari dokter, Luas lapangan pemeriksaan seminimal mungkin,
Bekerja seteliti mungkin dan mempergunakan efisiensi waktu dengan baik.

B. SARAN
Dengan makalah ini penyusun berharap agar pembaca menjadikan makalah ini sebagai pemicu
untuk mencari tahu lebih banyak tentang teknik pesawat konvensional dan imaging, sehingga
akan berguna sebagai sumber informasi dan pengetahuan dalam bidang diagnostik dan terapi.

Anda mungkin juga menyukai