Anda di halaman 1dari 21

TEKNIK PEMERIKSAAN MAMOGRAFI

M ARYA PRASOJO (2201052)


ARIQI AHMAD FAHREZA (2201018)
IVANA ELYSIAPUTRI (2201048)
NUR AN’NISA FITRI (2201072)
RISKA DWI JUNIARTI (2201082)
ACHMAD ISMAIL LUTHFI (2201006)
MUHAMMAD HASAN SYUKUR (2201062)
RAFIQA ARIFAH PUSPITA (2201078)
IXSHAN BUDI RAMADHAN (2201004)
IRVAN FARISUDIN (2201046)
HereARYA
REFA is where
PENATASyour presentation
(2201080) begins
AFRA WAHYU ADELA (2201008)
NURUL FADILA (2201074)
Anatomi Payudara

Payudara terletak di dinding anterior dada dan meluas dari sisi lateral sternum menuju garis mid-
aksilaris di lateral. Payudara dibagi atas korpus, areola, dan puting. Bagian payudara yang membesar
dinamakan korpus. Di dalam korpus terdapat alveolus (penghasil ASI), lobules, dan lobus. Setiap payudara
mempunyai 15-30 lobus dipisahkan oleh septa fibrosa yang membentang dari fasia profunda menuju kulit atas
dan membentuk struktur payudara. Terdapat duktus laktiferus yang keluar dari lobus dan pada bagian
terminal duktus laktiferus terdapat sinus laktiferus menyatu pada puting ( papilla) merupakan bagian
menonjol di ujung payudara yang berfungsi sebagai saluran keluarnya ASI. Bagian payudara di sekitar puting
berwarna kecoklatan dinamakan aerola.
PAYUDARA YANG BERPERAN TERHADAP ASI

Pada payudara, bagian anatomi payudara yang berperan terhadap produksi asi meliputi :

1. Lobus, Payudara wanita normalnya memiliki 15-20 lobus. Lobus payudara ini akan terbagi lagi
menjadi bagian lebih kecil, yang disebut lobulus.
2. Lobulus, pada setiap lobus terdapat lobulus – lobulus atau kelenjar payudara. Lobulus – lobulus ini
berperan menghasilkan ASI pada ibu menyusui.
3. Duktus, ASI yang diproduksi oleh lobus dan lobulus akan dibawa melalui saluran kecil yang disebut
duktus. Dengan adanya saluran ini, maka ASI dapat dikeluarkan melalui puting. Di Sekitar puting
dan areol, terdapat kelenjar Montgomery. yang berfungsi untuk melumasi kulit payudara dan
mendukung kelancaran proses menyusui.
Anatomi payudara
Fisiologi payudara
Fungsi utamanya adalah mensekresi susu untuk nutrisi
bayi. Fungsi ini langsung dan diperantarai oleh
hormon-hormon yang sama dengan yang mengatur
fungsi sistem reproduksi. Oleh karena itu glandula
mammalia dianggap sebagai pelengkap sistem
reproduksi. Glandula mammalia mencapai potensi
penuh pada perempuan saat menarche pada bayi,
anak-anak, dan pada laki-laki, glandula ini bersifat
rudimenter.
Payudara
Payudara mengalami
mengalami 33 macam
macam perubahan
perubahan yang
yang
dipengaruhi
dipengaruhi hormon
hormon
a. Mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas
sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas, pengaruh
estrogen dan progesteron yang dipengaruhi ovarium dan juga
hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan
timbulnya asinus.

b. Perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan


menstruasi, payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari
sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal, 12
kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama
beberapa hari menjelang menstruasi, payudara menjadi tegang dan
nyeri, begitu menstruasi mulai semuanya berkurang.

c. Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel duktus


lobul, duktus alveolus berploliferasi dan hipofise anterior memicu
laktasi. Air susu di produksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus,
kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu (Anik Puji
Rahayu,
Patalogi
payudara 1. Kanker Payudara
Kanker adalah suatu proses penyakit yang
disebabkan oleh perubahan sel abnormal karena
mutasi genetic dari DNA. Sel abnormal membentuk
klon dan berpoliferasi disekitar sel tersebut.

A
Kanker payudara dapat di klasifikasikan berdasarkan kelas yang berbeda –
beda
● Stadium I
Adalah kanker payudara dengan besar diameter mencapai 2cm
dan atau tidak bermetastasis
● Stadium II (A dan B)
Adalah kanker payudara denga besar diameter mencapai 2-5
cm dan bermetastasis di kelenjar ketiak
● Stadium III
Adalah kanker payudara dengan berbagai ukuran diameter
dengan metastatasis di kelenjar ketiak.
● Stadium IV
Adalah kanker payudara dengan metastasis yang sudah jauh,
misalnya ke tengkorak, tulang punggung, hati, paru-paru dan
panggul.
Pemeriksaan kanker payudara

Kanker payudara dapat di ketahui atau didiagnosis melalui beberap jenis pemeriksaan. Ada
tiga jenis pemeriksaan yang dapat digunakan yaitu pemeriksaan Mammografi, USG, dan
Biopsi.

1. Pemeriksaan mamografi
Defenisi mamografi

a. Defenisi mamografi
Pemeriksaan Mammografi adalah suatu pemeriksaan untuk mammae
(payudara) dengan menggunakan sinar x-ray dosis rendah. Dipakai untuk
mendeteksi dini tumor payudara pada wanita, tanpa disertai keluhan atau
yang disertai keluhan. Pemeriksaan mammografi dianjurkan bagi wanita yang
telah berusia 35 tahun keatas. Teknik mammografi ini dilakukan dengan cara
memberikan penekanan pada area payudara kemudian diberikan sinar-x
untuk mendapatkan gambaran dari jaringan payudara.
Tujuan pemeriksaan mamografi

b. Tujuan Pemeriksaan Mammografi


Mammografi digunakan sebagai alat untuk memeriksa dan
mendeteksi berbagai bentuk kelainan pada payudara , seperti kanker payudara,
tumor, dan kista payudara.
Kanker payudara dapat dideteksi berdasarkan empat tipe tanda-tanda pada citra
hasil pemeriksaan mammografi, yaitu :
Karakteristik morfologi dari massa tumor
Keberadaan timbunan kalsium pada jaringan payudara. Pada awalnya
merupakan tanda awal perubahan kearah yang akan disebut mikroklasifikasi
Distorsi arsitektur dari pola jaringan normal yang disebabkan oleh kanker
Asimetris antara citra payudara kiri dan kanan
c. Jenis – Jenis Mammografi
Berdasarkan tujuan nya mammografi dibagi menjadi
dua jenis, yaitu :
Mammografi Skrinning, mammografi ini dilakukan
pada wanita yang tidak menunjukan tanda-tanda
Jenis-jenis kelainan payudara. Meskipun tidak terlihat tanda atau
kelainan secara kasat mata.
mamografi Mammografi Diagnostik. Mammografi yang
digunakan untuk mendiagnosis gejala-gejala yang
timbul pada payudara seperti benjolan, nyeri,
penebalan puting susu, keluarnya cairan melalui puting
susu, atau perubahan bentuk dan ukuran payudara.
D. Bagian-bagian mamografi
Bagian-bagian
1. Kapasitas Pesawat mamografi
2. Ukuran focal spot
3. Pembatas sinar
4. Filter
5. Alat kompres
6. Grid
7. Film
Cara kerja
e. Cara Kerja Mammografi
mamografi
Hampir sama dengan cara kerja sinar X
lainnya yang menerapkan radiasi ion. Perbedaannya
adalah pada besar KV dan MAS yang digunakan serta
focal spot atau window yang lebih kecil. Sinar x yang
ditembakkan ke objek, akan diteruskan ke image
reseptor (film), hasil dari sinar X kemudian di scan dan
disimpan dalam format DICOM lalu dirubah lagi dalam
bentuk jpg yang kemudian akan tampil pada display.
Indikasi
pemeriksaan
2. Indikasi Pemeriksaaan Mammografi mamografi
Pemeriksaan mammografi akan di lakukan apabila
Screening test, pemeriksaan penyaring terutama pada
wanita yang berumur di atas 35 tahun.
Tiap kelainan benjolan pada payudara kemungkinan
dapat dibedakan ganas atau tidak.
Keluhan rasa tidak enak pada daerah mamae.
Mempunyai riwayat keganasan.
Pada pasien-pasien pasca operasi (mastektomi)
payudara yang kemungkinan kambuh.
3. Teknik Radiografi Mammografi

a. Proyeksi SuperoInferior (Cranio Caudal)

1) Tujuan : Untuk memperlihatkan struktur jaringan payudara dengan


jelas dilihat dari pandangan superior inferior.
2) Posisi Pasien : Duduk diatas kursi atau dapat juga berdiri
3) Posisi Objek :
• Mammae diletakkan diatas kaset
• Film diatur horizontal
• Tangan sebelah mammae yang difoto manekan kaset ke arah dalam,
tangan lain di belakang tubuh.
• Sebaiknya dengan sistem kompresi (mengurangi ketebalan mammae
agar rata dan tipis)
• Kepala menoreh ke arah yang berlawanan
4) CR : Vertical tegak lurus
5) CP : Pertengahan mammae
6) FFD : 35-40 cm
7) Kaset : 24 x 30 melintang single emulsi
b. Proyeksi madiolateral

1) Tujuan : Memperlihatkan jaringan payudara terutama daerah


lateral
2) Posisi pasien :
Tidur atau berdiri miring.
Bagian mammae yang difoto terletak didekat kaset.
3) Posisi obyek :
Mammae diletakkan di atas kaset dengan posisi horizontal.
Lengan posisi yang difoto diletakkan di atas sebagai ganjal kepala.
4) CR : Tegak lurus mammae arah medio lateral
5)CP : Pertengahan mammae
6) FFD : Sedekat mungkin (konuc menempel mammae), bila perlu
kontak
7) Kaset : 24 x 30 melintang single emulsi
c. Proyeksi Axila
1) Tujuan : Bertujuan untuk melihat penyebaran tumor di bagian
kelenjar axial.
2) Posisi pasien : Berdiri dari posisi AP tubuh yang tidak difoto
dirotasikan anterior 150-300 sehingga sedikit oblik.
3) Posisi obyek :
Obyek diatur di tengah film - Film vertical pada tepi posterior -
Batas atas film yaitu iga 11-12
Lengan sisi yang difoto diangkat ke atas dan fleksi denagn
tangan di belakang kepala, lengan yang tidak difoto diletakkan di
samping tubuh.
4) CR : Horizontal tegak lurus film
5) CP : 5 cm di bawah axila
6) FFD : 35 – 50 cm
7) Kaset : 24 x 30 melintang single emulsi
thanks
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai