DISUSUN OLEH :
NAMA: FIRSA
CI LAHAN CI INSTITUSI
A. PENGERTIAN
B. ANATOMI
Pada wanita nullipara mamma biasanya berbentuk discus(cakram),
setengah bola atau kerucut. Terletak pada dinding ventralthorax, meluas dari
costa II sampai VI (VII), disebelah medial dibatasi olehparasternum dan
disebelah lateral mencapai linea axillaris anterior. Mamma menonjol 3-5 cm
dari dinding ventral thorax, mempunyaidiameter cranio-caudal sebesar 10-12
cm, ukuran transversal sedikit lebihkecil. Berat 150-200 gr dan pada masa
laktasi mencapai 400-500 gr.
Biasanya mamma sinistra sedikit lebih besar dari dexter. Mamma
terdiri dari kelenjar, jaringan lemak, dan jaringan ikat,dibungkus oleh kulit.
Kelenjar mamma tersusun dalam 15-20 lobi yangterletak radial melingkari
papilla mammae, dan setiap lobus mempunyaisaluran keluarnya sendiri.
Diantara lobus ini terdapat jaringan lemak, yangdominan dibagian perifer
(kelenjar dominan dibagian sinistra). Jaringanikat pada mamma membentuk
ligamentum suspensorium disebut ligamentum Cooperi
C. FISIOLOGI
D. PERUBAHAN FUNGSI
Stadium awal kanker payudara umumnya tidak dirasakan oleh
penderita. Tanda awal yang biasanya muncul adalah adanya massa atau
benjolan di payudara (American Cancer Society, 2019).
1. Adanya benjolan di payudara yang tidak dapat digerakkan dari jaringan
sekitar.
2. Bentuk benjolan mirip bunga kubis dan dapat berdarah.
3. Rasa nyeri pada payudara, meskipun biasanya dihiraukan penderita.
4. Benjolan membesar terus-menerus.
5. Terjadi metastasis ke kelenjar getah bening atau ke sekitar
tubuh lain.
6. entuk payudara mengalami perubahan, ukuran membesar
(bengkak).
7. Benjolan jinak mengeluarkan cairan berwarna hijau,
bernanah, dan berbau amis (disebabkan infeksi).
8. Puting susu muncul eksim, retraksi, serta mulai timbul luka
yang susah sembuh meskipun sudah diberikan pengobatan.
9. Kulit payudara mengkerut seperti kulit jeruk.
E. PEMERIKSAAN FISIK
Payudara dibagi dalam empat kuadran oleh garis horisontal dan
vertikal yang melalui papilla mamae (kuadran kanan atas, kanan bawah,
kiri atas dan kiri bawah). Untuk menunjukkan lokasi lesi pada payudara
dapat ditunjuk dengan jam dan dengan jarak tertentu dalam sentimeter dari
papila mamae
Pada wanita
1. Inspeksi
a. Posisi duduk tegak, kedua lengan menggantung di samping
badan. Amati payudara secara keseluruhan :
- Bentuk kedua payudara
- Ukuran dan simetrinya, apakah terdapat perbedaan ukuran
mamae, areola mamae dan papila mamae.
- Warna kulit, adakah penebalan atau udem, adanya kulit
berbintik seperti kulit jeruk, ulkus, gambaran pembuluh
darah vena.
- Adakah tampak massa, retraksi/lekukan,
tonjolan/benjolan. Papila mamae diamati :
- Ukuran dan bentuk
- Arahnya
- Ujud kelainan kulit atau ulserasi
- Discharge
b. Posisi mengangkat kedua lengan di atas kepala.
c. Posisi kedua tangan di pinggang.
Kedua posisi ini adalah untuk melihat lebih jelas adanya kelainan
retraksi atau benjolan. Amati sekali lagi bentuk payudara, perubahan
posisi dari papila mamae, lokasi retraksi, benjolan
d. Posisi duduk/berdiri dengan membungkukkan badan ke depan,
bersandar pada punggung kursi atau lengan pemeriksa. Posisi ini
diperlukan jika payudara besar atau pendular. Payudara akan bebas
dari dinding dada, perhatikan adakah retraksi atau massa.
2. palpasi
Penderita disuruh berbaring, jika payudara tidak mengecil,
tempatkan bantal tipis di punggung, sehingga payudara terbentang rata,
dan lebih memudahkan menemukan suatu nodul. Palpasi dilakukan
menggunakan permukaan volar tiga jari yang ditengah, dengan gerakan
perlahan-lahan, Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed Modul SkillabA-
JILID I 4 memutar menekan secara halus jaringan mamae terhadap
dinding dada. Lakukan palpasi pada setiap kuadran, payudara bagian
perifer, kauda aksilaris dan areola mamae, bandingkan payudara kanan
dan kiri.
Bila ditemukan adanya nodul perhatikan dan catat :
- Lokasi, dengan cara menggunakan kuadran atau jam dengan
jarak berapa centimeter dari papila mamae.
- Ukuran (cm)
- Bentuk, bulat/pipih, halus/berbenjol-benjol
- Konsistensi, kenyal/keras
- Batas dengan jaringan sekitar, jelas atau tidak
- Nyeri tekan atau tidak
- Mobilitas terhadap kulit, fascia pektoralis dan dinding dada
di sebelah bawahnya.
Palpasi papila mamae, tekan papila dan areola mamae sekitar
dengan ibu jari dan telunjuk, perhatikan adakah pengeluaran discharge.
Jika dijumpai discharge, atau riwayat mengeluarkan discharge, coba cari
asalnya dengan menekan areola mamae dengan ibu jari dan telunjuk dan
pada sebelah radial sekitar papila mamae. Perhatikan adakah discharge
yang keluar dari salah satu duktus papila mamae.
Pada pria
Karena rudimenter, pemeriksaan payudara pada pria lebih mudah
daripada wanita. Prinsip pemeriksaannya sama dengan wanita.
Pembesaran payudara bisa terjadi pada laki-laki mulai dari usia muda
sampai tua, yang biasanya disebabkan karena pengaruh hormonal.
Pemeriksaan :
1. Inspeksi Inspeksi papila mamae dan areola mamae, adakah
ulserasi, nodul, atau pembengkakan.
2. Palpasi areola mamae, adakah nodul.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
1. Laboratorium meliputi:
a) Morfologi sel darah
b) Laju endap darah
c) Tes faal hati
d) Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA)
dalamserum atau plasma
e) Pemeriksaan sitologis
2. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairanyang
keluarspontan dari putting mammae, cairan kista atau cairanyang keluar
dari ekskoriasi.
3. Mammagrafi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi
secara dini. Memperlihatkan struktur internal mammae untuk
mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap
awal. Mammografi pada masa menopause kurang bermanfaat karean
gambaran kanker di antara jaringan kelenjar kurang tampak.
4. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mendeteksi luka-luka pada daerah padat
pada mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit
dengan kista. Kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.
5. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena
peningkatan suplaydarah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
6. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara
pembuluh-pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan
peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.
7. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas,
dengancara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap
massa dan berguna sebagai klasifikasi histologi, pentahapan dan seleksi
terapi .
8. CT-Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma mammae pada
organ lain.
9. Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran
G. TINDAKAN PENANGANAN
1. Mastektomi
mastektomi, yaitu:
mammae.
4) Radiasi
5) Kemoterapi
1. Pengkajian
d. Pemeriksaan Fisik
• Kepala : Normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat
posterior.
terlalu berminyak.
nyeri tekan.
benjolan biasa.
1. Nutrisi – Metabolik
muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat
mengkonsumsi makanan mengandung MSG.
2. Eliminasi
motorik.
tingkat kepuasan.
b. Diagnosa
informasi.
4. Risiko infeksi.
5. Risiko perdarahan.
c. Rencana Keperawatan
Eva Agustina, Fariani Syahrul. 2022. Pengaruh Prosedur Operasi Terhadap Infeksi
Grece Frida Rasubala, Lucky Tommy Kumaat, Mulyadi. 2019. Pengaruh Teknik
Relaksasi Benson Terhadap Skala Nyeri Pada Klien Post Operasi di RSUP
Kementrian Kesehatan RI. 2021. Pusat Data dan Informasi. Jakarta Selatan