Anda di halaman 1dari 13

Anatomi dan Fisiologi Payudara

1. Anatomi payudara

anatomi payudara

Payudara (mammae, susu) adalah kalenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi
dari payudara adalah memproduksi susu untuk menutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang
kalenjar payudara, yang beratnya lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800
gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar
2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah
3. Papilla atau puting, yaaitu bagian yang menonjol di puncak payudara

1. Korpus
Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel
aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah
Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus
bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus)
2. Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam
puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot
polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
3. Papilla atau puting
Bagian yang menojol yang dimasukan ke mulut bayi untuk aliran air sus

Teknik pemeriksaan dilakukan dengan badan bagian atas terbuka, antara lain: (11,15)

a. Posisi tegak (duduk)

Penderita duduk dengan tangan bebas ke samping, pemeriksaan berdiri di depan dalam posisi
yang lebih kurang sama tinggi. Saat inspeksi yang perlu dinilai adalah :
a) Simetris payudara kiri-kanan

b) Kelainan papilla

c) Letak dan bentuknya

d) Retraksi puting susu

e) Kelainan kulit

f) Tanda-tanda radang

g) Peau d’ orange

h) Dimpling

i) Ulserasi

b. Posisi berbaring

Penderita berbaring dan diusahakan agar payudara jatuh tersebar rata di atas lapangan dada,
jika perlu bahu atau punggung diganjal dengan bantal kecil pada penderita yang payudaranya
besar. Palpasi ini dilakukan dengan menggunakan falang distal dan falang medial jari I,II, III, IV
dan dikerjakan secara sistematis mulai dari kranial setinggi iga ke 2 sampai ke distal setinggi iga
ke 6, dan jangan dilupakan pemeriksaan daerah sentral subareolar dan papil. Dapat juga
sistematis dari tepi ke sentral (sentrifugal) berakhir di daerah papil.Terakhir diadakan
pemeriksaan kalau ada cairan keluar dengan menekan daerah sekitar papil. Dengan pemeriksaan
rabaan yang halus akan lebih teliti daripada dengan rabaan tekanan keras. Rabaan halus akan
membedakan kepadatan massa payudara.(11,13)

c. Menetapkan keadaan tumor(11,13)

a) Lokasi tumor menurut letak kuadran di payudara atau terletak di daerah sentral (subareola dan
di bawah papil). Payudara dibagi atas lima kuadran yaitu lateral atas, lateral bawah, medial atas,
medial bawah, dan sentral.

b) Ukuran tumor, konsistensi, batas-batas tumor tegas atau tidak tegas.

c) Mobilitas tumor terhadap kulit dan m.pektoralis atau dinding dada.

d. Pemeriksaan kelenjar getah bening regional


a) Aksilla

Sebaiknya dalam posisi duduk, karena posisi ini fossa aksilla jatuh ke bawah sehingga mudah
untuk diperiksa dan lebih banyak dicapai.Pemeriksaan aksilla kanan, tangan kanan penderita
diletakkan atau dijatuhkan lemas di tangan kanan/bahu pemeriksa dan aksilla diperiksa dengan
tangan kiri pemeriksa. Kelejar getah bening yang diperiksa, adalah:
- Mammaria eksterna, di bagian anterior dan di bawah tepi m. pektoralis aksilla.

- Subskapularis di posterior aksilla.

- Sentral di bagian pusat aksilla.

- Apikal di ujung atas fossa aksillaris.

- Supra dan infraklavikuler serta leher utama, bagian bawah dipalpasi dengan cermat dan teliti

b) Organ Lain seperti hepar, lien untuk mencari metastasis jauh, dan tulang.

Kelainan Pertumbuhan

Ginekomastia

Ginekomastia adalah suatu kondisi di mana laki-laki mengembangkan payudara sangat besar.
Pembesaran bukanlah lemak tapi jaringan payudara

Mamma Aberrans

Jaringan m a m m a a k s e s o r i s ( a t a u m a m m a a b e r r a n s ) . kelainan jaringan payudara


berkembang tidak pada tempat. Mamma Aberrans merupakan hasil dari kegagalan regresi
jaringan payudara selama embriogenesis.

Amastia

Breast aplasia atau amastia ,merupakan kondisi dimana jaringan payudara,areola dan puting
payudara tidak ada padatubuh seorang wanita.
Infeksi
Mastitis puerperalis

Radang payudara atau mastitis puerperalis disebabkan karena infeksi pada jaringan payudara.
Mastitis ini terjadi pada wanita yang sedang menyusui. Timbul akibat pembendungan produksi
ASI dan masuknya kuman - kuman pada daerah puting susu yang luka dan tidak bersih. Kuman
yang paling banyak menyebabkan mastitis puerperalis adalah Staphylococcus aureus. Apa saja
Gejala dan tanda radang payudara yang perlu diwaspadai pada ibu menyusui ? Payudara tampak
sangat tegang berwarna kemerahan dan membengkak, terasa sangat nyeri bila disentuh di sekitar
payudara. Benjolan pada payudara yang mengalami mastitis berisi cairan. Peradangan payudara
masa menyusui ini adakalanya disertai keluarnya cairan dari puting susu ibu, cairan berupa
nanah.yang disebabkan adanya abses (kumpulan nanah ) dalam rongga di jaringan kelenjar
payudara ( abses ).

Tumor Jinak
Kista
Kista payudara adalah sebuah penyakit ketika di dalam payudara terdapat kantung berisi cairan.
Kista membentuk benjolan bulat atau oval, menyerupai balon yang berisi air. Benjolan ini dapat
terbentuk dalam ukuran kecil atau bahkan besar sekalipun, dengan diameter sekitar 1 sampai 2
inci (2.5 sampai 5cm). Bila benjolan berukuran besar, jaringan payudara yang berada di dekatnya
dapat tertekan dan menimbulkan rasa nyeri dan ketidaknyamanan pada payudara.

Penyakit ini dapat dialami oleh semua wanita. Namun, seringkali penyakit ini akan menyerang
wanita yang berumur 35 tahun hingga 50 tahun yang belum mengalami menopause. Anda dapat
memiliki satu atau banyak kista. Hal ini mungkin hanya Anda temukan di salah satu bagian atau
bahkan kedua payudara Anda. Namun, penyakit ini tidak mengarah pada kanker payudara dan
tergolong jinak. Biasanya penyakit tersebut akan menghilang dengan sendirinya setelah
menopause. Meski begitu, apabila Anda mengalaminya, lebih baik Anda memeriksakan diri ke
dokter. Dengan begitu, Anda mungkin dapat mendeteksi benjolan baru pada payudara Anda
sekaligus mengetahui perubahan abnormal lain yang mungkin tidak Anda rasakan sebelumnya.

Gejala

Ketika kista pada payudara Anda masih berukuran kecil, Anda mungkin tidak akan merasakan
tanda dan gejala apapun. Namun, apabila ukuran kista sudah membesar, Anda mungkin akan
merasa sakit dan nyeri di daerah payudara Anda. Selain itu, apabila Anda mengalami kista
payudara sebelum menopause, biasanya ukuran payudara Anda akan membesar diikuti dengan
rasa nyeri. Namun, bila Anda mengalami hal ini setelah menopause, ukuran payudara Anda akan
mengecil diikuti dengan tanda dan gejala lain, seperti payudara terasa sakit.
Penyebab

Penyebab pasti dari kista payudara masih belum diketahui. Namun, ada beberapa bukti yang
menunjukkan bahwa kelebihan estrogen dalam tubuh dapat merangsang jaringan yang ada pada
payudara di mana hal itu secara tidak langsung memainkan peran dalam perkembangan kista
pada payudara. Selain itu, ada pendapat lain yang meyakini bahwa kista payudara berkembang
ketika kelenjar dan jaringan ikat pada payudara menghambat saluran susu. Akibatnya, kelenjar
dan jaringan ikat tersebut akan melebar (dilatasi) dan kemudian terisi oleh cairan.

Fibroadenoma
Fibroadenoma merupakan tumor payudara jinak yang terkadang terlalu kecil untuk dapat teraba
oleh tangan, walaupun diameternya bisa saja meluas beberapa inchi. Fibroadenoma dibentuk
baik itu oleh jaringan payudara glandular maupun stroma, dan biasanya terjadi pada wanita
muda. Setelah menopause, tumor tidak lagi ditemukan.
Fibroadenoma teraba sebagai benjolan bulat atau berbenjol-benjol, dengan simpai licin dan
konsistensi kenyal padat. Tumor ini tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat mudah
digerakkan kesana kemari. Biasanya fibroadenoma tidak nyeri bila ditekan. Kadang-kadang
fibroadenoma tumbuh multipel. Pada masa adolescen fibroadenoma bisa terdapat dalam ukuran
yang besar. Pertumbuhan bisa cepat sekali selama kehamilan dan laktasi atau menjelang
menopause, saat rangsangan estrogen meninggi. Fibroadenoma dapat dengan mudah didiagnosa
melalui aspirasi jarum halus atau biopsi jarum dengan diameter yang lebih besar (core needle
biopsi).
Pada umumnya dokter menyarankan untuk dilakukannya pengangkatan fibroadenoma terutama
jika pertumbuhan terus berlangsung atau terjadi perubahan bentuk payudara. Terkadang
(terutama pada usia petengahan atau wanita usia dewasa) tumor ini akan berhenti tumbuh atau
bahkan mengecil dengan sendirinya tanpa terapi apapun. Dalam hal ini, selama dokter yakin
massa tersebut adalah benar-benar fibroadenoma dan bukan kanker payudara, pembedahan untuk
mengangkat fibroadenoma mungkin tidak diperlukan. Pendekatan ini berguna untuk wanita
dengan fibroadenoma yang multipel yang tidak berlanjut pertumbuhannya.
Pada beberapa kasus, pengangkatan fibroadenoma multipel berarti mengangkat sejumlah besar
jaringan payudara sekitar yang normal, sehingga menyebabkan jaringan parut yang akan
mengubah bentuk dan tekstur payudara. Hal ini juga nantinya akan menyebabkan hasil
pemeriksaan fisik serta mammografi menjadi sulit untuk diinterpretasikan. Sangat penting bagi
wanita yang tidak melakukan pengangkatan fibroadenoma tersebut untuk memeriksakan
payudaranya secara teratur untuk meyakinkan bahwa massa tersebut tidak berlanjut
pertumbuhannya. Terkadang satu atau lebih fibroadenoma akan tumbuh setelah salah satu
fibroadenoma diangkat. Hal ini berarti bahwa fibroadenoma baru telah terbentuk dan bukanlah
fibroadenoma yang lama yang tumbuh kembali.

Tumor filoides

Tumor Filoides (Sistosarkoma filoides)


Tumor filoides merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup secara lokal dan
mungkin ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar.
Tumor ini terdapat pada semua usia, tapi kebanyakan pada usia sekitar 45 tahun.
Tumor filoides adalah tipe yang jarang dari tumor payudara, yang hampir sama dengan
fibroadenoma yaitu terdiri dari dua jaringan, jaringan stroma dan glandular. Perbedaan antara
tumor filoides dengan fibroadenoma adalah bahwa terdapat pertumbuhan berlebih dari jaringan
fibrokonektif pada tumor filoides. Sel yang membangun jaringan fibrokonektif dapat terlihat
abnormalitasnya dibawah mikroskop. Secara histologis, tumor filoides dapat diklasifikasikan
menjadi jinak, ganas, atau potensial ganas (perubahan tumor ke arah kanker masih diragukan).
Tumor filoides pada umumnya jinak namun walaupun jarang dapat juga berubah menjadi ganas
dan bermetastase. Tumor filoides jinak diterapi dengan cara melakukan pangangkatan tumor
disertai 2 cm (atau sekitar 1 inchi) jaringan payudara sekitar yang normal. Sedangkan tumor
filoides yang ganas diterapi dengan melakukan pengangkatan tumor disertai jaringan sekitar
yang lebih luas lagi, atau mastektomi bila perlu. Tumor filoides tidak berespon terhadap terapi
hormon dan hampir sama dengan kanker payudara yang berespon terhadap kemoterapi atau
radiasi.

Galaktokel
Galaktokel adalah kista berisi susu yang terjadi pada wanita yang sedang hamil atau menyusui.
Seperti kista lainnya, galaktokel tidak bersifat seperti kanker. Biasanya galaktokel tampak rata,
benjolan dapat digerakkan, walaupun dapat juga keras dan susah digerakkan. Penatalaksanaan
galaktokel sama seperti kista lainnya, biasanya tanpa melakukan tindakan apapun. Apabila
diagnosis masih diragukan atau galaktokel menimbulkan rasa tidak nyaman, maka dapat
dilakukan drainase dengan aspirasi jarum halus.

Hiperplasi Epitelial
Hiperplasi epitel ( disebut juga kelainan payudara proliferatif) adalah pertumbuhan abnormal
dari sel-sel yang membatasi antar duktus atau lobulus. Apabila hiperplasi melibatkan duktus
maka disebut hiperplasia duktus. Sedangkan bila melibatkan lobulus, maka disebut hiperplasia
lobular. Berdasarkan pengamatan dibawah mikroskop, hiperplasia dapat dikelompokkan menjadi
tipe biasa dan atipikal. Hiperplasia tipe biasa mengindikasikan peningkatan yang tipis dari resiko
seorang wanita untuk berkembang menjadi kanker payudara. Resikonya adalah 1,5 sampai 2 kali
lipat dibandingkan wanita tanpa abnormalitas payudara. Hiperplasia atipikal mengindikasikan
peningkatan yang sedang yaitu 4 sampai 5 kali lipat dibandingkan wanita tanpa abnormalitas
payudara.
Hiperplasi epitelial biasanya didiagnosa melalui biopsi jarum atau biopsi melalui pembedahan.
Apabila telah didiagnosis menderita hiperplasia terutama hiperplasia atipikal, berarti diperlukan
pemantauan yang lebih oleh dokter, misalnya pemeriksaan fisik payudara yang rutin dan
mammografi setiap setahun sekali. Hal ini dikarenakan mengalami hiperplasia akan
meningkatkan kemungkinan untuk berkembang menjadi kanker payudara di masa yang akan
datang.
Adenosis
Adenosis adalah temuan yang sering didapat pada wanita dengan kelainan fibrokistik. Adenosis
adalah pembesaran lobulus payudara, yang mencakup kelenjar-kelenjar yang lebih banyak dari
biasanya. Apabila pembesaran lobulus saling berdekatan satu sama lain, maka kumpulan lobulus
dengan adenosis ini kemungkinan dapat diraba.
Banyak istilah lain yang digunakan untuk kondisi ini, diantaranya adenosis agregasi, atau tumor
adenosis. Sangat penting untuk digarisbawahi walaupun merupakan tumor, namun kondisi ini
termasuk jinak dan bukanlah kanker. Adenosis sklerotik adalah tipe khusus dari adenosis dimana
pembesaran lobulus disertai dengan parut seperti jaringan fibrous. Apabila adenosis dan adenosis
sklerotik cukup luas sehingga dapat diraba, dokter akan sulit membedakan tumor ini dengan
kanker melalui pemeriksaan fisik payudara. Kalsifikasi dapat terbentuk pada adenosis, adenosis
sklerotik, dan kanker, sehingga makin membingungkan diagnosis. Biopsi melalui aspirasi jarum
halus biasanya dapat menunjukkan apakah tumor ini jinak atau tidak. Namun dengan biopsi
melalui pembedahan sabat dianjurkan untuk memastikan tidak terjadinya kanker.

Papilloma Intraduktal
Papilloma intraduktal adalah pertumbuhan menyerupai kutil dengan disertai tangkai yang
tumbuh dari dalam payudara yang berasal dari jaringan glandular dan jaringan fibrovaskular.
Papilloma seringkali melibatkan sejumlah besar kelenjar susu. Lesi jinak yang berasal dari
duktus laktiferus dan 75% tumbuh di bawah areola mamma ini memberikan gejala berupa
sekresi cairan berdarah dari puting susu. Papilloma dapat juga ditemukan di duktus yang kecil di
daerah yang jauh dari puting. Keadaan ini seringkali tumbuh dalam jumlah banyak dan juga
mungkin disertai hiperplasi epitelial.
Perubahan payudara jinak yang menyebabkan keluarnya sekresi cairan dari puting, hampir
setengahnya adalah papilloma, dan sisanya adalah campuran perubahan fibrokistik ataupun
ektasia duktus. Walaupun papilloma bisa dicurigai dari pemeriksaan terhadap discharge, namun
banyak dokter menganggap pemeriksaan tersebut tidak begitu bermanfaat. Apabila papilloma
cukup besar, biopsi jarum bisa dilakukan. Papilloma dapat juga didiagnosa melalui pemeriksaan
pencitraan pada duktus payudara yaitu dengan duktogram atau galaktogram.
Terapi untuk papilloma adalah dengan mengangkat papilloma serta bagian duktus dimana
papilloma tersebut ditemukan, dimana biasanya dengan melakukan insisi pada tepi sekeliling
areola.

Tumor Sel Granular


Tumor sel granular biasanya terdapat pada mulut atau kulit, namun dalam jumlah yang jarang
dapat ditemukan juga di payudara. Kebanyakan tumor sel granular pada saat perabaan dapat
digerakkan, konsistensi keras, berdiameter antara ½ sampai 1 inchi. Konsistensinya yang keras
terkadang mengacaukan diagnosisnya dengan kanker, namun aspirasi jarum halus atau biopsi
jarum dapat dilakukan untuk membedakannya.
Tumor ini diatasi dengan cara mengangkat tumor beserta sedikit jaringan normal disekelilingnya.
Tumor sel granular tidak akan meningkatkan resiko pada wanita untuk terjadinya kanker
payudara di kemudian hari.

Ektasia Duktus
Ektasia duktus merupakan pelebaran dan pengerasan dari duktus, dicirikan dengan sekresi puting
yang berwarna hijau atau hitam pekat, dan lengket. Pada puting serta daerah disekitarnya akan
terasa sakit serta tampak kemerahan. Ektasia duktus adalah kondisi yang biasanya menyerang
wanita usia sekitar 40 sampai 50 tahun. Ektasia duktus adalah kelainan jinak yang walaupun
begitu dapat mengacaukan diagnosis dengan kanker dikarenakan benjolan yang keras di sekitar
duktus yang abnormal akibat terbentuknya jaringan parut.
Kondisi ini umumnya tidak memerlukan tindakan apapun, atau dapat membaik dengan
melakukan pengkompresan dengan air hangat dan obat-obat antibiotik. Apabila keluhan tidak
membaik, duktus yang abnormal dapat diangkat melalui pembedahan dengan cara insisi pada
tepi areola.

Nekrosis Lemak
Nekrosis lemak terjadi bila jaringan payudara yang berlemak rusak, bisa terjadi spontan atau
akibat dari cedera yang mengenai payudara. Nekrosis lemak dapat juga terjadi akibat terapi
radiasi. Ketika tubuh berusaha memperbaiki jaringan payudara yang rusak, daerah yang
mengalami kerusakan tergantikan menjadi jaringan parut.
Nekrosis lemak berupa massa keras yang sering agak nyeri tetapi tidak membesar. Kadang
terdapat retraksi kulit dan batasnya tidak rata. Karena kebanyakan kanker payudara
berkonsistensi keras, daerah yang mengalami nekrosis lemak dengan jaringan parut sulit untuk
dibedakan dengan kanker jika hanya dari pemeriksaan fisik ataupun mammogram sekalipun.
Dengan biopsi jarum atau dengan tindakan pembedahan eksisi sangat diperlukan untuk
membedakan nekrosis lemak dengan kanker. Secara histopatologik terdapat nekrosis jaringan
lemak yang kemudian menjadi fibrosis.
Menurut American Cancer Society, beberapa area dari nekrosis dapat berespon berbeda-beda
terhadap cedera. Desamping pembentukan jaringan parut, sel-sel lemak akan mati dan
mengeluarkan isi sel, yang membentuk kumpulan seperti kantong-kantong berisi cairan
berminyak dan disebut kista minyak. Kista minyak dapat ditemukan melalui aspirasi jarum halus,
yang sekaligus merupakan tindakan untuk terapinya.
Tumor Ganas

Infiltrating/Invasive Ductal Carcinoma (IDC) terjadi pada 65 sampai 85 persen kasus kanker
payudara. Dimulai di sel saluran susu dan dapat menembus dinding saluran untuk menyerang
jaringan yang berlemak. Dapat menyebar dengan darah atau getah bening. Dengan mammogram
(pemotretan sinar X) biasanya terlihat sebagai jaringan yang tidak biasa, flek kecil atau
keduanya. Muncul sebagai gumpalan yang biasanya terasa keras daripada jaringan disekitarnya.

• Infiltrating/Invasive Lobular Carcinoma (ILC) terjadi pada 5 sampai 10 persen kasus kanker
payudara. Terdapat pada kelenjar penghasil susu, dan dapat menyebar ke jaringan lemak dan
dimanapun pada tubuh. Dengan mammogram, dapat terlihat seperti IDC, tapi pemeriksaan fisik
biasanya tidak menemukan adanya gumpalan yang keras – jaringan yang agak samara
ketebalannya. Dapat terjadi lebih dari satu tempat di dada atau pada kedua dada secara simultan.

• Tiga subtipe slow-growing invasive adalah Medullary, Mucinous dan Tubular


Carcinomas. Yang secara bersamaan terjadi pada 12 persen kasus kanker payudara. Mereka
dapat diketahui dengan secara lebih baik dari pada kanker ganas lainnya.

• Inflammatory Carcinoma adalah subtipe IDC. Memiliki karakteristik payudara menjadi


merah, bengkak dan terasa panas, dan kulit menebal dan dapat membentuk benjolan kecil. Ini
terjadi karena pertumbuhan kanker yang cepat dan menyumbat jaringan getah bening. Pada 90
persen kasus, kanker telah menyebar pada jaringan getah bening saat terdiagnosa. Ini merupakan
kanker yang agresif dan umumnya dilakukan perawatan dengan chemotherapy. Pembengkakan
kanker terjadi pada satu dari empat persen kasus yang terjadi.

• Paget's disease dimulai pada saluran susu dan dapat menyebar pada puting susu dan areola,
menyebabkan pengerasan. Jika tidak ada gumpalan yang terasa, dan biopsi menunjukkan tidak
ada kanker ganas, itu pertanda baik. Perawarannya sama dengan kanker ganas lain.

Berasaldariparekim (98%), stroma, areola (3%), papilla mammae (3%)

Etiologi: kerusakan gen yang mengaturpertumbuhandandiferensiasisel

Factor penyebabkerusakansel:

1. Karsinogen : kimiawi, radiasi, hormone, virus


2. Lingkungan : kebiasaanhidup, nutrisi
3. Genetic/keturunan
Wanita resiko tinggi kanker (PARA BKATUL LAHIR MENA MENO)

PA : Paritas=nulipara (belum pernah beranak)


Berdasarkan penelitian, wanita nulipara mempunyai resiko kanker payudara sebesar 30
% dibandingkan dengan wanita yang multipara. Hal ini disebabkan karena wanita
nullipara tidak pernah menyusui, karena wanita yang menyusui kadar
estrogen dan progesteron akan tetap rendah selama menyusui sehingga mengurangi
pengaruh hormone tersebut terhadap proses poliferasi jaringan termasuk jaringan
payudara (Indriani, 2005).

RA : Radiasi

Ketika atom dalam sel hidup menjadi terionisasi biasanya terjadi hal-hal seperti:
kematian pada sel, regenerasi seli tu sendiri, atau sel bermutasi dan dapat
menjadi kanker.

B : bangsa = mongoloid

K : Kelamin = wanita

T : Tidak menyusui

U : Umur diatas 35 tahun

LAHIR : melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun

MENA : menars, menstruasi pertama pada usia dibawah 13 tahun

Karena paparan estrogen pada jaringan payudara lebih cepat sehingga beresiko
Terjadinya kanker payudara.
MENO : menopause pada usia diatas 50 tahun

Menopause di atas 50 tahun membuat jaringan payudara terpapar estrogen lebih


lama, terpaparnya estrogen di dalam jaringan payudara dapat menyebabkan
terjadinya kanker payudara.

Tanda KHAS kankerpayudara (PIM: progresif-infiltrasi-metastase)


1. Tanda tumbuh progresif: anamnesa = satelit nodul, ukuran
2. Tanda infiltrasi
a. Skin dimpling/retraksikulit
b. Retraksi papilla mammae
c. Erythema kulit
d. Melekat pada kulit
e. Ulkus
f. Peaud’orange (edema)
g. Melekat pada m. pectoralis/dindingthorak
3. Tanda metastase regional dan jauh
a. Regional: pembesaran KGB axilla, infra clavicula, supra clavicula
b. Jauh:
- Paru: sesak, koin lesion, pneumonitis, atelectasis, efusi pleura
- Hati: hepatomegaly, icterus, asites, gangguan fungsihati
- Otak: sakit kepala, gangguan kesadaran, lumpuh mamma kontralateral
- Kulit: nodul
- Tulang: linu

Penegakkan Diagnosa (Clinical-imaging-cytology)


1. Anamnesa:
- Mulai dari keluhanutama
- Sejak kapan (untuk menilai kecepatan pertumbuhan)
- Riwayat pengobatan
- Factor resiko
2. Clinical:
a. Diagnose utama :
- Letak kuadran
- Ukuran
- Konsistensi
- Mobilitas
- Permukaan
- Batas
- Nyeri atau tidak
b. Diagnose komplikasi : ulkus,sesak nafas, perdarahan dan anemia
c. Diagnose sekunder : penyakit yang menyertai
3. Imaging:foto thorax, usia <35 tahun dengan USG mammae, usia>35 tahun dengan
mammografi
4. Cytology/Pathology: rutin dan atas indikasi untuk persiapan operasi dan atau kemoterapi
serta menetapkan stadium penyakit

Klasifikasi TNM: baca slide!


Stadium CaMammae: baca slide!
Derajat keganasan: baca slide!

Tujuan terapi kanker mammae dibagi menjadi 3:


1. Kuratif: stadium 0, I, II, IIIA
2. Paliatif: stadium IIIB, IV, memperbaiki kualitas hidup da nmengurangi keluhan penderita
3. Terminal: supaya dapat meninggal dengan tenang
Sedangkan macam terapi kanker mammae dibagi menjadi 2, yaitu: primer dan sekunder
1. Primer:
a. Terapiutama
- Lokoregional: operable = operasi, inoperable = radioterapi
- Terapisistemik: terapi hormone dankemoterapi
2. Terapi tambahan
3. Terapi komplikasi:
- Komplikasi dari penyakit:
Ulcer: kompres, radioterapi, mastektomi
Perdarahan: bebat, transfuse, mastektomi
Infeksi: kompres, antibiotika
Nyeri: analgetika
Oedema lengan: diuretika
Sesak: oksigen

- Komplikasi dari terapi:


Operasi: perdarahan ,infeksi
Radioterapi: dermatitis, nekrosis
Hormone terapi: gangguan mens, maskulinisasi, mual, muntah, gangguan
elektrolit
Kemoterapi: depresi sumsum, mukositis, alopesia, neuropati, cardiopati, dll
4. Terapi bantuan: membantu terapi lain agar berjalan dengan baik, yaitu dengan pemberian
nutrisi dan vitamin
5. Terapi sekunder: bila ada penyakit yang menyertai contohnya sirosis, DM, HT, dll

Kategori inoperable:
1. Melekat pada dinding thorax/m. pectoralis
2. Terdapat satelit nodul yang luas
3. Oedema lengan
4. Karsinoma inflamatoar: ada tanda-tanda inflamasi = kalor, rubor, dolor, tumor, function
laesa

SELANJUTNYA BACA SLIDE

Anda mungkin juga menyukai