Arti Klinis
Bersadarkan mekanisme nyeri terjadi pada penderita NPB, hampir semua modalitas
yang ada dapat digunakan untk terapi nyeri, yaitu terapi farmaka rehabilitas medikan
maupun terapi secara psikologik
Rehabilitas terapi farmaka tergantung pada berat ringannya nyeri dan mekanisme
yang mendasari nyeri. Analgetik biasa maupun obat anti inflamasi non-steroid
(OAINS), seperti yang dapat digunkakan untuk semua nyeri inflamasi maupun nyeri
neuropatik di mana terdapat proses inflamasi. Spasme otot sering terlihat pada
penderita NPB dapat diberikan relakan otot. Pasien nyeri neuropatik dapat diberikan
antara lain antidepresan, antikovulsan.
Mengingat hampir 90% NPB terjadi karena underuse, maka anjuran latihan (xercise)
sangat bermanfaat sebagai pencegahan, sedangkan rehabilitas atau fisioterapi dapat
digunakan sebagai terapi. Faktor psikologik perlu dipertimbangkan karena faktor ini
menonjol dalam kejadian nyeri, sehingga berbagai intervensi psikologik mungkin
sangat bermanfaat.
Tindakan operasi sangat tergantung dari etilogi dan prognosis
Pemahaman mekanisme nyeri pada penderita NPB sangat bermanfaat dalam
pemilihan terapi yang efisien. Sebagian besar penderita NPB tidak spesifik, yang
mungkin sangat dipengaruhi oleh gaya hidup.
I. Pendahuluan
Berdasarkan penyebabnya , nyeri punggung bawah (pinggang) dapat dibagi
menjadi (1):
- Nyeri punggung bawah spondilogenik
- Nyeri punggung bawah neurogenik
- Nyeri punggung bawah viserogenik
- Nyeri punggung bawah vaskulogenik
- Nyeri punggung bawah psikogenik
Meskipun penyebab yang terbanyak adalah spondilogenik dan neurogenik,
namun nyeri punggung bawah viserogenik sering juga dijumpai dan perlu
dipahami agar jangn sampai penderita demikian terlewatkan oleh kita. Nyeri
punggung bawah viserogenik dapat disebabkan oleh kelainan organ viseral
abdomen atau pelvis, yang dapat mengenai oragan dari traktus digestivus, traktus
urinarius atau traktus genitalis. Yang terakhir ini utamanya didapati pada wanita.
Kelainan viseral dapat memberikan rasa nyeri pada punggung bawah berdasarkan
mekanisme refered pain. Dalam tulisan dibawah akan diuraikan lebih dulu
tentang mekanisme refered pain, baru kemudian berbagai penyakit viseral yang
berkaitan dengan nyeri punggung bawah.
II. Karakteristik nyeri viseral
Nyeri akibat kelainan viseral mempunyai tanda terrtentu yang umum, seperti
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik umum dari nyeri akibat kelainan viseral
Sulit terokalisasi dengan rujukan ke struktur sematik
Menimbulkan respon motorik regional atau menyeluruh
Menimbulakn respon otonom yang kuat
Menyebabkan sensititisasi jaringan somatik
Menimbulkan respon efektif yang kua.
Adanya rujukan ke struktuer somatik dengan lokasi yang tidak jelas.
Proses penyakit yang berasal dari visera dapat:
- Menyebar melibatkan parietale (preula somatik dan peritonium)
- Menimbulkan nyeri menjajar atau terlokalisir serta hiperalgesia
somatik.
- Menimbulkan reflek motorik yang kuat dan menyebabkan spasmus
Nyeri somatik (miofasial) ‘sekunder’ juga dapat terjadi akibat rujukan dan
hiperalgesia (lihat tabel 2). Akibatnya gambaran klinis dari nyeri yang berkaitan
dengan kelainan viseral menjadi tidak sederhana dan mempunyai banyak komponen,
baik yang berasal dari viseral maupun somatik . Masih banyak diperdebatkan, apakah
true visceral pain memang ada dan berbeda dengan nyeri somatik (tabel 2). Ross
menulis tentang ‘ splanchnic pain’ yang berbeda dengan nyeri rujuk yang berasal dari
viseral. True visceral pain oleh beberapa peneliti dianggap sebenarnya memang ada;
tetapi beberapa peneliti lain mengemukakan bahwa ‘true’ visceral pain sesungguhnya
adalah deep somatic pain yang tidak terlokalisasi jelas.
Nyewri yang berhubungan dengan kelainan viseral atau nyeri somatik dari segmental
yang sama dapat menimbulkan learning-related phenomena (mnemonic traces) yang
juga mengenai persepsi nyeri yang menyertai. Sebagai akibatnya, adalah
memungkinkan bahwa nyeri yang berasal dari sumber yang sama dan pada orang
yang sama dapat dirasakan berbeda pada waktu yang berlainan.
Dengan anamnesis yang mendiskripsi nyeri, nyeri viseral secara umum dapat
dibedakan dengan nyeri somatik superfisial. Nyeri visial cenderung tumpul dan difus,
sedangkan nyeri somatik superfisial terlokalisasi dengan baik. Stimulasi patologik
pada struktur somatik superfisial menimbulkan respon yang spesifik, terlokalisasi dan
bersifat protektif seperti flexion-withdrawal bersifat menyeluruh. Apabila anamnesis
kurang cermat, diskripsi tentang nyeri yang dianggap berasal dari struktur somatik
superfisial(misalnya burning, stabbing dan sharp), sering dikemukakan oleh
penderita untuk melukiskan nyeri akibat kelainan viseral. Sehingga sering sulit untuk
membedakan nyeri viseral dari nyeri somatik bila hanya dari diskripsi saja