Anda di halaman 1dari 14

Fibroadenoma Mammae Sinistra pada Wanita Berusia 20 Tahun

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


2015
Jalan Arjuna Utara no.6
Jakarta 11510
Pendahuluan
Fibroadenoma mammae (FAM) adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara.
Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glandular (epitel)
yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor).
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang berbentuk bulat atau
oval, bertekstur kenyal atau padat, bersimpai jelas, berbatas jelas, soliter, berbentuk benjolan
yang dapat digerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat
mobile, sehingga sering disebut sebagai breast mouse.
Jika ukurannya kecil, maka FAM tidak nyeri, ukuran tidak berubah dan hasil biopsi
tidak ditemukan masalah, maka tidak dibutuhkan tindakan operasi apapun, cukup dipantau
dengan USG secara berkala. Tetapi jika besar (ukuran melebihi 3 cm), terasa nyeri dan
bertambah besar serta hasil biopsi atipik (sel-selnya sangat aktif) maka sebaiknya dilakukan
pengangkatan FAM. Ukuran FAM berkisar 1-5 cm. Ada yang sampai 15 cm yang dinamakan
Giant FAM.1

Anamnesis
Pencatatan identitas pasien secara lengkap.

o Usia?
o Sudah menikah atau belum?
o Punyak anak atau tidak?
o Menarche saat usia berapa tahun?
Keluhan utama penderita:
Riwayat penyakit sekarang
o Perlu juga ditanyakan sejak berapa lama benjolan tersebut muncul?
o Cepat atau tidak membesar?
1

o disertai sakit atau tidak? Setiap kelainan pada payudara harus dipikirkan ganas

sebelum dibuktikan tidak.


o Keluar cairan dari puting susu?
o pembesaran kelenjar getah bening, atau tanda metastasis jauh?
Riwayat penyakit dahulu:
o obat-obatan yang pernah dipakai terutama yang bersifat hormonal?
o apakah pernah operasi payudara dan obstetri-ginekologi?
Riwayat dalam keluarga
o riwayat penyakit kanker dalam keluarga

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum pasien


Tanda vital
Leher dan aksila:
Aksila
Sebaiknya dalam posisi duduk, karena dalam posisi ini fossa aksila jatuh ke
bawah sehingga mudah untuk diperiksa dan lebih banyak dapat dicapai.
Pemeriksaan aksila kanan, tangan kanan penderita diletakkan/jatuhkan lemas
di tangan kanan/bahu pemeriksa dan aksila diperiksa dengan tangan kiri
pemeriksa. Yang diraba kelompok kelenjar getah bening:
- mammaria eksterna; di bagian anterior dan di bawah tepi m. pektoralis
-

aksila;
subskapularis di posterior aksila;
sentral di bagian pusat aksila;
apikal di ujung atas fossa aksilaris.
Pada perabaan ditentukan besar, konsistensi, jumlah; apakah berfiksasi
satu sama lain atau tidak.

Supra dan infraklavikuler serta leher utama, bagian bawah dipalpasi


dengan cermat dan teliti.1,2

Payudara
Karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormonal antara lain
estrogen dan progesteron, maka sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan
pada saat pengaruh dari hormon-hormon ini seminimal mungkin, yaitu
setelah menstruasi hari ketujuh sampai hari kesepuluh dari hari pertama
haid. Dengan pemeriksaan fisik yang baik dan teliti, ketepatan pemeriksaan
untuk kanker payudara secara klinis cukup tinggi.
Teknik pemeriksaan :
Pasien diperiksa dengan badan bagian atas terbuka.
a. Posisi duduk
2

Lakukan inspeksi pada pasien dengan posisi tangan jatuh bebas ke


samping dan pemeriksa berdiri di depan dalam posisi lebih kurang sama
tinggi. Perhatikan keadan payudara kiri dan kanan, simetris atau tidak:
adakah kelainan papila, letak dan bentuknya, retraksi puting susu,
kelainan kulit berupa peau dorange, dimpling, ulserasi atau tanda-tanda
radang. Lakukan juga dalam keadaan dua tangan diangkat ke atas untuk
melihat apakah ada bayangan tumor dibawah kulit yang ikut bergerak
atau adakah bagian yang tertinggal, dimpling dan lain-lain.2
b. Posisi berbaring
Penderita berbaring dan diusahakan agar payudara jatuh tersebar rata di
atas lapangan dada; jika perlu bahu/punggung diganjal dengan bantal
kecil pada penderita-penderita yang payudaranya besar. Palpasi ini dilakukan dengan mempergunakan falang distal dan falang medial jari II,
III, IV dan dikerjakan secara sistematis mulai dari kranial setinggi iga
ke-2 sampai ke distal setinggi iga ke-6; dan jangan dilupakan
pemeriksaan

daerah sentral subareolar

dan papil. Dapat

juga

sistematisasi ini dari tepi ke sentral (sentrifugal) berakhir di daerah papil.


Terakhir diadakan pemeriksaan kalau ada cairan keluar dengan menekan
daerah sekitar papil. Dengan pemeriksaan rabaan yang halus akan lebih
teliti daripada dengan rabaan tekanan keras. Rabaan halus akan dapat
membedakan kepadatan massa payudara. Tumor adalah kepadatan massa
dalam payudara yang berbentuk dan mempunyai ukuran tiga dimensi.2
c. Menetapkan keadaan tumor
- Lokasi tumor menurut kwadran di payudara atau terletak di
daerah sentral (subareola dan di bawah papil). Payudara dibagi
atas empat kuadran yaitu kuadran lateral atas, lateral bawah,
-

medial atas dan bawah serta ditambah satu daerah sentral.


Ukuran tumor, konsistensi, batas-batas tumor tegas atau tidak

tegas.
Mobilitas tumor terhadap kulit dan m. pektoralis atau dinding
dada. Apabila lengket pada kulit akan kelihatan adanya
cekungan pada posisi diam dalam posisi mengkontraksikan m.
pektoralis diperiksa dengan menekankan tangan pada krista
iliaka; jika tumor itu terfiksasi pada pektoral yang berkontraksi
3

ini dan akan kelihatan bergerak dengan gerakan pektoral, berarti


tumor ini melekat pada m. pektoralis atau pada fasia m.
pektoralis.2

Pemeriksaan Penunjang
Tujuannya untuk diagnostik, antara lain :
1. Pemeriksaan laboratorium
Pada pasien FAM, biasanya ditemukan adanya peningkatan LED, serum alkali
fosfatase meningkat dan hiperkalsemia.2
2. Mammografi
Apabila adanya proses keganasan akan memberikan tanda-tanda primer dan
sekunder. Tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign, adanya perbedaan
yang nyata ukuran klinik dan rontgenologik dan adanya mikrokalsifikasi. Tandatanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya vaskularisasi,
perubahan posisi papilla dan aerola, infiltrasi dalam jaringan lunak di belakang
glandula mamae.2
Mammografi dapat mendeteksi tumor-tumor payudara yang secara palpasi tidak
teraba, jadi sangat baik untuk diagnosis dini dan screening. Pemeriksaan dengan
mammografi mempunyai ketepatan diagnosis sekitar 83-95 %. Mammografi
merupakan indikasi pemeriksaan pada wanita yang memiliki tanda-tanda atau
gejala kanker payudara. Namun cara ini kurang praktis dan biayanya relatif
mahal, dan tidak dianjurkan untuk usia 30 tahun ke bawah.2
Pada pemeriksaan mammogram, fibroadenoma dapat tersamarkan dan mungkin
terlihat seperti suatu massa bundar atau oval dengan batas yang kurang tegas
dengan ukuran 4 hingga 100 mm. Biasanya tumor mengandung kalsifikasi yang
kasar yang menandakan adanya infark atau involusi. Kalsifikasi berguna untuk
mendiagnosis massa ini, namun biasanya, kalsifikasi ini menyerupai suatu
keganasan mikrokalsifikasi.2
3. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini hanya dapat dibedakan lesi solid dan kistik. Kista
dibedakan dengan lesi berbatas tegas anekoik, berdinding licin, serta posterior
acoustic enhancement, tapi metode ini tidak dapat mendeteksi mikrokalsifikasi.
Pada fibroadenoma ditemukan lesi berbatas tegas, ukuran bula hingga oval,
macrolobulated mass yang secara keseluruhan berupa massa hipoekoik.
4. MSCT SCAN
4

Merupakan low dose CT, dimana radiasinya sama seperti mammografi 2 views.
Mendeteksi mikrokalsifikasi dan lesi stelata.
5. PET
Merupakan FDG (F18-2deoxy-2fluoro-Dglucose) tracer dengan cara kerja
mendeteksi glikolisis yang meningkat pada tumor dibanding normal.
Pemeriksaan ini kurang sensitif dan memiliki spatial resolution rendah serta
radiation exposure yang tinggi.
6. MRI
MRI memiliki sifat akurat dan memiliki sensitivitas yang tinggi.MRI lebih
efektif daripada mammography sebagai screening pada wanita <50 tahun yang
memiliki risiko tinggi terhadap ca mammae yang terdapat riwayat keluarga.
7. Pemeriksaan histopatologi
Digunakan untuk mendiagnosa secara pasti
Bahan pemeriksaan diambil secara :
i. FINE NEEDLE ASPIRATION CYTOLOGI / FNAC
Dengan jarum yang kecil ukuran 21-23. Dapat membedakan antara
ii.

bentuk solid dan kistik. Hasil dapat dibaca dalam 30 menit


CORE BIOPSI
Dengan jarum yang lebih besar, ukuran 14, beberapa inti diambil dari

iii.

massa atau area mikrokalsifikasi


OPEN BIOPSI
Open biopsy hanya dapat dilakukan pada pasien yang telah diperiksa
dengan imaging, FNAC, dan core biopsy. Biopsi dapat dilakukan dengan

iv.

local/general anestesi
FROZEN SECTION / FS
Pemeriksaan rutin FS untuk mendiagnosis ca mammae sudah tidak
praktis lagi, FS dapat dipakai untuk melihat kelenjar limpa tapi
sensitivitasnya hanya 80%

Gambaran mikroskopis Fibroadenoma mamma :


Secara histologi, gambaran fibroadenoma dapat terlihat :
1) Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa)
dan berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus
2) Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang
berbentuk bular (perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler)
3) Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar
pendek uniform
Fibroadenoma yang muncul selama laktasi cukup selular dan telah dikelirukan pada
potong beku dengan adenokarsinoma berdiferensiasi baik. Ahli patologi yang
5

memeriksa suatu fibroadenoma yang muncul selama kehamilan harus diinformasikan


bahwa lesi berasal dari payudara laktasi.2,3
Working Diagnosis
Fibroadenoma mammae adalah suatu neoplasma jinak yang berbatas tegas, padat,
berkapsul dan lesi payudara terlazim dalam wanita berusia dibawah 25 tahun, sebagian besar
(80%) tunggal. Biasanya neoplasma tampil sebagai massa payudara mobil, lobulasi tidak
nyeri tekan, kenyal seperti karet berukuran 1-4cm. Ia tergantung hormon dan bisa
berfluktuasi dalam diameter sebanyak 1 cm dibawah pengaruh estrogen haid normal,
kehamilan, laktasi atau penggunaan kontrasepsi oral. Pertumbuhan bisa jelas selama
kehamilan atau laktasi. Terapi dengan biopsi eksisi dan harus dinasehatkan karena jarang
regresi involusional. Penampilan makroskopik berbeda dari tumor mammae apapun tepinya
tajam dan permukaan potongannya putih keabu-abuan sampai merah muda dan homogen
secara makroskopik. Secara histologi ada susunan lobus perikanalikuler yang mengandung
stroma padat dan epitel proliferatif. Varian bisa memperlihatkan proliferasi epitel yang jelas
dari kelenjar matang tak teratur yang dikemas padat dan epitel sekresi.
Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan pemeriksaan fisik,
dengan mammography atau ultrasound, dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC).
Pada pemeriksaan fisik diperiksa benjolan yang ada dengan palpasi pada daerah tersebut, dari
palpasi itu dapat diketahui apakah mobile atau tidak, kenyal atau keras,dll. Mammografi
digunakan untuk membantu diagnosis, mammografi sangat berguna untuk mendiagnosis
wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70 tahun, sedangkan pada wanita usia muda tidak
digunakan mammografi, sebagai gantinya digunakan ultrasound.
Differential Diagnosis
1. Kista payudara
Kista paling banyak ditemukan pada wanita menjelang masa menopause.
Tetapi kista dapat terjadi pada wanita pasca menopause, terutama jika

mereka menjalani terapi sulih hormon.


Kista kadang menyebabkan nyeri payudara
Kista teraba licin,
bisa digerakkan,
berbatas tegas
kadang nyeri bila ditekan.
6

Kista termasuk tumor jinak


Kista dapat berisi udara, cairan kental, maupun nanah.
Prognosis: Kista memang tumor yang jinak, namun 20-30% kista dapat
berpotensi menjadi ganas.

2. Abses payudara
Benjolan nyeri,
Payudara lebih mengkilap dan berwarna merah.
Benjolan terasa lunak karena berisi nanah
suhu lokal panas,
fisura/luka pada puting,
demam,
pembesaran limfonodi
Infeksi ini paling sering terjadi selama menyusui
3. Papiloma intraduktal
pertumbuhan bukan kanker, berukuran kecil, pada saluran air susu.
Benjolan kecil ini biasanya ditemukan di belakang atau di pinggir puting

susu (areola).
keluarnya cairan dari puting susu, baik secara spontan maupun jika
benjolan ditekan

4. Tumor phylloides
Lesi ini dapat bersifat ganas (jarang) atau jinak (sering).
Tumor phylloides ganas dapat bermetastasis secara hematogen, biasanya
ke paru-paru, hanya memperlihatkan komponen stroma, dan dapat
menyebabkan kematian.
pertumbuhannya sangat cepat dan ukurannya yang besar.
5. Ca mammae
Tumor ganas
Hamil pertama > 30 th
Benjolan yang keras dengan bentuk tidak teratur
kulit payudara atau puting yang memerah, tebal dan bersisik.
Meski jarang, pertumbuhan sel kanker payudara di sekitar areola juga bisa

menyebabkan puting tenggelam


Cairan aneh di puting
Kanker payudara selalu ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah
bening di daerah ketiak.

Epidemiologi

Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia
sekitar remaja atau sekitar 20 tahun. Tumor ini lebih sering dan cenderung terjadi pada umur
lebih awal pada kulit hitam dibanding kulit putih atau oriental. Tumor multiple ditemukan
pada 10-15% pasien. Berdasarkan laporan dari NSW Breast Cancer Institute, fibroadenoma
umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di
atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma.
Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita
dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita mengalami
fibroadenoma dalam hidupnya.4

Etiologi
Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab sesungguhnya dari
fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh hormonal (hormon estrogen)
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibroadenoma mammae.
1) Peningkatan aktivitas Estrogen yang absolut atau relatif.
2) Genetik
3) Faktor-faktor predisposisi :

Usia
Jenis kelamin
Geografi
Pekerjaan5

Gejala Klinis

Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang

tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal


Ada bagian yang menonjol ke permukaan
Ada penekanan pada jaringan sekitar
batas tegas
Rata-rata < 3 cm tidak membesar
Bila diameter mencapai 1015 cm muncul Fibroadenoma raksasa (Giant Fibroadenoma)
Tidak nyeri
Benjolan dapat digerakkan dan massa kenyal
Pertumbuhannya lambat
Mudah diangkat dengan bedah lokal
8

Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian.5


Tidak keluar sekret kekuningan/kemerahan
Tidak bermetastase ke KGB atau sekelilingnya

Patofisiologi
Dua jenis stroma di payudara, intralobulus dan antarlobulus, menghasilkan jenis
neoplasma yang berbeda. Tumor bifasik khas payudara, yaitu fibroadenoma dan tumor
phylloides, berasal dari stroma antarlobulus. Stroma khusus ini dapat mengeluarkan faktorfaktor pertumbuhan untuk sel epitel, menyebabkan proliferasi komponen epitel nonneoplastik tumor-tumor ini.

Epitel fibroadenoma berespon terhadap hormon akibat

sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering
digolongkan dalam displasia mammaria, dan selama setiap fase akhir siklus haid, ukuran lesi
ini mungkin sedikit membesar. Peningkatan ukuran akibat perubahan laktasional atau akibat
infark dan inflamasi juga tak jarang terjadi, dapat menyebabkan fibroadenoma yang mirip
dengan karsinoma selama kehamilan. Setelah menopause, biasanya fibroadenoma terjadi
regresi. Stroma sering mengalami hialinisasi padat dan mungkin kalsifikasi. Kalsifikasi
berlobus-lobus memiliki gambaran mammografik yang khas, sedangkan kalsifikasi kecil
dapat tampak berkelompok dan memerlukan biopsi untuk menyingkirkan kemungkinan
karsinoma. Sebagian fibroadenoma memiliki asal poliklonal, kemungkinan akibat adanya
fokus-fokus hiperplasia stroma lobulus. Di sisi lain, terdapat subset fibroadenoma yang
merupakan neoplasma jinak sel stroma.6
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa disebagian tumor, komponen fibrosa
(stroma) bersifat klonal dan bisa mengalami gangguan sitogenetik, tetapi komponen epitelnya
bersifat poliklonal. Belum ditemukan adanya kelainan sitogenetik yang konsisten.
Fibroadenoma awalnya dikelompokkan sebagai kelainan proliferatif tanpa atipia,
sehingga menyebabkan peningkatan ringan risiko timbulnya kanker. Namun, dalam sebuah
studi, hanya fibroadenoma dengan kista yang lebih besar dibandingkan dengan 3 cm,
adenosis sklerotikans, kalsifikasi epitel, atau perubahan apokrin papilaris (fibroadenoma
kompleks) yang menyebabkan peningkatan ringan risiko kanker payudara.

Diharapkan

penelitian-penelitian di masa mendatang dapat mendefinisikan secara lebih akurat risiko yang
berkaitan dengan lesi-lesi tersebut.6

Gambar 1. Lokasi terjadinya patologi Fibroadenoma pada payudara


(sumber: http://www.ladycarehealth.com/causes-and-symptoms-of-fibroadenoma-in-breast/)

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medikamentosa hanya diberikan jika pasien mengeluh gejala-gejala
simptomatik, seperti :
Nyeri: Analgesik
Bila dipengaruhi oleh peningkatan kadar hormon estrogen, bisa diberikan AntiEstrogen (Tamoxifen), untuk menurunkan kadar estrogen yang berlebihan.
Sedangkan penatalaksanaan non-medikamentosa dapat berupa:
Biopsi eksisi/ekstirpasi/lumpectomy
Suatu tindakan pembedahan dengan anestesi umum, yang bertujuan untuk mengangkat seluruh
jaringan tumor pada mammae beserta sedikit jaringan sehat. Setelah dilakukan tindakan ini akan
meninggalkan bekas jaringan parut, namun lama-kelamaan akan menjadi jaringan normal
kembali. Tindakan ini bertujuan sebagai diagnostic dan terapi pada pasien Fibroadenoma.

Biopsi insisi
Suatu tindakan pembedahan yang dilakukan dengan cara pengangkatan sebagian kecil
jaringan tumor dan sedikit jaringan sehat. Tujuan dari tindakan ini :
Untuk menegakan diagnosis pasien
Untuk memperkecil penyebaran tumor
Untuk mengetahui sifat tumor melalui pemeriksaan PA
Ultrasound-Cryotherapy atau Cryoblation
Suatu tindakan terapi yang menggunakan metode pembekuan jaringan tumor dengan
mengaliri cairan super dingin seperti N2O dan gas Argon yang bersuhu -40C kedalam
10

organ target menggunakan alat seperti jarum suntikan, sehingga menyebabkan kematian
sel tumor. Tindakan ini meniggalkan bekas luka yang cukup minimal.
Tindakan mastectomy atau pengangkatan mammae tidak perlu dilakukan pada pasien
Fibroadenoma mammae karena merupakan tumor jinak. Tindakan mastectomy dilakukan
jika ukuran dan lokasi tumor menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien.1,4

Komplikasi
Simple Fibroadenoma
Kebanyakan jenis fibroadenoma adalah simple fibroadenoma. Massa ini memiliki tepi yang
berbeda dan sel tampak sama.

Simple fibroadenoma tidak meningkatkan risiko kanker

payudara, terutama jika tidak memiliki riwayat keluarga pengidap keganasan payudara.7

Complex Fibroadenoma
Fibroadenoma ini berisi kista, pembesaran lobulus-lobulus (adenosis) atau sedikit padat,
jaringan opak (kalsifikasi). Complex fibroadenoma juga tidak berubah menjadi ganas, tetapi
dapat meningkatkan risiko kanker payudara.7,8

Pencegahan
Tidak ada pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya tumor, tetapi dapat
dilakukan langkah-langkah preventif dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri serta
deteksi dini.
Pemeriksaan Payudara Sendiri

Promosi kesehatan untuk orang sehat untuk mewaspadai dan menghindari

berbagai faktor resiko.


Melaksanakan pola hidup sehat
Melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri), dengan
segera laporkan ke dokter atau tenaga medis lain kalau menemukan benjolan atau
tanda-tanda tumor. Langkah-langkah pemeriksaan SADARI:

11

1. Berdiri didepan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran


payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran
antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu, misalnya tertarik ke
dalam atau keluar cairan dari putting susu. Perhatikan apakah kulit putting susus
berkerut.
2. Masih berdiri didepan cermin, kedua telapak tangan diletakkan dibelakang kepala dan
kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini akan lebih mudah untuk
menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur
payudara.
3. Kedua tangan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan bahu dan
siku ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.
4. Angkat lengan kiri, dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan telusuri payudara
kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar di sekeliling payudara, mulai tepi luar
payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai putting susu. Tekan secara perlahan dan
rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama pada
payudara sebelah kanan.
5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari putting
susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan
6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan
kiri di tarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan mengguankan jari-jari tangan
kanan, dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan
pemeriksaan.Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan.
7. Pemeriksaan no.4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam
keadaan basah tangan lebih mudah di gerakan dan kulit lebih licin.

Deteksi Dini
Deteksi dini baik dilakukan untuk individu dengan resiko, dengan cara:
Deteksi dini skrining dengan mamografi
tanpa resiko: setiap 2 tahun lakukan pemeriksaan

12

resiko: setiap tahun lakukan pemeriksaan


Lakukan pemeriksaan SADARI1,9

Prognosis
Prognosis fibroadenoma mammae biasanya baik, walaupun pasien-pasien dengan
fibroadenoma memiliki resiko lebih besar untuk mengidap kanker payudara nantinya.
Benjolan yang tidak dibuang harus diperiksakan secara teratur.9

Kesimpulan
Fibroadenoma merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada wanita muda.
Setelah menopause, tumor tersebut tidak lagi ditemukan. Fibroadenoma teraba sebagai
benjolan bulat atau berbenjol-benjol, dengan simpai licin dan konsistensi kenyal padat.
Tumor ini tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat mudah digerakkan. Biasanya
fibroadenoma tidak nyeri, tapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan. Kadang-kadang
fibroadenoma tumbuh multipel. Fibroadenoma harus diekstirpasi bila tumor jinak terus
membesar.

Daftar Pustaka
1. De Jong Wim, Sjamsuhidajat R, Editor. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II. Jakarta.
Penerbit buku kedokteran EGC. 2005;p. 392.
2. Norwitz Errol R, Schorge John O. At a Glance Obstetri dan Ginekologi. Jakarta.
Erlangga. 2008; p 35.
3. Ramli HM; Kanker Payudara. Dalam : Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta.
Binarupa Aksara. 1995; p 342-62.
4. Sabiston C David jr. Buku Ajar Bedah. Edisi II. Jakarta. Penerbit buku kedokteran
EGC. 1995; p. 383-384.
5. Benson Ralph C, Pernoll Martin L. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Edisi IX.
Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC. 2009; p 487-91.

13

6. Kumar, Vinay. Robbins dan Cotran: dasar patologi penyakit. Edisi 7. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010. H.1172-4.
7. Towsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, et al. Benign breast tumor and related
disease in Sabiston textbook of surgery. 18th ed. Philadelphia: Elsevier; 2008. P.
234-7.
8. Price, Anderson S. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.
9. Anonymous.

17

Desember

2009.

Fibroadenoma

Breast.

Diunduh

dari

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007216.htm. 18 April 2015.

14

Anda mungkin juga menyukai