Anda di halaman 1dari 22

Fibroadenoma Mammae Sinistra

Imelda Suryadita
102011377 / E4
imeldasuryadita@yahoo.com
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Terusan Arjuna Utara 6, Jakarta Barat 11510

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita dengan puncak
kejadian usia diantara 15-25 tahun. Adanya fibroadenoma atau yang biasa dikenal dengan tumor
payudara di kalangan awam membuat kaum wanita selalu cemas tentang keadaan pada dirinya.
Terkadang mereka beranggapan bahwa tumor ini adalah sama dengan kanker. Yang perlu
ditekankan adalah kecil kemungkinan dari fibroadenoma ini untuk menjadi kanker yang ganas.1
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara. Benjolan tersebut
berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara,
sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk
bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya tidak nyeri. Fibroadenoma ini dapat
digerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat mobil, oleh
sebab itu sering disebut sebagai breast mouse. Dalam bentuk klasiknya, fibroadenoma adalah
tumor jinak payudara yang paling sering dihadapi, mudah dikenal pasti dari hasil pemeriksaan
fisik dan suatu tumor jinak yang mudah ditangani.1
TUJUAN
Untuk mengetahui lebih sempurna akan pengertian fibroadenoma mammae, tanda dan gejala,
etiologi, patofisiologi dan pengobatannya.

PEMBAHASAN
ANAMNESIS
Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara melakukan
serangkaian wawancara dengan pasien atau keluarga pasien atau dalam keadaan tertentu dengan
penolong pasien. Ada beberapa tipe anamnesis:2
1. Autoanamnesis: wawancara yang dilakukan langsung kepada pasien
2. Aloanamnesis: wawancara yang dilakukan terhadap orangtua, wali, orang yang dekat
dengan pasien, atau sumber lain (keterangan dari dokter yang merujuk, catatan rekam
medik, dan semua keterangan yang diperoleh selain dari pasiennya sendiri)
Identitas pasien (nama,usia,jenis kelamin,tempat tanggal lahir, alamat, pekerjaan)
Riwayat penyakit sekarang 2
-

Kapan pertama kali terlihat adanya benjolan? Bagaimana? Apakah menunjukkan

perubahan ukuran atau sifat?


Adakah nyeri?
Apakah ada secret keluar dari putting?
Apakah ada gejala lain? Limfadenopati? Demam? Benjolan lain?perubahan berat badan?
Adakah perubahan siklus menstruasi

Riwayat penyakit dahulu2


-

Apakah sebelum ini sudah pernah ada benjolan pada payudara? Jika ya, terapinya apa
(misalnya mastektomi, eksisi local, radioterapi, kemoterapi, rekonstruksi payudara, atau

operasi lain pada payudara?


Apakah pernah menderita penyakit serius lain?
Bagaimana riwayat kehamilan? Pernahkah laktasi atau menarche?

Riwayat konsumsi obat-obatan2


-

Adakah mengonsumsi obat-obatan kontrasepsi?


Apakah pernah menjalani kemoterapi?

Riwayat keluarga2
2

Apakah ada riwayat ahli keluarga yang menderita kanker payudara atau ovarium ?

Gejala terpenting pada penyakit payudara adalah adanya hal-hal berikut ini :
a. Massa
Kapan anda mengetahui adanya benjolan ini untuk pertama kalinya?
Apakah ukuran massa ini berubah selama haid?
Apakah benjolan ini nyeri tekan?
Apakah anda memperhatikan adanya massa seperti ini pada payudara anda?
Apakah anda memperhatikan perubahan kulit payudara?
Apakah anda baru-baru ini mengalami cedera pada payudara?
Apakah ada pengeluaran cairan melalui putting susu? Retraksi putting ?3
b. Nyeri
Nyeri atau nyeri tekan pada payudara adalah gejala lazim ditemukan. Gejala gejala ini paling
sering disebabkan daur fisiologis yang normal. Tanyakan pada setiap pasien dengan nyeri
payudara :3
Dapatkah anda melukiskan nyerinya?
Kapan anda mengalami nyeri tersebut untuk pertama kalinya?
Apakah ada perubahan dalam intensitas nyeri yang berkaitan dengan daur haid?
Apakah anda merasakan nyeri pada kedua payudara?
Apakah anda pernah mengalami cedera pada payudara?
Apakah nyeri tersebut berkaitan dengan massa di payudara? pengeluaran sekresi melalui
putting susu?..retraksi putting susu?
Apakah ada perubahan pada ukuran bra anda?
c. Pengeluaran cairan
Apakah warna cairan tersebut?
Apakah pengeluaran cairan itu dari kedua payudara?
Kapan anda mengetahui pengeluaran cairan itu untuk pertama kalinya?
Apakah pengeluaran cairan ini berkaitan dengan daur haid anda?
3

Kapan daur haid terakhir?


Apakah pengeluaran cairan itu berkaitan dengan retraksi putting susu ?..massa
payudara?...nyeri tekan payudara?
Apakah anda mengalami nyeri kepala?
Obat apa saja yang sedang anda minum?
Apakah anda sedang memakai pil KB?
Jika wanita itu baru-baru ini melahirkan anak, tanyakan apakah ada masalah selama
melahirkan anak terakhir anda?3
Jenis cairan yang paling lazim adalah serosa atau mengandung darah. Cairan serosa bersifat
encer dan berwarna kekuningan pada pakaian pasien. Ini biasanya disebabkan oleh papiloma
intraduktal. Wanita yang minum pil KB mungkin mengeluarkan cairan serosa yang bilateral.
Cairan berdarah mungkin berkaitan dengan karsinoma.3
PEMERIKSAAN FISIK
Tidak ada peralatan khusus yang diperlukan untuk pemeriksaan payudara.3 Pemeriksaan
payudara terdiri dari :
-

Inspeksi
Pemeriksaan aksila
Palpasi

Untuk mempermudah komunikasi, payudara dibagi menjadi 4 kuadran. Dua garis khayalan
ditarik melalui putting susu, masing masing saling tegak lurus. Jika payudara dibayangkan
sebagai piring sebuah jam, satu garis menghubungkan jam 12 dengan jam 6 dan garis lainnya
menghubungkan jam 3 dengan jam 9. Empat kuadran yang dihasilkannya adalah atas luar, atas
dalam, bawah luar, dan bawah dalam. Ekor merupakan perluasan kuadran atas luar. 3

Gambar 1. Kuadran payudara

Inspeksi
Wanita yang diperiksa harus duduk menghadap pemeriksa. Pemeriksa harus meminta wanita
tersebut untuk membuka pakaiannya sampai batas pinggang.3
Inspeksi payudara
Inspeksi dilakukan dengan lengan pasien disamping tubuh.3
-

Inspeksi payudara dalam hal ukuran, bentuk, simetris, kontur, warna, dan edema.
Putting susu diperiksa dalam hal ukuran, bentuk, inverse, eversi, atau pengeluaran cairan.

Putting susu harus simetris. 3


Kulit payudara : untuk melihat adanya edema. Edema kulit payudara yang terletak diatas
suatu keganasan mungkin memperlihatkan Peau dorange, atau gambaan kulit jeruk. Ini

biasanya berkaitan dengan obstruksi limfatik yang menyebabkan edema jaringan.3


Apakah ada eritema? Eritema berkaitan dengan infeksi dan juga karsinoma inflamatoris

payudara.3
Apakah terdapat lesung / dumpling? Pemeriksa harus inspeksi payudara untuk melihat
fenomena retraksi. Lesung merupakan tanda fenomena retraksi yang disebabkan oleh
neoplasma dan respon fibrotiknya. Retraksi kulit lazim berkaitan dengan keganasan yang

menyebabkan traksi abnormal pada ligamentum cooper. 3


Pemendekan duktus mammae yang lebih besar yang disebabkan oleh kanker

menimbulkan putting susu yang mendatar atau mengalami inverse. 3


Perubahan posisi putting susu penting karena banyak wanita mengalami putting susu
terinversi secara congenital pada salah satu atau keduanya.3

Pemariksaan aksila
5

Pemeriksaan aksila dilakukan dengan pasien dalam posisi duduk menghadap pemeriksa.3
Palpasi nodus aksilaris
Pemeriksaan aksila sebaiknya dilakukan dengan merelaksasikan muskulus pektoralis. Untuk
memeriksa aksila kanan, lengan kanan bawah pasien disokong oleh tangan kanan pemeriksa.
Ujung jari tangan kiri pemeriksa mulai memeriksa dari bagian bawah aksila dan ketika lengan
kanan pasien ditarik kearah medial, pemeriksa menggerakkan tangan kirinya makin tinggi ke
dalam aksila.3
Palpasi payudara
Pasien diminta untuk berbaring dan diberitahukan bahwa pemeriksaan selanjutnya adalah palpasi
payudara. Pemeriksa berdiri disisi kanan tempat tidur pasien. Meskipun pemeriksa biasaya dapat
mempalpasi kedua payudara pada sisi kanan pasien, pada wanita dengan payudara besar sering
kali lebih baik payudara kiri diperiksa dari sisi kiri pasien. 3
Palpasi payudara paling baik dengan membiarkannya tersebar merata pada dinding dada. Wanita
berpayudara kecil dapat berbaring dengan kedua lengan disisi tubuh. Wanita berpayudara besar
harus diminta untuk meletakkan kedua tangannya dibelakang kepala. 3
Palpasi harus dilakukan secara metodik dengan cara jari-jari roda atau lingkaran konsentris. 3
Uraian penemuan fisik :
-

Ukuran massa harus diuraikan dalam sentimeter dan posisinya dicatat.


Bentuk massa dilukiskan
Delimitasi menunjukkan tepi massa. Apakah tepinya jelas, seperti pada kista. Apakah

tepinya difus, seperti karsinoma.


Konsistensi melukiskan kerasnya massa. Karsinoma sering kali sekeras batu. Kista

mungkin mempunyai sedikit sifat elastic.


Mobilitas lesi sangat penting. Apakah lesi dapat digerakkan didalam jaringan yang
mengelilinginya? Tumor jinak dan kista dapat digerakkan dengan bebas. Karsinoma
biasanya melekat pada kulit, otot dibawahnya atau dinding dada.3

Palpasi daerah subareola

Daerah subareola, atau daerah langsung dibawah areola, harus dipalpasi ketika pasien sedang
berbaring lurus. Didaerah subareola, jaringan payudara kurang padat. Abses pada kelenjar
Montgomery di areola dapat menyebabkan massa yang nyeri tekan di daerah ini. 3
Pemeriksaan putting susu
Pemeriksaan putting susu mengakhiri pemeriksaan payudara. Untuk memeriksa adanya
pengeluaran cairan, anda harus meletakkan tiap tangan pada kedua sisi putting susu dan dengan
lembut menekan putting susu itu, sementara memperhatikan sifat

tiap cairan yang keluar.

Tanyakan juga kepada wanita itu apakah ia mau melakukan pemeriksaan ini sendiri.3
PEMERIKSAAN PENUNJANG
IMAGING
-

USG

USG dilakukan pada pasien yang berusia dibawah 30 tahun daripada mammografi karena
jaringan payudara pada wanita muda lebih padat dan sukar diinterpretasikan dengan
mammogram. Pemeriksaan ini dapat membedakan lesi atau tumor sama ada padat atau kistik
(cair). 4
Kriteria diagnostik dalam pemeriksaan USG bagi FAM adalah terdapat massa padat yang
berbentuk bulat atau oval, berbatas tegas dengan gambaran yang hipoechoic dalam massa
tersebut berbanding jaringan sekitarnya. Selain itu terdapat juga gambaran posterior
enhancement pada massa tersebut.4
Walaupun USG menjadi modalitas utama pemeriksaan radiologi bagi membantu menegakkan
diagnosis FAM, namun kelemahan dari USG adalah hasilnya yang bersifat operator dependent.
Pengalaman yang luas dalam bidang melakukan pencitraan USG dapat meminimalkan ralat
dalam mendiagnosa USG.4
-

Mamografi

Mammografi adalah pemeriksaan yang sensitif untuk mendeteksi lesi yang tidak teraba
(unpalpable). 4

Tujuan utama pemeriksaan mamografi adalah untuk mengenal secara dini keganasan pada
payudara.

Mamografi terutama berperan pada payudara yang mempunyai jaringan lemak yang dominan
serta jaringan fibroglandular yang relatif lebih sedikit dan ini biasanya ditemukan pada wanita
dewasa diatas usia 40 tahun, yang pada usia tersebut kekerapan akan terjadinya keganasan
payudara makin meningkat. Peranan mamografi menjadi berkurang pada payudara yang
mempunyai jaringan fibroglandular padat dimana keadaan ini sering terdapat pada wanita muda
dibawah 30 tahun. 4

Gambar 2. mammografi

Indikasi pemeriksaan mamografi :5


-

Adanya benjolan pada payudara


Adanya rasa tidak enak pada payudara
Pada penderita dengan riwayat resiko tinggi untuk mendapatkan keganasan payudara
Pembesaran kelenjar aksiler yang meragukan
Penyakit paget pada puting susu
Adanya penyebab metastasis tanpa diketahui asal tumor primer
Pada penderita dengan cancer-phobia

Fibroadenoma terlihat sebagai massa payudara yang halus, tepi bulat, berbeda dengan
rangkaian payudara disekitarnya.5
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tes laboratorik rutin, hanya memperlihatkan sedikit arti pada pemeriksaan penyakit payudara,
kecuali pada penderita dengan kanker yang telah lanjut.6
HISTOPATOLOGI

BAJAH ( Biopsi Aspirasi Jarum Halus )

Bagi kasus-kasus FAM, modalitas pemeriksaan yang dilakukan bagi memastikan diagnosis tepat
adalah dengan menggunakan cara Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) ataupun lebih dikenali
dengan Biopsi Aspirasi Jarum Halus (BAJAH). 4
Isi dari benjolan akan diambil dengan menggunakan sebuah penghisap jarum halus. Jika tidak
ada cairan yang keluar, benjolan itu adalah padat dan kemungkinan merupakan fibroadenoma.
Dari alat tersebut akan didapat sampel sel yang terdapat pada fibroadenoma dan hasil
pengambilan akan di kirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa dibawah mikroskop.4
Temuan mikroskop dari massa tersebut antara lain :4
o Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa) dan berasal
dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus.
o Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular
(perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler)

o Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform 6
MANIFESTASI KLINIS
Fibroadenoma mempunyai ciri-ciri antara lain :7
-

Bulat lonjong, berbatas tegas


Tidak melekat pada jaringa sekitarnya, mudah digerakkan
Padat, kenyal seperti karet
Tidak nyeri, kadang nyeri bila ditekan
Diameter 1-5 cm, bila >5cm disebut giant fibroadenoma
Biasanya unilateral (10-15% bilateral) dan soliter

WORKING DIAGNOSIS
Pada awalnya penegakan diagnose fibroadenoma mammae (FAM) ini adalah dengan dilakukan
pemeriksaan fisik, kemudian dilakukan mammogram atau USG pada mammae apabila
diperlukan. Yang paling pasti dan tepat dalam diagnose terhadap FAM adalah biopsy. Penilaian
klinis terhadap benjolan payudara ini harus mempertimbangkan usia, karena kasus karsinoma
umumnya menyerang wanita pada usia menjelang menopause sedangkan fibroadenoma
umumnya menyerang wanita usia dibawah 30 tahun.8
9

Fibroadenoma mammae sinistra


Fibroadenoma mammae (FAM) adalah suatu neoplasma berbatas tegas, padat,
berkapsul dan lesi payudara terlazim dalam wanita berusia dibawah 25 tahun. sebagian besar
(80%) tunggal. Biasanya neoplasma tampil sebagai massa payudara yang mobil, lobulasi
tidak nyeri tekan, kenyal seperti karet berukuran 1-4cm. Ia tergantung hormone dan bisa
berfluktuasi dalam diameter sebanyak 1 cm dibawah pengaruh estrogen haid normal,
kehamilan, laktasi atau penggunaan kontrasepsi oral. Pertumbuhan cepat bisa jelas terlihat
selama kehamilan atau laktasi. Fibroadenoma harus diekstirpasi karena tumor jinak ini akan
terus membesar.9

Gambar 3. Fibroadenoma mammae

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Kista payudara
Kista payudara tak berbeda dengan kista yang tumbuh di rahim. Umumnya berbentuk kantung
bulat dan terasa kenyal seperti balon berisi cairan. Yang berisiko mengalami penyakit ini
kebanyakan perempuan usia di atas 30 tahun. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan
perempuan usia di bawah 30 tahun juga bisa mengalaminya.
Benjolan yang sifatnya jinak ini biasanya tidak akan tumbuh menjadi kanker. Meski begitu, tetap
perlu diwaspadai. Pertama, kista ini tidak hanya muncul satu buah pada salah satu payudara,
kadang juga bisa muncul hingga 17 benjolan dan terdapat di kedua belah payudara. Kedua, kista
payudara dapat terjadi berulang kali. Pengobatan memang tidak menjamin 100% dapat mengusir
kista. Jadi, orang yang sudah pernah mengalami, tetap berisiko tinggi untuk menderita kista
payudara kembali. Asalkan sifat kista tidak berubah menjadi ganas dan tidak terasa mengganggu,
tidak akan menjadi masalah.

10

Wujud kista bervariasi, mulai yang sangat kecil hingga yang berdiamter 5 cm. Untuk kista yang
terlalu kecil (mikrokista), sering tidak dapat dirasakan dengan tangan ketika melakukan
pemeriksaan payudara sendiri (Sadari). Cara untuk mengetahui keberadaan kista yang kecil ini
dengan menjalani pemeriksaan medis seperti mamografi atau USG. Sementara kista yang besar
(makrokista) biasanya dapat dirasakan dengan tangan. Kista ini dapat tumbuh hingga diameter 5
cm. Jika ukurannya sudah besar, kista dapat menekan jaringan payudara hingga menyebabkan
nyeri, rasa tidak nyaman, atau peradangan pada jaringan di sekitarnya.10
Abses payudara
Infeksi payudara (mastitis) adalah suatu infeksi pada jaringan payudara. Pada infeksi yang berat
atau tidak diobati, bisa terbentuk abses payudara (penimbunan nanah didalam payudara).
Penyebab antara lain :
-

Daya tahan tubuh yang lemah dan kurangnya menjaga kebersihan puting payudara saat

menyusui.
Infeksi bakteri Staphylococcus auereus yang masuk melalui celah atau retakan putting

payudara.
Saluran ASI tersumbat tidak segera diatasi sehingga menjadi mastitis.

Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3
bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa
minggu pertama setelah melahirkan.
Pada wanita menopause, infeksi payudara berhubungan dengan peradangan menahun dari
saluran air susu yang terletak dibawah putting susu. Perubahan hormonal dalam tubuh wanita
menyebabkan penyumbatan saluran air susu oleh sel kulit mati. Saluran yang tersumbat ini
menyebabkan payudara lebih mudah mengalami infeksi.
Gejala :
-

Nyeri payudara
Benjolan pada payudara
Pembengkakan salah satu payudara
Jaringan payudara membengkak, nyeri bila ditekan, kemerahan, teraba hangat
Nipple discharge (keluar cairah dari putting susu, bisa mengandung nanah)
Gatal-gatal
11

Pembesaran KGB aksiler pada sisi yang sama dengan payudara yang terkena
Demam

Papiloma intraduktal mammae sinistra


Papiloma intraduktal adalah tumor jinak yang bertumbuh sebagai polip kecil (1-2mm) pada
bagian dalam duktus kelenjar payudara. Gejalanya yang tipikal adalah sumbatan duktus didekat
kulit. Sekresi yang terbendung dibelakang obstruksi ini, bila mencapai tekanan tertentu akan
keluar, mengakibatkan adanya pengeluaran secret dengan darah, karena kerusakan mikroskopik
pada duktus. Epitel papiloma ini berdiferensiasi baik, dan tak berpotensi kearah keganasan.
Tetapi bagaimanapun juga, papiloma yang dibiarkan, acap kali berdegenerasi menjadi ganas.1
Diagnosis : lesi ini khas muncul dalam saluran laktifer besar kompleks subareola-putting susu.
Biasanya berdiameter 1-2mm serta lunak dan sering tidak dapat teraba pada palpasi. Tetapi
kadang-kadang papiloma intraduktal yang besar (1-2cm) dapat teraba dengan palpasi. Serta
adanya secret putting susu berdarah atau serosa pada wanita pramenopause. Sering terjadi pada
wanita usia 33-55 tahun.1
Tumor filoides
Tumor filoides ini merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup secara lokal dan
mungkin ganas (10-15%), yang mana bisa bermetastase terutama ke paru. Pertumbuhannya cepat
dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar dimana diameter melebihi 5 cm, malah bisa
sampai 10 20 cm. Tumor ini terdapat pada semua umur, tetapi kebayakan pada usia 45 tahun.
Kulit diatas tumor mengkilap, regang, tipis, merah dengan pembuluh-pembuluh darah balik
(vena) yang melebar dan panas.1,
Penanggulangan terhadap tumor ini adalah dengan eksisi luas. Jika tumor sudah besar, biasanya
perlu dilakukan mastektomi simpleks. Bila tumor ternyata ganas, harus dilakukan mastektomi
radikal walaupun mungkin bermetastasis secara hematogen seperti sarcoma. 1
Karsinoma mammae
Kanker payudara dini, sering mempunyai sifat fisik yang khas, yang mirip dengan lesi jinak. Ini
dapat berupa massa yang lunak, berbatas tegas, mudah gerakkan di antara jaringan sekitarnya,
dan sering berbentuk bulat atau elip. Tumor-tumor yang sudah lebih lanjut, atau menunjukkan
12

adanya massa yang besar, keras, tegas, tak reguler, udema pada kulit di atasnya (peau d' orange),
fiksasi pada kulit atau bangun-bangun lain di sekitarnya, vena superfisial yang melebar, atau
bentuk-bentuk invasi pada kulit; seperti ulserasi.4
-

Tumor tumbuh membesar beberapa bulan


Batas tidak tegas
Bentuk tak teratur
Konsistensi padat kenyal
Terdapat tanda-tanda infiltrasi seperti retraksi kulit atau papila mammae, melekat pada

kulit atau dasar, eritema atau nodul kulit dan Peau d orange
Timbul ulkus
Mammae bisa membesar atau mengecil
Ada pembesaran kel. Lymphe (lymphoma) axilla atau metastase jauh
Konsistensi keras
Oedema lengan
Tanda metastase jauh :4
-

Paru: Coint lesion foto paru


Pleural effusion, atelektasis, mediastinum lebar

Tulang: Nyeri tekan, osteolytik lesion, destruksi tulang


Lesi osteoblastik, fraktur patologis

Hepar: Hepatomegali berbenjol, fungsi hati terganggu


SGOT atau SGPT, ikterus, asites dll.

Karsinoma mammae dini : 1


-

Bila ada keluhan massa atau tumor yang tidak jelas di mamma
Umur > 35 tahun
Perdarahan atau sekret puting susu
Kista mammae yang berdarah

ETIOLOGI
Penyebab Fibroadenoma mammae masih belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa
faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya tumor ini antara lain:9
13

Konstitusi genetika seperti riwayat ahli keluarga yang pernah menderita kanker, pada
kembar monozigot terdapat kanker yang sama, terdapat kesamaan lateralis kanker

payudara keluarga dekat dari penderita kanker payudara.9


Pengaruh hormon. Umumnya fibriadenoma terdapat pada wanita dimana ukuran akan
meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi hormon estrogen
meningkat. Pada laki-laki kemungkinannya sangat rendah. Selain itu, pengobatan

I.

hormonal banyak memberikan hasil pada kanker.


Makanan seperti makanan berlemak dan zat kimia.
Radiasi daerah dada karena radiasi dapat menyebabkan mutasi gen.9

EPIDEMIOLOGI

Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia sekitar remaja
atau antara usia 15-30 tahun. Namun, kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula pada wanita
dengan usia yang lebih tua atau bahkan setelah menopause, tetapi dengan jumlah kejadian yang
lebih kecil dibanding pada usia muda.7

Gambar 4 : Gambaran distribusi FAM pada payudara mengikut kuadran

PATOFISIOLOGI
Fibroadenoma mammae bukan merupakan satu-satunya penyakit pada payudara, namun
insiden kasus tersebut tinggi, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, estrogen dan
usia permulaan. Tumor dapat terjadi karena mutasi dalam DNA sel. Penimbunan mutasi
merupakan pemicu munculnya tumor. Penimbunan mutasi di jaringan fibrosa dan jaringan
epitel dapat menyebabkan proliferasi sel yang abnormal sehingga akan tampak tumor yang
membentuk lobus- lobus hal ini dikarenakan terjadi gangguan pada nukleus sel yang
14

menyebabkan sel kehilangan fungsi deferensiasi yang disebut anaplasia. Dengan rangsangan
estrogen fibroadenoma mammae ukurannya akan lebih meningkat hal ini terlihat saat
menstruasi dan hamil. Nyeri pada payudara disebabkan karena ukuran dan tempat
pertumbuhan fibroadenoma mammae. Karena fibroadenoma mammae tumor jinak maka
pengobatan yang dilakukan adalah dengan mengangkat tumor tersebut, untuk mengetahui
apakah tumor itu ganas atau tidak tumor yang sudah di ambil akan di bawa ke laboratorium
patologi untuk pemeriksaan lebih lanjut.8
PENATALAKSANAAN

Pembedahan.
Fibroadenoma mammae adalah lesi jinak yang sering mengenai perempuan selama masa
reproduksi tahun. Meskipun tergolong tumor jinak, fibroadenoma dapat menimbulkan cacat
fisik karena ukurannya yang besar dan dapat menimbulkan ketidaknyamanan atau gangguan
emosi pada individu yang terkena. Pilihan penanganan konvensional bagi wanita yang
didiagnosis dengan suatu fibroadenoma meliputi observasi atau eksisi bedah. Dua pendekatan
yang lebih baru, percutaneous excision dan in situ cryoablation, telah dikembangkan dan
kurang invasif dari eksisi bedah.
Pada kebanyakan pasien dengan fibroadenoma, pendekatan yang ideal adalah konfirmasi
dengan percutaneous core biopsy dan follow-up secara konservatif. Karena potensi ganas dari
fibroadenoma sangat rendah, pengobatan tidak diperlukan atas dasar onkologis. Pendekatan
konservatif merupakan penanganan yang paling murah dan menurunkan morbiditas dengan
baik. Sebuah fibroadenoma yang tergolong minor akan menghilang tanpa pengobatan;
dengan lesi yang tersisa dapat meningkat dalam ukuran atau tetap tidak berubah.
Karena fibroadenoma dapat mengganggu untuk beberapa pasien, menyebabkan cacat
fisik, ketidaknyamanan atau gangguan emosi, ahli bedah payudara kebanyakan akan
menghormati preferensi pasien terhadap penanganan yang akan dilakukan. Biopsi terbuka
dengan eksisi merupakan penanganan yang efektif untuk kasus ini tetapi ini merupakan
pilihan yang mahal karena biaya ruang operasi dan waktu istirahat dari pekerjaan. Eksisi
Terbuka mungkin masih menjadi pilihan terbaik dalam beberapa kasus berdasarkan ukuran
besar fibroadenoma atau penilaian ahli bedah atau preferensi pasien.
Penelitian telah menunjukkan bahwa percutaneous excision fibroadenoma dengan
bantuan USG merupkan prosedur yang aman, efektif dan ditoleransi oleh pasien. Bagi wanita
yang lebih memilih pengangkatan lesi, prosedur ini menawarkan morbiditas, biaya, waktu
kerja dan dampak kosmetik yang minimal. Percobaan multi-institusi menunjukkan

15

cryoablation menjadi pilihan tepat untuk resolusi fibroadenoma tanpa eksisi bedah. FDA
telah menyetujui penggunaan cryoablation sebagai terapi yang aman dan efektif untuk
fibroadenoma. Hasil cryoablation telah diikuti selama empat tahun dan menunjukkan
prosedur aman, berkhasiat, dan tahan lama.
Teknik cryoablation menggunakan panduan USG untuk menyelidiki secara tiga dimensi
pusat dari fibroadenoma tersebut. Klinisi

yang menggunakan teknik ini dan/atau

percutaneous excisional biopsy harus terampil dalam USG payudara seperti yang
direkomendasikan oleh American Society of Breast Surgeons.
Kedua teknik, dalam keadaan terdapat tumor jinak, memiliki risiko rendah untuk pasien,
jika diperlukan, reseksi bedah lanjutan dapat dilakukan bila eksisi tidak lengkap atau
penanganan gagal.
American Society of Breast Surgeons merekomendasikan kriteria berikut untuk
menentukan pasien sebagai kandidat potensial untuk cryoablation atau eksisi percutaneous
dari fibroadenoma:

1. Lesi harus terlihat melalui USG


2. Diagnosis fibroadenoma harus dikonfirmasi secara histologis
3. Lesi harus kurang dari 4 cm dari diameter terbesar
Kontraindikasi untuk cryoablation atau eksisi perkutan dari fibroadenoma payudara
meliputi:

1. Diagnosis biopsi inti sugestif ke arah tumor cystosarcoma phyllodes atau


keganasan lainnya
2. Visualisasi lesi oleh USG kurang
3. Diagnosis dari biopsi inti fibroadenoma mana diagnosis dianggap sumbang
dengan temuan pada pencitraan atau pemeriksaan fisik. Pasien cryoablation
menjalani

atau

eksisi

perkutan

dari

fibroadenoma

harus

memiliki

klinis tindak lanjut oleh dokter yang merawat.


Bedah kuratif mungkin dilakukan ialah mastektomi radikal, dan bedah konservatif
merupakan eksisi tumor luas.
Terapi kuratif dilakukan jika tumor terbatas pada payudara dan tidak ada infiltrasi
ke dinding dada dan kulit mammae atau infiltrasi dari kelenjar limfe ke struktur
sekitarnya. Tumor disebut mampu-angkat (operable) jika dengan tindakan bedah
radikal seluruh tumor dan penyebarannya dai kelenjar limfe dapat dikeluarkan.
Bedah radikal menurut Halsted meliputi pengangkatan payudara dengan sebagian
besar kulitnya, m.pektoralis mayor, m.pectoralis minor, dan semua kelenjar aksila
16

sekalligus. Pembedahan ini merupakan pembedahan baku sejak permulaan abad ke20 hingga tahun lima puluhan.
Setelah tahun enam puluhan biasanya dilakukan operasi radikal yang dimodifikai
oleh Patey. Pada operasi ini, m.pektoralis mayor dan minor dipertahankan jika tumor
jelas bebas dari otot tersebut.
Sekarang biasanya dilakukan pembedahan kuratif dengan mempertahankan
payudara. Bedah konservatif ini selalu ditambah diseksi kelenjar aksila dan
radioterapi pada sisa payudara tersebut. Tiga tindakan tersebut merupakan satu paket
terapi yang harus dilaksankan serentak. Secara singkat paket tindakan tersebut disebut
terapi dengan mempertahankan payudara. Syarat mutlak untuk operasi ini adalah
tumor merupakan tumor kecil dan tersedia sarana radioterapi yang khususs
(megavolt) untuk penyinaran. Penyinaran diperlukan untuk mencegah kambuhnya
tumor di payudara dari jaringan tumor yang tertinggal atau dari sarang tumor lain
(karsinoma multisentrik).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada saat terakhir biasanya dilakukan
bedah radikal yang dimodifikasi (Patey). Bila ada kemungkinan dan tersedia sarana
penyinaran pasca bedah, dianjurkan terapi yang mempertahankan payudara, yaitu
berupa lumpektomi luas, segmentektomi, atau kuadrantektomi dengan diseksi
kelenjar aksila, yaitu terapi kuratif dengan mempertahankan payudara.
Bila dilakukan pengangkatan mammae, pertimbangkan kemungkinan rekonstruksi
mammae dengan implantasi prosthesis atau cangkok flap muskulokutan.implantasi
prosthesis atau rekonstruksi mammae secara cangkok dapat dilakukan sekaligus
dengan bedah kuratif atau beberapa waktu setelah penyinaran, kemoterapi setelah
adjuvant, atau rehabilitasi penderita selesai. Jika masalah ini tidak mungkin atau tidak
dipilih, usahakan prostesi eksterna, yaitu prosthesis buatan yang disanggah oleh
kutang. Bentuk dan beratnya disesuaikan dengan bentuk dan berat payudara di sisi
lain.8

KOMPLIKASI
17

Komplikasi yang bermakna dari FAM tidak banyak dilaporkan karena FAM merupakan suatu
tumor jinak yang jarang berubah menjadi ganas. Kalau adapun hanyalah disebabkan oleh
tindakan pengangkatan tumor itu sendiri dimana pasien mungkin mengalami infeksi dan
timbulnya sikatriks yang mungkin menyebabkan timbulnya rasa kurang senang si pasien karena
merasakan adanya kecacatan pada dirinya. Atau bisa jadi orang tersebut memiliki riwayat kanker
dalam keluarganya sehingga ia memiliki resiko terkena kanker payudara lebih tinggi.8

PENCEGAHAN
Modifikasi gaya hidup
Di Amerika Serikat, menurut studi populasi menyatakan bahwa gaya hidup (seperti penggunaan
tembakau, konsumsi alkohol) merupakan hal utama dalam menghindari kematian akibat kanker.
Adanya program terarah pada penghentian merokok serta penerimaan sosial, dapat menjadi
strategi dalam usaha menolong pasien. Risiko dapat menurun tiap tahun setelah berhenti
merokok. Selain itu, diet merupakan bagian penting dalam pencegahan primer kanker. Studi
epidemiologi menyatakan bahwa asupan buah-buahan dan sayuran dapat menjadi proteksi yang
potensial dalam menurunkan risiko kanker.
Banyaknya asupan lemak atau asam lemak tertentu (terutama lemak jenuh), obesitas atau
tingginya Indeks Massa Tubuh (IMT), dapat meningkatkan risiko keganasan payudara, colon,
prostat, dan paru paru.
Deteksi dini (Tes SADARI)
Tes sadari dapat dilakukan mulai usia berapapun tapi sangat dianjurkan bila usia sudah lebih dari
20 tahun, minimal satu kali dalam sebulan sekitar hari ke 8 menstruasi atau 3 hari setelah haid.
Selanjutnya, dapat dilakukan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan dan yang terakhir adalah
pemeriksaan dengan mamografi, yaitu pemeriksaan penunjang dengan X-ray pada payudara bagi
wanita-wanita yang beresiko tinggi.
18

Gambar 7. Tes SADARI

19

Gambar 7. Tes SADARI

PROGNOSIS
Prognosis baik. Semakin dini diketahui sebuah tumor, maka penanganannya akan semakin
efektif dan efisien tanpa harus dilakukan operasi besar (mastektomi), hanya diperlukan eksisi
dengan anestesi local untuk tumor yang masih berukuran kecil.

KESIMPULAN
Fibroadenoma mammae merupakan neoplasma jinak yang sering terjadi pada payudara.
Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang
berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor). Tumor
tersebut mempunyai ciri berbentuk bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat, mudah

20

digerakkan dan biasanya tidak nyeri, serta umumnya menyerang para remaja dan wanita dengan
puncak kejadian usia diantara 15-25 tahun.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan mammografi atau USG,
serta BAJAH yang diperlukan untuk membedakan apakah itu tumor jinak atau ganas.
Penatalaksanaan FAM umumnya adalah konservatif dan jika perlu, dilakukan pengangkatan
benjolan tersebut. Untuk deteksi dini suatu benjolan pada payudara, pemeriksaan SADARI
sangat disarankan untuk dilakukan oleh kaum wanita untuk mengetahui apakah terdapat suatu
benjolan berupa tumor jinak atau ganas sehingga dapat segera menentukan langkah selanjutnya.

21

DAFTAR PUSTAKA
1. R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. Cetakan 1. Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, 2005. Hal. 391-9
2. Jonathan Gleadle. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta. Penerbit Erlangga,
2007. Hal. 91.
3. Swartz MH. Buku ajar diagnostic fisik (Textbook of physical diagnosis). Jakarta : EGC;2000.
Hal.231-7.
4. Fibroadenoma. Diunduh dari http://www.mayoclinic.com/health/fibroadenoma/DS01069.
15 April 2012.

5. Rasad, Sjahrier. Radiologi diagnostic.Edisi 2. Jakarta : Penerbit Fakultas kedokteran


universitas Indonesia;2008.
6. Hillman R Ault K. Rinder H. Hematology in clinical practice. Ed 4. Philadelphia:
McGrawHill. 2005.
7. Ralph C. Benson, Martin L. Pernoll. Buku Saku Obstetri & Ginekologi. Edisi 9. Cetakan 1.
Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2009. Hal. 488-90
8. Petrus A, Timan I. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta (INA) : Penerbit Buku kedokteran
EGC; 2005
9. Frederick C. Diagnostic problems in breast pathology. Edisi 1. Philadelphia (USA). Saunders
Elsevier Company; 2009.p.307-50.
10. Richard N. Mitchell, Vinay Kumar, Abul K Abbas, Nelson Fausto. Buku Saku Dasar

Patologis Penyakit Robbin & Cotran. Edisi 7. Cetakan 1. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 2009.

22

Anda mungkin juga menyukai