Anda di halaman 1dari 2

Mampu beradaptasi

Digitalisasi mulai menyebarkan dampak luas. Para pemimpin yang cerdas harus mampu
mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan yang konstan. Jika tidak, mereka akan
tertinggal. Sayangnya, banyak pemimpin termasuk Chief Executive Officer (CEO) yang belum
memahami pentingnya meemiliki kemampuan ini.

Studi baru-baru ini terhadap 800 eksekutif bisnis papan atas menunjukkan, sebanyak 67 persen
responden percaya, teknologi akan memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan tenaga kerja
manusia. Oleh karena itu, para pemimpin saat ini harus menguasai dan mengimplementasikan
berbagai gaya kepemimpinan, serta terbuka untuk berkolaborasi tanpa kehilangan arah atas
bisnis mereka di era digital.

Mengenali dan mengembangkan talenta baru

Para pemimpin yang cerdas di era digital harus dapat melihat dan dengan cepat mengembangkan
bibit-bibit pemimpin di masa depan. Talenta-talenta baru ini merupakan generasi penerus yang
lebih melek teknologi, sehingga berpotensi terus mengembangkan kesuksesan perusahaan.

Berdasarkan survei, lebih dari 44 persen milenial saat ini memegang peran kepemimpinan.
Namun, mayoritas dari mereka hanya mengalami sedikit perkembangan, atau bahkan tidak
berkembang sama sekali, dalam pekerjaan serta jabatan. Belajarlah dari kondisi ini dan
pertahankan perusahaan Anda.

Melakukan eksekusi ide baru

Pemimpin yang baik di zaman digital tidak hanya mengantisipasi perubahan, tapi juga mampu
mengeksekusi ide-ide baru menjadi kenyataan. Kerja sama diperlukan untuk memudahkan
realisasi ide baru.

Para pemimpin bisa mencontoh cara kerja perusahaan-perusahaan yang sangat efektif berikut ini:
raksasa teknologi Google, perusahaan layanan berbagi transportasi asal Amerika Serikat, Lyft,
perusahaan manufaktur multinasional WL Gore, Mastercard, serta perusahaan piranti lunak asal
Australia, Atlassian.

Kelima perusahaan tersebut memandang kepemimpinan berperan penting dalam kerja sama dan
pengembangan anggota timnya menjadi professional yang lebih baik.

Melibatkan wanita dalam pencarian ide dan pengambilan keputusan

Wanita bisa menjadi pengambil keputusan yang lebih baik dibanding pria. Keterlibatan wanita
dalam pencarian ide dan pengambilan keputusan dapat membuat perusahaan bertahan di tengah
gencarnya gempuran teknologi.
Memiliki digital mindset
Pengguna internet di Indonesia menurut data tahun 2018 dari Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia berjumlah 143,26 juta orang atau sekitar 54,68 persen dari total penduduk
Indonesia. Jumlah ini akan terus bertambah di masa mendatang. Melihat potensi tersebut,
seorang pemimpin masa depan harus memiliki digital mindset, karena berbagai hal akan
dilakukan secara digital melalui jaringan internet.

Menjadi observer dan listener


Pemimpin yang membawahi Generasi Z (lahir tahun 1996-sekarang) harus bisa menjadi seorang
pengamat sekaligus pendengar yang baik. Generasi Z yang tumbuh bersama dengan
perkembangan media sosial membuat mereka ingin lebih diperhatikan. Mereka juga akan
termotivasi bila ide-idenya difasilitasi. Pemimpin di masa mendatang harus bisa mengamati dan
mendengar ide-ide yang masuk.

Pantang menyerah
Perubahan ekonomi yang cepat bisa membuat kondisi di sebuah perusahaan atau institusi
berubah dengan cepat. Kondisi seperti ini harus disikapi dengan mental pantang menyerah. Bila
semangat ini bisa ditularkan kepada anak buahnya, maka akan terbentuk tim yang tangguh dalam
menghadapi perubahan.

Inklusif
Kata ini memiliki arti “termasuk di dalamnya”. Seorang pemimpin inklusif artinya bisa
mengakomodasi pemikiran-pemikiran anggota tim. Jadi tidak selalu memaksakan pendapat
dirinya sendiri. Inklusif bukan berarti tidak punya sikap, tapi bisa memilih pemikiran-pemikiran
cemerlang dari anggota tim, lalu melaksanakannya.

Cepat beradaptasi terhadap perubahan


Respons seorang pemimpin terhadap perubahan akan menentukan masa depan institusi atau
perusahaannya. Bukan sekadar institusinya bisa berkembang atau tidak, tapi bisa bertahan hidup
atau tidak. Skala institusi tidak menjamin, Nokia dan Blackberry adalah contoh institusi besar
yang tidak berhasil menghadapi perubahan. Pemimpin yang cepat beradaptasi terhadap
perubahan akan bisa membawa institusinya terus bertahan dan berkembang.

Kolaboratif
Pada masa lalu, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa memajukan institusinya sendiri,
bila mungkin mengalahkan kompetitornya. Pola piker tersebut sepertinya harus ditinggalkan di
masa depan, bahkan sekarang ini. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa berkolaborasi
untuk membuat gerakan yang lebih besar dan berkesinambungan.

https://www.tanotofoundation.org/education/id/2018/09/menjadi-pemimpin-hebat-di-era-digital/

http://blog.ekrut.com/kemampuan-yang-harus-diperhatikan-pemimpin-di-era-digital/

Anda mungkin juga menyukai