Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. i

Daftar Isi............................................................................................................ ii

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang.................................................................................................. 1
b. Literatul Review............................................................................................... 2

LANDASAN TEORI

a. Kepemimpinana dan Kepemimpinaan Adaptif................................................ 3


b. Kepemimpinan Islam............................................................................

PEMBAHASAN KASUS
a. Kasus 1............................................................................................................. 13
b. Kasus 2............................................................................................................. 15

PENUTUPAN

Kesimpulan .................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 19

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya lah tugas ini dapat kami selesaikan. Shalawat serta salam semoga
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, berserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya
yang selalu menjalankan sunahnya hingga akhir Zaman.
Dengan tersusunnya tugas ini yang berjudul “Implementasi Nilai Dasar Kepemimpinan
Islam Dalam Kepemimpinan Adaptif Walikota Bandung Tahun 2013-2018: Ridwan
Kamil” saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Syafiq Mahmadah Hanafi, S.ag., M.Ag
selaku dosen pengampu karena telah memberi masukan serta arahan-arahan yang sangat
bermanfaat dalam menyelesaikan tugas ini. Kami minta maaf serta kritik dan saran apabila
dalam tugas ini kami terdapat kesalahan.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat menberikan manfaat kepada kita semua,
terutama bagi kami sendiri sebagai penyusun tugas ini, semoga Allah menjadikan kita semua
ahli surga. Amin.

Yogyakarta, 29 Februari 2020

Penyusun

ii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Allah swt. menciptakan manusia untuk mengemban tugas dan tanggung jawab yang

besar. Pertama, sebagai hamba Allah yang wajib beribadah sebagai bentuk tanggung jawab

terhadap Allah. Kedua, sebagai khalifah di bumi, sebagai pengurus seluruh alam pengganti

Allah. Dengan kata lain, manusia sebagai khalifah berkewajiban menciptakan kedamaian,

melakukan perbaikan, dan tidak merusak, baik untuk dirinya maupun untuk makhluk yang

lain (Masniati: 42).

Berdasarkan tugas tanggung jawab tersebut, manusia merupakan pemimpin untuk

melaksanakan kepemimpinanan di bumi sebagai amanah dari sang pencipta. Konsep

kepemimpinanan dalam islam memiliki dasar-dasar yang sangat kuat dan kokoh yang tidak

hanya di bangun dari nilai-nilai jaran islam, namun telah dipraktikkan oleh Nabi Muhammad

saw, para sahabat dan khulafa rasyidin. Bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist, berkembang

dinamis dengan dipengaruhi kondisi sosial, politik dan budaya (Munfaridah: 1).

Kepemimpinan yang berlandaskan Al-quran dan hadist pasti akan membawa

kebaikan. Didalam Islam, perilaku seorang pemimpin telah di atur sedemikian rupa, sehingga

kepemimpinan yang sesuai dengan nilai islam akan berdampak baik baik untuk pemimpin

dan orang yang dipimpinnya. Karena seorang pemimpin akan diminta pertanggung jawaban

di hadapan Allah.

Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang dapat dipelajari oleh siapa saja, hanya

penerapannya perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Ada beberapa

pengembangan tentang gaya kepemimpinan salah satunya adalah kepemimpinana adaptif.

Kepemimpinanan adaptif diartikan sebagai gaya kepemimpinan yang selalu berusahan

1
mengenali peluang dan tantangan. Dalam penerapannya kepemimpinan adaptif akan

mengarahkan bawahannya untuk menghadapi lingkungan baru.

Ridwan Kamil merupakan pemimpin yang menjalankan gaya kepemimpinan adaptif.

Meskipun beliau tidak memiliki latarbelakang pendidikan politik, namun dengan Ilmu

Arsitek yang ia miliki, dia dengan mudah berapdasi dalam memimpin Kota Bandung menjadi

kota yang memilki banyak inovasi baru. Menurut Drukcer (dalam Komsiyah; 2016, 1)

pemimpin adalah individu yang make things happen. Ridwan Kamil sering mendapatkan

penghargaan atas inovasi-inovasi yang telah di ciptakannya. Karena keberhasilan soeorang

pemimpin sangat bergantung dari kemampuannya untuk membangun orang-orang

disekitarnya, artinya keberhasilan seorang pemimpin bergantung pada potensi sumber daya

manusia dalam organisasi tersebut (Maimunah: 2017, 60).

Dari latar belakang tersebut, penulis ingin mengetahui bagaimana implementasi nilai-

nilai kepemimpinana islam dalam kepemimpinanan adaptif yang dijalankan Ridwan Kamil.

B. LITERATUR REVIEW

Judul “Kepemimpinan Ridwan Kamil di kota bandumg tahun 2012-2018: kajian

inovasikebijakan kepemimpinan adaftif” Ditulis oleh Dewi Pitriyanti dari Universitas

Dipenorogo/ Departemen pilitik dan pemerintahan.

Jurnal ini membahas tentang pola kepemimpinan yang di jalankan Ridwan Kamil

sehingga menghasilkan inovasi kebijakan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif

dengan pengambilan data melalui wawanacara, dokumen dan observasi. Hasil dari penelitian

ini menunjukkan bahwa terdapat tiga bentuk inovasi utama pada kepemimpinana Ridwan

Kamil yaitu Bandung smart city, program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan

Kewilayahan (PIPPK) dan Penataan Pedagang kaki lima. Inovasi yang jalankan oleh Ridwan

Kamil tidak lepas dari kemampuannya menerapkan tipe kepemimpinan adaptif.

2
Kepemimpinan adaptif adalah kapasitas yang dimiliki oleh seorang pemimpin untuk

merangkul segala kepentingan yang dimiliki oleh setiap aktor dalam rangka mencapai tujuan

bersama, mampu mengelola kepentingan politik dalam organisasi, serta isu-isu kekuasaan

baik didalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mengahsilkan kolaborasi. Dalam

penelitian ini ada empat parameter penilaian. yaitu

a. Mampu mengarahkan bawahan terhadap lingkungan yang baru. Pada awal

kepemimpianan Ridwan Kamil sebagai walikota Bandung, dia dan jajarannya

memfokuskan tujuan pada pemberian pelayanana yang cepat, sehingga pada awal

kepemimpinanannya ia memberikan ruang baru untuk berkomunikasi melalui media

social berupa grob whatsapp dan mewajibkan seluruh dinas dan kepala dinas untuk

memiliki twitter. Tujuannya agar warga Bandung dengan mudah menyampaikan kritik

dan saran kepada dinas terkait.

b. Pemimpin yang empati. Ridwan Kamil selalu mempertimbangkan pendapat

bawahannya dan tidak mengambil keputusan sendiri. Maka Ridwan Kamil selalu

melakukan koordinasi dengan mengadakan rapat rutin guna mengetahui dan melihat

perkembangan kebijakan, koordinasi dan evaluasi bersama. Dengan adanya kegiatan rutin

ini maka ridwankamil bis amelihat pola dari masalah atau mekanisme yang ada

disekitarnya.

c. Learning through self correction. Dalam menerapkan kebijakan, Ridan kamil juga

pernah mengalami hambatan, yaitu kebijakan relokasi di beberapa titik PKL di kota

Bandung. Para PKL yang telah di larang di berikan kompensansasi sesuai kesepakatan.

Ternyata setelah dilakukan pengecekan kembali ke lokasi, masih ada saya orang yang

berjualan disana. Ternyata pedagang itu adalah orang kaya yang menyuruh pegawainya

berdagang dilokasi tersebut untuk menghindari pajak. Sehingga pemkot Bandung

melakukan inovasi dengan pemberian KTP bagi PKL di Kota Bandung. Hal ini

3
menggambarkan bahwa di bawha kepemimpianna adaptif yang dijalankan Ridwan Kamil,

selalu mau belajar dari kesalahn untuk menciptakan inovasi baru yang lebih baik.

d. Menciptakan win-win solution. Terdapat tiga nilai utama yang diterapkan Ridwan

Kamil dalam memimpin Kota Bandung yaitu desentralisasi, onovasi, dan kolaborasi.

Sostem kolaborasi di lakukan Ridwan Kamil dengan pihak swasta guna pemberian dan

acsr untuk pembangunan smart city. hal ini selaras dengan pengertian kepemimpinana

adaptif.

Persamaan dana jurnal penelitian di atas adalah objek penelitian yaitu kepemimpinanan

adaptif yang di jalankan Ridwan Kamil selamam menjabat sebagai walikota Bandung

tahun 2013-2018. Adapun perbedaannya adalah penelitian di atas membahas

kepemimpinana adaptif yang menghasilkan inovasi selama masa jabatan Ridwan Kamil,

sedangkan dalam

4
LANDASAN TEORI

A. Kepemimpinan dan Kepemimpianan Adatif

Robbins dan Judge (dalam Sugianto 2015:249) kepemimpinan adalah suatu

kemampuan yang dapat mempengaruhi suatu kelompok menuju pencapaian visi atau tujuan

yang ditetapkan. Hasibuan (dalam Fajrin dan Susilo 2016:13) mengatakan bahwa pemimpin

adalah seseorang yang mempergunakan wewenang kepemimpinannya untuk mengarahkan

orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu

tujuan. Dan secara termonologis, kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi

perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena

itu diperlukan seorang pemimpin yang mampu memberikan arahan guna mencapai tujuan

perusahaan yang sudah ditetapkan.

Thoha (dalam Fajrin dan Susilo, 2005:302) menyatakankan gaya kepemimpinan

merupakan norma prilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba

mempengaruhi perilaku orang lain. Nawawi (dalam Fajrin dan Susilo, 2003: 202) gaya

kepemimpinann adalah perilaku atau cara yang dipilih yang digunakan pemimpin dalam

mempengaruhi pikiran, perasaan sikap, dan perilaku para anggota organisasi atau

bawahannya.

Kepemimpinan adaptif adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin

untuk merangkul segala kepentingan yang dimiliki oleh setiap pihak dalam rangka mencapai

tujuan bersama. Mampu mengelola kepentingan politik dalam organisasi, isu-isu kekuasaan

baik di dalam maupun di luar organisasi sehingga mampu menghasilkan kolaborasi. Perilaku

adaptif adalah kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan internal ataupun eksternal

(dalam Sutarsa & Paradissa Obolensky, 2010). Pemimpin yang adaptif akan membuat

prioritas tujuan untuk dijalankan oleh bawahan, sehingga bawahan merasa diberi tanggung

5
jawab untuk menjalankan arahan agar mencapai hasil yang diinginkan dan selain iu bawahan

juga diberi kesempatan untuk menyampaikan gagasannya sehingga memunculkan

kepemimpinan yang bersifat collective. Karena menurut Yulk (dalam Paramesti & Kusmana

1997: 7) kepemimpinanan adalah proses menghargai orang lain tentang apa yang harus

dantidak harus dilakukan dan bagaimana hal tersebut bisa dijalankan dengan efektif.

Alma’arif mengatakan Kepemmpinan berkaitan dengan penanganan perubahan,

menetapkan arah dengan menyusun satu visi masa depan kemudian menyatukan,

mengkomunikasikan dan mengilhami orang dalam organisasi.Adaptif artinya cerdas dalam

menyesuaikan diri dengan perubahan. Adaptive leader memiliki kompetensi untuk menjaga

hubungan interaksi dalam organisasi berpedoman share visionn dengan begitu proses

pemecahan masalah akan cepat dan kreatif (Sutarsa: 2012, 126). Pemimpin adaptif tidak akan

mengharapkan bawahannya untuk mengikutinya, melainkan adanya kolaborasi antara

pemimpin dan bawahan guna memecahkan permasalahan yang ada. Karakteristik pemimpin

adaptif (Dalam Sutarsa & Paradissa Albano, 2012)

 Berpikir dan bertindak trategis untuk mempengaruhi lingkungan

 Bersifat proaktif, mampu memprediksi peluang dan merancang pemikiran untuk

memanfaatkan peluang

 Menerapkan “broad base style of leadership” sehingga memberi ruang terhadap

fleksibilitas

 Multi prespektif dalam pengambilan keputusan

 Mampu mencegah non productive course of action”

 Mengedepankan kreativitas dalam mengembangkan solusi

 Mampu melakukan transformasi struktural dan kultural sehingga mampu beradaptasi

dengan perubahan

 Sensitif terhadap tuntutan zaman

6
 Berani mengambil risiko

 Sangat menghargai inovasi dan personal

Pemimpin yang adaptif selalu berusaha mengenali peluang dan tantangan yang di

padukan dengan kekuatan internal. Kepemimpinan adaptif didefinisikan sebagai pola

interaktif dimana pengetahuan, tindakan preferensi, dan perubahan perilaku mampu

merangsang sebuah organisasi untuk menjadi lebih adaptif (dalam Sutarsa & Paradissa

.Lichtenstein, 2006 & Burke, 2007).

B. Kepemimpinan dalam Islam

Pemimpin didalam islam disebut ulul amri. Artinya orang yang mendapat amanah

dari Allah swt. untuk mengurus urusan orang lain. Maka didalam islam seorang pemimpin

adalah orang yang diberikan amanah untuk bisa menempatkan diri pada posisi sebagai

pelayan masyarakat, bukan untuk dilayani.

1. Dasar kepemimpinan islam (Nidawati)

a. Dasar Tauhid

Adalah keyakinan didalam diri pemimpin, bahwa tugas sebagai pemimpin

adalah amanah dari Allah, maka pemimpin akan selalu menjaga diri dari melakukan

kezaliman terhadap diri sendiri maupun orang lain. Dasar tauhid sesuai firman Allah dalam

Q.S. Al-ikhlas /112: 1-3

            

“(1)Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. (2). Allah adalah Tuhan yang

bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (3). Dia tiada beranak dan tidak pula

diperanakkan”

b. Dasar persamaan derajat sesama umat manusia

7
Semua manusia sama derajatnya di mata Allah swt. Yang membedakan hanya takwa

manusia itu sendiri. Prinsip ini sesuai dengan firman Allah swt Q.S. al-Hujarat/49: 13

         
            

“Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki

dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-

suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia

diantara kamu disisiAllah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.”

Dalam prinsip ini mengisyartkan bahwa seorang pemimpin derjatnya sama di mat

Allah, maka pemimpin tidak boleh merasa memiliki derajat lebih tiggi karena jabatannya. Hal

ini menjadikan adanya saling menghargai antara pemimpin dan bawahan.

c. Dasar persatuan islamiyyah (Ukhuwah Islamiyah)

Prinsip persatuan ukhuwah dijalankan agar mengukuhkan semangat persatuan dan

kesatuan umat islam. Q.S. al-Imran/3: 103

            
          
            

“dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah

kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu

dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan

hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang

bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah

menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-

ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

8
d. Dasar musyawarah untuk mufakat atau kedaulatan rakyat

Allah swt menegaskan pentingnya bermusyawarah dalam memmutuskan suatu

perkara, sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S. al-Imran/3: 159

               
              
   

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut

terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah

mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka,

mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka

dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka

bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang

yang bertawakkal kepada-Nya”.

Musyawarah diartikan meminta pendapat kepada orang lain. musyawarah menjadi

dasar pijakan dalam mengambil keputusan. Dalam suatu organisasi pemimpin hendaknya

meminta pendapat kepada bawahan tentang keputusan kebijakan yang akan di ambil atau

diterapkan agar kebijakan tersebut tidak merugikan untuk siapapun.

e. Dasar keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh umat

Dasar prinsip ini mengharuskan pemimpin menegakkan persamaan hak segenap

warganya. Pemimpin memiliki kewajiban menjaga-hak-hak bawahannya dan dapat

merealisasikan keadilan untuk emua aspek didalam suatu organisasi. Prinsip ini didasari

prinsip QS An-Nahl: 90)

           
      

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan,

memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,

9
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu

dapat mengambil pelajaran”..

KASUS KEPEMIMPINAN; KEPEMIMPINAN RIDWAN KAMIL

Mochamad Ridwan Kamil atau sering dipanggil Kang Emil lahir di Bandung pada

hari senin, 4 Oktober 1971, anak ke dua dari lima bersaudara. Ridwan Kamil lahir dari

sepasang pendidik. Ayahanda Ridwan Kamil adalah seorang dosen di Fakultas Hukum

Universitas Padjadjaran (UNPAD), sedangkan Ibundanya adalah dosen jurusan Farmasi di

Universitas Islam Bandung (UNISBA). Istrinya bernama Atalia Praratya. Keduanya menikah

pada tahun 1996. Atalia aadalah keturunan pendiri kota Bandung, Raden Haji abdullah yang

10
pada masanya seorang kepala penghulu Bupati Bandung (Prasetyo, 2014 dalam Hakim).

Atalia lahir pada tanggal 20 November 1973, beliau merupakan lulusan Sarjana strata satu

jurusan Hubungan Internasional di Universitas Parahyangan. Keduanya memiliki dua orang

anak.

Setelah menamatkan sekolah dasar di SDN Banjarsari III Bandung pada periode

1978-1984, Ridwan Kamil melanjutkan pendidikan di sekolah-sekolah favorit di kota

Bandung, yaitu SMP Negeri 2 Bandung (1984-1987) dan SMA Negeri 3 Bandung (1987-

1990). Kemudian beliau melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi di Institut Teknologi

Bandung (1990-1995). Pada tahun 1997 Ridwan Kamil memboyong istri pindah ke Amerika

Serikat untuk bekerja di Firma Arsitek. Dua tahun bekerja di Amerika Serikat, Ridwan Kamil

juga sempat bekerja di Hongkong selama dua tahun. setelah pengalaman empat tahun

bekerja, Ridwan Kamil melanjutkan pendidikan tingkat master di University of California

Berkeley dengan peminatan Urban Design (1999-2001).

Track record Ridwan Kamil saat menjabat sbagai wali kota Bandung dinilai sangat

baik berdasarkan survey Laboratorium Quality Control UNPAD Bandung (dalam Hakim

Wiyono, 2016). Hasil penelitian lainnya yang dikemukakan oleh Maramis & Wicaksono

(2017: 35) mengenai perilaku kepemimpinanan yang berdasarkan Five Dimensions of public

leadership behaviours, Ridwan Kamil termasuk dalam kategori law fulness leadership atau

kepemimpinan yang lebih menekankan kepada hukum yang berlaku. Dapat juga di artikan

sebagai pemimpin yang menekankan pegawainya untuk menerapkan kebijakan pemerintah

dengan benar agar masyarakat dapat merasakan dampak positif dari kebijakan tersebut.

Ridwan Kamil menjabat sebagai wali kota Bandung dari tahun 2013-2018. Pada

tahun 2013 Ridwan Kamil dicalonkan oleh partai keadilan sejahtera dan gerindra sebagai

wali kota Bandung dengan di dampingi oleh Oded Muhammad Danial sebagai calon wakil

wali kota. Dalam rapat pleno komisis pemilihan umum kota Bandung pada 28 juni 2013,

11
pasangan ini unggul telak dari tujuh pasangan lainnya dengan meraih 45,24% suara sehingga

mereka ditetapkan menjadi pemenang dalam pemilihan umum wali kota Bandung 2013

(wikipedia, 2016). Ridwan Kamil adalah sosok orang yang friendly, santun, dan cerdas dan

menjadi walikota yang banyak mendapatkan penghargaan atas iniovasi yang diciptakannya.

Ridwan kamil juga dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan masyarakat. Beliau

adalah salah satu pemimpin milineal yang sangat aktif dalam bermedia sosial. Media sosial

yang sering digunakan adalah Instagram. Dengan aktifnya Ridwan kamil di media sosial,

menggambarkan kedekatan antara pemimpin dan rakyatnya hal ini karena sering terjadi

interaksi timbal balik antara wali kota Bandung dengan masyarakat. Banyak masyarakat

memberikan saran dan kritik langsung di media sosial Instagram Ridwan kamil sehingga

lebih mudah bagi Rindwan kamil mengetahui permaslaahan yang sedang di hadapi oleh

rakyatnya.

Berlatarbelakang sebagai seorang arsitek dan menjadi seorang dosen dengan

pendidikan di luar negeri menjadi bekal awal Ridwan Kamil menjalankan tugas sebagai

walikota. Sebelum masa kepemimpinananya Bandung mempunyai masalah-masalah berat

seperti, penurunan kualitas lingkungan, buruknya kulitas jaringan dalan dan utilitas,

persoalan pertumbuhan kota, penyediaan transportasi massal untuk masyarakat. Tetapi

dibalik permasalahan tersebut Bandung merupakan kota yang memiliki potensi. Sebagai

seorang pemimpin yang adaptif, Ridwan Kamil dengan mudah beradaptasi dan saling bahu-

membahu dengan jajarannya dalam meciptakan kota Bandung lebih maju. Perlahan

permasalahan-permasalahan yang ada dikota Bandung diperbaiki.

Berikut ini beberapa inovasi yang berhasil dilaksanakan oleh Ridwan Kamil. Pertama,

taman tematik di Bandung. Adanya permasalah lingkungan yang telah terjadi di Bandung

membuat Ridwan kamil membuat program taman tematik. Akan banyak di temui ruang-

ruang terbuka atau disebut taman tematik di Kota Bandung. Kedua, Bandung Smart City.

12
BCD digunakan untuk mampu memberikan pelayanan publik yang baik dan birokrasi secara

transparan. Hal yang dilakukan berupa pembangunan infrastruktur yang bisa dimanfaatkan

oleh seluruh masyarakat Kota Bandung. Contoh seperti pemasangan wifi diseluruh kantor

dinas. Ketiga, Tour on the Bus adalah bus parawisata yang menawarkan tumpangan untuk

bisa berkeliling di tempat-tempat terkenal di Bandung. Keempat Creative Hub adalah gedung

yang di fungsikan untuk memperdayakan warga Bandung untuk mengasah kreatifitas,

terdapat fasilitas didalammnya seperti perpustakaan, galeri, museum, studio inovasi tiga

dimensi, studio fashion, desain museum, desain store, amfiteater danruang belajar.

Selain program di atas, terdapat inovasi progran lain yang diciptakan Ridwan kamil

seperti (1)Transportasi gratis setiap hari senin, guna meningkatkan minar masyarakat untuk

memanfaatkan angkutan umum. (2) Gerakan pungut sampah, adalah gerakan yang diterapkan

di sekolah-sekolah. (3) Jumat sepeda, guna mengurangi polusi, Ridwan kamil menciptakan

program ini dan mengajak warga bandung untuk menggunakan sepeda untuk bepergian di

hari jumat. Gerakan bersepeda pada hari jumat ini di awali di awal kepemimpinannya Ridwan

kamil menggunakan sepeda ke kantor, sehingga setelah itu muncullah even jumat bersepeda.

(Elfina dkk: 2019: 13-14).

PEMBAHASAN

Pemimpin adalah orang yang diberikan amanah oleh Allah swt untuk menjaga,

memperbaiki dan tidak merusak bumi. Adanya pemimpin diharapkan terciptanya kedamaian

antar manusia, karena pemimpin adalah orang bisa mengarahkan orang ke jalan yang baik.

Kepemimpinana adaptif yang telah dijalankan Ridwan Kamil selama menjabat sebagai

walikota Bandung, selaras dengan nilai-nilai islam yang bersumber dari Al-qur’an. Berikut

13
akan dijelaskan kesesuaiain nilai dasar kepemimpinan di dalam islam dengan

kepemimpinanan adaptif yang di terapkan Ridwan Kamil.

Dasar tauhid. Sebagai manusia di Bumi Allah, segala pekerjaan yang laksanakan harus

diniatkan ibadah kepada Allah. Sehingga setiap pekerjaan akan mendapatkan pahala dariNya.

Kita ketahui bahwa Ridwan Kamil adalah seorang muslim yang taat. selama menjabat

sebagai walikota Bandung, ada beberapa inovasi program kerja yang di ciptakan Ridwan

Kamil untuk mengajak warga Bandung beribadah kepada Allah.

Pertama, gerakan mengaji untuk anak usia sekolah dasar dan sekolah menengah pertama,

mereka wajib pergi kemesjid untuk tadarus Qur’an. Tidak hanya itu, pemerintah Kota

Bandung juga menganggarkan dana APBN cukup besar untuk mensejahterakan guru mengaji

di Kota Bandung. Kedua, Program gerakan shalat subuh berjamaah, program ini dilaksanakan

minimal seminggu sekali yang mana Ridwan Kamil akan mendatangi mesjid-mesjid disekitar

kota Bandung dan ikut salah berjamaah. Selain untuk beribadah kegiatan ini juga sebagai

kegiatan silaturahmi Ridwan Kamil dengan masyarakat untuk mendengarkan dan

memberikan jalan keluar atas masalah-masalah keseharian yang di hadapi warganya.

Inovasi yang di ciptkan Ridwan Kamil tersebut menggambarkan sebagai seorang yang

berpikir dan bertindak strategis untuk mempengaruhi lingkungan. Tidak hanya memerintah

orang lain untuk mengaji atau pun sholat subuh berjamaah, Ridwan Kamil melakukan apa

yang diucapkannya, sehingga ini menjadi pengaruh yang positf bagi warga Bandung. Hal ini

menggambarkan bahwa ciri kepemimpinana adaptif yang di jalankan Ridwan Kamil sejalan

dengan nilai kepemimpinana Islam.

Dasar musyawarah untuk mufakat atau kedaulatan rakyat. Sebagai seorang yang

menggunakan tipe kepemimpinana adaptif, Ridwan Kamil mempunyai sikap empati yang di

terapkannya dalam mengambil keputusan. Ridwan Kamil akan mempertimbangkan pendapat

bawahannya. Hal ini di relaisasikan dengan adanya koordinasi dengan sekuruh kepala dinas

14
yang dilaksanakan setiap minggu. Hal ini sejalan dengan ciri kepemimpinana adaptif yaitu

Multi prespektif dalam pengambilan keputusan. Artinya dalam mengambil keputusan seorang

pemimpin adptif akan memahami dari berbagai sudut pandang, yang akan dimusyawarahkan

untuk mendapatkan keputusan akhir. Hal tersebut selaras dengan nilai kepemimpinana dalam

islam, bahwa didalam islam segala sesuatu harus dimusyawarahkan sehingga menghasilkan

kesepakatan yang akan menguntungkan untuk semua pihak

Dasar persatuan islamiyyah (Ukhuwah Islamiyah).Dalam menciptakan win-win slolution.

Ridwan Kamil berkolaborasi atau bekerjasama dengan berbagai pihak untuk bisa realisasikan

Bandung smart City yang akan digunakan untuk memberikan pelayanan opublik yang baik

dan manajemen birokrsi secara transparan. Berdasarkan hasil penelitian Pitrianti dalam jurnal

Kepemimpinan Ridwan Kamil di kota bandumg tahun 2012-2018: kajian inovasi kebijakan

kepemimpinan adaftif. Ridwankamil melakukan kolaborasi dengan PT terkomsel Indonesia,

ntuk mengembangkan BSC dengan menyediakan 1000 titik wifi gratis di seluruh Kota

Bandung baik taman maupun tempat ibadah. Atas kerjasama ini pemerintah mendapat

pelayanan gratis selama satu bulan dan hibah aplikasi, dan PT Telkom akan mendapatkan

prosomus secara gratis kepada masyarakat untuk menggunakan internet sehat dari pemerintah

Kota Bandung. Sesuai dengan nilai dasar persatuan, di dalam Al-Quran telah diperintahkan

agar umat manusia tidak bercerai berai. Karena jika umat manusia bersatu dalam hubungan

yang islami maka akan menghasilkan

Dasar keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh umat. Sekitar 50.000 orang menjadi

pendatang di Kota bandung. (Pitriyanti: 10). Berdasarkan data Bappelitbang Kota Bandung,

PKL tidak seluruhnya merupakan penduduk asli kota Bandung melainkan sebanyak 49.7%

berasal dari luar kota Bandung dan 50.3% berasal dari kota Bandung. Pengalokasian PKL ini

dilakukan dengan langkah yang strategis. Ridwan Kamil membentuk Satuan Tugas Khusus

15
(Satgasus) yang dibentuk sesuai dengan Kepwal No.511.23?Kep.005-DisKUKMdan

Perindag tentang Satuan Tugas Khusus (SATGASUS) Penataan Pembinaan PKL.

Dalam penanganan PKL yang sangat banyak di kota Bandung, Pemerintah Kota tidak hanya

memindahkan tanpa adanya pembinaan dan tindak lanjut. Pemerintah tidak hanya

mementingkan kepentingan keberhasilan dalam tata kota dan lingkungan hidup yang nyaman

tetapi juga memikirkan tentang nasib PKL dengan banyaknya pertimbangan-pertimbangan,

misalnya lokasi relokasi, fasilitas yang akan didapatkan dan pemberian bantuan lainnya.

Hal tersebut sesuai dengan nilai dasar keoemimpinana islam yang keempat yaitu keadilan dan

kesejahteraan untuk masyarakat khususnya para PKL Ridwan kamil juga mengedepankan

kreativitas dalam mengembangkan solusi, agar PKL tetap bisa mencari pendapatan setelah di

pindahkan.

KESIMPULAN

Dalam gaya kepemimpinana adaptif, terdapat nilai-nilai kepemimpinana islam yang

dijalankan oleh Ridwan Kami. Yang pertama, yaitu dasar tauhid, dimana inovasi yang

diciptakan Ridwan Kamil yaitu meningkatkan nilai ibadah kepada Allah. Beliau membuat

program salat sabuh berjamaah dan tadarus masal untuk anak-anak sekolah dasar dan seolah

16
menengah pertama. Kedua, dasar musyawarah untuk mufakat atau kedaulatan rakyat. Ridwan

Kamil dalam memutuskan suatu kebijakan akan selalu meminta pendapat dari jajarannya. Hal

ini direalisasikan dengan diadakannya koordinasi rutin,guna mengetahui hambatan dan solusi

yang di hadapi oleh kepala dinas. Ketiga, Dasar persatuan islamiyyah (Ukhuwah Islamiyah).

Ridwan Kamil sering melakukan kolaborasi atau kerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk

pengembangan Kota Bandung. Keempat, Dasar keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh

umat. Dasar ini di gambarkan Ridwan Kamil dalam program kerja pengalokasian PKL.

Pemerintah Kota tidak hanya mementingkan kepentingan keberhasilan tatakota namun juga

memikirkan solusi setelah dipindahkannyatempat berjualan PKL.

DAFTAR PUSTAKA

Alma’arif. Adaptive Publik Leadership: tantangan kepemimpinanan menghadapi masyarakat


ekonomi ASEAN (MEA). Jurnal administrasi Pemerintahan daerah. Volume 7 Edisi
1. Ejournal.ipdn.ac.id

Drucker, P.F. 1996. The Efective Executive.New York: Harper & Row.

Elfina, Santia dkk. 2019. Ridwan kamil Pemeimpin Kreatif Era Milenial.

17
www.researchgate.net.

Fajrin, Istiqomah Qodriani & Heru Susilo. 2018. Pengaruh Gaya Kepemimpinanterhadap
kinerja karyawan dengan motivasi Terhadap Kinerja Karyawan dengan Motivasi
Kerja Sebagai Variable Intervening (Studi pada Karyawan Pabrik Gula kebon Agung
Malang). Jurnal administrasi Bisnis (JAB). Volume 61 Nomor 4. Administrasibisnis.
Studentjournal.ub.ac.id.

Hakun Nul Lukman. 2018. Ridwan Kamil: Sang Pendobrak Status Quo. Aspirasi: Jurnal-
jurnal masalah Sosial. Volume 9, Nomor 2.
http://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/index.

Hasibuan, malayu S.P. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Indah Komsiyah. 2016. Kepemimpianan Transformatif Perkembangan dan Implementasi


pada lembaga Pendididkan. Ta’allum. Volume 4 Nomor 2. www.researchgate.net

Masniati. 2015. Kepemimpinana Dalam Islam. Jurnal Al-Qur’an. Volume 2 Nomor 1.


Journal.uin-alauddin.ac.id.

Maimunah. 2017. Kepemimpinan Dalam Perspektif Islam dan dasar Konseptualnya. Jurnal
Al-Afkar. Volume 5 Nomor 1. Ejournal.flaiunisi.ac.id.

Munfaridah Tuti. 2016. Kepemimpinana Islam (Analisa Pemikiran Al-Ghazali).


Journal.walisongo.ac.id.

Maramis, Raykevin Bagus Julian & Kristian Widya Wicaksono. 2017. Integritas Perilaku
Kepemimpinanan Publik Walikota bandung. Otoritas: Jurnal Ilmu Pengetahuan.
http://Journal.unismuh.ac.id/index.php.otoritas

Nidawati. Kepemimpinan dalam perspektif islam. Jurnal.ar-raniry.ac.id.

Nawawi, H Hadari. 2003. Kepemimpinanan Mengektifkan Organisasi. Yogyakarta: Gajah


Mada University Press.

Paramesti, Ni Putu Depi Yulia & Dedi Kusmana. 2018. Kepemimpinanan Ideal Pada Era
Generasi Milineal. Transformasi: Manajemen Pemerintahan. Volume 10 Nomor
1.ejournal.ipdn.ac.id.

Prafitrasari, Raini.2016. Representase Pemimpin Pemerintahan Yang Digambarkan Melalui


Media Sosial Instagram Walikota Bandung Ridwan Kamil. Repository.unair.ac.id.

Pitriyanti Dewi. 2019. Kepemimpinan Ridwan Kamil di Kota Bandung Tahun 2013-
2018:Kajian Inovasi Kebijakan kepemimpinanan adaptif. ejournal3.undip.ac.id

18
Robbins & Judge. 2015. Perilaku Organisasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Sugianto Michael. 2017. Evaluasi Gaya Kepemimpinan CEO dalam Mencapai Kesuksesan
Trart-up Business Mahasiswa di Universitas Ciputra. Ferforma: Jurnal manajemen
dan Start-up Bisnis. Volume 1 Nomor 6. Journal.uc.ac.id.

Sutarsa I Nyoman & Luh Virsa Paradissa. 2012. Implementasi Stimulasi Leadership Platicity
Berbasisi Neuroplastisitas: Strategi Membangun Adaptive Leader di Era Perubahan.
digilib.mecubuana.ac.id.

Thoha, Miftah. 2005. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: raja
Grafindo Persada.

19

Anda mungkin juga menyukai