Anda di halaman 1dari 2

Nama saya Mazi Nurazmi, putra asli Jawa Barat tepatnya di kota Cirebon.

Anak ketiga dari 3


bersaudara yang sejak kecil mempunyai cita cita menjadi seorang pemimpin. Meralisasikanya sejak
remja dengan Aktif berorganisasi, menjadi ketua Pramuka ( Pratama Putra) di SMP, menjadi ketua
OSIS disekolah menengah pertama. Berlanjut saat SMA menjadi ketua MPK, ketua Pramuka
(Pradana Putra), aktif menjadi Dewan Kerja Cabang Kota Cirebon, dan saat Kuliah tetap
berorganisasi menjadi ketua BEM sampai saat ini pun menjadi Kordinator Wilayah DIY-JATENG
Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (ISMEI). Semua pencapaianya mengindikasikan
kecintaan saya menjadi pemimpin dan berorganisasi.

Putra dari ayah yang memang sangat menyukai organisasi, dan untuk saat ini juga ayah masih
aktif menjadi wakil sekretaris pimpinan wilayah muhammadiyah Jawa Barat, wakil ketua MUI, Ketua
BPH STIKES Muhamadiyah Cirebon, Penasehat Masjid dan Attaqwa Center. Pendidikan karakter
sudah ditularkan ayah sejak dini rasa bertangung jawab, displin, kesederhanaan, ketegasan dalam
bersikap, cerdas dan yang terpenting bekal pendidikan agama yang menjadi pondasi dalam segala hal.

Berorganasi bagi saya adalah bekal untuk masa depan, dalam diri saya api perjungan untuk
peduli dengan sesama tidak akan pernah padam. Bersyukur kepada tuhan saya memiliki idola sosok
pemimpin seperti gubernur jawa barat Bapak Ridwan kamil, banyak hal yang saya dapat dari
kepemimpinan beliau, diantaranya pemimpin harus dekat dengan rakyatnya, pemimpin harus satu
langkah lebih maju untuk memberi teladan, pemimpin harus terus bergerak untuk memberi inovasi
yang bermanfaat untuk rakyatnya, dan yang terpenting saya begitu bahagia mendengar saat pak
ridwan kamil mencalonkan diri sebagai gubernur dengan didukung oleh partai politik meskipun pak
ridwan kamil tidak terdaftar sebagai anggota partai. Artinya pak ridwan kamil memang mempunyai
keunggulan sehingga bapak diusung menjadi gubernur murni karena prestasi.Sewaktu saya
mencalonkan diri menjadi ketua BEM, saya memberanikan diri menggunakan jalur independent.
Memang terasa sulit karena harus mendapatkan setengah KTM dari jumlah mahasiswa, namun
semuanya terasa mudah saat beberapa partai dan kawan kawan mendeklarasikan diri mendukung saya
dan membantu saya sewaktu kampanye dengan mengatasnamakan pendukung tanpa adanya nama
partai. Hal ini yang membuat keinganan saya untuk mengikuti Ajudan Gubernur untuk belajar
kepimpinan bapak ridwan kamil, dan shering pengalaman tentunya saya pun akan mendukung terkait
visi jabar juara lahir dan batin.

Hal keci yang sudah saya lakukan setelah lulus S1 yaitu sudah mulai berwirausaha dan bercita
cita membuka lapangan pekerjaan sebanyak banyaknya dalam usaha saya. Dalam diri saya memegang
teguh jika kekayaan itu bukan seberapa banyak yang kita miliki tapi seberapa banyak yang kita beri,
dan untuk saat ini saya ingin berwirausaha dan melanjutkan pendidikan S2 daripada memilih untuk
menjadi pegawai. Bisnis yang sudah saya jalankan adalah kedai kopi, mengapa kedai kopi tentunya
karena saya pecinta kopi selain itu juga karena saya belajar dari pengalaman menjadi aktivis butuh
ruang diskusi dan konsolidasi yang nyaman tenang. Bisnis kaos, topi, tas yang sudah saya beri merek
sendiri juga saya jalankan melalui media sosial dan belum memiliki store. Bisnis selanjutnya juga
saya memiliki jasa perjalanan keliling jogja dan sewa mobil untuk wisatawan dan mahasiswa, terakhir
bisnis yang baru saya mulai adalah bisnis catering, karena melihat peluang yang ada dikegiatan
kampus maupun tempat kerja yang membutuhkan banyak paket konsumsi.

Dan keinginan saya terbsesar adalah membuat rumah inspirasi, hal ini tergerak melihat
kenakalan dan pendidikan dimasyarakat kelas menengah kebawah masih kurang dirasakan. Rumah
inspirasi ini menjadi wadah pendidikan yang lengkap mulai dari akademik sampai dengan non
akademik, pendidikan karakter seorang remaja begitu sangat penting, banyak dari masyarakat
menengah kebawah enggan untuk mengikuti kegiatan esktrakulikuler disekolahnya seperti pramuka,
paskibra atau OSIS karena sebagian dari mereka memiliki gensi yang cukup tinggi dan menganggap
ekstarkulikuler seperti itu tidaklah penting. Untuk itu rumah inspirasi hadir sebagai program yang
memang menjemput dan memberi pengertian lebih agar mereka mengerti pentingnya masa depan
untuk dirinya.

Program rumah inspirasi pernah saya buat saat menjadi ketua BEM FEB UAD, saat itu kami
mempunyai desa binaan. Desa itu kami beri nama dengan sebutan kampung inspirasi, sesuai dengan
namanya kampung itu yang semula tertinggal dan mempunyai pertumbuhan ekonomi yang rendah
membuat kami tergerak mendampingi agar desa itu menjadi contoh dan teladan dari desa lain. Mulai
dari adanya pelatihan kemampuan untuk menjual produk adandalan setempat, kami pun rutin
mendampingi anak anak dan remaja di desa tersebut agar bisa bersaing.

Fenomena saat ini memang generasi milenial sangat berkembang dengan adanya teknologi
yang semakin hari semakin dipermudah. Namun dampaknya untuk saat ini mereka akhirnya menjadi
manusia yang lupa caranya bergaul dengan lingkungan dan yang terparah mereka lebih apatasi dengan
sekelilingnya. Mulai dari apatis dengan demokrasi, tidak memiliki rasa empati dengan sesama, tidak
lagi peduli dengan lingkungan dan masa depan bangsa. Hal ini harus segera disadarkan jika Indonesia
dan khusunya jawa barat jika ingin maju. Anak muda yang seharusnya penuh dengan ide ide gila
tertutup dengan semua teknologi yang canggih dan semakin hari semakin menjadi manusia yang
malas.

Semua lapisan masyarakat harus sudah bergerak mengatasi masalah ini, salah satu caranya
adalah dengan mengaktifkan kembali pemuda pemudi. Berikan mereka suatu tugas untuk mengangkat
desa atau wilayahnya masing masing, diberika kegiatan berupa kegiatan islami, nasionalisme ataupun
sosial, berika mereka kebebasan dalam membuat kepanitian, kerja tim dan berfikir inovatif. Tugas
pemerintah dalam kegiatan seperti ini adalah dengan mengadakan perlombaan desa terbaik, desa ter-
kreatif dan lain sebagainya sebagai bahan pemicu semangat. Jika hal ini sukses dilaksanakan maka
remaja akhirnya bisa bergaul dengan sekelilingnya, sudah terbiasa dalam berkerja seccara tim, dan
terbiasa melalui masalah dalam suatu kegiatan.

Masyarakat jawa barat harus menjadi masyarakat yang tangguh, berkarakter dan visioner agar
jawa barat menjadi lebih baik kedepanya dan menjadi teladan yang baik untuk Indonesia maju. Ini
salah satu keinginan dari saya untuk jawa barat kedepanya. Semoga dengan ini saya bisa bertemu dan
menjadi ajudan bapak ridwan kamil agar saya diberikan arahan maupun nasihat dan sama sama
berkerja untuk kemajuan jawa barat kedepanya.

Anda mungkin juga menyukai