Anda di halaman 1dari 8

I.

PENDAHULUAN
Muhammadiyah adalah sebuah gerakan islam yang menjunjung tinggi agama
islam sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar benarnya. Agama islam
yang sebanar benarnya yang di gagas Muhammadiyah adalah agama islam yang
menurut Al-qur’an dan haddist. Pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan
mendirikan gerakan Muhammadiyah ini memang bertujuan untuk menjadikan
masyarakat islam di Indonesia sesuai dengan jaran Nabi besar kita Nabi
Muhammad SAW, banyak dari masyarakat Indonesia kala itu tidak sesuai dengan
ajaran islam, masyarakat masih banyak yang memadukan tradisi masa lalu yang
memamng ada unsur Hindu dan Budha.
Masyarakat yang dicita citakan Muhammadiyah,perlu diketahui konteks
lahirnya perumusan maksud dan tujuan Muhammadiyah tersebut, yang kedua
substansi atau isinya dengan merujuk pada pemikiran-pemikiran yang selama ini
berkembang dalam Muhammadiyah. Terwujudnya masyarakat islam yang sebenar
benrnya adalah visi jangka panjang Muhammadiyah yang tak terbatas waktu. Visi
adalah gambaran masa depan yang akan diwujudkan yang sekarang belum ada.
Suatu visi yang akan menjadi kenyataan apabila diyakini oleh pemilik visi sebagai
gambaran masa depan yang akan diwujudkan.

II. PENEGASAN JUDUL

Masyarakat yang dicita citakan oleh Muhammadiyah sudah sangat jelas


bahkan sudah sangat melekat dimasyarakat pada umumnya. Visi dari
Muhammadiya pula yang menegaskan bahwa Muhammadiyah ingin menjadikan
islam yang sebenar benarnya, islam yang sesuai dengana Al- qur’an dan hadist.
Didalam Anggaran dasar Muhammadiyah juga menggambarkan masyarakat islam
yang sebanar benaranya sebagai masyarakat yang sentosa dan bahagia, disertai
nikmat Allah yang melimpah limpah sehingga merupakan “ Badatun Thayyibatun
wa Rabbun Ghafuur”. Yakni negeri yang indah, bersih , suci, makmur dibawah
pelindingan Tuhan yang maha pengampun.

Masyarakat semacam itu selain bahagia didunia bagi seluruh manusia, juga
menjadi tangga atau jalan menuju gerbang surga “Jannatun Na’iem” untuk
mendapatkan keridoan Allah yang abadi. Masyarakat islam yang sebenar
benarnya merupakan rahmat Allah bagi seluruh alam, yang akan menjamin
sepenuhnya keadia.lan, persamaan, keamanan, keselamatan dan kebeasan bagi
anggota anggotanya.

Gambaran masyarakat islam yang sebnar benarnya secara sederhana dapatklah


kita gambarkan sebagai tatanan masyarakat yang hidup berdampingan secara
harmonis oleh pribadi pribadi muslim yang sebenar benarnya dengan ciri
bertauhid murni, berakhlak mulia, taat beribadah sesuai tuntunan Rasullah,
danbermuamalat menurut islam ajaran islam. Pribadi pribadi tersebutlah yang
menguasai lembaga lembaga kenegraan dan pranata pranata sosial yang ada
sehingga semuahnya berjalan sesuai yang dikhendaki ajaran islam. Berangkat dari
gambaran sederhana tersebut, langkah penting untuk mewujudkan masyarakat
islam yang sebenar benarnya hingga mencapai jumlah yang memungkinkan untuk
mendominasi semua lembaga kenegaraan dan pranata pranata sosial lainya.

Selanjutnya biarkan pribadi pribadi yang terbina tersebut mengkualitaskan


peran kebangsaan dan kemasyarakataan sehingga berjalan sesuai kehendaki oleh
ajaran islam. Muhammadiyah seharusnya memfokuskan pada langkah langkah
penting ini. Biarkan urusan politik dilaksanakan oleh pribadi pribadi muslim yang
telah dibina oleh Muhammadiya. Muhammadiyah berkonsentrasi menggerakan
mesin organisasi untuk memproduksi sebanyak banyaknya pribadi muslim yang
sebanar benarnya strategi membina pribadi muslim yang sebenar benarnya.

Mewujudkan pribadi yang sebanar benarnya memerlukan pembinaann yang


tersistem, intensif dan jangka panjang. Anggaran dasar rumah tangga
Muhammadiyah yang mengatur pembinaan anggota dan simpatisan dilakukan
melalui pengajian pengajian (pengajian umum, anggota, mubaligh) dan jama’ah.
Pengajian adalah lembaga pertemuan berkala anggota jama’ah untuk mengupdate
atau meningkatkan pemahaman ajaran islam, menjaga semangat beragamaan, dan
menjaga silaturahmi sesama anggota jama’ah. Sedangkan kursus adalah lembaga
pengajar berjangka untuk bidang bidang tertentu secara lebih komperhensif.

Pengajian pengajian dan kursus kursus tersebut seharusnya dilembagakan


secara permanen dengan manajemen yang baik dan dikelola dengan sungguh
sungguh sehingga menjadi lembaga yang profesional. Untuk kepentingan tersebut
pimpinan persyarikatan perlu menetapkan pengelola dan ustad tetapnya untuk
masing masing lembaga pengajian dan kursus. Jama’ah merupakan amal usaha
wajib bagi ranting. Kewajibanan membina jama’ah mengisyratkan bahwa setiap
anggota Muhammadiyah haruslah berada dalam juama’ah.

Masyarakat yang dicita citaka Muhammadiyah adalah masyarakat yang segala


kegiatan dalam kehidupnya depenuhi dengan kegiatan kegiatan islam, mulai dari
adnaya pengajian pengajian yang diisi oleh jama’ah Muhammadiyah itu sendiri,
selain itu juga adanya kursus dapat menambah skill dari kader kader
Muhammadiyah itu sendiri. Tidak hanya itu kegiatan amal usaha atau kegiatan
Muhammadiyah lainya juga selalu tercemin oleh visi Muhammadiyah sebagai
gerakan islam yang sebanar benarnya.
III. PEMBAHASAN MATERI DARI BUKU REFERENSI

Cita-cita ideal yang ingin diwujudkan Muhammadiyah


terkandung dalam rumusan maksud dan tujuan,
yakni “menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya” (Bab III. Pasal 6). Sering muncul
pertanyaan seputar makna atau kandungan isi dari maksud dan tujuan
Muhammadiyah tersebut. Apakah yang dimaksudkan dengan kalimat
“menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam” itu? Apa pula, dan ini lebih
sering dipertanyakan, yang dimaksud dengan “masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya” itu? Dua pertanyaaan yang elementer, tetapi memang sangat penting
untuk diketahui dan dipahami khususnya oleh anggota Muhammadiyah. Guna
menjawab pertanyaan tersebut, pertama-tama perlu diketahui konteks lahirnya
perumusan maksud dan tujuan Muhammadiyah tersebut, yang kedua substansi
atau isinya dengan merujuk pada pemikiran-pemikiran yang selama ini
berkembang dalam Muhammadiyah.
Jika dilacak pada rumusan Anggaran Dasar (Statuten) Muhammadiyah sejak
berdiri tahun 1912 hingga Muktamar ke-45 tahun 2005, Muhammadiyah telah
menyusun dan melakukan perubahan Anggaran Dasar (AD) sebanyak 15 (lima
belas) kali yaitu pada berturut-turut pada tahun 1912, 1914, 1921, 1934, 1941,
1943, 1946, 1950 (dua kali), 1959, 1966, 1968, 1985, 2000, dan 2005. Adapun
untuk Anggaran Rumah Tangga (ART) sebanyak 8 (delapan) kali dimulai dan
berturut tahun 1922, 1933, 1952, 1961, 1967, 1969, 1987, 2000, dan 2005. Dari
kandungan isi AD/ART Muhammadiyah tersebut ditemukan data bahwa rumusan
tujuan mewujudkan/terwujudnya “masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”
ditetapkan pada AD tahun 1946, sedangkan sejak berdirinya sampai awal tahun
kemerdekaan Indonesia tersebut tidak ditemukan rumusan tujuan sebagaimana
dimaksud.

Dari data yang dihimpun Mh. Djaldan (1998), ditemukan pula bahwa rumusan
maksud dan tujuan Muhammadiyah sebagaimana dimaksud, mengalami
perubahan redaksional yang sedikit berbeda yakni, tahun 1946 dan 1959, serta
perubahan isi pada tahun 1985. Pada AD tahun 1946 tertera kalimat “Maksud dan
tujuan Persyarikatan ini akan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam,
sehingga dapat mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”,
sementara pada AD tahun 1959 berbunyi “Maksud dan tujuan Persyarikatan ialah
menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, sehingga dapat terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.

Pada tahun 1985, maksud dan tujuan Muhammadiyah mengalami perubahan


isi menjadi “Maksud dan tujuan Persyarikatan ialah menegakkan dan menjunjung
tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil, dan makmur yang
diridlai Allah Subhanahu wata‘ala”. Penggantian tahun 1985, terjadi karena
pemaksaan rezim Soeharto di era Orde Baru yang melalui Undang-Undang Tahun
1985 yang mengharuskan seluruh organisasi politik dan kemasyarakatan untuk
berasas (tunggal) Pancasila, sehingga Muhammadiyah diharuskan selain
mengganti asas Islam yang telah dirumuskan sejak tahun 1959 menjadi asas
Pancasila, sekaligus mengubah rumusan tujuannya melalui proses yang sangat alot
hingga menunda muktamarnya selama dua tahun.
Dalam Statuten (Anggaran Dasar) pertama tahun rumusan maksud/tujuan
Muhammadiyah belum mengarah ke format masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya, kendati spiritnya boleh jadi sama. Pada Statuten 1912 artikel (pasal?)
kedua dinyatakan sebagai berikut: “Maka perhimpunan itu maksudnya: a.
Menyebarluaskan pengajaran Igama Kangjeng Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi Wassalam kepada penduduk Bumiputera di dalam residensi Yogyakarta,
dan b. Memajukan hal Igama kepada anggauta-anggautanya.” Agar memperoleh
gambaran yang lengkap mengenai rumusan maksud dan tujuan Muhammadiyah
dalam rentang perubahan AD/ART Muhammadiyah tersebut.

IV. PENDAPAT DAN PEMIKIRAN PENULIS


Masyarakat yang dicita citakan Muhammadiyah sudah sangat jelas yaitu
menjadikan masyarakat islam yang sebenar benarnya. Dalam hal ini
Muhammadiyah menjadi yang terdepan dalam penegakan ajaran islam yang
sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad. Bukan hanya ajaran yang sesuai dengan
tuntunan nabi namu Muhammadiyah juga menjadi gerakan terdepan yang
menolak dengan adanya kebiasaan kebiasaan Masyarakat islam yang masih
menganut kepercaya turun temurun yang kental dengan ajaran Hindu maupun
Budha.
Visi yang dijalankan Muhammadiyah sejak dulu hingga sekarang membawa
perubahan pola pikir Masyarakat islam di Indonesia, Muhammadiyah mulai bisa
diterima dan bahkan diikuti karena memang sangat sesuai dengan Al- qur’an dan
Hadist. Contohnya saja dengan penentuan hari raya lebaran, Muhammadiyah
masih memegang teguh pengambilan keputusan yang memang itu sudah ada
penentuanya. Atau cara penentuan hari 10 hingga 20 tahun kedepan sudah bisa
dilihat. Masyarakat awalya meragukan cara yang dipakai Muhammadiyah, namun
saat sudah memberikan penjelasan yang jelas, masyarakat balik untuk mengikuti
cara yang digunakan Muhammadiyah.
Muhammadiyah juga selalu menciptakan kader kader baru yang berkualitas
untuk regenerasi Pengurus Muhammadiyah kedepanya. Ini bisa kita lihat dengan
berkembangnya ikatan, atau organisasi Muhammadiyah dikalangan pelajar,
berkembangnya pengajian pengajian yang memang sangat rurtin untuk dilakukan,
berkembangnya kursus kursus untuk mengembangkan keterampilan kader
Muhammaduyah agar nantinya menunjangnya badan amal Muhammadiyah.
Alur pembinanan kader Muhammadiyah pelaku usaha dalam menciptakan
Masyarakat islam yang sebenar benarnya dimulai dengan proses rekuitmen
anggota jama’ah oleh para kader dari kalangan anggota dan simpastisan
Muhammadiyah. Selanjutnya mengajak mereka mengikuti pengajian dan kursus
kursu, membina dalam jama’ah, mensponsori menjadi anggota, mengikutsrtakan
dalam perkaderan dan pelatihan mubaligh hingga akhirnya sebagian diantara
mereka menjadi kader dan mubaligh. Kader yang dihasilkan melakukan hal serupa
mulai dari rekuitemen sampai dengan kader. Kewajiban seorang kader adalah
menduplikasikan dirinya kepada anggota jama’ah binaanya sehingga menjadi
kader seperti dirinya.
Pembinaan sasaran dakwah menjadi pribasdi muslim yang sebenar benarnya
sesungguhnya merupakan pembinaan sikap seseorang, yang keberhsilanya
ditentukan oleh apa yang menjadi tujuanya, apa yang dilihat, didengar, dan
dirasakan. Disamping pembinaan dengan alur sebagaimana tersebut diatas, hal
paling penting adalah membantu mereka menetapkan tujuan hidpnya “ menjadi
pribadi muslim yang sebenar benarnya.
Apabila tujuan tersebut sudah menjadi impian besar dalam hidupnya dan
berkeinginan menyampaikan kembali kepada mereka yang baru, visi besar
Muhammadiyah akan terwujud. Semangat mewujudkanya akan meningkat apabila
pikiranya didominasi oleh informasi ositif yang masuk melalu mata dan telingnya.
Dengan apa yang ia lihat akan menjadi hal yang ia ingin sampaikan kepada orang
lain, begitu pula saat ia mendengar hal yang positif pasti akan menyampaikan hal
yang positif pula kepada orang lain.
Saat semua kader dapat menjadi panutan atau sebagai sarana informasi, kader
kader pula yang akan merubah pola pikir masyarakat islam agar satu tujuan
dengan Muhammadiyah menjadi islam yang sebenar benarnya. Para kader pula
menjadi ujung tombak perubahan itu, segala sarana seperti pengajian menjadi
tempat yang sangat baik untuk menyampaikan informasi yang nantinya akan
menjadi informasi yang positif
Muhammadiyah memang tidak teralalu fokus kedalam dunia politik tapi
Muhammadiyah juga tidak buta dalam politik. Banyak kader kader
Muhammadiyah yang memang dia terjun keduania politik namun Muhammadiyah
sendiri tidak ikut campur dalam politik di Indonesia, seperti kita ketahui
Muhammadiyah gerakan yang tidak memiliki partai politik. Namun
Muhammadiyah lebih dekat dengan masyarakat yaitu dengan dibentuknya badan
amal Muhammadiyah seperti : LazizMu, rumah sakit Muhammadiyah, sekolah
sekolah Muhammadiyah, perguruan tinggi Muhammadiyah.
Badan amal Muhammadiyah sangat dirasakan oleh masyarakat dan menjadi
sarana untuk masyarakat islam yang sebenar benarnya. Contohnya saja perguruan
tinggi Muhammadiyah yang sudah tersebar di seluruh Nusantara. Dengan adanya
perguruan tinggi Muhammadiyah ini diharapkan banyaknya kader kader
diciptakan di PTM ( Perguruan Tinggi Muhammadiyah). Kader kader intelektual
yang siap dimasyarakat dengan berlebel Muhammadiayh. Selain itu adanya rumah
sakit Muhammadiyah diharapkan pula masyarakat bisa memilih rumah sakit islam
yang memang cara menangananya sesuai dengan aturan aturan yang ada dalam
islam sendiri.
V. KESIMPULAN
Masyarakat yang dicita citakan oleh Muhammadiyah adalah Masyarakat
isalam yang sebenar benarnya, sesuai dengan visi jangka panjang
Muhammadiyah. Dengan hal ini masyarakat islam yang sebenar benarnya adalah
masyrakat islam yang memegang teguh agalam isalam sesuai denga Al-qur’an dan
hadis. Awal terbentuknya Muhammadiyah juga karena masyarakat kala itu banyak
yang melenceng dengan ajara islam, banyak dari mereka yang masih percaya
dengan ajaran ajaran dari peninggalan nenek moyang kental dengan Hindu Budha.
Mewujudkan masyarakat yang sebenar benarnya sesuai dengan visi
muhammadiyah yaitu dengan diadakanya pengajian pengajian, kurusus atau
pelatihan dan yang terpenting mencetak kader kader baru yang nantinya akan
menjadi regenerasi Muhammadiyah untuk mencapai cita citanya. Karena jika
kader Muhammadiyah berkualitas maka ia akan berusaha memberikan informasi
kepada masyarakat dan menuntunya kedalam tuntunan islam yang sebenar
benarnya.
VI. DAFTAR PUSTAKA

1. Kamal mustafa dan ahmad Adaby. 2002. Muhammadiayh sebagai Gerakan Islam.
LPPI UMY
2. Boy Pradana. 2008. Era baru Gerakan Muhammadiyah. UMM
3. http://suara-muhammadiyah.com/?cat=7
MASYARAKAT YANG DICITA
CITAKAN MUHAMMADIYAH

MAZI NURAZMI
140001125
KELAS D
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2016

Anda mungkin juga menyukai