Oleh :
1816021054
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Magang yang
berjudul “PERAN GAYA KEPEMIMPINAN DALAM PENGEMBANGAN
KOMPETENSI PEGAWAI NEGERI SIPIL (STUDI KASUS DI BADAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA) PROVINSI LAMPUNG”
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan Laporan Magang ini adalah untuk mempelajari cara
pembuatan Laporan Magang dan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Pemerintahan.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga Laporan
Magang ini dapat selesai
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.........................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.2 Tujuan..................................................................................................................7
2.2 Komptensi..........................................................................................................16
2.2.1MPengertian Kompetensi.............................................................................16
iv
3.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi BPSDM Provinsi Lampung................................20
3.3 Permasalahan.....................................................................................................28
3.3,1 Perencanaan.................................................................................................28
3.1.2 Pengorganisasian.........................................................................................28
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR TABEL
vi
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
B. Pemilihan Topik Yang Saya Pilih Yaitu Peran Gaya Kepemimpinan Dalam
Pengembangan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Provinsi Lampung
Globalisasi memberikan suatu proses perubahan terhadap Manajemen
Sumber Daya Manusia (MSDM) dan telah menimbulkan kompleksitas
masalah. Tantangan tersebut harus dihadapi dengan melakukan perubahan
paradigma dan perbaikan manajemen pada setiap organisasi, dimana dengan
menempatkan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai prioritas. Fokus
pembinaan manajemen terkait dengan pembinaan SDM adalah output yang
dapat dihasilkan SDM tersebut. Fokus pembinaan MSDM tersebut di atas
hanya dapat diwujudkan dengan memberikan modal/bekal bagi pegawai untuk
meningkatkan kemampuannya sehingga dapat diharapkan di masa depan akan
1
menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi. Banyak faktor yang turut
mempengaruhi tingkat produktivitas kerja pegawai dan organisasi, baik
dikarenakan faktor internal maupun eksternal, tetapi tetap saja SDM harus
menjadi titik sentral dalam melaksanakan pembinaan bagi seluruh anggota
manajemen (Madina, 2019). Dimana hal tersebut harus di iringi dengan ada
nya kepemimpinan dari setiap organisasi yang baik sehingga memperoleh
suatu tujuan sasaran organisasi yang selama ini di capai.
Salah satu sasaran pengelolahan sumber daya manusia pada fungsi
manajemen organisasi berkaitan dengan masalah kepemimpinan. Gaya
kepemimpinan memiliki nilai strategis dalam menentukan arah perkembangan
suatu organisasi dan pemimpin mempunyai kewenangan luas dalam
menentukan perkembangan karier para pegawai, khususnya PNS (Madina,
2019). Perubahan paradigma dalam administrasi publik, penyelenggaraan
otonomi daerah, mewujudkan good governance dan reformasi birokrasi.
Mensyaratkan sumber daya manusia aparatur untuk memiliki kompetensi
sesuai dengan kebutuhan dari setiap masyarakat (Wirata, 2021).
Tema yang saya ambil tersebut untuk melihat pengaruh peran gaya
kepemimpinan dalam pengembangan kompetensi pegawai negeri sipil di
badan pengembangan sumber daya manusia provinsi lampung, di mana
instansi tersebut sebagai tempat untuk melakukan diklat atau pelatihan khusus
untuk calon pns tersebut , dimana harus melakukan perlatihan dasar dan
pengelolaan seminar atau pendidikan.
2
diberikan oleh tim mbkm magang untuk melihat secara langsung atau
perkenalan di instansi yang akan menjadi tempat pkl selama 6 bulan
kedepan .
2. Permasalahan yang di angkat di bpsdm provinsi lampung menurut topic
yang saya ambil
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pengembangan kompetensi pegawai, bahkan dapat dikatakan sangat
penting dalam pencapaian tujuan organisasi yang telah di tetapkan
sebelumnya menurut ( nawawi,2006 ) mengartikan bahwa gaya
kepemimpianan adalah sebagai perilaku atau perasaan, sikap dan perilaku
para anggota organisasi atau bawahannya. Setiap pemimpin bisa memiliki
gaya kepemimpinannya lebih baik atau jelek dari pada gaya
kepemimpinan yang lainnya. Peran kepemimpinan sangat di harapkan
lebih baik untuk dapat memberikan suatu perubahan untuk organisasi yang
lebih baik dan berkembang sesuai pencapaian organisasi tersebut,
perilaku-perilaku yang di harapkan pemimpin dalam menduduki suatu
posisi tertentu di harapkan bisa berperan untuk
mempengaruhi ,membimbing, mengevaluasi bawahannya kearah
pencapaian tujuan sebuah organisasi.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi
Lampung bertugas untuk melaksanakan urusan pemerintahan fungsi
penunjang dalam bidang pengembangan kompetensi aparatur melalui
pendidikan dan pelatihan. Tidak hanya pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan saja, namun mutu penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
tersebut juga sangat penting dijalankan agar tercipta SDM aparatur yang
profesional(Provinsi et al., 2019)
Manajemen Pegawai Negeri Sipil, tidak hanya berkutat pada
manajemen karier PNS, pengembangan dan pola karier, mutasi dan
promosi namun juga pengembangan kompetensi aparatur. Kebutuhan
pengembangan kompetensi aparatur saat ini semakin penting dan
3
mendesak dilakukan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat, selain
itu penyelenggaraan pemerintahan daerah yang semakin berdinamika,
perubahan kebijakan dan paradigma pemerintahan, serta globalisasi,
menuntut sumber daya manusia yang profesional(Provinsi et al., 2019).
Upaya pengembangan kompetensi salah satu bagian dari proses untuk
pencapaian kinerja yang lebih baik dalam manejemen sumber daya
manusia melalui pendidikan dan pelatihan pegawai oleh pemimpin suatu
organisasi. Hal tersebut dapat di dukung dengan adanya visi misi
pemerintah Provinsi Lampung dalam pengembangan kompetensi pegawai
negeri sipil yaitu pola pembangunan semesta berencana menuju Provinsi
Lampung di era baru. Badan pengembangan sumber daya manusia
provinsi Lampung sebagai lembaga yang memberikan pengembangan
kompetensi seharusnya memberikan kesempatan kepada pegawai nya
untuk mengembangkan kompetensinya serta mengidentifikasi kebutuhan
kompetensi yang di perlukan. Jika melihat dari remunerasi yang berlaku
pada tahun 2014, jumlah nya tidak mempengaruhi kebutuhan hidup layak
dan kondisi saat ini banyak nya aspek pendorong menciptakan kegiatan
korupsi akibat dari itu kurang nya ketegasan dari peraturan yaitu hukum
dalam menindak lanjuti dengan tuntas dan tegas tanpa ada ketimpangan
hukum selama ini terjadi di indonesia.
Kualitas aparatur sipil Negara ASN saat ini memang masih jauh yang
saat ini di harapkan, rendahnya kualitas ASN salama ini di sebabkan oleh
latar belakang pendidikan yang di miliki nya.hal ini di pengaruhi langsung
kepada kompetensi dan kualitas kerja ASN. jika di tinjau dari data jumlah
ASN yang ada dari 4.475 juta orang, yaitu dapat dilihat dari tabel berikut :
4
Tabel 1.1 data jumlah ASN menurut jenis
tenaga
1 Tenaga administratife 64 %
2 tenaga pendidik 37 %
3 tenaga kesehatan 4,43 %
Dari tabel diatas dapat kita bayangkan hanya segelintir ASN saja yang
memiliki kemampuan kompetensi sebagai pemimpin yang memiliki
kemampuan dalam mengambil keputusan, motivasi staf, melahirkan
gagasan-gagasan baru yang kreatif dan inovatif ( yulianto,2020 ). Data
menunjukan bahwa BPSDM Provinsi Lampung telah meluluskan 1.274
orang aparatur Provinsi Lampung dari total 16.646 orang aparatur
pemerintah Provinsi Lampung (sumber : Renstra 2019-2024 BPSDM
Provinsi Lampung ). Data tersebut mencerminkan bahwa sebanyak
15.372 aparatur pemerintah Provinsi Lampung belum terpenuhi
pelayanan pengembangan kompetensi nya (Aviv & Putra, 2021).
5
miliki oleh seorang PNS harus memnuhi syarat atau kualifikasi yang di
butuhkan dalam jabatannya di organisasi pemerintah. Saleh et al,
( 2013:6) menyatakan bahwa salah satu faktor penting yang harus di
miliki oleh instansi pemerintah agar dapat melaksanakan tugas-tugas
pelayananya dengan prima adalah aparatur pelaksana yang profesional
dan memiliki kompetensi personal paripurna. Pernyataan lain sering di
kemukakan menyangkut tentang gaya kepemimpinan yang bersifat
otokratik mengatakan bahwa gaya kepemimpian seseorang tidak
berubah menghadapi situasi yang bagaimana pun terjadi karena
konsisten dengan komitmen yang dia lakukan untuk mengambil suatu
keputusan, seseorang yang pada dasarnya berpandangan demokratis
akan secara konsisten menggunakan gaya kepemimpinan yang
partisipatif meskipun situasi organisasional yang dihadapinya
sesungguhnya menuntut gaya kepemimpinan yang lain.
6
untuk menciptakan kompetensi yang di inginkan untuk kemajuan kerja
instansi yang mereka emban dalam meniti karir nya.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh peran gaya kepemimpinan dalam
pengembangan kompetensi pegawai negeri sipil di badan pengembangan sumber
daya manusia ( BPSDM) provinsi lampung?
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
bagian penting dari manajemen, dimana seorang pemimpin harus dapat
menciptakan integrasi yang serasi dengan para bawahannya juga termasuk
dalam membina kerja sama, mengarahkan dan mendorong gairah kerja
para bawahan, mempengaruhi dan memberikan sikap serta perilaku
individu dan kelompok, sehingga membentuk gaya kepemimpinan yang
pemimpin terapkan.(Lengkong, 2018)
1. Fungsi Instruksi
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai
komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana,
9
bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat
dilaksanakan secara efektif.
2. Fungsi Konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Konsultasi itu dimaksudkan
untuk memperoleh masukan berupa umpan balik untuk memperbaiki
dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan
dilaksanakan.
3. Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-
orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil
keputusan maupun dalam melaksanakannya.
4. Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikanpelimpahan wewenang
membuat atau menetapkan keputusan baik melalui persetujuan maupun
tanpa persetuuan dari pemimpin.
5. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses
atau efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan
dalam kooordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya
tujuan bersama secara maksimal.
Menurut Siagian (2008), ada 6 macam gaya kepemimpinan yang telah
dikenal secara luas, yaitu (Desky, 2014) :
10
a. Kemampuan mendorong para bawahan untuk menggunakan daya
kognitif dan daya nalar dalam pemecahan berbagai masalah yang
di hadapi.
b. Menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan
yang tidak bisa tidak harus di laksanakan demi tercapainya tujuan
dan berbagai sasaran organisasi.
c. Kecenderungan di kalangan para pejabat pimpinan yang lebih
rendah dan di kalangan para anggota organisasi untuk melihat
peranan satuan kerja dimana mereka berada sebagai peranan yang
sangat penting,paling strategis dan paling menentukan
keberhasilan organisasi mencapai berbagai sasaran
organisasional.
d. Mengakui dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
antara lain bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas hanya pada
kebutuhan kebendaan , betapa pentingnya kebutuhan tersebut.
e. Seorang pemimpin yang demokratis di hormati dan di segani dan
bukan di takuti karena perilakunya dalam kehidupan
organisasional perilaku mendorong para bawahan menumbuhkan
dan mengembangkan daya inovasi dan kreativitas nya.
2. Kepemimpinan Otoriter, Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya
pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang
diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas
dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin, sedangkan para
bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. Dalam
gaya kepemimpinan otoriter, pemimpin mengendalikan semua aspek
kegiatan. Indikator kepemimpinan otokrasi sebagai berikut :
a. Kecenderungan memperlakukan bawahan nya sama dengan
alat-alat lain dalam orgnisasi,seperti mesin,dan demikian
kurang menghargai harkat dan martabat mereka
b. Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian
11
tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan
kepentingan dan kebutuhan para bawahan.
12
minimum.
4. Kepemimpinan Paternalistik, adalah bentuk antara gaya demokrasi
dan diktator. Yang pada dasarnya kehendak pemimpin yang harus
berlaku, namun dengan jalan atau melalui unsur-unsur demokrasi.
Indikator kepemimpinan paternalistik sebagai berikut :
13
sering di pergunakan
b. Dalam menggerakan bawahan senang bergantung kepada
pangkat dan jabatanya
c. Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan
pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai
latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya
kepemimpinan.
2. Karakteristik bawahan,
14
2.1.4 Indikator Pengukuran Gaya Kepemimpinan
2.2 Komptensi
15
“mengacu pada pengetahuan (knowledge), kemampuan (abilities),
kecakapan (skills), atau kepribadian (personality) individu secara langsung
mempengaruhi kinerja mereka. (Ansori & Ali, 2015)
Menurut Spancer dan Spancer (dalam Sutrisno, 2009),
mengatakan kompetensi adalah suatu yang mendasari karakteristik dari
suatu individu yang dihubungkan dengan hasil yang diperoleh dalam suatu
pekerjaan. Karakteristik dasar kompetensi berarti kemampuan adalah
sesuatu yang kronis dan dalam bagian dari kepribadian seseorang dan
dapat diramalkan perilaku di dalam suatu pekerjaan(Ekotrans et al., 2021)
16
meningkatkan kinerja organisasi (Yup Chung, 2000). Contohnya, keahlian
komputer dan bahasa, perasaan dan etika, kerjasama tim dan kepemimpinan,
pengetahuan dan keterampilan (Lertwannawit, Serirat, & Pholpantin, 2009)
semua terbukti menjadi penentu kinerja organisasi. Organisasi tidak akan
dapat mencapai tujuan mereka tanpa kehadiran karyawan yang kompeten,
terutama di bawah lingkungan kerja saat ini (Čižiuniene et al., 2016).
17
BAB III
HASIL KEGIATAN
18
dan kompleksitas masalah yang tinggi, harus mampu dibangun menuju
Provinsi Lampung yang Bermartabat serta Unggul, Nyaman dan Sejahtera.
Visi Misi Provinsi Lampung Tahun 2019-2024 adalah, “Rakyat Lampung
Berjaya”.
19
3.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi BPSDM Provinsi Lampung
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDM) Provinsi Lampung
dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang membawahi 1 (satu) Sekretariat
dan 4 (empat) bidang. Tugas pokok jabatan struktural Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Lampung sebagaimana tertuang
pada Peraturan Gubernur Lampung Nomor 92 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tatakerja Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Lampung
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Lampung Nomor 4
Tahun 2018 adalah sebagai berikut:
a. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi
Lampung
1) Kepala Badan mempunyai tugas melaksanakan melaksanakan
pengembangan sumber daya manusia aparatur dan non aparatur guna
mendukung target pembangunan daerah di bidang penyelenggaraan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan
daerah provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di
atas, Kepala Badan mempunyai fungsi:
a) Perumusan kebijakan teknis, rencana, dan program serta
penetapan standar/pedoman;
b) Penyelenggaraan pengembangan kompetensi;
c) Penyelenggaraan sertifikasi kompetensi;
d) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan
pengembangan sumber daya manusia aparatur;
20
e) Pelaksanaan pengembangan kompetensi bagi Sumber Daya
Manusia non aparatur guna mendukung target pembangunan
daerah;
f) Pelaksanaan administrasi Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Daerah Provinsi;
g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.
21
1) Bidang Pengembangan Kompetensi Teknis Inti mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana, pelaksanaan,
pembinaan, fasilitasi, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengembangan kompetensi teknis Inti.
2) Bidang Pengembangan Kompetensi Teknis Inti dipimpin oleh
seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Badan.
3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Bidang Pengembangan Kompetensi Teknis Inti mempunyai fungsi:
a) Penyusunan kebijakan teknis dan rencana pengembangan
kompetensi teknis inti;
b) Penyusunan standar perangkat pembelajaran pemerintahan dalam
negeri kompetensi inti bagi jabatan administrasi penyelenggara
urusan pemerintahan konkuren dan perangkat daerah penunjang;
c) Penyelenggaraan pengembangan kompetensi inti bagi jabatan
administrasi penyelenggara urusan pemerintahan konkuren dan
perangkat daerah penunjang;
d) Pembinaan, pengkoordinasian, fasilitasi, pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan pengembangan kompetensi inti bagi jabatan
administrasi penyelenggara urusan pemerintahan konkuren dan
perangkat daerah penunjang;
e) Pelaksanaan pengembangan kompetensi bagi Sumber Daya
Manusia non aparatur guna mendukung target pembangunan
daerah; dan
f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
22
dan pelaporan di bidang pengembangan kompetensi umum dan
pilihan bagi jabatan administrasi penyelenggara urusan konkuren,
dan penyelenggara urusan pemerintahan umum, serta jabatan
fungsional.
2) Bidang Pengembangan Kompetensi Teknis Umum dan Fungsional
dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Bidang Pengembangan Kompetensi Teknis Umum dan Fungsional
mempunyai fungsi:
a) Penyusunan kebijakan teknis dan rencana pengembangan
kompetensi teknis umum, pilihan, dan urusan pemerintahan
umum bagi jabatan administrasi, serta jabatan fungsional;
b) Penyusunan standar perangkat pembelajaran pemerintahan dalam
negeri kompetensi umum, pilihan, urusan pemerintahan umum
bagi jabatan administrasi, dan jabatan fungsional;
c) Penyelenggaraan pengembangan kompetensi umum, pilihan,
serta urusan pemerintahan umum bagi jabatan administrasi dan
jabatan fungsional;
c1. Pelaksanaan pengembangan kompetensi bagi Sumber Daya
Manusia non aparatur guna mendukung target pembangunan
daerah; dan
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
23
2) Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial dipimpin oleh
seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Badan.
3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di
atas, Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial mempunyai
fungsi
a) Penyusunan kebijakan teknis dan rencana pengembangan
kompetensi pimpinan daerah, jabatan pimpinan tinggi,
kepemimpinan, dan prajabatan;
b) Penyusunan standar perangkat pembelajaran pemerintahan dalam
negeri bagi pimpinan daerah dan jabatan pimpinan;
c) Penyelenggaraan pengembangan kompetensi bagi pimpinan
daerah dan jabatan pimpinan tinggi, kepemimpinan, dan
prajabatan;
d) Pembinaan, pengkoordinasian, fasilitasi, pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan pengembangan kompetensi pimpinan daerah,
jabatan pimpinan tinggi, kepemimpinan, dan prajabatan;
d1. Pelaksanaan pengembangan kompetensi bagi Sumber Daya
Manusia non aparatur guna mendukung target pembangunan
daerah; dan
e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
24
2) Bidang Sertifikasi Kompetensi dan Pengelolaan Kelembagaan
dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Bidang Sertifikasi Kompetensi dan Pengelolaan Kelembagaan
mempunyai fungsi:
a) Penyusunan kebijakan teknis dan rencana sertifikasi kompetensi,
pengelolaan kelembagaan, tenaga pengembang kompetensi,
sumber belajar, dan kerjasama;
b) Pengelolaan lembaga sertifikasi penyelenggara pemerintahan
dalam negeri provinsi;
c) Pelaksanaan sertifikasi kompetensi di lingkungan pemerintah
provinsi dan kabupaten/kota;
d) Pengelolaan kelembagaan, tenaga pengembang kompetensi, dan
sumber belajar;
e) Pelaksanaan kerjasama antar lembaga, pendidikan formal, dan
pendidikan kepamongprajaan;
f) Pembinaan, pengkoordinasian, fasilitasi, pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan pelaksanaan sertifikasi, pengelolaan kelembagaan
dan tenaga pengembang kompetensi, pengelolaan sumber
belajar, dan kerjasama; dan
g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
25
3.1.5 Struktur Organisasi BPSDM Lampung
Adapun Struktur Organisi BPSDM Lampung adalah sebagai berikut
26
3.2 Kegiatan Magang
Selama melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di BPSDM , praktikan
ditempatkan di bagian Pengolahan Kegiatan Diklat. Bidang pekerjaan yang dilakukan
praktikan pada Sub Bagian Pengolahan Kegiatan Diklat BPSDM, selama
melaksanakan PKL adalah sebagai berikut :
3.3 Permasalahan
Melihat objek di bspdm provinsi lampung di mana melakukan magang selama 6
bulan tersebut melihat ada nya permasalahan yaitu bagian ketidak hadiran dari
pegawai yang notabene sebagai pns di bidang pkm menjadi tolak ukur ketidak
disiplinan pegawai pns dalam menjalankan tugas nya dalam bekerja , sehingga dalam
hal ini dapat menurunkan suatu hal negative ke pada sejawan nya dalam bekerja ,
bahkan ada pns yang ingin mengurus surat izin pensiun ke kepala badan bpsdm yang
di mana tidak di kenal oleh bapak kaban di karenakan pns tersebut jarang masuk
dalam bekerja.
3.3.1 Perencanaan
Suatu rencana atau proses target yang ingin di capai pada saat ini bpsdm
masih berupaya ingin meningkatkan akreditasi yang tentu nya perlu usaha
bersama dari setiap elemen instansi , dimana proses tersebut masih tahap
berlangsung nya sinergis dari masing-masing bidang untuk membuat aspek
pemenuhan nya dalam kesiapan akreditasi.
3.3.2 Pengorganisasian
Bpsdm provinsi lampung adalah instansi yang merupakan tempat di lakukan
nya diklat oleh calon pns , di mana calon pns tersebut harus melalui berbagai
macam diklat seperti pelatihan dasar , fungsional , structural .
27
BAB IV
PEMBAHASAN
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang dilakukan tentang peran gaya
kepemimpinan yang telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa, gaya kepemimpinan sangat berperan dalam
pengembangan kompetensi Pegawai Negeri Sipil di BPSDM Provinsi Lampung.
Hal ini mengindikasi bahwa adanya peranan seorang pemimpin menggunakan
gaya kepemimpinannya dalam pengembangan kompetensi pegawai. Indikator
telah berhasilnya gaya kepemimpinan berperan dalam pengembangan komptensi
adalah berhasilnya pengembangan ketiga kompetensi yang wajib dimiliki seroang
Pegawai Negeri Sipil yaitu pengetahuan, keterampilan dan Prilaku Sikap.
4.2 Saran
Disarankan bagi peneiliti yang selanjutnya agar bisa memperluas populasi dan
sampel. Makin banyaknya populasi dan sampel yang ada, maka hasil
penelitianpun akan lebih objektif dan menyeluruh.
29
DAFTAR PUSTAKA
Ansori, A., & Ali, H. (2015). Analisis Pengaruh Kompetensi dan Promosi terhadap
Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bungo. Jurnal
Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 15(1), 50–60.
Aviv, M., & Putra, A. (2021). Manajemen Pengembangan Kompetensi Dalam
Mencapai Pencapaian Kinerja Yang Sukses ( Studi Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah BPSDM Provinsi. 3(September), 37–51.
Desky, H. (2014). Pengaruh Etos Kerja Islami Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Karyawan Rumah Makan Ayam Lepaas Lhokseumawe. Inferensi, 6(2),
459. https://doi.org/10.18326/infsl3.v8i2.459-478
Dewi, S. P. (2019). Pengaruh Pengendalian Internal Dan Gaya Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Karyawan Spbu Yogyakarta. Journal of Chemical Information
and Modeling, 1(9), 1689–1699. file:///C:/Users/User/Downloads/fvm939e.pdf
Ekotrans, J. I., Kompetensi, P., & Kerja, L. (2021). JIEE : 01(1), 1–24.
Fathurrochman, I. (2017). Pengembangan kompetensi pegawai aparatur sipil negara
(ASN) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Curup. Manajer
Pendidikan, 11(21), 120–129.
Gunawan, rosiana natalia dan L. (2018). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Demokratis
Terhadap Kinerja Karyawan. PERFORMA: Jurnal Manajemen Dan Start-Up
Bisnis, 3, 1–9.
Khairizah, A., Noor, I., & Suprapto, A. (2017). ( Studi pada Karyawan di
Perpustakaan Universitas Brawijaya Malang ). 3(7), 1268–1272.
Lengkong, N. E. (2018). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan
Pada Pt . Tirta Sukses Kinerja Karyawan Pada Pt . Tirta Sukses Perkasa ( Club )
Cabang Airmadidi. Tugas Akhir Politeknik Negeri MAnado.
Wirata, G. (2021). Pendahuluan. 1(Peran Kepemimpinan Dalam Pengembangan
Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Pada Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia (BPSDM) Provinsi Bali Gede), 2017–2022.
30
Yudiaatmaja, F. (2017). Issn 1412 – 8683 29. Procedia - Social and Behavioral
Sciences, IV(2), 29–38.
http://dx.doi.org/10.1016/j.intman.2016.11.002%0Ahttps://doi.org/10.1016/
j.tele.2017.10.007%0Ahttp://ilp.ut.ac.id/index.php/JOM/article/view/
432%0Ahttp://dx.doi.org/10.3926/jiem.1530%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/
j.bushor.2017.11.007%0Ahttps://doi.org/10.10
31
32