Anda di halaman 1dari 17

Anemia pada Wanita Tutor I

Fakultas Keperawatan – Universitas Padjadjaran


Anggota :
 Silvia Nurhaliza – 220110170095 (Jatinangor)  Annisa Aulia Husna – 220110170104
 Rahmawati Nur Baeti – 220110170096 (Jatinangor)
(Jatinangor)  N Nunik Virgianty – 220110170194 (Garut)
 Claudya Tama P – 220110170097 (Jatinangor)  Ajeng Fajriati Nurul Fatimah – 220110170195
 Riza Nurul Ihsan – 220110170098 (Jatinangor) (Garut)
 Wafa Firyal Siti N – 220110170099 (Jatinangor)  Meisha Shafira – 220110170196 (Garut)
 Rachmawati Kusuma W – 220110170100  Tanti Tazkia Pertiwi – 220110170197 (Garut)
(Jatinangor)  Nike Aprilia – 220110170198 (Garut)
 Devi Fitriani – 220110170101 (Jatinangor)  Yessi Ainurrachman – 220110170247
 Maniatunufus – 220110170102 (Jatinangor) (Pangandaran)
 Asri Wahyu C – 220110170103 (Jatinangor)  Ulzana Zie-Zie S – 220110170248
(Pangandaran)
01
Prevalensi 02
Indikator 03
Faktor-Faktor yang
Anemia Capaian Program
Mempengaruhi
Anemia
Pencapaian

04
Program untuk 05
Program yang
06
Tantangan dan
Mengatasi Peluang
telah Dilakukan
Anemia Pelaksaan
di Indonesia
Program
01
Prevalensi Anemia
Prevalensi kejadian anemia di dunia diperkirakan sebesar 9 persen di
negara maju dan 43 persen di negara berkembang. World Health
Organization (WHO) menargetkan penurunan anemia pada tahun 2025
sebesar 50 persen pada wanita usia subur (WUS) berusia 15-49 tahun.
Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan bahwa
persentase anemia pada wanita usia 15-44 tahun sebesar 35,3 persen.
Data WHO menyebutkan prevalensi anemia defisiensi besi sebesar 35-
75 persen di negara-negara berkembang, dan mayoritas terjadi pada
anak-anak dan Wanita Usia Subur
Hasil Riskesdas 2018 menyatakan bahwa di Indonesia sebesar 48,9% ibu
hamil mengalami anemia. Sebanyak 84,6% anemia pada ibu hamil
terjadi pada kelompok umur 15-24 tahun. Lebih dari 50 persen kasus
anemia yang terjadi di seluruh dunia secara langsung disebabkan
karena kurangnya asupan zat besi dan kekurangan salah satu atau lebih
zat gizi mikro yang berperan dalam metabolisme zat besi, eritropoiesis
serta pembentukan hemoglobin (Wijayanti & Fitriani, 2019).
“Anemia masih menjadi salah satu
permasalahan kesehatan dunia terutama di
negara-negara berkembang, tidak terkecuali
Indonesia.”
—Wijayanti & Fitriani, 2019
02 | Indikator Capaian Populasi pada Program
Anemia
Sebanyak 29% (496 juta)
wanita yang tidak hamil
dan 38% (32,4 juta) 2011
wanita hamil usia 15-49
tahun mengalami anemia Salah satu target pencapaian
(WHO,2014) dalam percepatan penurunan
stunting di Indonesia,
2024 diharapkan kasus anemia di
indonesia mengalami
penurunan menjadi 20%
Pengurangan 50% kasus pada ibu hamil
anemia pada wanita usia
subur untuk mencapai
2025
target World Health
Assembly
03 | Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pencapaian Target Program
Salah satu program
pemerintah yaitu
pemberian Tablet Tambah
Darah (TTD) pada remaja
putri 2.- Proses
Persiapan
- Pendistribusian
- Pemantauan
- Pencatatan dan Pelaporan
Sumber Daya1. Input-
Manusia
Alokasi Dana -
Sarana dan Prasarana - 3. Output
- Cakupan Kegiatan
- Ketepatan sasaran, waktu,
dan distribusi
04 | Program Untuk Mengatasi Permasalahan
Anemia pada Wanita

1. Duta CETAR (Cegah 2. IBA (Indonesia 3. Cantik berseri 4. Jari Setia (Remaja 5. PPAGB (Program
Tangani Anemia pada Bebas Anemia) tanpa anemia Putri Sehat Tanpa pencegahan dan
Remaja Putri) (kemenkes & germas) Anemia) Penanggulangan Anemia Gizi
Besi)
05 | Program yang Telah Dilakukan di 2. PPAGB (Program
Indonesia pencegahan dan
Penanggulangan Anemia Gizi
1. DUTA CETAR (Cegah Tangani
Anemia pada Remaja Putri) Besi)
PPAGB yaitu pemberian
Pembentukan Duta Cetar Kota suplementasi kapsul zat besi
Bogor adalah remaja putri yang yang sasarannya ditujukan
ditugaskan sebagai duta di kepada anak SMP dan SMA.
sekolahnya masing-masing untuk PPAGB telah dilakukan pada
membantu memfasilitasi remaja bulan September 2016 sampai
putri mulai dari pendistribusian, Januari 2017 pada 2 SMP dan
sosialisasi, dan pemantauan 2 SMA sederajat di Kota
dalam mengkonsumsi TTD Bogor. Selain di Kota Bogor,
(Tablet Tambah Darah). pemberian TTD juga dilakukan
Pembentukan Duta Cetar Kota di Kabupaten Tangerang.
Bogor telah dilakukan pada bulan
Agustus 2019.
05 | Program yang Telah Dilakukan di
3. Cantik berseri tanpa anemia
Indonesia4. JARI SETIA (Remaja Putri
(kemenkes & germas) Sehat Tanpa Anemia)
Dalam program ini, remaja putri
Program ini terdiri dari akan menjadi duta untuk bertugas
penyuluhan tentang membuat jadwal konsumsi tablet zat
anemia, minum TTD besi seminggu sekali, memimpin
bersama-sama, dan konsumsi zat besi setelah makan
atau sarapan, mengisi buku kontrol,
penandatanganan
membuat pelaporan penggunaan
komitmen untuk minum tablet zat besi dan masalah dalam
TTD 1 tablet dalam pelaksanaan kepada guru UKS yang
seminggu. nantinya akan diteruskan ke
Program ini telah terlaksana pengelola gizi puskesmas. Program
pada tanggal 14 Januari ini telah terlaksana di SMPN 9 Kota
Pariaman dan di SMP X Kota
2019 di SMP
Depok.
Muhammadiyah 1
Seyegan oleh Puskesmas
Seyegan.
06 | Tantangan dan Peluang Pelaksanaan Program yang Telah
A. Tantangan Pelaksanaan Program
Dicanangkan
1. Tenaga Terlatih
Menyangkut jumlah staf dan kemampuan tenaga kesehatan untuk permasalahan anemia, yang perlu dikaji adalah
kualitas dari tenaga kesehatan itu sendiri apakah sudah memadai atau belum. Sebaliknya jika belum, maka perlu
adanya pelatihan terlebih dahulu. Pelatihan dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan serta mengembangkkan
motivasi.
2. Dana
Program yang telah dicanangkan dalam pencegahan anemia ini adalah salah satunya mengkonsumsi tablet tambah
darah, namun hal ini jika tidak difasilitasi pemerintah, maka masyarakat akan sulit mendapatkan tablet tersebut,
begitupun pemerintah perlu adanya anggaran dalam pengadaan tablet tambah darah untuk pencegahan anemia.
3. Sarana dan Prasarana
Pemerintah mengupayakan program kesehatan pencegahan anemia salah satunya dengan cuci tangan pakai sabun,
tetapi di komunitas tidak tersedia banyak tempat cuci tangan yang sudah include dengan sabun cuci tangan.
4. Motivasi Masyarakat
Hambatan dari masyarakat dalam ikut serta program kesehatan adalah motivasi yang kurang dan rendah nya
pengetahuan. Jika tidak ada pemahaman dan motivasi yang baik dari masyarakat tentang pentingnya pencegahan
anemia maka pelaksanaannya menjadi sulit.
5. Rendahnya Kerjasama antara Organisasi Masyarakat dengan Tenaga Kesehatan
6. Perhatian dari Dinas Kesehatan
Keterlibatan dinas kesehatan dalam penyelenggaraan upaya program kesehatan pencegahan anemia ini memegang
peranan penting dalam pelaksanaannya. Perhatian yang dimaksud adalah menyangkut dana, dan controlling apakah
benar seluruh masyarakat mendapatkan tablet tambah darah atau tidak.
06 | Tantangan dan Peluang Pelaksanaan Program yang Telah
Dicanangkan
B. Peluang Pelaksanaan Program
Faktor peluang yang dapat mempengaruhi keberhasilan program Tablet Tambah Darah (TTD) di
antaranya adalah (Rahmiati, Briawan, & Madanijah, 2018):

1) Terdapat Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 97 Tahun 2014 yang menyatakan
bahwa setiap ibu hamil wajib diberikan minimal 90 TTB selama masa kehamilan hingga
masa nifas
2) Terdapat anggaran pendukung TTD berupa tersedianya dana kesehatan desa dan puskesmas
yang dapat digunakan untuk mendukung program TTD. Dana peningkatan sumber daya
manusia sebagai salah satu bagian dari dana desa dapat digunakan untuk peningkatan derajat
kesehatan masyarakat, contohnya adalah untuk pengadaan kelas ibu hamil dan insentif kader
3) Terdapat komitmen Bupati dan Bappeda tentang pelaksanaan program TTD. Komitmen
menjadi dasar keberhasilan suatu program sesuai yang disampaikan dalam Guideline Iron
Supplementation. Hal ini karena stakeholder tersebut telah mengetahui dan menyepakati
secara bersama bahwa program TTD kaitannya dengan anemia menjadi salah satu faktor AKI
yang dijadikan sebagai indikator keberhasilan daerah
4) Terdapat kepedulian dari para peneliti dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk
menangani masalah anemia.
DAFTAR PUSTAKA
Suchdev PS, Namaste SM, Aaron GJ, et al. 2016 Overview of the Biomarkers Reflecting Inflammation and Nutritional Determinants
of Anemia (BRINDA) Project. Adv. Nutr 7: 349–356.
Kassebaum N & GBD 2013 Anemia Collaborators. 2016 The global burden of anemia. Hematol. Oncol. Clin. North Am 30: 247–308.
Calis JC, Phiri KS, Faragher EB, et al. 2008 Severe anemia in Malawian children. N. Engl. J. Med 358: 888–899. [PubMed:
18305266] 
Kemenkes RI. 2016. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS). Ditjen
Kesehatan Masyarakat Bina Gizi Masyarakat.
Kementerian Kesehatan RI. Hasil Utama Riskesdas. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018
Fitriana, Dhito Dwi Pramardika. 2019. Evaluasi Program Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri 
Putri, R. D., Simanjuntak, B. Y., & Kusdalinah, K. (2017). Pengetahuan Gizi, Pola Makan, dan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah
Darah dengan Kejadian Anemia Remaja Putri. Jurnal Kesehatan, 8(3), 404.
Rahayu, A., Yulidasari, F., Putri, A. O., & Anggraini, L. (2019). BUKU REFERENSI Metode Orkes-Ku (Raport Kesehatanku) dalam
Mengindentifikasi Potensi kejadian Anemia Gizi pada Remaja.
Rahmiati, B. F., Briawan, D., & Madanijah, S. (2018). Studi Kualitatif Tentang Faktor Dan Strategi Perbaikan Program Suplementasi
Besi Ibu Hamil Dengan Kasus Di Kabupaten Tasikmalaya. Media Gizi Mikro Indonesia, 9(2), 113–122.
https://doi.org/10.22435/mgmi.v9i2.619
Sinaga, R. J., & Hasanah, N. (2019). Determinan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Tunggakjati Kecamatan Karawang
Barat Tahun 2019. JUKMAS: Jurnal Untuk Masyarakat …, 3(2), 179–192.
Supadi. (2009). HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MINUM TABLET TAMBAH DARAH DAN POLA MAKAN IBU
DAFTAR PUSTAKA
Permatasari, T., Briawan, D., & Madanijah, S. (2018). Efektivitas Program Suplementasi Zat Besi pada Remaja Putri di Kota Bogor
(Effectiveness of Iron Supplementation Programme in Adolescent girl at Bogor City). Jurnal Mkmi, 14(1), 1–8.
Wirawati, D. Nursasi, A.Y. Mulyono, S. (2017). Gerakan Remaja Setia (Sehat Tanpa Anemia) Dapat Mencegah Anemia Pada Remaja.
Jurnal Medikes,Volume 4, Edisi 2, 4(November 2017), 185–194.
Duta CETAR ( Cegah Tangani Anemia pada Remaja Putri ). (2019, Agustus 29). Retrieved September 05, 2020, from ANTARA
News Megapolitan: https://megapolitan.antaranews.com/berita/67910/duta-cetar-cegah-tangani-anemia-pada-remaja-puteri
DINKES. (2017, Mei 16). Program Minum TTD Turunkan Angka Anemia Remaja Putri. Retrieved September 05, 2020, from
Pemerintah Kabupaten Tangerang: https://tangerangkab.go.id/detail-konten/show-berita/418
Kementerian Kesehatan RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2019. In Kemenkes RI 2019 (Vol. 53, Issue 9).
Kusuma, D. (2019, Januari 14). Sehat Cantik dan Cerdas Tanpa Anemia. Retrieved September 05, 2020, from Pemerintah Kabupaten
Sleman: https://pkmseyegan.slemankab.go.id/sehat-cantik-dan-cerdas-tanpa-anemia-smp-muh-seyegan/
Phaik. (2016, Juli 26). Puskesmas Marunggi Kota Pariaman Bantu Siswi Hindari Anemia. Retrieved September 05, 2020, from
Pemerintah Kota Pariaman: https://pariamankota.go.id/berita/puskesmas-marunggi-kota-pariaman-bantu-siswi-hindari-anemia
Sudikno, & Sandjaja. (2016). Prevalence and risk factors of anemia among women of reproductive age in poor household in
Tasikmalaya and Ciamis District, West Java Province. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 7(2), 71–82.
Wijayanti, E., & Fitriani, U. (2019). Nutrient Intake Profil in Anemic Childbearing Age Women Enggar. Media Gizi Mikro Indonesia,
11(1), 39–48.
Nuraisya, Wahyu., et al. (2019). Efektivitas Pemberian TTD Melalui Program Gelang Mia pada Remaja Terhadap Tingkat Anemia. 
Kediri, Jawa Timur. Jurnal Ners dan Kebidanan.
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai