Anda di halaman 1dari 20

1.

Anatomi

Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada bagian laterar atasnya,
jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya kearah aksila, disebut penonjolan Spence atau
ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masing
masing mempunyai saluran ke papilla mammae, yanhg disebut duktus laktiferus. Di antara
kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga di antara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat
jaringan lemak. Di antara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum cooper
yang memberi rangka untuk payudara.

Bentuk, fungsi, dan patologi payudara wanita terus berubah seiring bertambahnya usia
dalam kehidupan. Pertumbuhan sistem penghasil susu ini tergantung pada faktor-faktor
hormonal yang terjadi dalam dua urutan, pertama pada masa pubertas dan kemudian pada
saat terjadinya kehamilan. jaringan payudara bereaksi terhadap estrogen dan progesteron
yang terstimulasi selama siklus menstruasi.

Saraf n.pektoralis yang mengurus m.pektoralis mayor dan minor, n.torakodorsalis


yang mengurus m.latissimus dorsi, dan n.torakalis longus yang mengurus m.serratus anterior
sedapat mungkin dipertahankan pada mastektomi dengan diseksi aksila.

Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75%ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar
parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula penyaliran yang ke
kelenjar interpektoralis. Pada aksila terdapat rata rata 50 (berkisar dari 10 sampai 90) buah
kelenjar getah bening yang berada di sepanjang arteri dan vena brakialis. Saluran limf dari
seluruh payudara mengalir ke kelompok anterior aksila, kelompok sentral aksila,kelenjar
aksila bagian dalam,yang lewat sepanjang v.aksilaris dan yang berlanjut langsung ke kelenjar
servikal bagian kaudal dalam di fosa supraklavikuler

Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke
kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontralateral, ke
m.rektus abdominis lewat ligamentum falsiparum hepatis ke hati, pleura, dan payudara
kontralateral
2. Fisiologi

Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormone. Perubahan


pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas,masa fertilitas sampai ke
klimakterium, dan menopause. Sejak pubertas pengaruh estrogen dan progesterone yang
diproduksi ovarium dan juga hormone hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan
timbulnya asinus.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke 8 haid,
payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi pembesaran
maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari
menjelang haid, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik,terutama
palpasi tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu, pemeriksaan foto mammografi tidak
berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu haid mulai, semuanya berkurang.

Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara
menjadi besar karena epitel duktus lobus dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh
duktus baru. Sekresi hormone prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu
diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke
putting susu.

3. Pemeriksaan

Anamnesis penderita kelainan payudara harus meliputi riwayat kehamilan dan


ginekologi.

Untuk Inspeksi, pasien diminta duduk tegak atau berbaring, atau kedua-duanya.
Kemudian diperhatikan bentuk kedua payudara, warna kulit, tonjolan, lekukan, retraksi,
adanya kulit berbintik seperti kulit jeruk, ulkus dan benjolan. Dengan lengan terangkat lurus
keatas kelainan terlihat lebih jelas.

Palpasi lebih baik dilakukan pada pasien yang berbaring dengan bantal tipis
dipunggung, sehingga payudara itu terbentang rata. Palpasi dilakukan dengan telapak jari
tangan yang digerakan perlahan-lahan tanpa tekanan pada setiap kuadran payudara. Yang
diperhatikan pada hakekatnya sama dengan penilaian tumor di tempat lain.

Pada sikap duduk, benjolan yang tak teraba pada saat pasien berbaring kadang lebih
kadang lebih mudah ditemukan. Perabaan aksila pun agaknya lebih mudah pada posisi duduk.

Dengan memijat halus puting susu dapat diketahui adanya pengeluaran cairan, darah
atau nanah. Cairan yang keluar dari kedua puting selalu harus dibandingkan. Pengeluaran
cairan dari puting payudara diluar masa laktasi dapat disebabkan oleh berbagai kelainan
seperti karsinoma, papiloma disalah satu duktus, dan kelainan yang disertai ekstasia duktus.

Pemeriksaan yang bisa dilakukan oleh pasien sendiri dirumah sebagai skrining awal
yaitu SADARI (Periksa Payudara Sendiri). Berikut langkah- langkahnya:
Pada saat ini untuk mengenal keganasan payudara selain pemeriksaan klinis yang
teliti, juga diperlukan pemeriksaan penunjang lain, antara lain mammografi dan
ultrasonografi. Pemeriksaan penunjang ini harus bekerja saling mengisi dan bukan bersaing,
serta pelaksanaannya harus semudah mungkin dengan biaya yang relatif rendah.

Tujuan utama pemeriksaan mammografi adalah untuk mengenal secara dini


keganasan pada payudara. Berdasarkan penyelidikan, jika mammografi dan ultrasonografi
dipakai bersama-sama dalam prosedur diagnostik, maka akan diperoleh nilai ketepatan
diagnosis sebesar 97%. Apabila kedua teknik tersebut dipergunakan secara tersendiri akan
diperoleh nilai ketepatan diagnostik untuk mammografi 94%, sedangkan USG hanya 78%.
4. Mammografi
Pengertian Mammografi

Mammografi merupakan pemeriksaan radiografi untuk memperlihatkan struktur anatomis


mammae dengan film khusus baik dengan menggunakan media kontras atau tidak.

Pesawat Mammografi

Pemeriksaan mammografi memerlukan seperangkat pesawat sinar-X yang


mempunyai komponen khusus. Hal ini dikarenakan organ yang diperiksa mempunyai struktur
yang khusus berupa soft tissue atau jaringan lunak. Adapun bagian-bagian pesawat
mammografi adalah sebagai berikut:

1. Kapasitas pesawat
Pesawat mammografi yang digunakan mempunyai kapasitas tegangan tabung rendah (
25 35 kvp ) dan mAs yang tinggi.
Jenis-jenis mAs total pada pesawat mammografi adalah sebagai berikut:
Low speed film ( 2000 mAs )
Intermediate non screen film ( 500 mAs )
Convensional non screen film (200 mAs ). Penggunaan factor eksposi
berupa kV rendah diikuti dengan peningkatan mAs, dimaksudkan
untuk mendapatkan kontras yang tinggi dalam radiograf .
2. Ukuran focal spot
Ukuran focal spot dari pesawat mammografi antara 0,1 sampai 0,6 mm. Ukuran focal
spot kecil diperlukan untuk mendapatkan ketajaman yang baik dari organ. Pesawat
mammografi biasanya dibuat sistem anoda putar dan bahan dari tungsten atau
molybdenum untuk memungkinkan penggunaan fokus kecil pada pembebanan arus
tabung.
3. Pembatas sinar
Pembatas sinar pada pesawat mammografi berupa conus yang dapat diganti-ganti
sesuai dengan besarnya ukuran payudara.
4. Filter
Filter pada pesawat mammografi dimaksudkan untuk mendapatkan kualitas berkas
yang sesuai dengan keperluan, sehingga sinar-X yang mempunyai panjang gelombang
tinggi akan diserap oleh filter. Filter yang digunakan adalah molybdenum dengan
ketebalan 0,03 sampai 0,5 mm Al.
5. Alat kompresi
Alat kompresi pada pesawat mammografi berfuingsi untuk menghilangkan kerutan
kerutan pada kulit, menahan bagian payudara agar tidak bergerak, dan untuk
mendapatkan penampang payudara yang lebih luas. Alat ini dibuat dari bahan yang
intensitasnya homogen sehingga tidak memberikan bayangan yang menganggu
gambaran.
6. Grid
Grid berfungsi untuk mengurangi sinar hambur diantara obyek dan film. Pesawat
mammografi biasanya menggunakan grid dengan ratio 3,5 : 1. Grid yang digunakan
yaitu grid yang bergerak dan pergerakannya sudah diatur oleh pesawat.
7. Film
Film yang digunakan dalam mammografi biasanya non screen dengan emulsi tunggal
(single emulsi) tanpa lembaran penguat, diletakkan dalam suatu amplop. Film ini
berukuran 15 x 20 cm. Gambar . Pesawat mammografi Gambar .Bagian-bagian
pesawat mamografi

Teknik kV rendah

Merupakan pemeriksaan radiografi dengan menggunakan tegangan tabung (kV)


rendah (45 50 kV). Teknik ini bertujuan sebagai berikut :

Perbedaan kontras jaringan lunak besar.


Kalsifikasi yang ada pada jaringan lunak, tendon dan arteri.
Invaginasi penyakit yang berasal jaringan lunak yang menuju tulang atau
sebaliknya.

Penggunaan teknik kV rendah yaitu :

Melihat jaringan lunak.


Mengetahui korpus alienum non opak.
Melihat pus atau nanah.
Melihat ada tidaknya robekan ligamentum.
Melihat adanya kalsifikasi.

Indikasi Mammografi

Tujuan klinik dari pemeriksaan mammografi secara umum adalah mendeteksi secara
dini adanya kelainan pada payudara. Pemeriksaan mammografi dilakukan apabila :

Screening test, pemeriksaan penyaring terutama pada wanita yang berumur di


atas 35 tahun.
Tiap kelainan benjolan pada payudara kemungkinan dapat dibedakan ganas
atau tidak.
Keluhan rasa tidak enak.
Keluhan kelenjar getah bening axial.
Mempunyai riwayat keganasan.
Pada pasien-pasien pasca operasi (mastektomi) payudara yang kemungkinan
kambuh atau keganasan.
Diagnosa klinik Paget Disease of The Nipple.

Persiapan

1) Persiapan pasien
Pada pemeriksaan mammografi tidak ada persiapan pasien secara khusus. Persiapan
yang diperlukan oleh radiografer antara lain :
- Informasi yang jelas tentang pelaksanaan pemeriksaan
- Komunikasi yang baik
- Melepas pakaian
- Menjauhi benda opaq pada daerah mammae
2) Persiapan alat dan bahan
Mammografi unit, mempunyai bagian-bagian meliputi : Anoda Mo,
Kaset khusus, Ada conus, Filter Al
Film khusus mammografi, mempunyai karakteristik : Non screen,
High definition
Baju pasien
Media kontras (bila diperlukan)
Processing film

Teknik Radiografi Mammografi

a) Proyeksi Supero Inferior (Cranio Caudal)


Untuk memperlihatkan struktur jaringan payudara dengan jelas dilihat dari pandangan
superior inferior.
Posisi pasien : Duduk di atas kursi atau dapat juga berdiri
Posisi obyek : - Mammae diletakkan di atas kaset
- Film diatur horizontal
- Tangan sebelah mammae yang difoto manekan kaset ke arah dalam
(posterior), tangan lain di belakang tubuh.
- Sebaiknya dengan sistem kompresi (mengurangi ketebalan mammae
agar rata dan tipis)

Arah sinar : Vertical tegak lurus film


Titik bidik : Pertengahan mammae

FFD : 35-40 cm

b) Medio Lateral
Bertujuan memperlihatkan jaringan payudara terutama daerah lateral. Posisi pasien :
- Tidur atau berdiri miring,sedikit obliq ke posterior.
- Bagian mammae yang difoto terletak didekat kaset.

Posisi obyek : - Mammae di atas kaset posisi horizontal.

- Lengan posisi yang difoto diletakkan di atas sebagai ganjal


kepala.

- Lengan lain menarik mammae yang tidak difoto ke arah


medio lateral agar tidak superposisi dengan lobus lain.

Arah sinar : Tegak lurus mammae arah medio lateral

Titik bidik : Pertengahan mammae

FFD : Sedekat mungkin (konuc menempel mammae)

c) Proyeksi Latero Medial


Bertujuan untuk memperlihatkan struktur payudara dengan jelas terutama pada daerah
medial.
Posisi pasien : Berdiri atau duduk menghadap meja pemeriksaan
Posisi obyek : - Kedua tangan menyilang di atas penyanggakaset
- Kaset ditempatkan merapat dengan dinding dada pada tepi
medial obyek yang diperiksa.
- Dilakukan kompresi
- Bidang vertical payudara yang diperiksa sejajar dengan
dinding dada.

Arah sinar : tegak lurus bidang vertical payudara dan kaset.

Titik bidik : Menembus axis payudara

FFD `: 14 - 20 inchi (35 - 50 cm) Ekposi pada saat tahan napas dan diam.

d) Proyeksi Axila
Bertujuan untuk melihat penyebaran tumor di bagian kelenjar axial.
Posisi pasien : Berdiri dari posisi AP tubuh yang tidak difoto dirotasikan anterior
150-300 sehingga sedikit oblik.
Posisi obyek : - Obyek diatur di tengah film
- Film vertical pada tepi posterior
- Batas atas film yaitu iga 11-12
- Lengan sisi yang difoto diangkat ke atas dan fleksi denagn tangan di
belakang kepala, lengan yang tidak difoto diletakkan di samping tubuh.

Arah sinar : Horizontal tegak lurus film

Titik bidik : 5 cm di bawah axila

FFD : 35 50 cm

e) Proyeksi Obliq
Memperlihatkan struktrur payudara dari pandangan medio lateral.

Posisi pasien : Duduk atau berdiri menghadap pesawat.

Posisi obyek : - Payudara yang diperiksa ditarik ke depan dan diletakkan di atas
kaset.

- Kaset membentuk sudut 450 dari horizontal, terletak pada tepi lateral
bawah dari payudara yang diperiksa.

- Dilakukan kompresi.

- Bidang tranversal payudara sejajar dengan

f) Proyeksi Axila kaset.

Arah sinar : 450 medio lateral tegak lurus kaset.

Titik bidik : Menembus axis payudara yang berbatasan dengan dinding dada.

FFD : 35 50 cm

Kriteria Radiograf

I. Proyeksi Cranio Caudal


Tampak semua jaringan payudara termasuk pada bagian sentral, subareola, dan bagian
tengah dari payudara (terkadang otot otot dada masuk dalam gambaran.
Posterior nipple line ( PNL ) dengan ukuran 1cm dari MLO ( medial lateral oblik )
II. Proyeksi Medio Lateral
Tampak jaringan payudara dari arah lateral masuk daerah axilla dan otot-otot dada.
III. Proyeksi Latero Medial
Tampak jaringan payudara dari arah lateral masuk daerah axilla dan otot-otot dada.
IV. Proyeksi Axial
Tampak jaringan payudara dibagian aksila. Tampak otot-otot dada, central payudara
dan jaringan subareola.
V. Proyeksi Oblik
Tampak jaringan payudara dari otototot dada sampai nipple
Tampak inframammary fold (IML) dan payudara tidak boleh dalam keadan droop
(kendor).

Proteksi radiasi

Tujuan dari proteksi radiasi pada pemeriksaan mammografi antara lain :

Menghindari dosis yang diterima pasien melampaui batas yang diijinkan.


Menghindari kerusakan organ tubuh lain yang peka terhadap radiasi.

Macam-macam tindakan proteksi radiasi pada pemeriksaan mammografi meliputi :

- Dilakukan hanya bila ada perintah dari dokter.Luas lapangan pemeriksaan


seminimal mungkin.

Bekerja seteliti mungkin dan mempergunakan efisiensi waktu dengan baik

Interpretasi mammografi

Ketika menginterpretasikan mammografi, langkah-langkah berikut ini harus dilakukan:

a. Tentukan apakah posisi, eksposure dan ketika diproses film tersebut memiliki kualitas
diagnostik. Kualitas mammogram yang buruk atau posisi yang tidak sesuai seringkali
menghasilkan kesalahan diagnostik.
b. Mencari lesi. Presepsi meningkat karena pencarian yang sistemastis dari
mammogram. Jangan berhenti mencari setelah anda menemukan satu lesi. Jangan
lupa untuk memeriksa kedua payudara.
c. Setiap menemukan lesi harus diperiksa dengan teliti

Pertama, tempatkan setiap lesi pada satu dari lima klasifikasi berikut:

I. Circumscribed lesions
Mungkin mempunyai pinggiran teratur ataupun tidak, sirkuler, oval, soliter atau
multipel
II. Stellate lesions
Ini mempunyai struktur radier dengan gambaran ill di perifer
III. Calcifications
Mungkin bisa berhubungan ataupun tidak berhubungan dengan tumor. Satu atau
lebih kalsifikasi bisa menandakan keseluruhan gambaran abnormal
IV. Thickened skin syndrome
Menunjukan gambaran dengan penebalan sebagian besar atau seluruh bagian
payudara, berhubungan dengan meningkatnya densitas dan pola reticular
V. Kombinasi
Kombinasi dari dua atau lebih dari lesi diatas

Tanda Primer

Pinggiran

a). Tepi Rata

-Halo sign

-Capsule

b). Tepi tidak rata

Tanda Sekunder

Densitas
Bentuk
Ukuran

5. USG Payudara

Gambaran USG pada struktur jaringan utama payudara :

1. Kulit :
Jaringan kulit akan tampak sebagai garis yang ekogenik dengan ketebalan antara 0,5
2mm

2. Papila :
Daerah papilla terdiri dari banyak jaringan ikat sehingga dapat memberikan gambaran
bayangan akustik.Pada daerah papilla dan areolar dapat dijumpai adanya duktus
lactiferous, dengan diameter 2 8 mm.
Daerah Kulit dan papilla disebut sebagai Premammary Zone

3. Lemak subkutaneus:
Jaringan lemak ini terltak di bawah kulit dan banyaknya jaringan lemak ini bervariasi
tergantung pada umur dan jumlah paritas. Jaringan lemak ini akan tampak sebagai
struktur hipoekoik oval dan sering terlihat dibatasi oleh simpai ekogenik yang
mewakili ligamentum cooperi.

4. Lapisan fibrogandular
Jaringan parenkim ini terletak di bawah jaringan lemak subkutan, terlihat sebagai
suatu struktur yang mempunyai ekogenitas di atas jaringan lemak
Lemak subkutan dan lapisan fibroglandular di sebut sebagai mammary zone

5. Otot pektoralis
Struktur ini terlihat sebagai suatu pita hipo- ekoik yang terletak diatas bayangan iga
dan berjalan sejajar dengan kulit.

6. Iga
Sebagian besar dinding toraks bagian lateral terdiri dari tulang tulang iga oleh
karena itu akan tampak ekogenik dengan bayangan akustik posterior sedangkan
bagian medial terdiri dari jaringan rawan iga yang akan tampak hipo-ekoik oval
dengan eko internal yang homogen.
Otot pektoralis dan iga disebut sebagai Retromamary zone

Indikasi Pemeriksaan

Indikasi utama pemeriksaan USG payudara adalah untuk menilai suatu lesi , yang karena
keterbatasan dalam pemeriksaan klinis atau mamografi.

Kelainan payudara yang biasa terjadi adalah :

1. Adanya benjolan pada payudara


2. Adanya rasa tidak enak terus menerus pada payudara
3. Pengeluaran cairan yang tidak normal, dari putting susu terutama berwarna merah
4. Bila tampak kelainan pada payudara terutama seperti kulit jeruk
5. Bila ada pembesaran kelenjar bawah ketiak yang meragukan
6. Pada penderita dengan cancer phobia

1. Pemilihan pesawat
Jenis tranduser yang dipakai adalah berfrekuensi 5 11 MHz, tipe real-time
linier scanner.Atur TGC ( Time Gain Compensation ), focus,depth, overall gain untuk
mendapatkan hasil gambar yang baik.
2. Teknik skening
a. Pemeriksaan dilakukan dengan posisi penderita terlentang dengan ganjal pada bahu
sisi payudara yang akan diperiksa, lengan ipsilateral ditaruh di belakang kepala
dengan maksud agar daerah payudara yang akan diperiksa menjadi lebih luas dan
jelas
b. Dilakukan skening sistematis, dimulai dari daerah kuadran superior ke daerah
kuadran inferior kemudian dari kuadran lateral kearah medial.
c. Daerah selanjutnya, skening daerah retro papilla
d. Dilakukan pemeriksaan pada daerah aksila, untuk mengetahui adanya pembesaran
pada kelenjar getah bening ( Lymp Node ), Dilakukan pada kedua payudara secara
bergantian.
Tehnik lainnya :
Dilakukan searah dengan putaran jam
Interpretasi USG

Ultrasonografi payudara dapat menghasilkan gambaran payudara dari berbagai


orientasi arah karena fleksibilitas alat yang digerakkan tangan untuk memeriksa seluruh
bagian payudara. Ultrasonografi payudara bila dibandingkan dengan mammografi memiliki
resolusi kontras yang lebih baik sehingga dapat dengan mudah membedakan area normal
dengan area cairan seperti gambaran kista namun ultrasonografi tidak memiliki resolusi
spatial sebaik mammografi sehingga tidak dapat memberikan gambaran sedetail
mammografi.

Ultrasonografi payudara juga tidak dapat digunakan untuk mencitrakan suatu proses
pengerasan (mikro kalsifikasi) dan deposit kalsium yang merupakan tanda awal dari kanker
payudara. Tetapi pemeriksaan ultrasonografi merupakan pemeriksaan yang sangat penting
untuk menilai stuktur lesi, lesi solid atau lesi kistik dapat dengan mudah di-identifikasi
dengan ultrasonografi payudara. Selain itu ukuran lesi dapat lebih akurat dengan
ultrasonografi. Pada gambaran mammografi dengan densitas fibroglandular yang padat,
ultrasonografi akan memberikan tambahan informasi dalam mengevaluasi struktur payudara.
Oleh karena itu pemeriksaan mammografi dan ultrasonografi payudara bersifat saling
melengkapi untuk mendapatkan diagnosis yang optimal pada kelainan payudara.

6. Kelainan pada Payudara


Fibroadenoma

Fibroadenoma adalah lesi payudara jinak yang paling sering ditemuai dan hasil
proliferasi dari jaringan penghubung. Karakteristik dari fibroadenoma mengandung baik itu
sel stromal dan epitel. Kelainan ini sering dijumpai pada wanita dengan usia di bawah 25
tahun dan merupakan tumor solid jinak yang sering dijumpai pada semua usia. Fibroadenoma
dapat dijumpai sebagai kelainan yang soliter , hanya sebanyak 15-20% saja dijumpai
multiple.

Gejala yang dialami biasanya pada wanita usia produksi dengan bengkakan pada payudara
ketika di palpasi. Karena sensitif hormon, fibroadenoma biasanya membesar ketika saat
mengandung dan sebelum menopouse. Mesikipun sangat jarang ditemui pada usia diatas 40
tahun. Lesinya mudah ditemukan dan dikenali pada kulit yang normal. Lesi bersifat mobile
pada parenkim.

Pada Mammografi Fibroadenoma mempunyai spektrum pada penonjolan berupa


diskret sirkumskrip berbentuk oval, hipodens atau isodens pada jaringan payudara.
Fibroadenoma pada usia yang lebih tua, mungkin mengandung kalsifikasi, memperlihatkan
gambaran kasar popcorn calcification. Pada beberapa kasus seluruh lesi mengalami
kalsifikasi. Kalsifikasi dapat juga berupa mikrolesikalsification
Gambar 15.Sumber : Atlas ultrasonografi dan mammografi, Daniel Makes

Gambaran USG fibroadenoma payudara adalah berbentuk bundar atau oval, berbatas
tegas dan teratur , hipo-okoik dengan eko- internal yag homogen. Biasanya juga terlihat
sebagai lesi sirkumskrip, bulat atau masa makrolobul hipoechoic. Kalsifikasi intralesi
mungkin terlihat pada 10% kasus. Kadang juga terlihat sebagai pseudokapsul.

Gambar 14. Fibroadenoma. Tumor ini terlihat sebagai struktur bulat-oval berbatas tegas,
teratur dengan eko-internal yang homogeny. Sumber : Atlas ultrasonografi dan mammografi,
Daniel Makes

Gambar 16. Fibroadenama mamae (FAM ) Batas tegas, hipoekhoik , dengan eko internal
didalamnya. Sumber : pribadi

Kista

Kista payudara seringkali menjadi penyebab adanya masa pada payudara, biasanya
menyebabkan nyeri dan perasaan tak nyaman ketika dipalpasi

Kista dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran:


microcyst: <3 mm
macrocyst: >3 mm

Kista payudara adalah kelainan payudara jinak , sering dijumpai pada wanita usia antara
35- 50 tahun. Bisa berupa simple / tunggal, multiple / komplek, unilateral atau bilateral.
Dengan ultrasound, dan akurasi diagnostiknya mencapai 100%.

Gambaran USG pada kista adalah lesi dengan bentuk bundar atau oval dengan batas tegas
dan teratur, an-ekoik, dan adanya penyengatan akustik posterior ( PAS )

Gambar 12. Kista. Sumber : Atlas ultrasonografi dan mammografi, Daniel Makes

Gambar 13. Kista payudara pada mamogram

Keganasan payudara

1. Keganasan payudara dengan batas kabur ( tipe scirrhus )


Sebagian besar keganasan payudara yang dapat terdeteksi secara USG mempunyai batas yang
kabur. Hal ini disebabkan oleh Karena adanya infiltrasi kanker payudara ke jaringan
sekitarnya/ spiculated.
Tanda primer :

1. Bentuk : bervariasi dapat bundar, oval, berlobulasi atau tak teratur.


2. Batas : tidak teratur
3. Eko internal : lemah dan inhomegen
4. Bayangan akustik posterior : untuk sebagian besar kasus.
5. Mikrokalsifikasi : dapat dijumpai untuk sebagian besar kasus dengan diameter lebih
dari 1 cm.
Tanda sekunder :

1. Perubahan atau distorsi susunan anatomi normal jaringan payudara sekitar tumor.
2. Penebalan/ kekakuan ligamentum cooperi.
3. Retraksi dan penebalan kutis
4. Perubahan/ distorsi jaringan lemak subkutis
Pada mamografi tipe kanker ini akan tampak sebagai suatu massa dengan densitas tingga,
berbatas tidak teratur atau mempunyai spikula, dapat berbentuk seperti bintang ( stellata ) ,
dapat disertai adanya mikrokalsifikasi spesifik dan adanya tanda sekunder, seperti : penebalan
kutis, distorsi parenkim sekitar tumor atau pelebaran vaskuler.

2. Keganasan payudara yang mempunyai batas jelas.


Kira- kira sebanyak 10% dari keganasan payudara dapat mempunyai gambaran USG sepert
tipe ini. Tipe ini sering menyebabkan kesulitan dalam diagnosis karena gambarannya sangat
mirip dengan tumor jinak seperti fibroadenoma.

Karena itu maka sangat perlu untuk mencari tanda- tanda sekunder yang mendukung
keganasan apabila berhadapan dengan gambaran USG seperti ini dan secara klinik dicurigai
adanya keganasan.

Pada mamografi keganasan tipe ini sering disalah artikan sebagai suatu tumor jinak. Penting
bagi sonografer untuk melihat lebih teliti mengenai batas tumor tersebut, jika ada sebagian
dari batas tumor yang kabur atau berkolaborasi maka kemungkinan suatu keganasan tipe ini
belum dapat disingkirkan.

Gambaran mamografi mediolateral oblik. Ca payudara duktal dengan fibrosis produktif dan
retraksi dari nippleareolar kompleks, begitu juga dengan otot pektoralis mayor
Tumor dengan tepi irregular dan tidak ada kalsifikasi, menggambarkan carsinoma in situ

Gambar 17 . Massa pada payudara. Spiculated border mengindikasikan karsinoma, sedang


batas yang tegas mengindikasikan benign. Sumber : Mammografi examination, Lange Q&A

Gambar 18. Karsinoma ada pada kategori birad 4 keatas. Sumber : Mammografi
examination, Lange Q&A

Gambar 19. Sumber : Atlas ultrasonografi dan mammografi, Daniel Makes


Gambar 20. Ny T, 75 th. Tampak massa dengan batas irregular, kemungkinan malignancy
tidak dapat disingkirkan ( exp.Dr A Waris,SpRad). Sumber : pribadi

Penggunaan Colour Doppler Ultrasound pada kelainan payudara

Tumor ganas payudara dengan ukuran beberapa millimeter saja akan merangsang
tumbuhnya pembuluh darah baru (neovaskularization). Pembuluh ini akan memasuki lesi
ganas payudara dari arah perifer dimana pada umumnya pembuluh dara ini berdinding tipis
serta tidak memiliki lapisan otot dan sering memperlihatkan pintasan arteri-vena (A-V shunt).

Kesemuanya ini dapat dideteksi dengan penggunaan Doppler Ultrasound yang akan
memperlihatkan suatu peningkatan velositas aliran darah pada Countinous Wave
Doppleratau Pulse Wave Doppler. Pengalaman menunjukkan tidak mudah mendeteksi
aliran darah pada pembuluh darah kecil sekitar tumor payudara (feeding artery)bahkan
pembuluh darah didalam tumor itu sendiri (tumour vessel) kadang-kadang juga sulit untuk
dinilai.
Oleh karena itu para ahli akhir-akhir ini telah mencoba menggunakan Colour Doppler
Ultrasound ( CDUS ) guna mendeteksi dan menilai Feeding Arteri dan Tumour Vessel.
Menurut berbagai penyelidikan umumnya dijumpai peningkatan Velositas aliran darah pada
tumour vessel dan feeding Arteri. Jadi,penggunaan CDUS dapat merupakan sarana yang
penting dalam membantu membedakan suatu lesi ganas dari suatu lesi jinak payudara.

Gambar 21. Pasien yang sama. Adanya neovaskularisasi pada CDUS dan nodul di daerah
axilla mengindikasikan karsinoma . Sumber : pribadi
Referensi

Tabar Laszlo, Dean Peter B. Teaching Atlas of Mammography. New York: Georg Thieme
Verlag stuttgart. Thieme Inc:1985

https://radiopaedia.org/articles/fibroadenoma-breast

http://emedicine.medscape.com/article/345779-overview#a2
MAMMOGRAFI DAN USG PAYUDARA

Oleh:
Zelda Mercheline A.H
1261050136

Pembimbing:
dr. Nyoman Gunawan, Sp.Rad

KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI


PERIODE 27 FEBRUARI - 1 APRIL 2016
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN
KALIMANTAN UTARA
2017

Anda mungkin juga menyukai