Pembimbing :
Oleh :
Zelda Mercheline Aqmarina .H
1261050136
1
I. PENDAHULUAN
biak dalam sel darah manusia yang ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles
spp.) betina. Malaria telah menjadi salah satu penyakit infeksi tertua yang
ordo coccidae. Sampai saat ini dikenal ada empat macam Plasmodium, yaitu:
menyebabkan malaria berat / malaria otak yang fatal, gejala serangannya timbul
berselang setiap dua hari ( 48 jam ) sekali; Plasmodium vivax penyebab penyakit
malaria tertiana yang gejala serangannya timbul berselang setiap tiga hari ( 72 jam
serangannya timbul berselang setiap empat hari sekali; Plasmodium ovale jenis ini
dan sisa eritrosit akibat hemolisis. Anemia terutama disebabkan oleh pecahnya
2
eritrosit dan fagositosis oleh sistem retikuloendotetial. Hebatnya hemolisis
tergantung pada jenis plasmodium dan status imunitas penjamu. Anemia juga
disebabkan oleh hemolisis autoimun, sekuentrasi oleh limpa pada eritrosit yang
keluhan seperti demam, menggigil dan berkeringat dingin, perdarahan spontan, air
seni berwarna gelap. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan ikterik, penurunan
Berdasarkan data terakhir dari WHO pada desember 2016, terdapat 212 juta
kasus malaria pada 2015 dan 429.000 kematian. Populasi kelompok yang
mempunyai resiko tinggi terinfeksi malaria, dan mempunyai peluang lebih besar
untuk bertambah buruk dari yang lainnya yaitu bayi, anak umur dibawah 5 tahun,
Tulisan ini akan membahas secara khusus tentang malaria pada kehamilan.
3
II. MALARIA PADA KEHAMILAN
2.1. INSIDENSI
Diperkirakan dari 125 juta wanita hamil yang terkena malaria, 32 juta
keduanya.7
dengan P.Vivax7.4
4
2.2. FAKTOR RISIKO
perifer. Eritrosit yang mengandung parasit ini lebih banyak dijumpai pada
5
plasenta dibandingkan dengan sirkulasi fetal. Pada infeksi aktif, plasenta
terlihat hitam atau abu-abu dan sinusoid padat dengan eritrosit terin-
janin berkurang dan akan terjadi gangguan nutrisi pada janin. Lesi bermakna
mikrovilli fokal menahun. Bila villi plasenta dan sinus venosum mengalami
kongesti dan terisi eritrosit terinfeksi dan makrofag, maka aliran darah
plasenta akan berkurang dan ini dapat menyebabkan abortus, lahir prematur,
rata-rata 5.6%.11
6
vivax dapat menyebabkan kelainan pada darah seperti anemia,
intravaskular1
A. ANEMIA
anemia.5 Wanita dengan placental malaria akut ataupun kronik lebih sedikit
radikal bebas pada darah di intervilus placenta yang akan mengubah fungsi
B. TROMBOSITOPENIA
7
trombositopenia atau jumlah platelet dibawah batas minimal sebesar 17.7 %
yang tidak membesar (11.2%). Hal ini berkaitan dengan splenomegali sebagai
penurunan masa hidup dari platelet menjadi 2-3 hari (dari masa hidup normal
spontan jarang dijumpai kecuali apabila jumlah platelet kurang dari 10.000/
uL.3
2.3.3. IUGR
akan muncul stres oksidadif dan deposit fibrin. Sequestrasi eritrosit yang
8
berkurangnya daerah permukaan untuk pertukaran antar janin dan plasenta.
terbanyak yaitu malaria pada kehamilan pada ibu yang tidak mempunyai
imunitas dari malaria. Ini juga bisa berhubungan dengan inflamasi sistemik
dan memberi sinyal pada (TRL-2) dan reaksi ini juga membuat pelepasan
11,63
prostaglandin melalui jalur COX-2. prostaglandin mengikat reseptor
transmembran berbeda pada otot polos di uterus, adenil siklase teraktivasi dan
uterus yang kuat yang akan berdampak pada pengeluaran fetus, dengan
9
2.4. DIAGNOSIS
Indonesia memperkenalkan peraturan skrining untuk
Diagnostic Test (RDT), tanpa melihat adanya gejala dari malaria. Gold
darah tepi sama sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RDT yang
mendeteksi antigen HRP-2 pada darah perifer adalah lebih sensitif untuk
10
2.5. PENATALAKSANAAN
2.5.1. ANTEPARTUM
2.5.1.1. TRIMESTER I
antimalaria yang paling efektif, tetapi ACT tidak diberikan pada wanita
memicu kematian janin dan kelainan kongenital pada dosis yang dekat
darah) dan defek pada skeletal (tulang yang lebih pendek atau bengkok
peraturan nasional.8
11
Doksisiklin kontraindikasi pada kehamilan karena mempunyai efek yang
buruk pada janin yaitu terhambatnya pertumbuhan tulang dan dysplasia dentin
atau gigi yang kecil. Primaquine tidak direkomendasikan pada kehamilan karena
obat tersebut dapat melewati plasenta dan sebabkan anemia hemolitik pada janin
2.5.1.3. PENCEGAHAN
BBLR.buletin depkes
12
2) Pencegahan malaria secara intermitten
satu dosis lagi pada awal trimester ketiga untuk semua ibu
2.5.2. POSTPARTUM
Obat antimalaria terekskresi pada air susu ibu dalam jumlah yang kecil.
Karena chloroquine dan mefloquine aman pada bayi baru lahir, maka obat
tersebut juga aman bagi bayi apabila dikonsumsi oleh ibu menyusui. Pengobatan
untuk P.vivax hypnozoites dengan primaquine setelah melahirkan akan sangat
berarti, akan tetapi sebelum menggunakan primaquine baik untuk ibu maupun
bayi baru lahir diharuskan untuk melakukan tes defisiensi G6PD, karena
primaquine dapat menyebabkan anemia hemolitik pada penderita defisiensi
G6PD.B 13
13
DAFTAR PUSTAKA
14
16. (7.5) Anstey NM, Douglas NM, Poespoprodjo JR, Price RN. Plasmodium
vivax: clinical spectrum, risk factors and pathogenesis. Advance in
Parasitology. 2012. 80, 151-201
17. (F) Rusjdi S. Malaria pada masa kehamilan. 2012 Desember. Majalah
Kedokteran Andalas No.2. Vol.36.
15