Kejang Demam
Mario Aldis Wattimena
1261050033
Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhu rektal diatas 38 celcius) yang disebabkan oleh
suatu proses ekstrakranium. Sebagian besar terjadi pada usia 6 bulan
sampai 5 tahun.
Kejang yang terjadi pada masa kanak-kanak setelah umur 1 bulan
yang berhubungan dengan demam yang tidak disebabkan oleh
infeksi sistem saraf pusat, tanpa kejang neonatus atau kejang tanpa
provokasi sebelumnya dan tidak memenuhi kriteria kejang
simtomatik akut lainnya.
Klasifikasi
Kejang Demam Sederhana / Simple Febrile
Seizure
Kejang Demam Kompleks / Compleks Febrile
Seizure
Kejang Demam Sederhana
Kejang yang berlangsung singkat
Kurang dari 15 menit
Umumnya berhenti sendiri
Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam
Berupa tonik dan atau klonik tanpa gerakan fokal
Kejang Demam Kompleks
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut :
Pirogen mengkatalis
Sitokin interleukin
konversi asam
meregulasi suhu tubuh
arakidonat menjadi
di hipotalamus
PGE2
Interleukin-1 sebagai
pirogen endogen
Saat radang/infeksi >>
pelepasan sitokin Liposakarida
proinflamasi membran sel bakteri
sebagai pirogen
eksogen
PATOFISIOLOGI DEMAM-KEJANG
Diagnosa
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan pungsi lumbal
Elektroensefalografi
Pencitraan
Anamnesis
Riwayat keluarga mengenai kejang demam atau peilepsi
Manifestasi klinis
Durasi kejang
Gejala fokal
Pemeriksaan fisik
Kesadaran
Suhu
Rangsang meningeal
Nervus kranial
Peningkatan tekanan intrakranial
Tanda infeksi luar SSP
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan tidak dilakukan secara rutin
Mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam
Pemeriksaan berupa
Darah perifer
Elektrolit
Gula darah
Pungsi Lumbal
Digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan meningitis
Pungsi lumbal dianjurkan pada
Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan
Bayi antara 12-18 bulan dianjurkan
Bayi >18 bulan tidak rutin
Elektroensefalografi
Tidak dapat memprediksi berulangnya kejang atau kemungkinan
epilepsi
Pemeriksaan dapat dilakukan pada kejang demam tak khas (kejang
demam usia > 6 tahun, kejang demam fokal)
Pencitraan
MRI memiliki sensivitas dan spesifitas yang lebih daripada CT scan
Dapat mendeteksi perubahan fokal sementara maupun kejang fokal
sekunder
Indikasi
Kelainan neurologik fokal yang menetap
Paresis nervus VI
Papiledema
Penatalaksanaan
Tatalaksana saat fase kejang akut
Mencari dan mengobati penyebab
Pengobatan profilaksis terhadap berulangnya kejang demam
Penatalaksanaan
Pada saat kejang : Algoritme tatalaksana SE
Pada saat setelah kejang berhenti :
Profilaksis intermiten atau kontinyu
Antipiretik :
Tidak mengurangi risiko berulangnya kejang
Memberikan rasa nyaman bagi pasien
Pemberian parasetamol atau ibuprofen
Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali
Ibuprofen 5 -10 mg/kgbb/kali
Keterangan Diazepam Lorazepam Fenitoin Fenobarbital Midazolam
Dosis awal 0,3-0,5 0,05-0,1 15-20 10-20 mg/kgBB 0,05-0,1
mg/kgBB mg/kgBB mg/kgBB mg/kgBB
Maksimum 10 mg 4 mg - - -
dosis awal
Dosis ulangan 5-10 menit 5-10 menit Kejang tdk 10-15 menit, 5- -
diulang 1-2x diulang 1x terkontrol : 10 mg/kg
periksa serum
stlh 1-2 jam.
Dapat diberi
dosis
Nama : An. K
Tanggal lahir : 4 november 2012
Usia : 4 tahun 2 bulan
Gender : perempuan
Agama : islam
Sekolah :-
Alamat : cipinang besar utara
Tanggal datang : 20/12/2016
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis oleh
ibu kandung pasien di bangsal E kamar observasi
bed 6, RSU UKI.
Hematokrit : 37,5 %
Diagnosis
Diagnosis kerja
Kejang demam kompleks
Diagnosa banding
Ensefalitis
Tatalaksana
Diet : lunak
IVFD : Kaen 1 B (12 tpm)
Mm/
Cefadroxil 2 x 210 mg
Depacote 2 x 1,5 cc
Paracetamol 3 x 1 Cth
Follow up pasien
21 Desember 2016 PP : hari ke 2 PH : 1
Subject Object Pemeriksaan neurologis Assesment
:
KU: Tampak sakit sedang
Kesadaran : composmentis Rangsang meningen :
TD : 110 /60 mmhg Kaku kuduk -/ -Kejang Demam Kompleks
N : 90 x/menit Brudzinksi 2 -/-
S : 37,2 C Brudzinski 1 -/- - Tonsilofaringitis
Kejang (-) Rr : 25 x/m Kernig -/- Laseq -/-
Demam Mata : konjungtiva anemis -/- Reflex fisiologis :
Laboratorium :
(-) Hidung : secret -/- Biceps ++/++ -
Tenggorok : faring hiperemis Triceps ++/++
Batuk (+) Tonsil T1-T1 hiperemis Kpr ++/++ Planning
Apr ++/++
Thorax :
I : Pergerakan dinding dada simetris kiri Refleks Patologis : Diet : Lunak 1500 kkal
kanan Babinski -/- Rossolimo
P : Vocal fremitus simetris kiri-kanan -/- IVFD : Kaen 1B 12 (makro )
P: Sonor sonor Chadock -/- Mendel -/- Mm :
A: BND vesikuler . Ronkhi -/- Whezing -/- Gordon -/- Schaffer -/- Cefadroxil Syrup 2 x 210 mg
Abdomen : Oppenheim -/-
I : perut tampak datar Klonus otot -/- Depacote 2 x 75 mg
A: BU (+) 4x/menit Klonus kaki -/- Paracetamol syrup 3 x 1
P : nyeri ketuk (-) timpani cth
P : supel, Nyeri tekan (-)
Follow up pasien
22 Desember 2016 PP : hari ke 3 PH : 2
Subject Object Pemeriksaan Assesment
neurologis :
Obat berupa :
Fenobarbital dengan dosis 3-4 mg/kgBB/hari dibagi 1-2 dosis
Asam valproate dengan dosis 15-40 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis
Antipiretik
Dosis parasetamol 10 15 mg/kg/kali diberikan 4 kali sehari dan
tidak lebih dari 5 kali.
Dosis Ibuprofen 5-10 mg/ kg/kali ,3-4 kali sehari
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad malam