Anda di halaman 1dari 32

Pertemuan 1.

Pokok Bahasan : a. Anatomi gigi rahang atas dan rahang bawah


b. Dental request formula
c. Dental film

Waktu : 120 Menit


Mahasiswa : Tk. I (satu) / Semester 2

Tujuan : Setelah memperoleh praktek teknik radiografi anatomi gigi rahang atas dan
rahang bawah, dental request formula dan dental film, mahasiswa mampu melakukan
persiapan teknik radiografi gigi menggunakan pesawat dental unit secara mandiri dan benar.

Model Pembelajaran : Praktek Laboratorium


Proses Pembelajaran :
1. Menerangkan dan memperlihatkan anatomi gigi
permanen dan gigi susu
2. Memperlihatkan dental request formula (contoh
permohonan pemeriksaan gigi)
3. Memperlihatkan struktur dental film dan cara
menggunakan dental film untuk foto gigi insisivus,
caninus, premolar dan molar.

Alat Bantu : 1. Model anatomi gigi,


2. Pesawat dental.
3. Dental Film.
4. Hunger
5. Ampragh dengan request formula.
6. Prosesing film di kamar gelap (Manual)
7. Drying Cabinet

Evaluasi : Mahasiswa dapat menunjukkan anatomi gigi dan

1
dapat membaca dental request formula dan dapat
mensimulasikan penggunaan film gigi dan
mengoperasikan dental unit.
a. Anatomi gigi

Gambar 1. Diagram irisan gigi


(Pearce C. Evelyn, 2000 : 180)

Gambar 2. Gigi-gigi tetap di sebelah kanan rahang atas dan bawah


(Pearce C. Evelyn, 2000 : 178)

Perhatikan gambar 2 diatas :


Jumlah gigi pada rahang kanan atas dan bawah = 16, sehingga jumlah seluruh
Gigi tetap tetap = 32.
Molar atas mempunyai tiga akar, dan molar bawah mempunyai dua akar.
Molar-molar bawah lebih besar dari molar-molar atas.

2
Gambar 3. Susunan Gigi susu pada Anak yang berjumlah 20 buah
( Clark KC, 2005: 473)

Gambar 4. Susunan Gigi permanen pada orang dewasa yang berjumlah 32 buah
( Clark KC, 2005: 473)

3
b. Dental Request Formula
Dental request formula merupakan formula cara menetapkan bagian gigi yang
akan dilakukan pemeriksaan radiografi dengan memberikan garis area gigi
dan lambang gigi, dental request formula tertera pada surat permintaan
rontgen ( amfragh) foto gigi.

Gambar 5. Dental Request Formula Pada Gigi Anak


( Clark KC, 2005, 472)

Gambar 6. Dental Request Formula Pada Gigi Permanen


( Clark KC, 2005: 472)

Gambar 7. Contoh Dental Request Formula Pada Gigi Permanen


( Clark KC, 2005: 472)

Perhatikan gambar 7 diatas :


a. Permintaan untuk dilakukan pemeriksaan radiografi untuk gigi1 dan gigi 8
rahang kanan atas.
b. Permintaan untuk dilakukan pemeriksaan radiografi untuk gigi 7 dan gigi 8
rahang kiri bawah.

4
c. Permintaan untuk dilakukan pemeriksaan radiografi untuk gigi 4, gigi 5, gigi 6
pada rahang kiri atas, dan gigi 6, gigi 7, gigi 8 pada rahang kanan bawah.

c.Dental Film

Gambar 8. Dental Film


( Clark KC, 2005: 475)

5
Pertemuan 2.

Pokok Bahasan : a. Faktor eksposi


b. Proteksi radiasi pada teknik radiografi dental
c. Prosesing film dental
Waktu : 120 Menit
Mahasiswa : Tk. I (satu) / Semester 2
Model Pembelajaran : Praktek Laboratorium
Proses Pembelajaran :Simulasi dan praktek faktor eksposi, proteksi radiasi
pada teknik radiografi dental dan prosessing film dental.
Alat Bantu : Dental unit, lead apron, film hanger (dental), dan
prosessing tank.
Evaluasi : Mahasiswa dapat menggunakan dental film dan dapat
memproses dental film dengan tepat

a. Faktor Eksposi :
Pada pesawat dental unit ini pengaturan faktor cukup dengan mengatur
secondnya saja. Dengan pengaturan second, secara otomatis kV dan mAsnya
sudah menyesuaikan. Untuk gigi incicivus dan caninus, second yang dipilih 3
atau 4 second, tergantung tebalnya obyek. Sedangkan untuk premolar dan molar
second yang dipilih 4 atau 5 second, tergantung ketebalan obyek. Semakin tebal
maka semakin besar secondnya.

b. Proteksi Radiasi :
Pada foto gigi radiasi yang digunakan cukup besar, oleh karena itu pasien harus
menggunakan apron selama eksposi. Radiografer juga harus juga berlindung
pada tabir pelindung selama eksposi. Upayakan tidak terjadi pengulangan
pembuatan foto. Karena hal ini juga akan menambah radiasi.

c. Processing Film :
Processing Film dilakukan secara manual di kamar gelap. Film dijepit dengan
hunger pada daerah tip point film gigi yang merupakan tanda untuk meletakan film
pada mulut pasien. Film harus terjepit kencang pada hunger, agar tidak lepas
pada saat agitasi didalam cairan processing.

6
Gambar 9. Dental Film, Sebelum Dan Sesudah Processing
( Clark KC, 2005: 475)

Gambar 10. Radiografi Dental Rahang Atas Dan Rahang Bawah


( Clark KC, 2005: 476)

7
Pertemuan 3.

Pokok Bahasan : Pengenalan pesawat dental unit Toshiba TDX-IB spesifikasi


dan kegunaannya.
Waktu : 120 Menit
Mahasiswa : Tk. I (satu) / Semester 2
Model Pembelajaran : Praktek Laboratorium
Proses Pembelajaran : Menerangkan, simulasi, mengerjakan dan evaluasi
Alat Bantu : Pesawat dental unit dan step down
Prosedur Kerja : 1. Menyiapkan peralatan yang akan dipergunakan.
2. Menerangkan spesifikasi dari pesawat dental yaitu
dengan menyebutkan merk, model, kapasitas dan
komponen lainnya.
a. Merk : TOSHIBA
b. Model : TDX – IB
c. Line Input : 127 Volt
d. Frekuensi : 50 – 60 Hz
e. kV : 40 – 150 kV
f. mA : 15 mA
g. Fokus : kecil
3. Menerangkan bagian atau tombol yang ada di pesawat
serta kegunaan dari masing-masing bagian tombol
tersebut, seperti :
a. Switch On-Off Line Voltage : untuk mensuplai listrik
dari PLN ke pesawat dental agar tegangan yang
keluar sesuai dengan tegangan yang dibuat oleh
pesawat. Jika lampu indicator menyala maka
suplay listrik mengalir ke pesawat.
b. mA meter : skala yang menunjukkan besaran mA
yang dibutuhkan dalam pemeriksaan, indicatornya
adalah pada saat melakukan eksposi maka lampu
indicator akan menyala.

8
c. kV selector : alat ini berfungsi untuk mengatur
besaran kV yang dibutuhkan dalam setiap
pemotretan.
d. kV Meter : alat ini menunjukkan besaran kV yang
diberikan.
e. Timer : jenis timer pada pesawat dental ini adalah
jenis timer yang mechanical atau o’clock timer, dan
jenis timer ini merupakan jenis timer yang sensitive
karena selain diputar atau digeser secara manual,
jika telah diputar satu step akan sulit kita
merubahnya ke step lainnya apakah akan
diturunkan atau dinaikkan sehingga untuk itu harus
diperhatikan baik-baik dan jangan terlalu gegabah
untuk memutar jarum timer tersebut. Alat ini
berguna untuk mengatur waktu yang diperlukan
dalam setiap pemotretan. Dan untuk mengekposi
atau membatalkan ekposi, pada timer ini terdapat :
Switch geser untuk menunjukkan pemberian waktu
ekposi dan di alat ini ditunjukkan angka-angka dari
1-5 dengan satuannya second.
Tombol hitam untuk ekposi (”on”).
Tombol merah untuk membatalkan ekposi (”off”)
f. Tabung sinar-X : tabung sinar-X pada pesawat
dental ini didesain dengan conus dan
pengarahannya dapat diatur penyudutannya sesuai
dengan penyudutannya sesuai dengan penyudutan
yang diinginkan untuk masing-masing obyek yang
akan difoto mulai dari 0º, 10º, 20º, 30º, 40 º, 50º,
60º, kearah cranial maupun kearah caudal.
Evaluasi : mahasiswa membuat laporan praktek dengan membuat
gambar dan menuliskan uraian mengenai bagian atau
tombol yang ada di pesawat serta kegunaan dari bagian
atau tombol tersebut.

9
Pertemuan 4.

Pokok Bahasan :Pengoperasian Pesawat Dental Unit Toshiba TDX-IB


Peralatan yang diperlukan : Dental unit dan step down.
Prosedur Kerja :
1. Menyiapkan peralatan yang akan diperlukan.
2. Menerangkan hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menghidupkan
pesawat seperti : harus memasang trafo jenis step down agar pesawat dapat
dipergunakan secara optimal. Dalam menggunakan atau mengatur tombol
harus hati-hati agar pesawat tidak rusak.
3. Menerangkan cara menghidupkan tombol ”on” di power supply main switch
PLN pada posisi “on”.
4. Menerangkan cara menghidupkan pesawat :
a. Masukkan stekker step down ke stop kontak (PLN) lalu masukkan stekker
pesawat dental ke stop kontak voltage 110 Volt di step down.
b. Switch On-Off pada step down dinyalakan (ke posisi on), maka lampu
indicator pada step down akan menyala. Karena pesawat ini mempunyai
tegangan 110 volt maka harus dipergunakan trafo jenis step down untuk
menyesuaikan tegangandari PLN ke tegangan pesawat.
c. Geser switch line voltage pada pesawat dental ke posisi ”On”, maka
supply listrik dari power supply akan mengalir sesuai dengan tegangan
yang dibutuhkan pesawat. Karena switch line voltage yang tertera di
pesawat sudah tidak dapat berfungsi dengan baik atau jarum penunjuk
indicator tidak dapat menunjukkan tegangan yang sesuai maka dalam
mengatur line voltage ini harus diperhatikan dengan baik agar switch line
ini tidak diputar terus.
5. Menerangkan cara mengukur kondisi pemotretan (kV, mA dan s).
a. Untuk mengatur kV yang dibutuhkan maka dapat diatur pada tombol kV
selector yaitu dengan memutar tombol tersebut step demi step mulai dari
1,2,3,4, dst, dan besarnya kV yang dibutuhkan dapat dilihat pada kV
meter mulai dari 40 – 120 kV.
b. mA sudah dikopel dengan kV sehingga secara otomatis mA akan
menyesuaikan dengan kV yang diberikan mA in akan terus tertera
sebesar 15 mA.

10
c. Pemilihan waktu pemotretan (second)
6. Menerangkan cara engatur tube sesuai dengan jenis pemotretan yang akan
dilakukan yaitu dengan cara : Tabung sinar-X pada dental unit dapat
disudutkan sesuai dengan keperluan 0°, 10°, 20°, 30°, 60° dengan memutar
tabung yang dapat digerakkan ke arah cranial atau ke arah caudal.
7. Menerangkan bagaimana cara melakukan ekposi
a. Pengaturan pasien
Setelah pengaturan faktor eksposi maka pasien dipersilahkan duduk,
daitur posisinya sesuai dengan obyek yang diperiksa, lalu masukkan film
ke dalam mulut pasien, lalu atur letak film pada gigi yang diperiksa.
b. Melakukan eksposi
Peserta didik diarahkan ke bagian timer dari balik shielding untuk
melakukan eksposi. Mula-mula mengatur beberapa waktu yang
dibutuhkan yaitu dengan memutar tombol timer ke angka berapa maka
tombol ”on” warna hitam ditekan sehingga switch timer akan bergerak ke
arah nol bersamaan dengan terjadinya eksposi. Sesuai dengan lamanya
waktu yang ditentukan (disetting) maka jarum mA meter akan bergerak
menandakan keluarnya sinar-X dari tabung (eksposi)
8. Menerangkan bagaimana cara mematikan atau mengembalikannya ke posisi
semula :
a. Switch kV selector diturunkan (posisi nol).
b. Geser saklar pada voltage ke arah ”off” maka supply listrik akan terputus.
c. Matikan saklar On – Off pada step down posisi ”off”.
d. Cabut stekker step down dari stop kontak PLN.
e. Cabut stekker pesawat dental unit dari step down.
f. Geser main switch power supply PLN ke posisi “off” yang terdapat di
dinding.

CATATAN KHUSUS :
Yang harus diperhatikan dalam mengoperasikan pesawat dental TOSHIBA TDX-
IB adalah :
1. Pemakaian trafo step down
Untuk menyesuaikan tegangan pada pesawat jika perlu memakai trafo step
down agar tegangan dari PLN sesuai dengan tegangan yang ada di
pesawat. Hal ini sangat penting karena tegangan tidak sesuai dan tidak

11
dapat menghasilkan gambaran yang baik bahkan tidak akan terjadi
gambaran.
2. Tombol timer
Jenis timer pada pesawat ini adalah jenis mechanical atau o’clock maka
dalam memutar tombol timer in perlu sekali diperhatikan karena timer jenis
ini sangat sensitive sehingga jika telah diputar ke satu step untuk memutar
baik menurunkan atau menaikkan step berikutnya akan sulit merubahnya
karena menekan tombol timer ini berarti telah melakukan eksposi.
( sementara timer rusak dan diganti dengan sakeral buatan local)
3. Tombol Line Voltage
Pada pesawat ini tombol line voltage sudah tidak berfungsi dengan baik
sehingga jika akan menyesuaikan tegangan dari PLN ke pesawat tidak
perlu harus tepat jarum penunjuk yang ada di line voltage ini tepat di jarum
penunjuk tersebut.

Evaluasi:
1. Mahasiswa membuat laporan praktek mengenai prosedur
pengoperasian pesawat.
2. Mahasiswa langsung untuk mengoperasikan pesawat.

12
Pertemuan 5.

Pokok Bahasan : a. Metode bisecting.


b. Metode Paralel
c. Bitewing
d. Upper positioning line
e. Lower positioning line
f. Angulus vertical positif
g. Angulus vertical megatif
h. Angulus horisontal
Waktu : 120 menit
Mahasiswa : Tingkat I (satu) / Semester 2
Model Pembelajaran : Praktek Laboritarum
Proses Pembelajaran :
1. Menerangkan dan memperagakan metode bisecting
(yang paling sering digunakan pada teknik teknik
pemotretan gigi), metode paralel dengan bantuan
alat bantu agar film // dengan aksis gigi.
2. Upper positioning line (garis imajinasi dari tragus of
the ear ke ala of the nose) → // dengan upper
occlusal plane.
3. Menunjukkan lower positioning line (garis imajinasi
dari tragus of the ear ke sudut bibir) → // dengan
lower occlusal plane.
4. Menunjukkan angulasi vertical negative (untuk gigi
rahang bawah)
5. Menunjukkan angulasi horizontal
Alat Bantu : Kepala (skeleton), model gigi, dental unit & film gigi.
Hasil : Mahasiswa dapat menunjukkan dan menerangkan metode
bisecting, paralele, upper dan lower positioning line,
angulasi vertical positif, angulasi vertical negative dan
angulasi horizontal.

13
Pertemuan 6 dan 7

Pokok Bahasan : Teknik radiografi gigi rahang atas yag terdiri dari :
a. Insicivus
b. Caninus
c. Premolar
d. Molar
Waktu : 240 Menit
Mahasiswa : Tingkat I (satu) / Semester 2
Model Pembelajaran : Pratek Laboratorium
Proses Pembelajaran : Menerangkan,simulasi mengerjakan foto gigi dengan
Menggunakan rangka kepala, mahasiswa
mempraktekannya satu persatu.
Alat Bantu : Model gigi, dental unit, film gigi dan processing unit.
Prosedur Kerja : a . Pemotretan gigi Insicivus rahang atas :
1) Aturlah tabung pesawat gigi dengan bidang oklusal
atas sehingga membentuk sudut 60° caudally.
2) Film diposisikan memanjang.
3) Sentrasikan sinar pada hidung (tip of the nose).
b. Pemotretan gigi Caninus rahang atas :
1) Atur tabung pesawat gigi dengan bidang oklusal
atas sehingga membentuk sudut 50° caudally.
2) Film diposisikan memanjang.
3) Sentrasi pada ala of the nose.
c. Pemotretan gigi premolar rahang atas :
1) Atur tabung pesawat gigi dengan bidang oklusal
atas sehingga membentuk sudut 40° caudally.
2) Film diposisikan melintang.
3) Sentrasi pada garis imaginer pertengahan antara
inner canthus dan outer canthus.
d. Pemotretan gigi molar rahang atas :
1) Atur tabung pesawat gigi dengan bidang oklusal
atas sehinggga membentuk sudut 30° caudally.

14
2) Film diposisikan melintang.
3) Sentrasi setinggi tulang zygomaticum daerah yang
diperiksa.

Evaluasi : Mahasiswa dapat melakukan foto insisivus, caninus, premolar dan


molar gigi rahang atas.

Gambar 11 . Acanthion Meatal Line Horizontal Sejajar Lantai


( Clark KC, 2005)

Gambar 12 . Garis-Garis Yang Harus Diperhatikan Pada Saat Positioning


( Clark KC, 2005)

15
Gambar 13. Letak Film Dan Arah Sinar Yang Benar Pada Radiografi Gigi
( Clark KC, 2005)

Gambar 14. Letak Film Dan Arah Sinar Dan Hasil Radiografi Gigi
( Clark KC, 2005 )

16
Gambar 15 . Positioning Pembuatan Gigi Incicivus Rahang Atas
( Clark KC, 2005)

Gambar 16 . Radiografi Incicivus Rahang Atas


( Clark KC, 2005)

17
Gambar 17 . Positioning Dan Hasil Radiografi Caninus Rahang Atas
( Clark KC, 2005 )

18
Gambar 18 . Positioning Dan Hasil Radiografi Molar Rahang Atas
( Clark KC, 2005)

19
Gambar 19. Pengaturan Arah Sinar Pada Radiografi Gigi
( Clark KC, 2005)

20
Pertemuan 8 dan 9.

Pokok Bahasan : Teknik radiografi gigi rahang bawah yang terdiri :


a. Insicivus.
b. Caninus.
c. Promolar.
d. Molar.
Waktu : 240 Menit
Mahasiswa : Tingkat I (satu) / Semester 2
Model Pembelajaran : Pratek Laboratorium
Proses Pembelajaran : Menerangkan, simulasi mengerjakan foto gigi
dengan menggunakan rangka kepala dan mahasiswa
mempraktekkannya satu persatu.
Alat Bantu : Model gigi, dental unit, film gigi dan processing unit.
Prosedur Kerja : a. Pemotretan gigi insicivus rahang bawah :
1) Atur tabung pesawat gigi dengan bidang oklusal
bawah sehingga mebentuk sudut 25° - 30°
Cranially.
2) Film diposisikan memanjang.
3) Sentrasikan sinar pada simfisis menti.
b. Pemotretan gigi caninus rahang bawah :
1) Atur tabung pesawat gigi dengan bidang oklusal
bawah sehingga membentuk sudut 20° Cranially.
2) Film diposisikan memanjang.
3) Sentrasi pada daerah batas bawah mandibula
searah dengan cuping dari hidung.
c. Pemotretan gigi premolar rahang bawah :
1) Atur tabung pesawat gigi dengan bidang oklusal
bawah sehingga membentuk sudut 10°.
2) Film diposisikan melintang.
3) Sentrasi pada batas bawah mandibula sejajar
dengan pertengahan antara inner canthus dan
outer canthus.

21
d. Pemotretan gigi molar rahang bawah :
1) Atur tabung pesawat gigi dengan bidang oklusal
bawah sehingga membentuk sudut 0°.
2) Film diposisikan melintang.
3) Sentrasi pada mandibula sejajar dengan outer
canthus.

Evaluasi : Mahasiswa dapat melakukan foto insisivus, caninus,


premolar dan molar gigi rahang bawah.

Gigi Rahang Bawah :

Gambar 20 . Garis Oclusal Line Sejajar Dengan Lantai


( Clark KC, 2005)

22
Gambar 21 . Positioning Dan Hasi Radiografi Incicivus Rahang Bawah
( Clark KC, 2005)

Gambar 22. Arah Sinar Salah Dan Arah Sinar Yang Benar
( Clark KC, 2005)

23
Gambar 23 . Positioning Dan Hasil Radiografi Caninus Rahang Bawah
( Clark KC, 2005)

24
Gambar 24 . Positioning Dan Hasil Radiografi Caninus Rahang Bawah
( Clark KC, 2005)

25
Pertemuan 10.

Pokok Bahasan : Teknik radiografi bitewing untuk puncak gigi.


Waktu : 120 Menit
Mahasiswa : Tingkat I (satu) / Semester 2
Model Pembelajaran : Pratek Laboratorium
Proses Pembelajaran : Menerangkan, simulasi mengerjakan dan evaluasi.
Alat Bantu : Model gigi, dental unit, dan bitewing T hold.
Prosedur Pemeriksaan :
1) Pasien di instruksikan duduk.
2) Film dipasang pada alat bitewing T hold.
3) Pasien di instruksikan untuk membuka mulut.
4) Alat yang telah dipasang film dimasukkan ke dalam
mulut pasien.
5) Pada daerah gigi yang akan diperiksa, kemudian
pasien di instruksikan untuk menutup mulutnya
dengan menggigit film bite sebagai fiksasinya.
6) Penyudutan sinar-X diatur paralel antara film dan
objek sehingga menembus gigi dengan mengarah
pada alat T hold.
Evaluasi : Mahasiswa dapat melakukan foto gigi bitewing

Gambar 25. Prinsip Teknik Gigi Bitewing

26
Pertemuan 11.

Pokok Bahasan : Teknik radiografi facial profile.


Waktu : 120 Menit
Mahasiswa : Tingkat I (satu) / Semester 2
Model Pembelajaran : Pratek Laboratorium
Proses Pembelajaran : Menerangkan, simulasi mengerjakan dan evaluasi.
Alat Bantu : Phantom kepala, IS yang berbeda kecepatannya,
Dental unit dan processing unit..
Prosedur Kerja : Salah satu tekniknya : Phantom kepala diposisikan true
lateral, teknik ini dibutuhkan sekitar : 50 – 60 kv, sinar-X
yang dihasilkan mempunyai daya tembus rendah,
tulang detailnya tidak terlihat sehingga jaringan ikat
muka saja yang detailnya akan terlihat. Pengaturan
factor eksposi disesuaikan dengan penggunaan IS.
Evaluasi : Mahasiswa dapat melakukan foto facial profile.

27
Pertemuan 12 dan 13.

Pokok Bahasan : Panoramic (OPG)


Waktu : 240 Menit
Mahasiswa : Tingkat I (satu) / Semester 2
Model Pembelajaran : Pratek Laboratorium
Proses Pembelajaran : Menerangkan, simulasi mengerjakan dan evaluasi.
Alat bantu : Pesawat Panoramic dan kelengkapannya.
Spesifikasi pesawat Panoramic :
a. Merk : Yoshida
b. Type : Panoura – 10
c. Input : 220 Volt, 50 Hz, 1.85 Kv A.
d. Output : 70 – 90 Kv, 10 mA
Prosedur Kerja :
A. Persiapan :
1. Siapkan kaset, IS pada kaset, perhatian “Tube
side” pada kaset dan IS.
2. Isi film pada kaset dikamar gelap. Caranya :
keluarkan IS separuhnya dari kaset, masukkan film
dalam IS kemudian tekan kaset agar di dalam kaset
tidak ada udara (kaset tidak menggelembung).
3. Pasang kaset pada film holder dengan tanda tube
side menghadap ke tabung (jangan sampai
terbalik).
4. Pasang tanda merah ke merah, atau kuning ke
kuning yang ada dalam film holder.
5. Hidupkan pesawat dengan menekan switch on.
6. Atur fore head rest assembly pada posisi nol
(tergantung pasien).
7. Atur chin rest assembly pada posisi nol (tergantung
rahang pasien).

28
B. Posisi Pasien :
1. Menggunakan bite block :
a. Tidak menggunakan plastic chin rest.
b. Chin rest selalu pada kedudukan nol.
c. Gigi pasien menggigit bite block.
2. Menggunakan clear plastic chin rest :
Tidak menggunakan bite block
3. Posisi dengan menggunakan bite block untuk sinus
maxilla, maxilla dan pasien tanpa menggigit block :
a. Tidak menggunakan clear plastic chin rest.
b. Tidak menggunakan block plastic chin rest.
4. posisikan dengan menggunakan clear plastic chin
rest untuk sinus maxilla, maxilla dan pasien tanpa
menggigit block.
Contoh Posisi :
Posisi dengan menggunakan bite block
a. Atur ketinggian sandaran dahi sehingga tepat pada dahi pasien.
b. Usahakan Mid sagital kepala pasien segaris deangan sandaran
dahi dan bite block.
c. Tekan knob untuk mengatur penahan kepala pasien.
d. Perhatikan warna pada slide bar tanda segitiga sebagai indicator.
e. Atur KVp meter pada kontrol sesuai dengan warna.

Colour AGE KVp

Blue 70 – 75
Green 4–5 75 – 80
Yellow 6 – 10 80 – 85
Orange Adult 85 – 89

f. Instruksikan pada pasien untuk tidak bergerak selama eksposure.


Eksposure time 12 detik.
g. Setelah eksposure selesai tekan tombol ”RESET” untuk
mengembalikkan tube pada posisi ”Start”.
h. Terangkan teknik ”Upper Jaw” → X X 1 melalui pertengahan cavum
orbita.

29
i. Terangkan teknik ”Lower Jaw” → X X 1 melalui dagu, dahi agak
kebelakang.
j. Dan ”Total Jaw” → X X 1 melalui dahi dan dagu.

Evaluasi : Mahasiswa dapat melakukan foto panoramic.

Gambar 26. Prinsip Kerja Arah Sinar Dan Perputaran Film Panoramic
( Clark KC, 2005)

30
Gambar 27. Radiografi Panoramic
( Clark KC, 2005)

Gambar 28. Positioning Pasien Pada Pemeriksaan Panoramic


( Clark KC, 2005)

31
Pertemuan 14.

Pokok Bahasan : Cephalometri


Waktu : 120 Menit
Mahasiswa : Tingkat I (satu) / Semester 2
Model Pembelajaran : Pratek Laboratorium
Proses Pembelajaran : Menerangkan teknik cephalometri, pasien true lateral.
X-ray tube horizontal.
Alat bantu : Model danpesawat OPG (panoramic)
Evaluasi : Mahasiswa dapat melakukan foto Cephalometri.

Teknik Radiografi

1. Siapkan Pesawat Panouramic (CPG), tekan switch on


2. Atur Program Chepalometri dengan mengunci holder pada posisi segitiga
merah
3. Letakkan kaset ukuran 24 cm x 30 cm pada kaset holder Chepalo
4. Pasien duduk pada kursi posisi Lateral
5. Kepala posisi True Lateral sejajar dengan film chepalo
6. Letakkan stick Marker tepat pada pertengahan bibir
7. Atur Faktor Eksposi sesuai ketebalan objek dengan kondisi Soft Tissue
8. Eksposi saat tahan nafas
9. Selesai eksposi proses film di Kamar Gelap

32

Anda mungkin juga menyukai