Tujuan : Setelah memperoleh praktek teknik radiografi anatomi gigi rahang atas dan
rahang bawah, dental request formula dan dental film, mahasiswa mampu melakukan
persiapan teknik radiografi gigi menggunakan pesawat dental unit secara mandiri dan benar.
1
dapat membaca dental request formula dan dapat
mensimulasikan penggunaan film gigi dan
mengoperasikan dental unit.
a. Anatomi gigi
2
Gambar 3. Susunan Gigi susu pada Anak yang berjumlah 20 buah
( Clark KC, 2005: 473)
Gambar 4. Susunan Gigi permanen pada orang dewasa yang berjumlah 32 buah
( Clark KC, 2005: 473)
3
b. Dental Request Formula
Dental request formula merupakan formula cara menetapkan bagian gigi yang
akan dilakukan pemeriksaan radiografi dengan memberikan garis area gigi
dan lambang gigi, dental request formula tertera pada surat permintaan
rontgen ( amfragh) foto gigi.
4
c. Permintaan untuk dilakukan pemeriksaan radiografi untuk gigi 4, gigi 5, gigi 6
pada rahang kiri atas, dan gigi 6, gigi 7, gigi 8 pada rahang kanan bawah.
c.Dental Film
5
Pertemuan 2.
a. Faktor Eksposi :
Pada pesawat dental unit ini pengaturan faktor cukup dengan mengatur
secondnya saja. Dengan pengaturan second, secara otomatis kV dan mAsnya
sudah menyesuaikan. Untuk gigi incicivus dan caninus, second yang dipilih 3
atau 4 second, tergantung tebalnya obyek. Sedangkan untuk premolar dan molar
second yang dipilih 4 atau 5 second, tergantung ketebalan obyek. Semakin tebal
maka semakin besar secondnya.
b. Proteksi Radiasi :
Pada foto gigi radiasi yang digunakan cukup besar, oleh karena itu pasien harus
menggunakan apron selama eksposi. Radiografer juga harus juga berlindung
pada tabir pelindung selama eksposi. Upayakan tidak terjadi pengulangan
pembuatan foto. Karena hal ini juga akan menambah radiasi.
c. Processing Film :
Processing Film dilakukan secara manual di kamar gelap. Film dijepit dengan
hunger pada daerah tip point film gigi yang merupakan tanda untuk meletakan film
pada mulut pasien. Film harus terjepit kencang pada hunger, agar tidak lepas
pada saat agitasi didalam cairan processing.
6
Gambar 9. Dental Film, Sebelum Dan Sesudah Processing
( Clark KC, 2005: 475)
7
Pertemuan 3.
8
c. kV selector : alat ini berfungsi untuk mengatur
besaran kV yang dibutuhkan dalam setiap
pemotretan.
d. kV Meter : alat ini menunjukkan besaran kV yang
diberikan.
e. Timer : jenis timer pada pesawat dental ini adalah
jenis timer yang mechanical atau o’clock timer, dan
jenis timer ini merupakan jenis timer yang sensitive
karena selain diputar atau digeser secara manual,
jika telah diputar satu step akan sulit kita
merubahnya ke step lainnya apakah akan
diturunkan atau dinaikkan sehingga untuk itu harus
diperhatikan baik-baik dan jangan terlalu gegabah
untuk memutar jarum timer tersebut. Alat ini
berguna untuk mengatur waktu yang diperlukan
dalam setiap pemotretan. Dan untuk mengekposi
atau membatalkan ekposi, pada timer ini terdapat :
Switch geser untuk menunjukkan pemberian waktu
ekposi dan di alat ini ditunjukkan angka-angka dari
1-5 dengan satuannya second.
Tombol hitam untuk ekposi (”on”).
Tombol merah untuk membatalkan ekposi (”off”)
f. Tabung sinar-X : tabung sinar-X pada pesawat
dental ini didesain dengan conus dan
pengarahannya dapat diatur penyudutannya sesuai
dengan penyudutannya sesuai dengan penyudutan
yang diinginkan untuk masing-masing obyek yang
akan difoto mulai dari 0º, 10º, 20º, 30º, 40 º, 50º,
60º, kearah cranial maupun kearah caudal.
Evaluasi : mahasiswa membuat laporan praktek dengan membuat
gambar dan menuliskan uraian mengenai bagian atau
tombol yang ada di pesawat serta kegunaan dari bagian
atau tombol tersebut.
9
Pertemuan 4.
10
c. Pemilihan waktu pemotretan (second)
6. Menerangkan cara engatur tube sesuai dengan jenis pemotretan yang akan
dilakukan yaitu dengan cara : Tabung sinar-X pada dental unit dapat
disudutkan sesuai dengan keperluan 0°, 10°, 20°, 30°, 60° dengan memutar
tabung yang dapat digerakkan ke arah cranial atau ke arah caudal.
7. Menerangkan bagaimana cara melakukan ekposi
a. Pengaturan pasien
Setelah pengaturan faktor eksposi maka pasien dipersilahkan duduk,
daitur posisinya sesuai dengan obyek yang diperiksa, lalu masukkan film
ke dalam mulut pasien, lalu atur letak film pada gigi yang diperiksa.
b. Melakukan eksposi
Peserta didik diarahkan ke bagian timer dari balik shielding untuk
melakukan eksposi. Mula-mula mengatur beberapa waktu yang
dibutuhkan yaitu dengan memutar tombol timer ke angka berapa maka
tombol ”on” warna hitam ditekan sehingga switch timer akan bergerak ke
arah nol bersamaan dengan terjadinya eksposi. Sesuai dengan lamanya
waktu yang ditentukan (disetting) maka jarum mA meter akan bergerak
menandakan keluarnya sinar-X dari tabung (eksposi)
8. Menerangkan bagaimana cara mematikan atau mengembalikannya ke posisi
semula :
a. Switch kV selector diturunkan (posisi nol).
b. Geser saklar pada voltage ke arah ”off” maka supply listrik akan terputus.
c. Matikan saklar On – Off pada step down posisi ”off”.
d. Cabut stekker step down dari stop kontak PLN.
e. Cabut stekker pesawat dental unit dari step down.
f. Geser main switch power supply PLN ke posisi “off” yang terdapat di
dinding.
CATATAN KHUSUS :
Yang harus diperhatikan dalam mengoperasikan pesawat dental TOSHIBA TDX-
IB adalah :
1. Pemakaian trafo step down
Untuk menyesuaikan tegangan pada pesawat jika perlu memakai trafo step
down agar tegangan dari PLN sesuai dengan tegangan yang ada di
pesawat. Hal ini sangat penting karena tegangan tidak sesuai dan tidak
11
dapat menghasilkan gambaran yang baik bahkan tidak akan terjadi
gambaran.
2. Tombol timer
Jenis timer pada pesawat ini adalah jenis mechanical atau o’clock maka
dalam memutar tombol timer in perlu sekali diperhatikan karena timer jenis
ini sangat sensitive sehingga jika telah diputar ke satu step untuk memutar
baik menurunkan atau menaikkan step berikutnya akan sulit merubahnya
karena menekan tombol timer ini berarti telah melakukan eksposi.
( sementara timer rusak dan diganti dengan sakeral buatan local)
3. Tombol Line Voltage
Pada pesawat ini tombol line voltage sudah tidak berfungsi dengan baik
sehingga jika akan menyesuaikan tegangan dari PLN ke pesawat tidak
perlu harus tepat jarum penunjuk yang ada di line voltage ini tepat di jarum
penunjuk tersebut.
Evaluasi:
1. Mahasiswa membuat laporan praktek mengenai prosedur
pengoperasian pesawat.
2. Mahasiswa langsung untuk mengoperasikan pesawat.
12
Pertemuan 5.
13
Pertemuan 6 dan 7
Pokok Bahasan : Teknik radiografi gigi rahang atas yag terdiri dari :
a. Insicivus
b. Caninus
c. Premolar
d. Molar
Waktu : 240 Menit
Mahasiswa : Tingkat I (satu) / Semester 2
Model Pembelajaran : Pratek Laboratorium
Proses Pembelajaran : Menerangkan,simulasi mengerjakan foto gigi dengan
Menggunakan rangka kepala, mahasiswa
mempraktekannya satu persatu.
Alat Bantu : Model gigi, dental unit, film gigi dan processing unit.
Prosedur Kerja : a . Pemotretan gigi Insicivus rahang atas :
1) Aturlah tabung pesawat gigi dengan bidang oklusal
atas sehingga membentuk sudut 60° caudally.
2) Film diposisikan memanjang.
3) Sentrasikan sinar pada hidung (tip of the nose).
b. Pemotretan gigi Caninus rahang atas :
1) Atur tabung pesawat gigi dengan bidang oklusal
atas sehingga membentuk sudut 50° caudally.
2) Film diposisikan memanjang.
3) Sentrasi pada ala of the nose.
c. Pemotretan gigi premolar rahang atas :
1) Atur tabung pesawat gigi dengan bidang oklusal
atas sehingga membentuk sudut 40° caudally.
2) Film diposisikan melintang.
3) Sentrasi pada garis imaginer pertengahan antara
inner canthus dan outer canthus.
d. Pemotretan gigi molar rahang atas :
1) Atur tabung pesawat gigi dengan bidang oklusal
atas sehinggga membentuk sudut 30° caudally.
14
2) Film diposisikan melintang.
3) Sentrasi setinggi tulang zygomaticum daerah yang
diperiksa.
15
Gambar 13. Letak Film Dan Arah Sinar Yang Benar Pada Radiografi Gigi
( Clark KC, 2005)
Gambar 14. Letak Film Dan Arah Sinar Dan Hasil Radiografi Gigi
( Clark KC, 2005 )
16
Gambar 15 . Positioning Pembuatan Gigi Incicivus Rahang Atas
( Clark KC, 2005)
17
Gambar 17 . Positioning Dan Hasil Radiografi Caninus Rahang Atas
( Clark KC, 2005 )
18
Gambar 18 . Positioning Dan Hasil Radiografi Molar Rahang Atas
( Clark KC, 2005)
19
Gambar 19. Pengaturan Arah Sinar Pada Radiografi Gigi
( Clark KC, 2005)
20
Pertemuan 8 dan 9.
21
d. Pemotretan gigi molar rahang bawah :
1) Atur tabung pesawat gigi dengan bidang oklusal
bawah sehingga membentuk sudut 0°.
2) Film diposisikan melintang.
3) Sentrasi pada mandibula sejajar dengan outer
canthus.
22
Gambar 21 . Positioning Dan Hasi Radiografi Incicivus Rahang Bawah
( Clark KC, 2005)
Gambar 22. Arah Sinar Salah Dan Arah Sinar Yang Benar
( Clark KC, 2005)
23
Gambar 23 . Positioning Dan Hasil Radiografi Caninus Rahang Bawah
( Clark KC, 2005)
24
Gambar 24 . Positioning Dan Hasil Radiografi Caninus Rahang Bawah
( Clark KC, 2005)
25
Pertemuan 10.
26
Pertemuan 11.
27
Pertemuan 12 dan 13.
28
B. Posisi Pasien :
1. Menggunakan bite block :
a. Tidak menggunakan plastic chin rest.
b. Chin rest selalu pada kedudukan nol.
c. Gigi pasien menggigit bite block.
2. Menggunakan clear plastic chin rest :
Tidak menggunakan bite block
3. Posisi dengan menggunakan bite block untuk sinus
maxilla, maxilla dan pasien tanpa menggigit block :
a. Tidak menggunakan clear plastic chin rest.
b. Tidak menggunakan block plastic chin rest.
4. posisikan dengan menggunakan clear plastic chin
rest untuk sinus maxilla, maxilla dan pasien tanpa
menggigit block.
Contoh Posisi :
Posisi dengan menggunakan bite block
a. Atur ketinggian sandaran dahi sehingga tepat pada dahi pasien.
b. Usahakan Mid sagital kepala pasien segaris deangan sandaran
dahi dan bite block.
c. Tekan knob untuk mengatur penahan kepala pasien.
d. Perhatikan warna pada slide bar tanda segitiga sebagai indicator.
e. Atur KVp meter pada kontrol sesuai dengan warna.
Blue 70 – 75
Green 4–5 75 – 80
Yellow 6 – 10 80 – 85
Orange Adult 85 – 89
29
i. Terangkan teknik ”Lower Jaw” → X X 1 melalui dagu, dahi agak
kebelakang.
j. Dan ”Total Jaw” → X X 1 melalui dahi dan dagu.
Gambar 26. Prinsip Kerja Arah Sinar Dan Perputaran Film Panoramic
( Clark KC, 2005)
30
Gambar 27. Radiografi Panoramic
( Clark KC, 2005)
31
Pertemuan 14.
Teknik Radiografi
32