Disusun Oleh :
Kelompok 6
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah yang beijudul Penanganan Secret Vagina tepat waktu.
Makalah Penanganan Secret Vagina disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah
Penanganan Spesimen . Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca tentang Penanganan Secret Vagina.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Zulfikar Ali Hasan, S.ST, M.Kes
selaku dosen mata kuliah penanganan spesimen. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara tropis dengan kelembaban tinggi sehingga membuat keadaan tubuh
menjadi cepat berkeringat. Akibatnya bakteri mudah berkembang biak dan menyebabkan bau tidak
sedap terutama pada bagian lipatan-lipatan tubuh seperti ketiak dan organ genitalia pada wanita, oleh
sebab itu kebersihan individu perlu menjadi perhatian khusus. Kebersihan individu atau personal
hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang, untuk menjaga
kesejahteraan fisik dan psikis (Laily dan Sulistyo, 2012).
Organ reproduksi adalah salah satu organ tubuh yang sensitif dan memerlukan perhatian serta
perawatan khusus. Perawatan dan pengetahuan yang baik merupakan faktor penentu dalam menjaga
kesehatan reproduksi (Annia, 2008). Salah satu tanda teijadinya infeksi pada organ reproduksi adalah
keputihan. Gejala keputihan sangat sering dialami oleh sebagian besar wanita. Infeksi ini merupakan
masalah masyarakat yang serius tetapi tersembunyi. Wanita biasanya lebih serius dan sulit didiagnosa
karena umumnya asimtomatik. Dampak dari keputihan mulai dari kemandulan, kehamilan ektopik (di
luar kandungan), nyeri kronis pada panggul, keguguran, meningkatkan resiko tertular HIV hingga
kematian (Wiki dan Santi, 2006).
Pemeriksaan spesimen adalah pemeriksaan yang dilakukan pada sampel yang diambil dengan metode
tertentu untuk diteliti lebih lanjut. Menurut WHO, keputusan untuk melakukan pengiijian harus
didasarkan pada klinis dan faktor epidemiologi, serta penilaian adanya kemungkinan infeksi.
Pemeriksaan swab vagina adalah pemeriksaan sampel sekret vagina. Umumnya pemeriksaan tersebut
dilakukan sebagai penunjang diagnosis vaginitis. Vaginitis dapat berupa vaginosis bakterial,
kandidiasis vulvovaginal, trikomoniasis, atau koinfeksi.Selain untuk skrining infeksi menular seksual,
pemeriksaan swab vagina diindikasikan ketika dicurigai adanya vaginitis. Pasien dengan vaginitis
umumnya mengeluhkan sekret vagina abnormal, yang ditandai oleh perubahan warna, konsistensi,
volume, atau aroma. Dapat juga ditemukan keluhan lain seperti gatal, soreness, disuria, nyeri panggul,
perdarahan di luar waktu menstruasi, atau perdarahan postkoital.
Pengambilan spesimen feses, sputum dan cairan vagina ini untuk pemeriksaan laboratorium kepada
pasien atau klien yang dibantu atau ditangani oleh tenaga medis dengan pengambilan cara tertentu.
Sehingga dimana pengambilan spesimen feses ini dilakukan dengan cara pemeriksaan kultur yaitu
pengambilan tinja dilakukan dengan alat-alat secara steril, sedangkan pengambilan spesimen sputum
itu sendiri yaitu bahan yang dikeluarkan dari paru-paru, bronchus dan trachea melalui mulut. Dan
pengambilan cairan vagina atau hapusan genitalia ini dilakukan kepada pasien wanita yang terkena
infeksi menular seksual atau infeksi dari leher rahim, dimana pemeriksaan pap smear lendir diambil
dari fbmiks posterior dan dilakukan kepada pasien tidak sedang haid.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah dapat digunakan sebagai bahan pengajaran di bidang
pendidikan maupun di bidang penelitian-penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kondisi normal, kelenjar pada serviks menghasilkan suatu cairan yang jernih yang keluar,
bercampur dengan bakteri, sel sel vagina yang terlepas dan sekresi dari kelenjar Bartolin. Selain itu
sekret vagina juga disebabkan karena aktivitas bakteri yang hidup pada vagina yang normal, pada
perempuan, sekret vagina ini merupakan suatu hal yang alami dari tubuh untuk memnbersihkan diri,
sebagai pelicin dan pertahanan dari berbagai infeksi. Dalam kondisi normal, sekret vagina tersebut
lebih jernih, putih keruh atau berwarna kekuningan ketika mengering pada pakaian.
Persiapan Pasien :
Peralatan:
- Lampu pemeriksaan
- Swab steril dan slide mikroskop untuk masing-masing pemeriksaan (high vaginal swab/HVS
dan low vaginal swab/LNS')
- Swab transtube (media transpor charcoal) untuk masing-masing pemeriksaan
- Spekulum vagina
- Sarung tangan
- Label identitas pasien
Posisi Pasien:
Pemeriksaan dilakukan dengan pasien berada dalam posisi litotomi. Posisikan lampu agar area
pemeriksaan terlihat jelas.
Prosedural:
Prosedur meliputi pengambilan sampel dan pemeriksaan hasil swab. Pemeriksaan yang umum
dilakukan menggunakan sampel swab vagina pada kasus suspek vaginitis adalah saline wet mount,
'whiff test, kultur, dan nucleic acid amplification testing (NAAT).
Prosedur Pengambilan Sampel Swab Vagina oleh Klinisi.
Prosedur pengambilan sampel untuk pemeriksaan swab vagina adalah sebagai berikut:
Pada pengambilan sampel sekret vagina yang dilakukan oleh pasien sendiri, peralatan yang digunakan
adalah swab transtube. Pasien melakukan prosedur dalam posisi berdiri dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Bilas dan keringkan
Jaga keseimbangan selama prosedur pengambilan sampel
Putar tutup transtube untuk membuka segel. Tarik tutup yang tersambung dengan swab keluar
dari tabung. Jangan meletakkan swab atau menyentuhkan iijung swab dengan benda apa pun.
Jika teqadi hal tersebut, buang swab dan minta swab baru
Pegang swab di bagian tutup dengan satu tangan, dan arahkan ujung swab ke vagina
Dengan tangan yang.bebas, buka kulit di luarivagina. Masukkan uiung swab ke introitus.
Arahkan ujung swab Ke punggung bagian bawah. Relaksasikan otot-otot vagina
Masukkan swab perlahan ke dalam vagina, tidak lebih dari dua inci. Jika swab sulit masuk,
putar swab sambil dorong perlahan. Jika masih sulit, hentikan prosedur.
Pastikan swab menyentuh dinding-dinding vagina sehingga sekret terserap oleh swab
Putar swab selama 10-15 detik.
Keluarkan swab tanpa menyentuh kulit. Masukkan swab ke dalam tabung dan tutup dengan
rapat. Ulangi langkah-langkah tersebut jika masih diperlukan sampel kedua
Setelah prosedur selesai, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Bilas dan keringkan.
Pemeriksaan swab vagina adalah pemeriksaan sampel sekret vagina. Umumnya pemeriksaan
tersebut dilakukan sebagai penunjang diagnosis vaginitis. Vaginitis dapat berupa vaginosis bakterial,
kandidiasis vulvovaginal, trikomoniasis, atau koinfeksi.
Selain untuk skrining infeksi menular seksual, pemeriksaan swab vagina diindikasikan ketika
dicurigai adanya vaginitis. Pasien dengan vaginitis umumnya mengeluhkan sekret vagina abnormal,
yang ditandai oleh perubahan warna, konsistensi, volume, atau aroma. Dapat juga ditemukan keluhan
lain seperti gatal, soreness, disuria, nyeri panggul, perdarahan di luar waktu menstruasi, atau
perdarahan postkoital.
Pengambilan sampel untuk pemeriksaan swab vagina dapat dilakukan oleh klinisi ataupun
secara mandiri oleh pasien yang sudah mendapat instruksi. Pemeriksaan high vaginal swab (HVS)
dilakukan oleh klinisi, sedangkan low vaginal swab (LVS) dapat dilakukan oleh klinisi atau pasien
sendiri.
Pemeriksaan swab vagina dapat dilakukan baik sebagai skrining ataupun membantu menegakkan
diagnosis infeksi menular seksual seperti infeksi akibat Neisseria gonorrhoeae dan Chlamydia
trachomatis.
Infeksi endoserviks yang disebabkan dua organisme tersebut dapat menimbulkan gejala sekret vagina
abnormal atau gejala lainnya seperti: disuria, perdarahan postkoital atau antara waktu menstruasi,
dispareunia, nyeri panggul, atau artritis reaktif.
Pada saline wet mount test, satu tetes sekret vagina dan 1-2 tetes larutan garam fisiologis diteteskan
pada slide mikroskop, kemudian diamati dengan pembesaran 400x. Tes ini 60% sensitif dan 98%
spesifik untuk vaginosis bakterial, serta 80-90% sensitif untuk trikomoniasis.
Whiff Test
Pada whiff test, sekret vagina dan larutan KOH 10% diteteskan pada slide mikroskop. Hasil positif
berupa bau amis (fishy odor) akibat pelepasan amin.
Whiff test positif umumnya dihubungkan dengan vaginosis bakterial, namun tidak spesifik maupun
sensitif untuk diagnosis. Whiff test juga dapat positif pada trikomoniasis. Hasil negatif pada whiff test
65-85% sensitif untuk infeksi Candida.
Kultur
Pemeriksaan kultur swab vagina jarang digunakan untuk mendiagnosis vaginosis bakterial. Kultur
menggunakan media Nickerson atau Sabouraud diindikasikan pada kasus kandidiasis vaginalis yang
refrakter atau rekuren, sedangkan kultur menggunakan media Diamond atau Trichosol broth
direkomendasikan pada kasus suspek trichomoniasis yang tidak dapat dikonfirmasi dengan
pemeriksaan lainnya.
Pada pasien usia prepubertas, kultur swab vagina disertai swab rektum dapat dilakukan untuk kasus
vulvovaginitis akibat Gonorrhea dan Chlamydia.
Nucleic acid amplification test (NAAT) umumnya digunakan untuk skrining dan deteksi infeksi
menular seksual pada wanita usia pubertas dan dewasa. NAAT dapat dilakukan menggunakan sampel
swab vagina ataupun urine.
Pada vaginosis bakterial, NAAT berpotensi memiliki sensitivitas dan spesifisitas lebih tinggi
dibandingkan pewarnaan Gram dan diagnosis klinis. Metode hibridisasi DNA Affirm 80% sensitif
untuk Trichomonas dan 94% sensitif untuk vaginosis bakterial. Selain itu, Trichomonas Rapid Test
dan PCR dapat digunakan untuk mendeteksi Trichomonas.
Pewarnaan
Pewarnaan Gram memiliki sensitivitas 89-97% dan spesifisitas 79-85% untuk mendeteksi vaginosis
bakterial. Pada kasus kandidiasis vaginalis, pewarnaan Gram dapat memperkuat diagnosis. Sedangkan
Trichomonas dapat diidentifikasi melalui pewarnaan Gram spesimen kultur in vitro.
Preparat hapus setelah fiksasi aman ditransport dalam bungkusan tissue (supaya preparat tidak
tergores atau hilang) dan dikirim dalam amplop berlabel pada suhu kamar. Specimen dalam medium
transpor aman dikirim pada suhu kamar karena transpor medium memungkinkan kehidupan semua
mikroorganisme tanpa bermetabolisme (tidak berkembang biak). Specimen ini tidak boleh disimpan
pada suhu dingin (lemari es) karena suhu dingin dapat mematikan N. gonorrhoea.
Kirim sesegera mungkin , jangan didinginkan. Swab jangan sampai kering. Swab yang telah
dibasahi dengan medium cair thyoglicote steril. Dalam medium transport tidak boleh dimasukkan ke
dalam fiezzer.
Bila lebih dari 1 jam dianjurkan memakai medium transport (Stuart, Amies , Amies dengan
Charcoal khusus Neisseria gonorrhoeae, anaerob transport) dan specimen hams terlindung dari sinar
matahari.
Pada Pengiriman Spesimen harus melengkapi surat pengantar pemeriksaan laboratorium yang
lengkap berisi:
a. Tanggal pengiriman
b. Tanggal dan jam pengambilan specimen
c. Data penderita (nama, umur Jenis kelamin , alamat, dan Nomor Rekam Medik)
d. Identitas pengirim
e. Jenis specimen
f. Pemeriksaan laboratorium yang diminta
g. Transport media / pengawet yang digunakan
h. Keterangan klinis.
Dalam kondisi basah pada suhu kamar specimen tahan selama 18 jam.
Terbaik bila specimen langsung dikirim ke laboratorium pada suhu ruang pemeriksaan / penanaman
dilakukan dalam waktu kurang dari 1 jam.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kondisi normal, kelenjar pada serviks menghasilkan suatu cairan yang jernih yang keluar,
bercampur dengan bakteri, sel sel vagina yang terlepas dan sekresi dari kelenjar Bartolin. Selain itu
sekret vagina juga disebabkan karena aktivitas bakteri yang hidup pada vagina yang normal, pada
perempuan, sekret vagina ini merupakan suatu hal yang alami dari tubuh untuk memnbersihkan diri,
sebagai pelicin dan pertahanan dari berbagai infeksi.
Pemeriksaan swab vagina adalah pemeriksaan sampel sekret vagina. Umumnya pemeriksaan tersebut
dilakukan sebagai penunjang diagnosis vaginitis. Adapun teknik untuk pemeriksaan secret vagina,
yaitu Sahne Wet Mount Test WhiffTest Kultur Nuclei Acid Amphfication Test Pewarnaan.
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami buat sebaik-baiknya namun sebagai manusia, penulis selalu tidak lepas
dari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Laily dan sulisty.2011. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Nuha Medika
santi.2006. Penuntun Belajar Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya
Wiki, Uliyah, Musrifatul, dkk. 2006. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika