Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

DOKUMENTASI, PENANGANAN, PENGIRIMAN, DAN


PENYIMPANAN SPESIMEN

DI SUSUN OLEH:

NURMAYANTI HI MUSTAFA
B1D120091

DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN

UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dokumentasi,
Penanganan, Pengiriman, dan Penyimpanan Spesimen”.
Perkenankanlah saya menyampaikan terimaksih kepada ibu dosen mata kuliah Teknik Sampling
atas tugas yang diberikan sehingga menambah wawasan saya.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan, untuk itu saya memohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua .

Makassar 31 juli 2021

Nurmayanti Hi Mustafa
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A. Latar belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5
Persiapan dan Pengambilan Spesimen Laboratorium...........................................................5
1. Pemeriksaan Feses..........................................................................................................5
2. Pemeriksaan Darah.........................................................................................................7
3.Pengambilan spesimen cairan vagina/secret...................................................................14
4. pemeriksaan sputum.....................................................................................................15
5. Pemeriksaan urine........................................................................................................17
BAB III PENUTUP......................................................................................................................22
A.KESIMPULAN.....................................................................................................................22
B.SARAN..................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................23
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sekarang ini, banyak penyakit yang bertambah dan merajalela dalam kehidupan
masyarakat. Akan tetapi penyakit infeksi tetap menjadi primadona penyakit yang paling
sering menyerang manusia. Penyakit ini infeksi yang ditimbul sering diakibatkan
mikroorganisme yang bersifat patogen. Dalam pemriksaan penyakit infeksi, biasanya
dilakukan pemeriksaan fisik dan anamnesa guna menemukan etiologi penyakit. Cara lain
dalam menegakkan diagnosa guna menemukan mikroorganisme apa yang menjadi
penyebab suatu penyakit adalah dengan carapemeriksaan specimen. Oleh karena itu, bagi
orang yang berprofesi dalam bidang kesehatan, misalnya bidan, harus mengetahui dan
memahami betul cara pengelolaan spesimen yang berhubungan dalam praktik kebidanan.
Hal yang harus diperhatikan dalam hal pengelolaan spesimen adalah: cara
pengambilan/penyimpanan/pengiriman spesimen. Adapun tujuan dari pemahaman cara
pengelolaan spesimen tersebut adalah agar spesimen dapat memberikan hasil yang akurat
dalam pemeriksaann secara makroskopis/mikroskopis dan spesimen tidak rusak dalam
rentang waktu pengiriman ke laboratorium. Salah satu hal paling penting yang mendasari
cara pengelolaan spesimen yaitu herus diperhatikan tujuan pengambilan spesimen.
Spesimen diambil apakah untuk pemeriksaan mikrobilogi/patologi klinik/patologi
anatomi/parasitology. Hal ini harus diperhatikan sebab prosedur pengelolaan spesimen
pada setiap bidang pastilah berbeda. Dalam makalah ini dipaparkan mulai dari cara
pengambilan, penyimpanan. Dimana, pada makalah ini ditekankan pada cara pengeolaan
spesimen feses, darah, cairan pervagina, dan secret.

B. Rumusan Masalah

 Apa saja yang harus dipersiapkan dalam pengambilan spesimen feses, darah, cairan
pervagina, urine dan secret?
 Bagaimana cara pengambilan spesimen dalam persiapan dan pemeriksaan spesimen
yang berhubungan dengan kebidanan?

C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas terstruktur mata
kuliah Teknik sampling dan flebotomi.
b. Tujuan Khusus
 Untuk mengetahui hal-hal yang harus dipersiapkan dalam pengambilan specimen
feses, darah, cairan pervagina, urine dan secret.
 Untuk mengetahui cara pengambilan spesmen dalam persiapan dan pemeriksaan
spesimen yang berhubungan dengan kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Persiapan dan Pengambilan Spesimen Laboratorium


1. Pemeriksaan Feses
a. Pengertian
Pemeriksaan feses merupakan pemriksaan dengan menyiapkan feses untuk
pemeriksaan laboratorium dengan cara pengambila yang tertentu.
Pemeriksaan feses terdiri dari dua, yaitu:
 Pemeriksaan feses lengkap: merupakan pemeriksaan feses yang terdiri
dari pemeriksaan warna, bau, konsistensinya, lender, darah dan lain-
lain.
 Pemeriksaan feses kultul: merupakan pemeriksaan feses melalui
biakan dengan cara toucher (lita prosecur pengambilan feses melalui
tangan).
b. Tujuan
 Untuk melakukan diagnose
 Untuk menentukan adanya darah samar (tersembunyi) perdarahan
dapat terjadi adanya ulkus, penyakit inflamasi atau tumor.
 Untuk menganalisis produk diet dan sekresi digestif. Sebagai contoh,
jumlah lemak yang berlebihan pada feses (steatore) dapat
mengindinfikasi absorsi lemak yang terjadi pada usus halus.
Penurunan jumlah empedu dapat mengiritasi obstruksi aliran empedu
dari hati dan kandung kemih ke dalam usus. Untuk pemeriksaan jenis
ini, perawat perlu mengumpulkan dan mengirim seluruh feses pada
satu kali defeksi bukan sempel yang sedikit.
 Untuk mendeteksi adanya bakteri atau virus. Pemeriksaan ini hanya
membutuhkan sedikit feses karena spesimen tersebut akan di kultur.
Untuk pemriksaan kultur (pembiakan) pengambilan tinja secara steril.
Caranya sama dengan cara toucher, tetapi alat-alat yang digunakan
dalam keadaan steril. Wadah atau penampung harus steril dan Teknik
aseptip harus digunakan saat mengumpulkan spesimen. Feses perlu
dikirim segera ke laboratorium bila klien mendapatkan antibiotic.
 Pemeriksaan tinja untuk pasien dewasa. Untuk pemriksaan lengkap
meliputi warna, bau, konsistensi, lendir, darah, dan telur cacing. Tinja
yang diambil adalah tinja segar.
c. Persiapan Alat
 Hand scoon bersih
 Vasseline
 Botol bersih dengan penutup
 Lidi dengan kapas lembab dalam tempatnya
 Bengkok
 Perlak pengalas
 Tissue
 Tempat bahan pemriksaan
 Sampiran
d. Prosedur tindakan
 Mendekatkan alat
 Memberitahu pasien
 Mencuci tangan
 Memasang perlak pengalas sampiran
 Melepas pakaian bawah pasien
 Mengatur posisi dorsal recumbent
 Memakai hand scoon
 Telunjuk diberi vselin lalu dimasukkan kedalam anus dengan arah
keatas kemudian diputar kekiri dan kekanan sampai teraba tinja
 Setelah dapat, dikeluarkan perlahan-lahan lalu dimasukkan ke dalam
tempatnya
 Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan keringkan dengan tissue
 Melepas hand scoon
 Merapikan pasien
 Mencuci tangan
e. Hal-hal yang perlu diperhatikan
 Penyimpanan
- Feses tahan < 1 jam pada suhu ruang
- Bila 1 jam/lebih digunakan media transpot yaitu stuart’s medium,
ataupun pepton water
- Penyimpanan <24 jam pada suhu ruang, sedangka > 24 jam pada
suhu 4⁰C
 Pengiriman
- Pengiriman < 1 jam pada suhu ruang
- Bila tidak memungkinkan, gunakan media transport atau
kultur pada media tetra thionate broth
f. Cara pengambilan spesimen:
Spesimen berupa feses segar, jika tidak memungkinkan, lakukan usap rektal.
 Cara pengambilan feses segar :
- Pasien diminta untuk berkemih terlebih dahulu.
- Feses segar tidak boleh bercampur dengan air kloset maupun
urin.
- Feses ditampung pada pot steril bermulut lebar dan
berpenutup.
- Feses dikeluarkan dan ditampung di atas kertas plastik.
- Dengan lidi, ambil banyak feses yang dibutuhkan
- Feses padat : 2-5 g
- Feses cair : 10-15 ml
 Cara pengambilan secara usap rektal:
- Diambil dengan kapas lidi sintesis steril, putar 360⁰ pada
mukosa rektal dengan kedalaman 1-2 cm.
- Kemudian, masukkan ke dalam tabung steril tutup rapat.
2. Pemeriksaan Darah
- Pengertian:
Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau
specimen darah. Tempat pengambilan darah untuk berbagai macam
pemeriksaan laboratorium, yaitu:
 Perifer (pembukuh darah tepi)
 Vena
 Arteri
 Pada orang dewasa diambil pada ujung jari atau daun telinga bagian
bawah
 Pada bayi dan anakckecil dapat diambil pada ibu jari kaki atau rumit
- Bentuk pemeriksaan
 Estrogen
 Pemeriksaan estrogen bertujuan untuk mendeteksi disfungsi
ovariu, menopause dan pasca menopause, stress psikogenik
 Nilai estrogen meningkat dapat diindikasikan adanya tumor
avarium, adanya kehamilan, dan lain-lain.
 Caranya:
- Ambil darah kurang lebih 5-10 ml dari vena
- Masukkan pada tabung atau botol
- Berikan label nama dan tunggal
 Kadar normal :
1. Wanita subur : pertama menstruasi 20-40 pg/ml. saat sel
telur matang berkisar antara 150-280 pg/ml.
2. Wanita hamil: trimester 1 antara 139-1.389 pg/ml dengan
rata-rata berkisar 5056 pg/ml.
3. Wanita paska menopause : kurang dari 10 pg/ml;
4. Pria : 10-50 pg/ml.
 Gas darah arteri
 Pemeriksaan gas darah arteri bertujuan untuk mendeteksi
gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan karena
gangguan respiratorik atau gangguan metabolic.
 Caranya:
- Ambil darah kurang 1.5ml dari arteri, dengan spuit dan
jarum berisikan heparin.
- Berikan label nama dan tanggal.
 Kadar normal:
1. pH : rentang nilai normal : 7.35-7.45
Asidosis : <7.35
Alkalosis : >7.45
2. PaO2 : rentang nilai normal : 80-1100 mmHg
Hipoksemia ringan : 70-80 mmHg
Hipoksemia sedang : 60-70 mmHg
Hipoksemia berat :<60 mmHg
3. SaO2 : Rentang nilai normal : 93%-98%
Bila nilai SaO2> 80% sudah dapat dipastikan bahwa
darah diambil dari arteri, kecuali pada gagal nafas.
4. PaCO2 : Rentang nilai normal : 35-45 mmHg
Asidosis respiratorik : >45mmHg (pH turun)
Alkalosis respiratorik : <35mmHg (pH naik)
5. HCO3 : Rentang nilai normal : 22-26 mEq/L
Asidosis metabolik : <22 mEq/L (pH turun)
Alkalosis metabolic : >26 mEq/L (pH naik)
6. BE : Rentang nilai normal :-2 s/d +2 mEq/L
Nilai-(Negative) : asidosis
Nilai+(positif) : alkalosis

 Gula darah puasa


 Pemeriksaan gula darah puasa bertujuan untuk mendeteksi
adanya diabetes, atau reaksi hipoglikemik.
 Caranya:
- Ambil darah kurang lebih 15-10 ml dari vena
- Masukkan ke dalam tabung atau botol.
 Kadar normal :
1. Sebelum makan : 70-130 mg/dl
2. Dua jam setelah makan : kurang dari 180mg/dl
3. Dua jam setelah makan (puasa) selama setidaknya delapan
jam : kurang dari 100-140 mg/dl
4. Menjelang tidur : 100-140 mg/dl
 Gula darah postprandial
 Pemeriksaan gula darah postprandial bertujuan untuk mendeteksi
adanya diabetes, atau reaksi hipoglikemik, yang dilakukan setelah
makan.
 Caranya :
- Ambil darah kurang lebih 15-10 ml dari vena setelah 2 jam
makan pagi atau siang.
- Masukkan ke dalam tabung atau botol.
 Kadar normal :
1. Baik : 180-144 mg/dl
2. Sedang : 145-179 mg/dl
3. ≥180 mg/dl
 Human chorionic gonadotropin (HCG)
 Pemeriksaan HCG bertujuan untuk mendeteksi adanya kehamilan,
karena HCG adalah hormone yang diproduksi oleh plasenta.
 Caranya :
- Ambil darah kurang dari 5-10 ml dari vena
- Masukkan ke dalam tabung atau botol
- Hindari hemolysis
- Berikan label dantanggal
 Kadar normal : dari tingkatan usia kehamilan berdasarkan haid
terakhir
- 3 minggu: 5-50 mlU/ml
- 4 minggu : 5-426 mlU/ml
- 5 minggu : 18-7.340 mlU/ml
- 6 minggu : 1080-56.500 mlU/ml
- 7-8 minggu : 7.650-229.000 mlU/ml
- 9-12 minggu : 25.700-288.000 mlU/ml
- 13-16 minggu : 13.300-254.000 mlU/ml
- 17-24 minggu : 4.060-165.400 mlU/ml
- 25-40 minggu : 3.640-117.000 mlU/ml
- Tidak hamil : <5.0 mlU/ml
- Post-menopause <9.5 mlU/ml
 Hematocrit
 Pemeriksaan hematocrit bertujuan untuk mngukur konsentrasi sel-
sel darah yang dapat mendeteksi adanya anemia, kehilangan darah,
gagal ginjal kronik, defisiensi vitamin B dan C.
 Apabila terjadinya peningkatan kadar hematocrit dapat
diindikasikan adanya dehidrasi, asidosis, trauma, pembedahan, dan
lain-lain.
 Caranya :
- Ambil darah kurang lebih 7 ml dari vena
- Masukkan kedalam tabung atau botol
- Berikan label dan tanggal
 Kadar normal :
- Anak : 33-38%
- Pria dewasa 40-48%
- Wanita dewasa 37-43%
 Hemoglobin
 Pemeriksaan hemoglobin merupakan pemeriksaan kadar
hemoglobin dengan cara membandingkan secara visual sarna
darah dengan alat standar yang dapat bertujuan untuk mendeteksi
adanya anemia.
 Terjadinya peningkatan dapat diindikasikan adanya dehidrasi,
penyakit paru oh-struksi menahun, gagal jantung kongesif dan
lain-lain..
 Caranya :
- Ambil darah kurang lebih 5ml
- Masukkan kedalam tabung atau botol
- Berikan label atau tanggal
 Kadar normal
- Wanita : 12-16 gr/dl
- Pria : 14-18 gr/dl
- Anak : 10-16gr/dl
- Bayi baru lahir : 12-24 gr/dl
 Trombosit
 Pemeriksaan trombosit bertujuan untuk mendeteksi adanya
trombositopenia yang berhubungan dengan perdarahan, dan
trombositosis yang menyebabkan peningkatan pembekuan.
 Caranya:
- Ambil darah kurang dari 5ml dari vena
- Masukkan kedalam tabung atau botol
- Berikan label dan tanggal
 Leukosit
 Tujuan:
Untuk menghitung jumlah leukosit dalam darah
 Caranya :
- Hisaplah darah dengan pipet thoma leukosit sampai
tanda garis 0,5 tepat.
- Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada bagian
luar pipet
- Lalu hisaplah laruta turk sampai tanda 11 (hati-hati
jangan sampai terjadi gelembung udara)
- Lalu kedua ujung pipet ditutup dengan menggunakan
jari lalu kocok sampai darah dan larutan turk homogen
tercampur
- Letakkan kamar hitung (improved neubaure) dan kaca
penutupnya
- Lalu ambil pipet thoma tadi dan kocok kembali, lalu
buang kira-kira 4-4 tetes
- Tetesan selanjutnya dimasukkan kedalam kamar hitung
dan diamkan sebentar
- Kemudian leukosit dihitung dalam 4 bidang besar
dengan perbesaran lensa objektif 10x dan 40x untuk
memperjelas
 Nilai normal : 4000-11.000/ul darah
 Jenis leukosit
1. Basophil : berperan dalam pemeriksaan alergi dan
inflamasi
Nilai normal : 0-1%
2. Eosinophil : berperan dalam pemeriksaan alergi, reaksi
obat dan infeksi parasite.
Nilai normal : 2-4%
 Masa tromboplastin parsial (partial tromboplastin time)
 Masa tromboplastin parsial teraktivasi (APPT=action partian
tromboplastiin time).
 Pemeriksaan PTT/APTT bertujuan untuk mendeteksi
defisiensi factor pembekuan kecuali VII, VIII, meneteksi
variasi trombosit, memonitor terapi heparin.
 Caranya :
- Ambil darah kurang lebih 7-10 ml dari vena
- Lakukan pengambilan 1 jam sebelum pemberian dosis
heparin
- Masukkan ke dalam tabung atau botol
- Berikan label dan tanggal
 Nilai normal : 20-35 detik
 Pemeriksaan SGPT (serum glutamic piruvik transaminase) atau
alanine amoniotransferase) atau alanine amoniotransferase
 Pemeriksaan SGPT bertujuan untuk mendeteksi untuk
mendeteksi adanya kerusakan hepatoseluler.
 Nilai normal :
1. Pria : 42U/L
2. Wanita : 32 U/L
 Albumin
 Pemeriksaan albumin bertujuan untuk mendeteksi kemampuan
albumin yang disentisa oleh hepar.
 Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan adanya
gangguan hepar seperti sirosis,luka bakar gangguan ginjal atau
kehilanganprotein dalam jumlah banyak
 Nilai normal
1. Dewasa : 3.8-5.1 gr/dl
2. Anak-anak : 4.0-5.8 gr/dl
3. Bayi : 4.4-5-6 gr/dl
4. Bayi baru lahir 2.9-5.4 g4/dl
 Bilirubin (total,direk,dan indirek)
 Pemeriksaan bilirubin bertujuan untuk mendeteksi adanya
kadar bilirubin yang dapat mendeteksi adanya ikterik
obstruktif oleh karena batu atau neoplasma, hepatitis, sirosis
pada bilirubin direk.
 Pada bilirubin inderek dapat mendeteksi adanya
anemia,malaria,dll.
 Nilai normal:
1. Anak – anak dan dewasa : 0-0.4 mg/dl. Nilai bilirubin
total: 0.3-1.0 mg/dl
2. Bayi baru lahir : <5 mg/dl
 Pereriksaan lain yang mengunakan specimen darah antara lain
pemeriksaan kadar elektrolit darah, masa protombin, progesterone,
prolactil, serum kreatimin, kortisol, kolesterol, T3,T4, dll.
- Persiapan alat
 Lanset darah atau jarum khusus
 Kapas alkohol
 Kapas kering
 Alat pengukur Hb/kaca objek/botol pemeriksaan, tergantung macam
pemeriksan .
 Bengkok
 Hand scoon
 Perlak dan pengalas
- Prosedur kerja
 Mendekatkan alat
 Memberitahu klien dan menyampaian tujuan serta langkah
 Memasang perlak dan pengalas
 Memakai hand scoon
 Mempersiapkan bagian yang akan di tusuk, tergantung jenis
pemeriksaanya
 Kulit dihapus hamakan dengan kapas alkohol
 Bekas tusukan ditekan dengankapas alkohol
 Merapikan alat
 Melepaskan hand scoon
- Cara pengambilan darah:
 Ada tiga sampel darah yang dapat di ambil :
- Darah vena
 Biasanya diambil dari lipatan siku tangan. Pada orang
dewasa bisanya di ambil dari vena median cubiti. Pada
bayi. Pada bayi , dapat digunakna vena jigularis
superficialis atau sinus sagittalis superior. Digunakan
dalam pengambilan sampel darah dengan volume
yang cukup banyak, misalnya, 10ml . gunakan syringe
dengan jarum 20-21 G = dewasa dan 3 G (butterfly
needle)=anak-anak.
 Cara penyambilan cara vena :
Ikatkan tourniquet pada lipatan siku atas, kemudian
tangan dikepal. Tentukan vena yang akan di ambil
daranya. Aseptikan tempat pengambilan dengan
alkohol 70%. Darah vena di pijat / dilongarkan dengan
tekanan ibu jari /telunjuk . tusukan jarum .< 1,25 inch
dengan posisi 45 ⁰ dengan lengan tangan. Setelah
tertusuk,jarum diturunkan keposisi 30⁰ bila
mengunakan syringe, sedot darah perlahan sampai
pada volume darah yang dibutuhkan. Bila pengunakan
jarum tampa spoit, biarkan darah langsung mengalir
ke media. (media transport/SPS 0,05% mikro biologi,
antikoagulan patologi klinik, sediaan hapus darah
parasitology). Pengeluaran darah 1 cc/ menit.
Lepaskan tourniquet kemudian tempar daerah
pengambilan darah dengan kapas beralkohol 70%
Tarik jarum perlahan-lahan, kemudian lengan
ditekut/dilipat supaya darah berhenti mengalir.
- Darah arteri
 Biasanya dari lipatan paha/ pergelangan tangan. Arteri biaasanya di
ambil: arteri femoralis dan arteri radialis. Digunakan sebagai sampel
darah untuk pemeriksaan AGDA dan elektrolit. Karena digunakan
dalam pemeriksaan AGDA, prosedurnya sebagai berikut :
Tentukan daerah yang akan diambil darahnya lakukan tindakan
aseptik dengan povidone iodium 10%, biarkan sampai mengering, lalu
ulangi alkohol 70% syringe dengam spuit yang telah dilumuri
antikoagulan heparin.tusukan jarum tegak lurus, darah akan mengalir
ke styringe kemudian, jarum dibengkokkan dan ditusuk dalam.
- Darah kapiler
 Biasanya dari ujung jari tangan/ kaki /anak daun telinga
 Digunakan dalam pengambilan sampel darah dengan volume yang
sedikit, biasanya untuk screening tes
 Cara pengambilan darah kapiler :
Lakukan tindakan aseptic dengan povidone iodium 10%, biarkan
sampai mengering, lalu ulangi dengan alkohol 70% sterilkan lanset
dalam alkohol 95%
Tusukkan dengan cepat memakalai lanset steril. Pada jari tusukkan
arah tegak lurus pada garis-garis sidik kulit jari dan tidak boleh sejajar
bila yang akan diambil spesimennya. pada anak daun telinga tusukkan
pinggirnya dan jangan sampai sisinya mengeluarkan darah.
Setelah penusukan selesai tampat tusukkan ditutup dengan kapas
beralkohol dan biarkan sampai darah tidak keluar.
g. Folume darah yang diambil:
1. 10-20ml dewasa
2. 1-5ml anak-anak
3. 1-3ml bayi

3. Pengambilan spesimen cairan vagina/secret


 Pengertian :
Pengeluaran cairan pervagina berupa keputihan. Sedangkan secret merupakan
pendeteksian kuman seperti tuberculosis pulmonal, pneumonia bakteri, brogonkhitis
kronis, bronkhietaksis. Keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina. Keputihan dapat
timbul dari berbagai keadaan, yaitu secara normal atau fisiologi dan secara fotologis.
Keputihan fisiologis adalah keputihan yang normal terjadi akibat perubahan hormone,
seperti saat menstruasi, stress, kehamilan, dan pemakaian kontraseksi. Sedangkan
keputihan potologis adalah keputihan yang timbul akibat kondisi medis tertentu dengan
penyebab tersering adalah akibat infeksi parasit, jamur, atau bakteri.
a. Persiapan alat
 Kapaslidis steril
 Objek gelas bengkok
 Serung tangan steril speculum
 Kain kasa, kapas sublimat
 Bengkok
 Perlak
b. Prosedur
 Membeitahu dan memberi penjeasan pada klien tentang tindakan yang akan
dilakukan, dan meminta persetujuan pasien.
 Memperisapkan alat dan bahan, dan mendekatkan alat ke dekat pasien
 Memasang sampiran
 Membuka dan menganjurkan klien untuk menanggalkan pakaian bagian
bawah (jag privasi pasien)
 Memasang pengalas dibawah bokong pasien
 mengatur posisi pasien engan kaki tekuk (dorsal recumbent)
 mencuci tangan
 memakai sarung tangan
 membuka labiamayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang tidak
dominan
 mengambil secret vagina dengan kapas lidi dengan tangan yang dominan
sesuai kebutuhan
 menghapus secret vagina pada obejk glas yang disediakan
 membuang kapas lidi pada bengkok
 memasukka objek glas kedalam piring petri atau kedalam tabung kimia dan
ditutup
 memberi label dan mengisi formulir pengiriman spesimen di kirim ke
laboratorium
 membereskan alat
 melepas sarung tangan
 mecuci tangan
 melakukan dokumentasi tindakan

4. pemeriksaan sputum
a. pengertian
sputum atau dahak adalah bahan yang keluar dari bronchi atau
trachea. Bukan ludah atau lendir yang keluar dari mulut, hidung atau
tenggorokan.
b. Tujuan
Untuk mengetahui basil tahan asam mikroorganisme yang ada dalam
tubuh pasien sehingga diagnose dapat ditegakkan.
c. Indikasi
Pasien mengalami infeksi/peradangan saluran pernapasan (apabila
diperlukan)
d. Persiapan alat
-sputum pot (tempat ludah) yang tertutup
- botol bersih dengan penutup
- hand scoon
- formuir dan etiket
- perlak pengalas
- bengkok
- tissue
e. Prosedur tindakan
-Menyiapkan alat
- Memberitahu pasien
- Mencuci tangan
- Mengatur posisi duduk
- Memasang perlak pengalas dibawah dagu dan menyiapkan bengkok.
Memakai hand scoon
- Meminta pasien membatukkan dahaknya kedalam tempat yang
sudah disediakan (sputum pot)
- Mengambil 5 cc bahan, lalu masukkan kedalam botol
- Membersihkan mulut pasien
- Merapikan pasien dan alat
- Melepas hand scoon
- Mencuci tangan
f. cara mengambil sputum secara umum
pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dimana
kemungkinan untuk mendapat sputum bagian dalam lebih besar. Atau
juga bias diambil sputum sewaktu. Pengambilan sputum juga harus
dilakukan sebelum pasien menyikat gigi. Agar sputum mudah
dikeliarkan, dianjurkan pasien mengomsumsi air yang banyak pada
malam sebelum pengambulan sputum. Jelaskan pada pasien apa yang
dimaksud dengan sputum agar yang dibutuhkan benar-benar
merupakan sputum, bukan air liur/salifa ataupun campuran antara
sputum dan salifa.
g. Cara mengeluarkan sputum.
Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh untuk berkumur-
kumur dengan air dan pasien harus melepas gigi palsu (bila ada).
Sputum diambil dari batukan pertama (first choght) cara
membatukkan sputum:
 Tarik nafas dalam dan kuat dengan pernapsan dada batukkan
kuat
 Wadah penampung berupa pot steril bermulut besar dan
berpenutup
 Periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang
dibatukkan adalah air liur/salifa, maka pasien harus
mengulangi pembatukan sputum
 Sebaiknya, pilih sputum yang mengandung unsur-unsur
khusus, seperti, butir keju, darah dan unsur-unsur lainnya.
 Bila sputum susah dikeluarkan perawatan mulut.
 Perawatan mulut dilakukan dengan obat gliseril gua yakolat
(expectorant) 200mg atau dengan mengonsumsi air yang
manis saat malam sebelum mengambil sputum.
 Bila sputum juga tidak bisa didahakkan, sputum dapat diambil
secara:
-Aspirasi transtracheal
- Bronchial lavage
- Lung biopsy
5. Pemeriksaan urine
a. Pengertian
Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan laboratorium dengan
bahan urine yang diginakan untuk membantu diagnose pasien,
diantaranya untuk mengetahui kadar asam urat, bilirubin, human
coirornic gonadotropinl (HGC)
b. Tujuan
 Tujuan pemeriksaan dengan bahan urine tersebut berbeda-
beda, maka dalam pengambilan atau pengumpulan urine juga
dibedakan sesuai dengan tujuannya
 Menafsirkan proses-proses metabolism
 Mengetahui kadar gula darah pada tiap-tiap waktu makan
c. Bentuk pemeriksaan urine
 Asam urat
o Pemeriksaan ini bertujuan unruk mendeteksi berbagai
kelainan pada penyakit ginjal, eklamsia, keracunan
timah hitam, leukemia, dengan diet tinggi purin,
ulscraftif colitis, dll.
o Caranya
-Tamping urine 24 jam dan masukkan kedalam botol
atau tabung
- Berikan label dan tanggal pengambilan
 Bilirubin
o Pemriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi penyakit
obstruktif saluran empedu, penyakit hepar, kanker
hepsr, dll
o Caranya :
- Gunakan lctotet
-Teteskan urine kurang dari 5 tetes
- Masukkan tablet dan tambahkan 2 tetes air
- Hasil positif jika warna biru atau ungu
- Bila warna merah maka hasil negative
 Human chorionic gonadotropin (HCG)
o Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya
kehamilan, mengingat HCG adlah hormone yang
diproduksi oleh plasenta
o Caranya :
-Anjurkan puasa 8-12jam cairan
- Ambil urine 60ml kemudin lakukan pengumpulan
selama 24jam
- Berikan label dan tanggal pemeriksaan
 Pemeriksaan lain yang menggunakan spesimen urinen antara
lain :
o Pemeriksaan urobilinogen untuk menentukan kadar
kerusakan hepar, penyakit hemolitik dan infeksi berat.
o Pemriksaan urinalis digunakan untuk mentukan adanya
berat jenis, kadar glukosa, keton, dll
o Pemeriksaan kadar protein dalam urine untuk
menentukan kadar kerusakan glomerulus.
o Pemriksaan pregnadion dalamurine untuk menentukan
adnya gangguan dalam menstruasi dan menialai
adanya ovulasi, serta pemriksaan lain.
d. Jenis pemeriksaan urine
 Urine sewaktu : urine yang dikeluarkan sewaktu waktu bila
mana diperlukan pemeriksaan.
 Urine pagi : urine yang pertama yang dikeluarkan sewaktu
pasien bangun tidur.
 Urine pasca/post-prandial : urine yang pertama kali
dikeluarkan setelah pasien makan (1.5-3jam sesudash makan)
 Urine 24 jam : urine yang dikumpulkan dalam wakru 24jam
e. Cara pengambilan urine
 Pengambilan urine biasa
o Pengambilan urine biasa merupakan pengambilan urine
dengan mengeluarkan urine secara biasa, yaitu biuang
air kecil.
o Pengamblan urine biasa ini biasanya digunakan untuk
pemeriksaan kadar gula dalam urine, pemeriksaan
kehamilan, dll
 Pengambilan urine steril
o Pengambilan urine steril merupakan pengambilan urine
dengan menggunakan alat steril
o Dilakukan dengan kateterisasi atau fungsi suprapubic
yang bertujuan mengetahui adanya infeksi pada uritra,
ginjal, atau saluran kemih lainnya
 Pengambilan urine selama 24jam
o Pengambilan urine selama 24jam merupakan
pengambilan urine yang dikumpulkan selama waktu
24jam
o Bertujuan untuk mengtahui jumlah urine selama 24jam
dan mengukur berat jenis, asupan dan out put, serta
mengetahui fungsi ginjal.
f. Pengambilan urine
 Persiapan alat
o Waslap dan sabun mandi
o Pispot 2buah
o Botol urine yang sudah diberi label atau etiket
o Surat pemeriksaan laboratorium
o Bengkok
o Sampiran
 Prosedur tindakan
o Beritahukan dan jelaskan pada ibu tindakan yang akan
dilakukan
o Siapkan alat dan bahan bawah kedekat pasien
o Pasang sampiran/penutup tirai
o Atur posisi pasien senyaman mungkin
o Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan
dengan handuk bersih
o Pakai sarung tangan
 Cara pengambilan
o Pasang mengalas dibawah bokong pasien
o Pasang pispot dibawah bokonng pasien
o Bantu pasien untuk membersihkan anus dulu sebelum berkemih
o Biarkan pasien untuk keluar permulaan, dan tamping urine yang keluar
berukutnya dengan bengkok atau botol yang disediakan sesuai kebutuhan
o Bantu pasien untuk membertishkan anus.

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN
Spesimen adalah bagian dari kelompok atau bagian dari keseluruhan. Banyak sekali
tujuan dari pemeriksaan laboratorium antara lain sebagai berikut:

1. Mendeteksi penyakit
2. Menentukan resiko
3. Skrining/uji saring adanya penyakit subklinis
4. Konfirmasi pasti diagnosis
5. Menemukan kemungkinan dinagnistik yang dapat menyamarkan gejala klinis
6. Membantu pemantauan pengobatan
7. Menyediakan informasi prognostic/perjalanan penyakit
8. Memantau perkembangan penyakit
9. Mengetahui ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak dijumpai dan potensial
membahayakan
10. Memberi ketenangan baik pada paseian maupun pada klinisi karena tidak didapati
panyakit
11. Setiap pemeriksaan spesimen dalam pemeriksaan laboratorium harus dilakukan
persiapan, prosedur, dan Analisa yang tepat dan akurat.
B.SARAN
Demikianlan makalah ini saya buat sebaik-baiknya namun sebagai manusia penulis tidak
lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penuslis sangat
diharapkan untuk menyempurnakan maklah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua, amin.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/494383728/-DOKUMENTASI-PENANGANAN-
PENGIRIMAN-DAN-PENYIMPANAN-SPESIMEN

Anda mungkin juga menyukai