Anda di halaman 1dari 23

Kadar Air

Langsung Tidak Langsung


Metode
pengeringan
(Thermogravimetri)

metode destilasi
(Thermovolumetri)
Mengukur
Tahanan
Metode Fisik

Mengukur
tegangan

Metode Kimia Sonik/ultrasonik Gelombang Mikro


ANALISIS KADAR AIR
METODE DESTILASI (THERMOVOLUMETRI)
KAPAN METODE INI DIGUNAKAN?

digunakan ketika bahan yang akan


ditentukan kadar airnya
mengandung lemak dan komponen
yang mudah menguap selain air
Prinsip

 penguapan air dari bahan bersama pelarut yang


bersifat immiscible pada suatu perbandingan yang
tetap.
 Uap air bahan dan uap pelarut dikondensasi dan
ditampung dalam labu destilat.
 Jumlah air hasil destilasi bahan dapat langsung
ditentukan dengan membaca meniskus pada labu
destilat
bersifat immiscible?

 jenis pelarut yang TIDAK dapat bercampur dengan air


 Jenis-jenis pelarut yang dapat digunakan pada
metode destilasi ini adalah toluene, tetrakloretilen,
benzene, pelarut jenis xilen seperti 0-dimetil benzene,
m-dimetil benzene, p-dimetil benzene.
Mengapa perlu ditambahkan pelarut?

 dapat menurunkan suhu penguapan air bahan dan pelarut.


 Sebagai contoh pada penggunaan pelarut toluene dengan
perbandingan 20 : 80 untuk air dan toluene maka, air dan
pelarut akan menguap pada suhu 85°C.
 penggunaan pelarut yang memiliki berat jenis yang lebih
besar dari air seperti tetrakloretilen dapat mengapungkan
bahan sehingga tidak terbakar. Berbeda dengan pelarut
dengan berat jenis lebih ringan, penggunaan pelarut
tetrakloretilen tidak ada risiko terbakar.
Alat

 peralatan destilasi dengan labu penampung destilat


Sterling-Bidwel yang di bagian luarnya berskala,
 hot plate,
 oven untuk mengeringkan peralatan gelas dan
timbangan analitis untuk menimbang bahan yang
akan dianalisis
 Timbangan
5 6 5 6
4 7 4 7

3 8 3 8

2 9 2 9
1 10
1 1 10
Prosedur

 Sampel ditimbang secukupnya sehingga air yang


terkandung di dalamnya berkisar 3 – 4 g (Ws).
 Sampel dimasukkan ke dalam labu didih dan ditambah
60 – 80 ml pereaksi (toluene, jenis xilen atau
tetrakloretilen)
 Campuran kemudian dipanaskan dengan pemanas
listrik (jangan menggunakan api)
 Air yang tertampung ditentukan volumenya air dibaca
(Vs)
Analisa Data

 Keterangan:  Keterangan:
 Ws = berat sampel (g)  W = berat air yang akan
 Vs = volume air yang didestilasi (g)
didestilasi dari sampel  V = berat air yang
(ml) terdestilasi (ml)
 FD = faktor destilasi  FD = Faktor destilasi
(g/ml)
KELEBIHAN

 Bahan tidak terdekomposisi oleh perlakuan suhu tinggi.


 Penentuan kadar air memerlukan waktu yang relatif cepat dalam
pengerjaannya.
 Peralatannya sederhana.
 Mencegah oksidasi bahan karena suhu.
 Penentuan kadar air lebih teliti
 Penentuan kadar air tidak terpengaruh oleh kelembaban
lingkungan.
 Penentuan kadar air dapat langsung diketahui volumenya
dengan membaca meniskus pada labu destilat.
 Dapat digunakan menentukan kadar air bahan yang memiliki
kendungan air relatif kecil
KELEMAHAN

 Pelarut mudah terbakar


 Menjadi kurang teliti karena pembacaan 2 meniskus
dari air yang berada di atas pelarut dalam labu destilat
 Menjadi kurang teliti dengan menguapnya senyawa
alkohol atau gliserol dari bahan
 Peralatan yang tidak benar-benar bersih dapat
menghasilkan data yang tidak akurat.
Kadar Air

Langsung Tidak Langsung


Metode
pengeringan Metode Fisik


(Thermogravimetri)

metode destilasi Mengukur Mengukur


(Thermovolumetri) Tahanan tegangan

Metode Kimia Sonik/ultrasonik Gelombang Mikro


PENENTUAN KADAR AIR

METODE KIMIA
Kapan digunakan?

 analisis kadar air bahan pangan yang mengandung


sedikit air
 pada produk minyak/lemak, gula, madu, dan bahan
kering.
Metode-metode

Metode
Kimia

Karl Asetil Kalsium


Fischer Khlorida Karbid
Karl Fischer

 Air dalam sampel kering dititrasi dengan pereaksi


Karl Fischer yang terdiri dari sulfur dioksida, piridin,
iodium, dan metanol anhidrat.
 Pereaksi distandarisasi dengan air kristal dan
sodium asetat hidrat.
 Titik akhir titrasi ditentukan secara elektrometrik
yang menggunakan teknik penghentian titik akhir
(dead stop).
Prosedur

1. 40 mL sampel yang kira-kira mengandung


100 mg air dimasukkan ke dalam labu
2. Labu direfluks selama dengan cepat selama
15 menit.
3. Setelah refluks selesai, pemanas diangkat
tetapi labu dibiarkan tetap terpasang pada
kondensor selama 15 menit.
4. Sebanyak 10 ml larutan dimasukkan ke
dalam bejana titrasi serta dititrasi dengan
pereaksi Karl Fischer sampai tercapai titik
akhir.
5. Volume titran yang digunakan dicatat.
6. Hal yangsama dilakukan terhadap metanol
5 6 5 6
4 7 4 7

3 8 3 8

2 9 2 9
1 10
1 1 10
Analisa Data
Kalsium Karbid

 Menimbang campuran bahan dan karbida sebelum dan


sesudah reaksi ini selesai. Kehilangan bobotnya
merupakan berat asetilen
 Mengumpulkan gas asetilen yang terbentuk dalam
ruangan tertutup dan mengukur volumenya. Dengan
volume yang diperoleh tersebut dapat diketahui
banyaknya asetilen dan kemudian dapat diketahui kadar
air bahan.
 Mengukur tekanan gas asetilen yang terbentuk, yaitu jika
reaksi dikerjakan dalam ruang tertutup. Kadar air bahan
dapat diketahui dengan mengetahui banyaknya tekanan
dan volume asetilen,
Analisa Data

 Tiap 1 grol gas asetilen berasal dari 1 grol air. Volume


1 grol gas asetilen dianggap sama dengan gas ideal
yaitu 22,4 liter.
Asetil klorida

 Metode Asetil Klorida di gunakan untuk bahan-


bahan yang berupa minyak, mentega, margarin,
rempah-rempah, dan beberapa bahan berkadar air
rendah.
 Metode ini berdasarkan atas reaksi antara asetil
klorida dengan air menghasilkan asam yang akan
dititrasi dengan basa
 CaC2 + H2O → CaO + C2H 2
 Asetil klorida yang digunakan dilarutkan dalam
toluol dan bahan didispersikan dalam piridin
sekian

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai