Anda di halaman 1dari 28

Kecacingan

Kasmuddin Darmo. S.Si., M.Kes


Defenisi
Kemenkes : Kecacingan merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh parasit berupa cacing. Dimana dapat terjadi
infestasi ringan maupun infestasi berat.

World Health Organization (WHO) : Helminthiasis atau


kecacingan adalah infestasi satu atau lebih cacing parasit usus
yang terdiri dari cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing
cambuk (Trichuris trichiura) dan cacing kait (Necator americanus
dan Ancylostoma duodenale)

Helminthiasis atau kecacingan : Penyakit yang disebabkan


oleh cacing parasit karena faktor lingkungan atau makanan
yang kurang terjaga kebersihannya.
Epidemologi
Kecacingan merupakan masalah kesehatan
yang tersebar luas didaerah tropis dan
subtropis
Data WHO pada tahun 2021 lebih dari 1,5
miliar orang atau 24% dari populasi dunia
terinfeksi Soil Transmitted Helminths (STH) K
emenkes 2013
Di Indonesia di tahun 2021 Untuk penyakit
cacingan, terdapat 36,97 juta anak yang
mendapatkan POPM.
Hasil survei evaluasi pasca pemberian obat
cacing dari tahun 2017 hingga tahun 2021
menunjukkan bahwa terdapat 66 kab/kota
yang memiliki prevalensi cacingan di bawah
5%, dan 26 kab/kota yang memiliki
prevalensi cacingan diatas 10%
faktor-faktor yang mempengaruhi :

iklim tropis

kesadaran akan kebersihan yang masih rendah,

sanitasi yang buruk,

kondisi sosial ekonomi yang rendah

kepadatan penduduk.
MASALAH CACINGAN DI INDONESIA
- Sampai 2013 Survei pada anak Sekolah Dasar
menunjukkan Prevalensi cacingan antara 0 –
85,9% (survei di 175 kab/kota)
MASALAH - Rata-rata prevalensi 28,12% ( Angka Nasional)

- Cakupan pengobatan rendah


CACINGAN - Pengetahuan masyarakat tentang cacingan
masih rendah
- Kemampuan petugas utk penanggulangan
cacingan belum optimal
- Komitmen masih kurang

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


- Keadaan Tanah dan Iklim Tropis
- Personal Hygiene (Lingkungan)
- Sosial Ekonomi
- Kepadatan Penduduk
PROPORSI CACING DITEMUKAN PADA SURVEI KECACINGAN

Lain-lain: cacing.kremi dan cacing tanah


Dampak kecacingan
secara individu:

• anemia (kurang darah),


• berat bayi lahir rendah,
• gangguan ibu bersalin,
• lemas,
• mengantuk,
• malas belajar,
• Konsentrasi menurun,
• prestasi dan produktivitas menurun.
Bahaya Kecacingan
• satu ekor cacing dapat menghisap darah,
karbohidrat dan protein dari tubuh
manusia.
• Cacing gelang menghisap 0,14 gram
karbohidrat & 0,035 gram protein,
• cacing cambuk menghisap 0,005 mL darah,
• cacing tambang menghisap 0,2 mL darah.

Sekilas memang angka ini terlihat kecil, tetapi jika sudah dikalkulasikan dengan jumlah
penduduk, prevalensi, rata-rata jumlah cacing yang mencapai 6 ekor/orang, dan potensi kerugian
akibat kehilangan karbohidrat, protein dan darah akan menjadi sangat besar.
Dampak merugikan dari cacingan
• Kerugian akibat cacing gelang bagi
seluruh penduduk Indonesia dalam
kehilangan karbohidrat diperkirakan
senilai Rp 15,4 milyar/tahun serta
kehilangan protein senilai Rp 162,1
milyar/tahun.
• Kerugian akibat cacing tambang dalam
hal kehilangan darah senilai 3.878.490
liter/tahun,
• kerugian akibat cacing cambuk dalam hal
kehilangan darah senilai 1.728.640
liter/tahun,
JENIS CACING

CACING GELANG
( Ascaris lumbricoides )

CACING CAMBUK
( Tricuris trichiura )

CACING TAMBANG
Ancylostoma Duodenale
Necator Americanus

CACING KREMI
Enterobius
vermikularis
Cacing Gelang

Cacing jenis ini dewasa Bila dilihat secara


banyak ditemukan di panjangnya langsung, warnanya
daerah tropis dengan bisa mencapai kuning kecokelatan
kelembaban tinggi, dan bergaris-garis
10-30 cm
termasuk Indonesia. halus.
Siklus hidup dan pengobatan

• Cacing ini hidup hanya dalam tubuh


Obat yang digunakan
manusia.
mebendazol 2x/hari 100 mg, pirantel
• Biasanya hidup di usus halus. 10 mg/kg BB dosis tunggal,
• Penularannya diawali dari feses yang albendazol 400 mg dosis tunggal pada
keluar dari anak penderita. Setelah 2 waktu makan, piperazin 50 mg/kg BB.
bulan menginfeksi, cacing betina akan Masing-masing selama 3 hari.
bertelur sekitar 20.000 butir per hari.
Siklus hidup C. gelang
Cacing Tambang
• Perkembangbiakannya menyebar ke
seluruh dunia.
• Meskipun ukurannya hanya sekitar 1 cm,
tapi dia bisa menghabiskan 0,03 cc darah Pengobatan
per hari.
• Larva cacing ini masuk ke dalam tubuh Obat yang digunakan untuk memusnahkan cacing
melalui kulit yang utuh, terutama di sela
jari kaki. ini adalah mebendazol 2x/hari 100 mg dan
• Umumnya cacing ini akan tinggal di usus albendazol 400 mg dosis tunggal pada waktu
halus dan menjadi dewasa. Karena sering
mengisap darah, gejala yang timbul bisa makan, selama 3 hari.
berupa anemia dan kekurangan zat besi.
• Gejala biasanya baru timbul bila sudah
terjadi infeksi berat dan berlangsung
cukup lama
Siklus hidup C. Tambang
Cacing Cambuk
(Tricuris triciura)
• Cacing cambuk banyak ditemukan
di daerah tropis, seperti di
Indonesia.
• Cacing ini betah tinggal di usus
besar dan terkadang di usus
buntu.
Gejala dan Pengobatan

• Gejala yang timbul bisa berupa


penyakit usus buntu, nyeri perut, Obat yang digunakan
diare dengan mukus (lendir kental Mebendazol 2x/hari 100 mg,
albendazol 400 mg dosis tunggal
dan (licin), kotoran disertai sedikit pada waktu makan dan pirantel
darah, penurunan berat badan, 10 mg/kg BB, masing-masing
selama 3 hari.
terjadi prolaps rektum (penonjolan
di daerah anus), dan lainnya.
Siklus hidup C. cambuk
Cacing kremi
• Cacing kremi identik dengan kremian atau
gatal di daerah anus.
• Gatal-gatal sebetulnya timbul karena saat itu
cacing kremi betina yang sudah dewasa
bermigrasi ke daerah sekitar anus untuk
bertelur.
• Telur-telur inilah yang menimbulkan rasa
gatal.
• Bila digaruk, telur akan pecah dan larva
masuk ke anus.
• Selain itu, infeksi bisa terjadi melalui makanan
atau debu yang mengandung larva.
Pengobatan
• Meskipun tidak terlalu berbahaya dibandingkan
cacing jenis lain, terkadang kremian bisa membuat
anak rewel, sukar tidur, malas makan, dan akhirnya
kurus.

• Obat yang biasa digunakan terhadap cacing kremi


adalah mebendazol dosis tunggal 100 mg, pirantel 10
mg/kg BB, albendazol 400 mg dosis tunggal pada
waktu makan, piperazin 50mg/kg BB, selama 3 hari.
Siklus hidup cacing kremi
Cacing pita
• Penularan cacing pita agak berbeda dari yang
lain karena biasanya dia hidup di tubuh sapi
atau babi.
• Orang yang sering mengonsumsi daging sapi
atau babi yang masih mentah atau dimasak
kurang matang sangat mungkin terinfeksi cacing
pita.
• Bila terinfeksi cacing ini, umumnya gejala yang
terlihat ringan saja, bahkan tanpa gejala.
• Biasanya berupa gangguan pencernaan.
Pengobatan
Obat yang digunakan terhadap cacing pita adalah
praziquantel 600 mg setelah makan dan niklisamid,
anak >8 th, 1 g dikunyal halus saat perut kosong,
disusul dengan 1 g lagi 1 jam kemudian, setelah 2
jam baru boleh makan. Anak 2-8 th dosis
setengahnya.
Siklus hidup Cacing Pita
Program Pemerintah Memberantas kecacingan
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan telah
menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
15 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Cacingan.
Program Penanggulangan Cacingan ini diberi nama Reduksi Cacingan
dan dimulai pada tahun 2019 ditujukan untuk infeksi cacing tanah
(STH) dan filariasis yang relatif masih tinggi kasusnya di seluruh provinsi
Indonesia.
 Target dari program ini berupa penurunan prevalensi cacingan sampai
di bawah 10% di setiap kabupaten atau kota.
Ada tiga hal utama yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi
kecacingan:
Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) pada anak usia prasekolah dan
sekolah
Perbaikan kualitas air dan lingkungan bersih
Melakukan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat
POPM cacingan di Indonesia ditentukan pemberiannnya sebagai berikut:

 Bila prevalensi tinggi atau di atas 50%, maka POPM diberikan dua kali dalam satu tahun
 Bila prevalensi sedang (20-50%), maka POPM diberikan satu kali dalam satu tahun
 Pelaksanaan POPM dilakukan bersamaan dengan program pemberian vitamin A dan
pemberian makanan tambahan pada anak balita, usia prasekolah, dan sekolah. POPM
cacingan wajib dilakukan secara terus menerus sampai terjadi penurunan prevalensi di
bawah 10%
Langkah-langkah pencegahan untuk diterapkan pada anak-anak:

• Mandikan anak setiap hari. Gunakan air bersih yang bebas dari larva
cacing. Kalau perlu, gunakan sabun yang bisa membasmi larva cacing.
• Jangan biarkan kuku anak memanjang. Guntinglah kuku anak secara
teratur. Kuku bisa menjadi tempat mengendap kotoran yang
mengandung telur atau larva cacing.
• Biasakan anak untuk cuci tangan dengan sabun. Lakukan setiap kali
setelah anak memegang benda-benda kotor atau sebelum makan.
• Biasakan anak untuk selalu menggunakan sandal atau sepatu bila
keluar rumah, terutama bila berjalan di tanah. Tanah, terutama yang
lembab, merupakan tempat favorit cacing untuk berkembang biak.
• Bila ingin makan sayuran mentah (lalapan) atau buah-buahan, cucilah
dengan air bersih yang mengalir. Bila perlu gunakan sabun yang bisa
digunakan untuk mencuci sayuran dan buah-buahan agar bersih dari hama.

• Beri anak pengertian agar tidak memasukkan jarinya ke dalam mulut.


Terangkan kepadanya akibat yang bisa terjadi.

Anda mungkin juga menyukai