ASI PADA
CACINGAN
Di Presentasikan Oleh :
Apriella Kartika Sari
Qonitah Khalda
APA ITU
SWAMEDIKASI ??
Swamedikasi merupakan salah satu elemen penting
dalam usaha peningkatan kesehatan masyarakat.
Orang dikatakan menderita cacingan apabila di dalam tubuhnya (perutnya) terdapat cacing, bila keluar
dari mulut, hidung atau saat buang air besar, atau pada pemeriksaan laboratorium tinjanya
terdapat telur cacing maka orang tersebut dikatakan cacingan
PENYAKIT KECACINGAN
Kecacingan mempengaruhi pemasukan (intake), pencernaan (digestif), penyerapan
(absorbsi), dan metabolisme makanan. Secara kumulatif kecacingan dapat
menimbulkan kerugian zat gizi berupa kalori dan protein serta kehilangan darah.
Selain dapat menghambat perkembangan fisik, kecerdasan dan produktivitas kerja,
kecacingan juga dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit
lainnya. Kerugian utama terhadap anak-anak adalah menurunnya kecerdasan dan
produktivitas anak yang merupakan generasi penerus bangsa.
- Lingkungan
FAKTOR-
- Tanah
FAKTOR
YANG - Iklim
MEMPENG - Perilaku
ARUHI - Social ekonomi
CACINGAN - Status gizi
GEJALA
CACINGAN
- Mulas
- Kejang-kejang
- Kehilangan nafsu makan
- Pucat dan anemia
- Sering sakit karena daya tahan tubuh rendah
- Pertumbuhannya terganggu
- Kurus atau berat badan rendah karena
kekurangan gizi CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik
JENIS – JENIS CACING
Cacing Kremi (Oxyuris Cacing Gelang ( Ascaris
vermicularis) lumbricoides)
Cara infeksi langsung terjadi bila telur yang matang tertelan oleh manusia (hospes), kemudian larva akan
keluar dari dinding telur dan masuk ke dalam usus halus sesudah menjadi dewasa cacing turun ke usus
bagian distal dan masuk ke kolon asendens dan sekum.
Infeksi Trichuris trichiura yang ringan biasanya tidak memberikan gejala klinis yang jelas atau sama
sekali tanpa gejala. Sedangkan infeksi berat dan menahun terutama pada anak menimbulkan gejala seperti
diare, disenteri, anemia, berat badan menurun dan kadang-kadang terjadi prolapsus rectum
Berdasarkan dari penelitian ini, penderita kecacingan
pada 12 orang anak, sebagian besar terjadi pada
kelompok umur 10 tahun 33,3% (4/12), kemudian
pada umur 13 tahun sebesar 25% (3/12), umur 8
tahun sebesar 16,7% (2/12) dan umur 11 tahun
sebesar 16,7% (2/12), serta umur 7 tahun sebesar
8,3% (1/12). Adapun berdasarkan jenis kelaminnya,
kejadian kecacingan pada anak laki-laki (58,3%;
7/12) lebih tinggi dibandingkan dengan anak
perempuan (41,7%; 5/12).
Sebagian besar kecacingan ini disebabkan oleh cacing tambang (hookworm) sebesar sebesar
4,5% (8/179), Enterobius vermicularis sebesar 1,7% (3/179), Hymenolepis sp sebesar 0,6%
(1/179), dan Trichuris trichiura sebesar 0,6% (1/179). Infestasi kecacingan campuran
(hookworm dan E. vermicularis) dideteksi pada 1 sampel (0,6%) dari SDN Loksado sebesar
0,6% (1/179) sedangkan infestasi tunggal dideteksi pada 7 sampel (3,9%) dari SDN Loksado
dan 4 sampel (2,2%) dari SDN Tanuhi
PENGOBATAN CACINGAN
Terapi Non
- Farmakologi
Mengatur pola makan - Biasakan mencuci selimut, - Anak-anak harus selalu
sprai, sarung bantal dan guling membersihkan dubur saat pagi
- Menerapkan pola hidup bersih setiap 2 hari sekali atau hari namun, jika belum mampu
seminggu sekali maka orangtua bisa membantu
- Selalu mencuci tangan sebelum memastikan hingga benar-benar
dan sesudah makan - Selalu berganti pakaian luar dan bersih
pakaian dalam setiap hari
- Anak-anak harus dibiasakan - Potong kuku anak-anak
untuk mencuci tangan dengan - Selalu menjaga lingkungan sehingga mereka tidak melukai
sabun setelah bermain di tempat bermain anak terutama bagian sekitar anus ketika
tempat umum yang ada dibagian dalam rumah menggaruk
LANJUTAN
PENGOBATAN CACINGAN
Terapi
Farmakologi
- Pirantel pamoat, efektif untuk askariasis dan cacing tambang. Obat tersebut bekerja sebagai neuromuscular
blocking agent yang menyebabkan pelepasan asetilkolin dan penghambatan kokinesterase sehingga
menghasilkan paralisis spastik. Dosis yang dianjurkan 10 mg-11 mg/kg BB per oral, maksimum 1 gram,
tidak dipengaruhi oleh makanan.
- Obat yang digunakan dalam Pemberian Obat Pencegahan Massal Cacingan adalah Albendazol atau
Mebendazol, dalam bentuk sediaan tablet kunyah dan sirup. Dosis Albendazol yang digunakan adalah sbb :
untuk penduduk usia >2 tahun – dewasa : 400 mg dosis tunggal, sedangkan anak usia 1 – 2 th : 200 mg dosis
tunggal.
- Pengobatan selektif diberikan kepada kabupaten/kota yang memiliki prevalensi rendah
LANJUTAN
PENGOBATAN CACINGAN
Terapi
Farmakologi
- Penderita kecacingan harus diberikan pengobatan secara rutin antara 3-6 bulan sekali
berdasarkan jenis penyebab kecacingan, menggunakan jenis obat dan dosis yang sesuai.
Kecacingan yang disebabkan oleh Enterobius harus dilakukan pengobatan terhadap seluruh
anggota rumah tangga yang tinggal bersama penderita
SWAMEDIKASI PADA CACINGAN
DELIM JERUJU
A
SWAMEDIKASI PADA CACINGAN