Anda di halaman 1dari 58

TEKNIK ASEPTIK

DEFINISI
Teknik aseptik :
Metode yang digunakan dalam
pembuatan sediaan steril dengan cara
mencegah masuknya mikroorganisme
selama proses.

Semua aspek yang terlibat harus


dikondisikan bebas kontaminasi
mikroorganisme (KONSEP BATAS AREA
ASEPTIS)
Teknik aseptik dilakukan
pada :
Pembuatan sediaan parenteral dan
sediaan untuk mata yang tidak
disterilkan dalam wadah akhir,
misalnya sterilisasi filtrasi.
Uji sterilitas sediaan steril.
Formulasi nutrisi parenteral
Penyiapan dosis individual dari
sediaan inj. Sitotoksika.
Produksi sediaan radiofarmasi
SUMBER KONTAMINASI
1. Udara
2. Operator / Personil
Sumber kontaminasi terbesar
1. Bahan baku
2. Alat
Indeks Kontaminasi
Partikel yang
dilepaskan tiap
N Aktivitas
menit
o
(0,3 m)
1 Berdiri atau duduk ( tidak bergerak) 100.000
2 Duduk + tangan bergerak 500.000
3 Duduk + badan & tangan bergerak, 1.000.000
jari mengetuk meja
4 Berpindah posisi dari duduk ke 2.500.000
berdiri
5 Berjalan pelan (2 mph) 5.000.000
Berjalan sedang (3,57 mph) 7.500.000
Berjalan cepat (15 mph) 10.000.000
6 Menaiki tangga 10.000.000
7 Senam 15.000.000
sampai
30.000.000
SYARAT KONDISI ASEPTIK
1. Bahan awal yang steril
2. Alat-alat yang steril
3. Wadah yang steril
4. Lingkungan yang terkontrol
5. Teknik yang sesuai oleh personil yang terlatih
KONSEP BATAS AREA ASEPTIK
1. BAHAN
AWAL
2. ALAT
3. WADAH

Untuk mendapakan bahan, alat dan wadah


yang steril telah dibahas pada metode
sterilisasi.
Selama memungkinkan maka bahan awal,
alat, wadah paling baik disterilkan dengan
cara panas basah.
4. LINGKUNGAN YANG
TERKONTROL
Digunakan teknologi ruang bersih (clean
room)
Clean room merupakan ruangan khusus
yang dibuat dengan pengendalian
terhadap ukuran partikel, suhu,
kelembaban, tekanan udara, gerakan dan
pencahayaan.
Standard Clean room

1. British Standard 5295


2. United States Federal Standard
209E
3. European Community Guide untuk
4. CPOB (2012)
GMP.
Kelas A, B, C dan D.

KLASIFIKASI RUANGAN
PRODUKSI
KLASIFIKASI RUANGAN PRODUKSI MENURUT
CPOB (2012)
JUMLAH MAKSIMUM CEMARAN PARTIKEL BATAS YANG DISARANKAN UNTUK CEMARAN
(PER M3) MIKROBA

NON OPERASONAL OPERASIONAL


KELA Cawan
Cawan Sarung
S Sampel kontak (dia :
papar (dia : tangan 5 jari
Uk. 0,5 Uk. 5 Uk. 5 Udara 55 mm)
Uk. 0,5 m 90 mm) Cfu/ sarung
m m m (cfu/m3) cfu/plate
cfu/4 jam tangan

3.520 20 3.520 20 <1 <1 <1 <1


A

B 3520 29 352.000 2.900 10 5 5 5

352.000 3.520.000
C 2.900 29.000 100 50 25 -

3.500.00 Tidak Tidak


D 0 29.000 Ditetapkan Ditetapkan
200 100 50 -

1. PEKERJAAN SECARA ASEPTIK HANYA DAPAT DIKERJAKAN DI R. KELAS A


2. KELAS A DAPAT DICAPAI DENGAN MEMASANG UNIT ALIRAN UDARA
LAMINAR
3. KELAS B MERUPAKAN LINGKUNGAN LATAR BELAKANG UNTUK ZONA
KELAS A
4. UNTUK MENCAPAI PERSYARATAN KEBERSIHAN TERSEBUT DIPERLUKAN
PERTUKARAN UDARA 20 KALI PER JAM
Room

1. Aliran tidak searah (Non unidirectional


type) / Conventional Flow.
2. Aliran searah ( Unidirectional flow) /
Laminar flow
Proses untuk mendapatkan
udara bersih
Pengambilan udara luar
Prefiltrasi
Pengubahan suhu
Pengaturan kelembaban
Filtrasi akhir
Jenis Filter

1. Filter Fibrous
Pre filter
terbuat dari :
slag wool, cotton
wool, glass
wool atau
fiberglass
PREFILTER
berlapis minyak
2. Filter HEPA (High Efficiency
Particulate Air)

Filtrasi akhir
Terbuat dari serat yang diikat oleh perekat
resin atau akrilat

HEPA FILTER
EFISIENSI HEPA
FILTER

DOP Test
Syarat:
HEPA filter memiliki efisiensi tidak kurang dari
99,97%untuk partikel asap dioktil ftalat (DOP)
dengan ukuran 0,3 m. Pada uji ini DOP diuapkan
sampai terbentuk partikel aerosol kemudian
dideteksi dibagian bawah filter dengan fotometer
yang sesuai.
Laminar Air Flow Cabinet (LAFC)
Merupakan suatu cabinet yang dapat menjamin
ruangan dalam cabinet tersebut memenuhi
persyaratan ruang kelas A

Vertical LAFC Horizontal LAFC


LAFC Horizontal
Udara mengalir ke arah operator
Digunakan untuk sediaan non kemoterapi
Kecepatan Aliran udara 0,45 m/detik

LAFC Vertical
Udara mengalir dari atas ke bawah untuk menjaga
sterilitas dan melindungi operator
Digunakan untuk penyiapan sediaan kemoterapi/
sitotoksik
Kecepatan Aliran udara 0,3 m/detik
SKEMA ALIRAN UDARA PADA LAFC VERTIKAL
(Biological Safety Cabinet Class II A/ Chemotherapy Hood)
Persiapan Bekerja di LAFC

LAFC dinyalakan 15-30 menit sebelum mulai


bekerja
Permukaan bagian dalam LAFC di swab
dengan alkohol 70% dengan urutan :
LAF horizontal : bagian atas, samping, area
kerja
LAF vertikal : bagian belakang, samping,
depan dan area kerja.
Semua alat yang akan dimasukkan dibuka
bungkus luarnya kemudian di swab dengan
alkohol 70%
BEKERJA DI LAFC
RUANG ASEPTIK DI INDUSTRI

FILLING ROOM
PERSONIL :
Merupakan sumber kontaminasi
terbesar
- Touch contamination
- Menghasilkan partikel dari lepasnya sel-
sel atau rambut
PERSONIL HARUS MEMILIKI
KETRAMPILAN KERJA
ASEPTIS

PELATIHAN SECARA
RUTIN

Pakaian kerja yang


salah
Teknik aseptik yang
salah
Personil yang bekerja dalam
ruang bersih dipersyaratkan :

Jumlah sesedikit mungkin


Mempunyai intergritas dan motivasi yang tinggi
Qualify Terlatih (Media fill simulation; cara
memakai pakaian kerja)
Sehat : Pemeriksaan secara rutin
Harus lapor kalau sakit meskipun ringan (mis.
Sakit kulit)
Memakai pakaian pelindung yang terdiri dari :
baju, sarung tangan, penutup kepala, masker dan
penutup kaki
PAKAIAN PELINDUNG
Dibuat dari bahan yang tidak melepaskan
partikel dan serat, nyaman dipakai, mudah
dibersihkan dan dapat disterilkan berulang.

STANDAR PAKAIAN UNTUK RUANG


BERSIH
BEBAS SERAT DAN BEBAS PARTIKEL
BAHAN TAFFETA POLIESTER DITENUN TANPA
SAMBUNGAN
TIDAK DAPAT DITEMBUS BAKTERI
BAGIAN LUAR DAN DALAM DILAPISI FILM
PLASTIK PTFE
Contoh pakaian kerja
aseptik
ATURAN DASAR BEKERJA ASEPTIS

1. Hindari sentuhan jika memungkinkan


(No touch technique)
1. Hambatan terhadap aliran udara
bersih (laminar air flow) harus
seminimal mungkin
2. Pengaturan tata letak alat yang tepat
3. Semua proses aseptis dikerjakan pada
jarak minimal 6 inchi dari tepi bagian
luar LAFC
4. Semua proses aseptis dilakukan tanpa
interupsi (No interruption technique)
PENGATURAN TATA LETAK ALAT DALAM LAFC
Teknik Aseptik Spuit
Injeksi

NEVER TOUCH
Tip or Plunger
Teknik Aseptik Spuit
Injeksi

Volume
1.5ml
Teknik Aseptik Jarum
Hub (pangkal jarum)
Bagian jarum yang
bertemu dengan tip
spuit injeksi
Bevel (ujung jarum)
Bagian ujung jarum
(bagian yang miring)
Teknik Aseptik Jarum
Coring
o Untuk mencegah tutup
berlubang masukkan
jarum sesuai gambar
o Pertama, masukkan
ujung bevel, kemudian
tekan ke bawah sesuai
sudut pada ujung jarum
sehingga jarum masuk
pada arah yang lurus
Teknik AseptikVial dan
Ampul
Teknik AseptikVial dan Ampul
Untuk mencegah kontaminasi
Swab tutup karet atau leher ampul dengan
alkohol 70% dengan tekanan yang cukup
dan satu arah
Untuk mencegah lubang pada tutup karet
Masukkan ujung jarum pada sudut yang
sesuai dengan sudut ujung jarum
Untuk mencegah kondisi vakum (vial)
Injeksikan terlebih dahulu udara steril
sejumlah volume cairan yang akan diambil
Rekonstitusi serbuk injeksi
Hilangkan sebagian udara untuk sejumlah
volume cairan yang akan ditambahkan
Teknik AseptikVial dan Ampul
Membuka ampul
o Bersihkan leher ampul dengan kasa dan
alkohol
o Biarkan kasa pada tempatnya
o Pegang leher ampul dengan ibu jari dan
telunjuk
o Patahkan leher ampul dengan tekanan ke
arah samping LAF
o JANGAN PATAHKAN LEHER AMPUL KE ARAH
HEPA FILTER
Teknik AseptikVial dan Ampul
1 2

3 4
VERIFIKASI DAN MONITORING
VERIFIKASI

Proses pengawasan terhadap


prosedur, komponen alat dan ruangan
untuk produksi sediaan steril sehingga
menghasilkan produk dengan kualitas
yang seperti yang diharapkan

Batas cemaran secara mikrobiologi


harus ditentukan terhadap
komponen-komponen yang masuk
dalam Clean Room
STANDARD ASEPTIS
1. METODE SIMULASI :
Menentukan resiko cemaran pada saat pengisian / transfer
secara aseptis
Media Fill Test (Simulasi transfer secara aseptis) :
Memindahkan media pertumbuhan ke dalam wadah lain
dalam ruang aseptik, kemudian diinkubasikan amati
terjadinya kekeruhan
Persyaratan tingkat kontaminasi menurut FDA adalah 0,1%
(1 dalam 1000 pengisian)
Untuk mendapatkan derajat kepercayaan 95% minimal
dibutuhkan 3000 pengisian.
Data yang didapat semakin valid, dengan bertambahnya
jumlah transfer yang dilakukan
2. METODE KALKUKASI
Perhitungan secara teoritis kesempatan kontaminasi dari
proses aseptik
Diawali dengan menetapkan konsentrasi mikroba dalam udara
sekitar tempat kerja dengan slit sampler.
Jumlah mikroba dapat ditentukan dengan persamaan :
N = Vg C A t
N = Jumlah partikel jatuh kedalam wadah karena pengaruh
gaya berat
Vg = Kecepatan partikel karena gaya berat
C = Kons. partikel dalam udara
A = Area leher wadah
t = Waktu wadah dalam keadaan terbuka
MONITORING
Monitoring dilakukan terhadap :
1. Komponen Sterilisasi
2. Lingkungan
3. Personil

Pemeriksaan rutin untuk memperoleh jaminan


yang kontinu dimana standar yang telah
divalidasi dapat dipertahankan
1. Komponen Sterilisasi
Sterilisasi Otoklaf atau Oven : cek
temperature-time charts apakah siklus
sterilisasi telah sesuai dengan rencana,
indikator kimia atau biologi sudah
menunjukkan hasil yang sesuai.
Sterilisasi Filtrasi : Hasil bubble point test,
atau air diffusion test memenuhi syarat.
2. Lingkungan
Monitoring Udara
Monitoring jumlah m.o. dalam clean room
dilakukan dengan dua macam cara :
a. Settling Plate (Cawan Endap)
Cawan petri 140 mm mengandung 150
ml media agar dalam keadaan terbuka
diletakkan pada :
Udara aliran searah (laminar flow): 6 jam
Udara aliran biasa (conventional flow) : 24
jam
Lokasi penempatan : pada area kritis dan
area terkendali
Kemudian diinkubasi, perhitungan
menggunakan persamaan N = C a t /
b. Slit to Agar
Pengambilan contoh udara dengan kecepatan 28,3 lt
udara/menit selama 30 menit menggunakan alat Slit
Sampler/Centrifugal Sampler/ Air Sampler

Dapat mengganggu aliran dan kualitas udara dalam


cleanroom
AIR SAMPLER
Monitoring Permukaan

Swab Test Contact Strip

Rodac Plate / Contact Plate


PERSYARATAN STANDAR LINGKUNGAN

PRODUKSI

K
A
C
RE
C
.A
L
IR
A
N
U
D
A
R
X
V
O
L
U
M
EL
U
A
S
H
E
P
A
F
R
N
G
NI
L
T
E
R
X3
6
0
1. JUMLAH MAKSIMUM CEMARAN PARTIKEL :
DILAKUKAN SAMPLING UDARA KEMUDIAN
DIHITUNG JUMLAH CEMARAN PARTIKEL
ALAT : PARTICLE COUNTER

2. JUMLAH MAKSIMUM CEMARAN MIKROBA


ALAT/METODE : SETTLE PLATE ATAU SLIT TO AGAR

3. PERTUKARAN UDARA PER JAM (AIR CHANGE RATE)


DIHITUNG DENGAN RUMUS :
4. EFISIENSI SARINGAN UDARA

KEMAMPUAN FILTER UNTUK MENAHAN


PARTIKEL DENGAN UKURAN 0,3 MIKRON

5. KECEPATAN ALIRAN UDARA


DIUKUR 10 CM DIBAWAH HEPA FILTER
ALAT : ANEMOMETER

6. PERBEDAAN TEKANAN UDARA


RUANGAN LEBIH BERSIH MEMILIKI TEKANAN
POSITIF (10 15 Pa)
ALAT : BAROMETER/ MANOMETER
AIR ANEMOMETER MANOMETER
PARTICLE
COUNTER
3. Personil :
Monitoring terhadap personel bertujuan untuk :
- Kualifikasi/rekualifikasi cara kerja aseptik personel
untuk menurunkan resiko kontaminasi.
- Menemukan lebih dini kesalahan cara kerja aseptik
yang dilakukan oleh personel.
Monitor dilakukan periodik dengan cara :
1. Melakukan latihan rutin dalam dispersion box yang
dilengkapi alat monitor mikrobiologi
2. Melakukan sampling permukaan pakaian kerja ,
segera sebelum dilepas
3. Finger dab test (Spot check sarung tangan yang
digunakan dengan ditekankan pada permukaan
cawan nutrien agar kemudian diinkubasi

Anda mungkin juga menyukai