PEMANIS
• Zat pemanis sintetik adalah zat yang dapat menimbulkan rasa manis
atau dapat membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis
tersebut, sedang kalori yang dihasilkan jauh lebih rendah daripada
gula. Hanya beberapa zat pemanis sintetik yang boleh dipakai dalam
makanan.
SANTI
DIV-TLM UNIMERZ
• Pemanis di Amerika Serikat penggunaannya dilarang (karsinogen),
namun di Indonesia masih diizinkan.
• Metabolisme siklamat yaitu sikloheksamina merupakan senyawa
karsinogenik, pembuangannya melalui urine dapat merangsang tumor
kandung kemih pada tikus. Namun uji ulang pada bebrapa galur tikus
dan hamster menunjukkan hasil negatif.
SANTI
DIV-TLM UNIMERZ
Pemanis buatan sering ditambahkan kedalam pangan dan minuman
sebagai pangganti gula karena mempunyai kelebihan dibandingakan
dengan pemanis alami (gula), yaitu :
1 rasanya lebih manis.
2 membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis.
3 tidak mengandung kalori atau mengandung kalori yang jauh lebih
rendah sehingga cocok untuk penderita penyakit gula (diabetes).
4 harganya lebih murah.
SANTI
DIV-TLM UNIMERZ
• Pemanis buatan yang paling umum digunakan dalam
pengolahan pangan di indonesia adalah siklamat dan
sakarin yang mempunyai tingkat kemanisan masing-masing
30-80 dan 300 kali di bandingkan gula alami.
SANTI
DIV-TLM UNIMERZ
SANTI
DIV-TLM UNIMERZ
SANTI
DIV-TLM UNIMERZ
Bahan pemanis sintetis masih diragukan keamanannya bagi kesehatan
manusia. Beberapa negara mengeluarkan peraturan ketat atau bahkan
melarang penggunaan beberapa pemanis buatan.
Di kanada, sejak 1997 penggunaan sakarin dilarang pemakaiannya.
Di indonesia meskipun banyak pembatasan namun belum ada larangan
untuk penggunaanya. Karena itu, masyarakat indonesia masih
menggunakan sakarin, siklamat dan aspartam dalam jumlah tertentu
baik gabungan maupun secara terpisah (winarno, 1994).
SANTI
DIV-TLM UNIMERZ
Beberapa dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan bahan
pemanis sintetis diantaranya:
SANTI
DIV-TLM UNIMERZ
B. Penentuan sakarin (leuenberger, U.R.R, et al., 1979;AOAC, 1990;
SNI, 1992;SNI, 1997 dan farmakope indonesia, 1997)
Sakarin dapat ditentukan dalam berbagi macam produk pangan,
minuman, obat-obatan dengan metoda yang terdapat dalam AOAC
tahun 1990. Penentuan sakarin secara kualitatif dalam
makanan/minuman dapat dilakukan dengan metode sederhana, seperti
uji warna dengan HCl 10% atau dengan pereaksi nessler.
SANTI
DIV-TLM UNIMERZ
PROSEDUR PENENTUAN SAKARIN SECARA KUALITATIF DENGAN
PEREAKSI NESSLER
SANTI
DIV-TLM UNIMERZ
Penentuan siklamat.
SANTI
DIV-TLM UNIMERZ