OLEH :
KELOMPOK 6
ANGGOTA :
NI KADEK LULUS SARASWATI
P07134013007
P07134013015
P07134013027
P07134013045
digunakan
dalam
makanan
menurut
peraturan
Mentri
Kesehatan
RI
5) Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa, yaitu BTP yang dapat memberikan,
menembah atau mempertegas rasa dan aroma. Contohnya Monosodium
Glutamate (MSG).
6) Antikempal, yaitu BTP yang dapat mencegah menggumpalnya makanan serbuk,
tepung atau bubuk.contohnya adalah: kalium silikat.
7) Pemutih dan pematang tepung, yaitu BTP yang dapat mempercepat proses
pemutihan atau pematangan tepung sehingga memperbaiki mutu pemanggangan.
Contohnya adalah asam askorbat dan kalium bromat.
8) Pengemulsi, pemantap dan pengental, yaitu BTP yang dapat membantu
terbentuknya dan memantapkan system disperse yang homogen pada makanan.
9) Pengeras yaitu BTP yang dapat memperkeras atau mencegah lunaknya makanan.
Contohnya adalah kalsium sulfat, kalsium klorida dan kalsium glukonat.
C. Metode Analisis BTM Yang Tidak Berbahaya
C.1 Analisis Pewarna Makanan
Analisa zat warna sintetik dapat dilakukan dengan metoda sederhana salah satunya
dengan alat kromatografi kertas, dengan peralatan yang sederhana pula seperti gelas, air, dan
kertas saring. Sehingga tidak diperlukannya adanya pelarut ataupun memerlukan tersedianya
peralatan khusus. Keuntungan analisis sederhana ini adalah cara analisisnya tidak
memerlukan ketersediaan zat pewarna-pewarna standar apapun.
Prosedur Kerja
:
Larutkan sampel zat warna ke dalam air, sehingga didapat konsentrasi 1
gr/L
Teteskan larutan tersebut pada ujung kertas 2 cm dari ujung kertas saring
dipanaskan pada hot plate sekitar 125-130%. Setelah dipanaskan jika menghasilkan endapan
putih berarti sample mengandung siklamat.
C.3 Analisis Pengawet Makanan
Salah satu contoh pengawet makanan yang sering digunakan adalah Asam Benzoat
atau Asam Salisilat. Prinsip Analisis Asam Benzoat atau Asam Salisilat yaitu Asam Benzoat
dalam sampel dipisahkan dengan diekstraksi menggunakan pelarut tertentu dalam suasana
asam. Filtrat yang mengandung Asam Benzoat diuapkan dan dilarutkan, kemudian
direaksikan dengan FeCl3 sehingga menimbulkan hasil yang khas (endapan berwarna merah).
Prosedur Kerja
:
Larutkan 1 gram sampel dalam 10 ml aquadest kemudian asamkan
mL
petroleum n-hexana
atau
eter
endapan kristal putih Asam glutamate. Bila kedalam larutan keruh tersebut ditambah HCl 1 N
Asam glutamate larut dalam pengocokan.
C.6 Analisis Antikempal
Bahan anti kempal umumnya mengandung logam alkali (kalium dan natrium). Alkali
tanah (magnesium dan kalsium), aluminium dengan anion-anion silikat, dan fosfat. Sehingga
untuk analisisnya dilakukan analisis terhadapa kation-kation dan anionnya. Metode analisis
yang digunakan adalah gravimetric dan kolorimteri. Ada beberapa metode analisis pada
bahan antikempal, sebagai berikut :
1. Silica dengan Metode gravimetri
Sample yang telah dipreparasi dimasukkan dalam krus platina yang tidak tertutup dan
dipanaskan dengan api sampai kertas gosong. Krus ditutup dan dibakar dengan hati-hati,
kemudian ditutup semua dan dimasukkan dalam oven dengan suhu 1150 1200
C.
Didinginkan dalam desikator dan ditimbang (W) diulangi sampai berat konstan. Ditambahkan
1 mL air, 2 tetes asam sulfat, dan 10 ml HCl, kemudian diuapkan sampai kering dan
dipanaskan selama 2 menit pada suhu 1050 1100 0C, didinginkan dalam desikator dan
ditimbang (B).
Dihitung gram SiO2 dalam sampel = W-B
2. Aluminium secara Kolometri
Pendeteksian aliminium secara kolorimetri umumnya digunakan spektrofotometer, dimana
sebelumnnya disiapkan beberapa larutan ujinya dan persiapan sample yang diduga
mengandung aluminium dan telah ditambahkan beberapa pereaksi, sebagai berikut :
a. Larutan standar aluminium : ditambahkan HCL 1:1 , kemudian dipanaskan sampai
logam aluminium larut sempurna, dan diencerkan dengan aquadest
b. Larutan kerja 40 g/ml, diambil larutan stok sebayak 20 ml kemudian diencerkan
sampai tepat 500 ml.
c. Larutan aluminium, dibuat dengan melarutkan masing-masing larutan 0,5 g
ammonium aurintrikarboksilat dalam 100 ml, 10 g acacia (gum arab) dalam 200
mldan 100 g NH4CH3COO dalam 400 ml. Larutan
Larutan pereaksi telah selesai dibuat, kemudian dilakukan pembuatan kurva standar
dengan membuat larutan standar dengan berbagai kadar yakni, 0,4; 20; 40; 60 dan 80 g Al
dalam labu ukur 100 ml. Pada tahap penentuan Aluminium dimulai dengan memindahkan
aliquot (20 ml mengandung kurang dari 80 g Al) sampel kedalam labu ukur 100 ml,
kemudian diencerkan sampai 20 ml dengan air dan ditambah 2 ml larutan d; 0,5 larutan c;
dan 10 ml larutan b. Labu ukur yang berisi larutan diletakkan dalam air mendidih selama 20
menit. Didinginkan selama 30 menit dan diencerkan dengan air sampai volume 100 ml. pada
tahap akhir larutan standar dengan berbagai kadar yakni, 0,4; 20; 40; 60 dan 80 g Al dibaca
absorbansinya dan ditentukan dengan kurva standar kemudian diketahui konsentrasi dari
aluminium.
C.7 Analisis Pemutih dan Pematang Tepung
Asam Askorbat
Metode analisis titrasi dengan 2,6-diklorofenol indofenol
Metode analisis dengan titrasi yodium
Metode analisis dengan Spektrofotometri
Metodologi analisis dengan mikrofluorometri
Metodologi penentuan vitamin C dengan HPLC
Aseton Peroksida
Metode analisis dengan titrasi permanganometri
Metode analisis kualitatif dengan Spektrofotometri
C.8 Analisis Pengemulsi
Bahan pengemulsi berfungsi menimbulkan emulsi pada pangan, mengubah sifat
struktur dan keawetan, menghasilkan produk yang kental. Bahan pengemulsi yang bersifat
alami, di ekstrak dari sumber nabati atau hewani diantaranya garam empedu , fosfolipid,
kolesterol dan saponin. Sedangkan bersifat sintetik diantaranya, ester, sukrosa, monoester
gliserol, ester sorbitan, ester.
Sodium lauril sulfat dalam putih telur dalam metode kalori meter (cairan putih telur
dan kuning telur membeku,serbuk putih telur ,serpihan putih telur kering)
Analisis pengemulsi denganmetode kromatografi lapis tipis (warna biru pada lapisan
organic jika terdapat senyawa poiloksietelen)
Metode kalorimetri
Metode polarografi
Metode potensiometri
b)
DAFTAR PUSTAKA
Anggrahini, Sri. 2008. Keamanan Pangan Kaitannya dengan Penggunaan Bahan Tambahan
dan Kontaminan. http://lib.ugm.ac.id/digitasi/upload/732_pp0906016.pdf Diakses 24
Mei 2015.
Saparinto, Cahyo dan Hidayati, Diana. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta:
Kanisius.
Kristianingrum, Susila. 2008. Metode Analisis Pengawet Bahan Pangan. FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta.
Hadju, Nurain. 2012. Analisis Zat Pemanis Buatan Pada Minuman Jajanan Yang Dijual di
Pasar Tradisional Kota Manado.Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Sam
Ratulagi.
Sumarlin, Ode. 2007. Identifikasi Pewarna Sintetis Pada Produk Pangan Yang Beredar di
Jakarta dan Ciputat. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Alsholindah.
2014.
Cara
Mendeteksi
Zat
Pewarna
Makanan.
http://alstevigerrard.blogspot.com/2014/02/cara-mendeteksi-zat-pewarnamakanan.html Diakses 24 Mei 2015
Kunia.
2012.
Anti
Kempal.
http://wwwkuniaf.blogspot.com/2012/09/resume-kimia-